Bugis dan Banjar merupakan bahasa daerah yang digunakan oleh masyarakat yang tinggal di Provinsi

Bugis dan Banjar merupakan bahasa daerah yang digunakan oleh masyarakat yang tinggal di Provinsi

Bugis dan Banjar merupakan bahasa daerah yang digunakan oleh masyarakat yang tinggal di Provinsi
Lihat Foto

Kemdikbud

Tongkonan, rumah adat Sulawesi Selatan.

KOMPAS.com - Sulawesi Selatan adalah salah satu provinsi Indonesia yang ditinggali oleh berbagai macam etnis atau suku bangsa. Hal tersebut menyebabkan Sulawesi Selatan kaya akan bahasa daerah.

Dilansir dari Bahasa dan Peta bahasa di Indonesia, ada 14 bahasa daerah yang ada di Sulawesi Selatan, yaitu:

Bahasa Bajo merupakan bahasa yang digunakan Suku Bajo yang dikenal sebagai pengembara laut.

Dilansir dari Portal Informasi Indonesia, Suku Bajo berasal dari Kepulauan Sulu di Filipina Selatan yang kemudian hidup di laut lepas dan masuk ke beberapa wilayah Indonesia, salah satunya sulaweesi Selatan.

Suku Bajo menduduki dua pulau di desa Rajuni, Kabupaten Kepulauan Selayar Kecamatan Takabonerate. Bahasa Bajo memiliki tiga pengucapan atau dialek yang berbeda yaitu dialek pere, dialek kasuari, dan dialek jayabakti.

Baca juga: Keunikan Senjata Tradisional Sulawesi Selatan

Bahasa bonerate merupakan bahasa yang digunakan oleh masyarakat Desa Bonerate, Pasirmanu Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan. Bahasa Bonerate terdengar unik karena sangat berbeda dengan bahasa-bahasa daerah Sulawesi Selatan lainnya.

Bahasa Bugis digunakan oleh Suku Bugis yang merupakan etnis terbesar di Sulawesi Selatan. Bahasa bugis memiliki sangat banyak bentuk pelafalan, yang tergambar dari 27 dialeknya.

Muhammad Yusuf dalam jurnal Bahasa Bugis dan Penulisan Tafsir di Sulawesi Selatan (2012) menyebutkan bahwa bahasa Bugis memiliki aksara yang disebut aksara Lontara dengan kitab yang berisikan kesusastraan suci, mantra-mantra, dan kepercayaan mitologis.

Bahasa Bugis De adalah bahasa daerah Sulawesi Selatan yang secara dialektis berbeda 80 hingga 90 persen dari bahasa Bugis. Bahasa Bugis De digunakan oleh masyarakat Desa Wawondula, Desa Ledu-Ledu, Desa Matano, dan desa Manurung, Luwu Timur Sulawesi Selatan.

Bahasa Konjo adalah bahasa yang berasal dari bahasa Makassar dengan dialek yang berbeda. Bahasa Konjo digunakan Suku Kajang yang bertempat tinggal di Desa Kajang Ammatoa Bulukumbu, Desa Possi Tanah Bulukumba, Desa Bira Bonto Bahari, dan Desa Ara Bontoh Bahari.

Baca juga: 3 Alat Musik Tradisional Sulawesi Selatan

Bahasa Banjar adalah sebuah dialek bahasa yang dipertuturkan oleh suku Banjar di Kalimantan Selatan, Indonesia, sebagai bahasa ibu.[2][3][4][5] Bahasa Banjar termasuk dalam daftar bahasa dominan di Indonesia.[6][7]

Bugis dan Banjar merupakan bahasa daerah yang digunakan oleh masyarakat yang tinggal di Provinsi
Bahasa BanjarBasa BanjarDituturkan di
  •  Indonesia
  • Bugis dan Banjar merupakan bahasa daerah yang digunakan oleh masyarakat yang tinggal di Provinsi
     
    Malaysia
Wilayah
  • Bugis dan Banjar merupakan bahasa daerah yang digunakan oleh masyarakat yang tinggal di Provinsi
     
    Kalimantan Selatan

Penutur bahasa

4 juta (2021) (tidak tercantum tanggal)

Rumpun bahasa

Austronesia

  • Melayu-Polinesia
    • Indonesia Barat
      • Borneo Utara Raya
        • Melayik
          • Bahasa Banjar

Kode bahasaISO 639-3Mencakup:
bjn – Banjar
bvu – BukitGlottologbanj1241[1]Linguasfer31-MFA-fd

Sebagian ahli bahasa berpendapat bahasa Banjar termasuk kelompok bahasa Melayu Borneo Timur. Kelompok Borneo Timur pula menurunkan dua kelompok, yaitu Borneo Utara dan Borneo Tenggara. Borneo Tenggara menurunkan satu cabang yang akhirnya menurunkan bahasa Berau dan Kutai, satu cabang lagi disebut sebagai kelompok Borneo Selatan yang menurunkan bahasa Banjar dan Bukit. Beberapa dialek Melayu di Borneo tersebut ada yang hanya menurunkan 3 vokal saja, yaitu: /i/; /u/ ; /a/. Collin (1991) menemukan gejala penyatuan vokal e dan a menjadi /a/ di Berau dan juga dialek lain di timur pulau Borneo, yakni dalam dialek Banjar dan Kutai (Kota Bangun).[8][9][10]

Di tanah asalnya di Kalimantan Selatan, bahasa Banjar yang merupakan bahasa sastra lisan terbagi menjadi dua dialek besar, yaitu Banjar Kuala dan Banjar Hulu. Sebelum dikenal bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, pada zaman dahulu apabila berpidato, menulis atau mengarang orang Banjar menggunakan bahasa Melayu Banjar dengan menggunakan aksara Arab. Tulisan atau huruf yang digunakan umumnya huruf atau tulisan Arab gundul dengan bahasa tulis bahasa Melayu (versi Banjar). Semua naskah kuno yang ditulis dengan tangan seperti puisi, Syair Siti Zubaidah, Syair Tajul Muluk, Syair Burung Karuang, bahkan Hikayat Banjar dan Tutur Candi juga menggunakan huruf Arab berbahasa Melayu (versi Banjar).

Bahasa Banjar dihipotesiskan sebagai bahasa Melayik, seperti halnya bahasa Minangkabau, bahasa Betawi, bahasa Iban, dan lain-lain.[11][12]

Karena kedudukannya sebagai lingua franca, pemakai bahasa Banjar lebih banyak daripada jumlah suku Banjar itu sendiri. Selain di Kalimantan Selatan, bahasa Banjar yang semula sebagai bahasa suku bangsa juga menjadi lingua franca di daerah lainnya, yakni Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur serta di daerah Kabupaten Indragiri Hilir, Riau, sebagai bahasa penghubung antarsuku.[13] Di Kalimantan Tengah, tingkat pemertahanan bahasa Banjar cukup tinggi tidak sekadar bertahan di komunitasnya sendiri, bahkan menggeser (shifting) bahasa-bahasa orang Dayak.[14] Penyebaran bahasa Banjar sebagai lingua franca ke luar dari tanah asalnya memunculkan varian bahasa Banjar versi lokal yang merupakan interaksi bahasa Banjar dengan bahasa yang ada di sekitarnya misalnya bahasa Samarinda,[15][16] bahasa Kumai, dan lain-lain. Di sepanjang daerah hulu sungai Barito atau sering disebut kawasan Barito Raya (Tanah Dusun) dapat dijumpai bahasa Banjar versi logat Barito misalnya di kota Tamiang Layang digunakan bahasa Banjar dengan logat Dayak Maanyan.

Pemakaian bahasa Banjar dalam percakapan dan pergaulan sehari-hari di Kalimantan Selatan dan sekitarnya lebih dominan dibandingkan dengan bahasa Indonesia. Berbagai suku di Kalimantan Selatan, bahkan Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur berusaha menguasai bahasa Banjar, sehingga dapat pula kita jumpai bahasa Banjar yang diucapkan dengan logat Dayak, Bugis, Jawa dan Madura.

Bahasa Banjar juga masih digunakan pada sebagian permukiman suku Banjar di Malaysia seperti di Kampung (Desa) Parit Abas, Mukim (Kecamatan) Kuala Kurau, Daerah (Kabupaten) Kerian, dan Negeri Perak Darul Ridzuan.

Bahasa Banjar banyak dipengaruhi oleh bahasa Melayu, Jawa, dan bahasa-bahasa Dayak.[17][18][19][20]

Dalam perkembangannya, bahasa Banjar ditengarai mengalami kontaminasi dari intervensi bahasa Indonesia dan bahasa asing.[21] Bahasa Banjar berada dalam kategori cukup aman dari kepunahan karena masih digunakan sebagai bahasa sehari-hari oleh masyarakat Banjar maupun oleh pendatang.[22] Walaupun terjadi penurunan penggunaan bahasa Banjar, tetapi laju penurunan tersebut tidak sangat kentara.[23] Saat ini, bahasa Banjar diajarkan di sekolah-sekolah di Kalimantan Selatan sebagai muatan lokal.[24] Bahasa Banjar juga memiliki sejumlah peribahasa.[25]

Salah satu hasil telaah sarjana-sarjana Barat atas bahasa-bahasa Nusantara yang sangat berharga bagi perkembangan linguistik Indonesia adalah rekonstruksi sebuah bahasa nusantara purba yang dinamai Austronesia Purba atau Proto Austronesia (PAN). Bahasa-bahasa daerah yang ada sekarang seperti bahasa-bahasa di Sumatra, Jawa, Kalimantan, Bali dan lain-lain di Nusantara merupakan refleksi dari PAN. Penelitian (dalam Kawi:1993, Refleksi etimon proto Austronesia dalam bahasa Banjar) menyajikan informasi mengenai rekaman refleksi fonem-fonem Proto-Austronesia (PAN) yang di dalamnya terurai mengenai perwujudan bentuk-bentuk refleksi, gejala perubahan bunyi fonetis, dan perubahan struktur fonologis. Etimon-etimon Proto-Autronesia menurut persepsi mereka masih terefleksi dengan utuh pada bahasa Banjar. Secara umum fonem-fonem etimon Proto-Austronesia secara umum diwarisi tanpa perubahan, kecuali fonem *z> j, v >. w . b>b,w,q >,h,g,k,[26].

Dari data kebahasaan yang diperoleh dari buku English Finderlist of Reconstruction in Austronesian Languages (post-branstetter) oleh Wurm dan Wilson (1978) dapat dilihat dengan jelas bahwa bahasa Banjar memang berasal dari sebuah bahasa Purba yang bernama Proto Austronesia. Setelah membandingkan kosa-kosakata Proto Austronesia dan Banjar, Kawi dan Effendi (2002) menemukan banyak sekali kosa-kosakata yang sama atau mirip sehingga berdasarkan kesamaan dan kemiripan itu dapat disimpulkan bahwa bahasa Banjar merupakan turunan langsung bahasa Austronesia Sulung (Proto Austronesia).[27][28]

Kontribusi Bahasa Melayu Banjarmasin berperan dalam merekonstruksi Proto-Melayu. Bukti-bukti dalam bidang fonologi yang ditemukan Wolff dapat digunakan untuk memberikan kontribusi dalam merekonstruksi adanya sistem asli, yaitu adanya sistem empat vokal dalam Melayu Banjarmasin.[29][30]

Kekerabatan dengan Bahasa Austronesia lainnya

Kesamaan leksikal bahasa Banjar terhadap bahasa lainnya yaitu 73% dengan bahasa Indonesia [ind], 66% dengan bahasa Tamuan (Malayic Dayak), 45% dengan bahasa Bakumpai [bkr], 35% dengan bahasa Ngaju [nij].[31] Hasil penelitian Wurm dan Willson (1975), hubungan kekerabatan antara Bahasa Melayu dan Bahasa Banjar mencapai angka 85 persen. Adapun kekerabatan dengan bahasa Maanyan sekitar 32 % dan dengan bahasa Ngaju 39 %, berdasarkan penelitian Zaini HD. Bahasa Banjar mempunyai hubungan dengan bahasa yang digunakan suku Kedayan (sebuah dialek dalam bahasa Brunei) yang terpisahkan selama 400 tahun dan bahasa Banjar sering pula disebut Bahasa Melayu Banjar.[32]

Kekerabatan dengan Bahasa Austronesia lainnya [33]

Bahasa lain Kesamaan leksikal (kekerabatan) Keterangan
Bahasa Indonesia 73% -
Bahasa [Malayic Dayak] Tamuan 66 %[34] -
Bahasa [Dayak Barito] Bakumpai 45 %[35] -
Bahasa [Dayak Barito] Ngaju 35 %[36] -
Bahasa [Dayak Barito] Maanyan 32% berdasarkan penelitian Zaini HD.[37]

Beberapa kosakata Bahasa Malagasi berasal dari bahasa Melayu Banjar dan bahasa Melayu Sumatra (Sriwijaya).[38][39][40][41][42]

Kekerabatan dengan Bahasa Melayu Standar

Walaupun bahasa Banjar dianggap sebagai bahasa Melayu,[43] tetapi faktanya tidak ada kekerabatan dengan bahasa Melayu lainnya.[44] Bahasa Banjar dibagi menjadi dua dialek besar, yaitu dialek Banjar Hulu dan Banjar Kuala. Perbedaan utama antara kedua dialek tersebut adalah fonologi dan kosakata, meskipun susunan sintaksisnya yang sedikit berbeda juga dapat diberitahukan. Banjar Hulu hanya mempunyai tiga huruf vokal saja, yaitu /i/, /u/, and /a/. Apabila sebuah kata mengandung huruf vokal selain huruf ketiga tersebut, maka huruf asing tersebut diganti dari salah satu dari mereka berdasarkan pada kedekatan ketinggiannya dan kualitas huruf vokal yang lain.

Pengucapan

Sebagai contoh, penutur bahasa Banjar mencoba mengucapkan kata yang berasal dari bahasa Inggris "logo" akan diucapkan seperti kata bahasa Indonesia untuk polos, "lugu". Kata bahasa Indonesia "orang" akan diucapkan sebagai "urang". Kata "ke mana" akan diucapkan dan bahkan sering kali diucapkan sebagai "kamana". Karakteristik khusus yang lain dari dialek Banjar Hulu adalah kata yang berawalan dengan huruf vokal sebagian besar diucapkan /h/ di awal pada sebuah kata. Penambahan /h/ juga dapat diucapkan dalam ejaan.

Huruf hidup

Banjar Kuala mempunyai lima huruf vokal /a, i, u, e, o/.

 

Peta persebaran suku bangsa Banjar di berbagai daerah. Meski suku Banjar bermigrasi ke berbagai daerah, namun bahasa Banjar masih tetap mereka bawa dan dipakai dalam percakapan sehari-hari. Daerah perantauan orang Banjar yang masih menuturkan bahasa Banjar secara asli adalah di daerah Sumatra dan Malaysia Barat.

Secara geografis, suku ini pada mulanya mendiami hampir seluruh wilayah provinsi Kalimantan Selatan sekarang ini yang kemudian akibat perpindahan atau percampuran penduduk dan kebudayaannya di dalam proses waktu berabad-abad, maka suku Banjar dan bahasa Banjar tersebar meluas sampai ke daerah-daerah pesisir Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur, bahkan banyak didapatkan di beberapa tempat di pulau Sumatra yang kebetulan menjadi permukiman perantau Banjar sejak lama seperti di Muara Tungkal, Tembilahan, dan Sapat.[45]

Selain di pantai timur pulau Sumatra, bahasa Banjar dapat dijumpai juga pada perkampungan Suku Banjar[46] yang berada di pantai barat semenanjung Malaya di Malaysia Barat[47] (Perak Tengah, Krian, Pahang, Kuala Selangor, Batu Pahat, Kuala Lumpur,[48] walaupun karena pertimbangan politik, suku Banjar di Malaya disebut sebagai orang Melayu, tetapi di luar wilayah Malaya, seperti di Sabah dan Sarawak misalnya di daerah Tawau masih menyebut dirinya suku Banjar.[49][50]

Menurut Cense,[51] bahasa Banjar dipergunakan oleh penduduk sekitar Banjarmasin dan Hulu Sungai. Akibat penyebaran penduduk, bahasa Banjar sampai di Kutai dan tempat-tempat lain di Kalimantan Timur.[52] Sedangkan Den Hamer[51] melokalisasi bahasa Banjar itu di samping daerah Banjarmasin dan Hulu Sungai sampai pula ke daerah pulau Laut (Kalimantan Tenggara) dan Sampit yang secara administratif pemerintahan termasuk provinsi Kalimantan Tengah sekarang ini.[51] Dibandingkan dengan perantau-perantau dari daerah lain yang umumnya masih mempunyai ikatan yang cukup kuat dengan daerah asal maupun kerabat dari daerah asal seperti perantau Minang, Bugis dan Madura, maka pola merantau suku Banjar berbeda. Perantau Banjar cenderung merantau hilang, yakni tak lagi menjalin kontak dengan orang-orang daerah asal, tak banyak surat menyurat dan tak banyak pulang ke daerah asal, namun tidak sama sekali meninggalkan kebanjarannya. Ciri kebanjaran yang mencolok yang cenderung dipertahankan orang Banjar adalah bahasa Banjar yang dapat dipertahankan dengan cara membangun permukiman khusus komunitas orang yang berasal dari daerah Banjar di tanah rantau, sehingga di dalam rumah tangga maupun kampung yang baru, mereka dapat mempertahankan bahasa Banjar, maka kebanjaran orang Banjar terutama sekali terletak pada bahasanya dan tanah air orang Banjar adalah bahasa Banjar.

Selama seseorang fasih menggunakan bahasa Banjar dalam kehidupan sehari-hari maka dia dapat disebut orang Banjar, tidak peduli apakah ia lahir di Tanah Banjar atau bukan, berdarah Banjar atau bukan, dan sebagainya. Bahasa merupakan salah satu faktor kebanjaran disamping faktor lainnya seperti adat istiadat dan lain-lain.[53]

 

Bahasa Banjar no. 6, Bahasa Bukit (Meratus) no. 14, Bahasa Ma'anyan no. 32

Dialek-dialek Bahasa Banjar Hulu[54] bersesuaian dengan kecamatan-kecamatan yang berpenduduk suku Banjar yang ada di Hulu Sungai, karena orang Banjar menyebut dirinya berdasarkan asal kecamatan atau banua masing-masing.

Banjar Kuala

 

Papan judul dalam Bahasa Banjar dengan huruf Jawi (pojok kanan), di kantor Desa Lok Tamu, Kecamatan Mataraman, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.

Dialek Bahasa Banjar Kuala yaitu bahasa yang meliputi Kabupaten Banjar, Barito Kuala, Tanah Laut, serta kota Banjarmasin dan Banjarbaru. Karena letaknya yang strategis di sekitar sungai Barito, pemakaiannya meluas hingga wilayah pesisir bagian tenggara Kalimantan yaitu kabupaten Tanah Bumbu dan Kotabaru sampai ke Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah.

Bahasa Banjar Kuala dituturkan dengan logat datar tanpa intonasi tertentu, jadi berbeda dengan bahasa Banjar Hulu dengan logat yang kental (ba-ilun). Dialek Banjar Kuala yang asli misalnya yang dituturkan di daerah Kuin, Sungai Jingah, Banua Anyar dan sebagainya di sekitar kota Banjarmasin yang merupakan daerah awal berkembangnya kesultanan Banjar.

Bahasa Banjar yang dituturkan di Banjarmasin dengan penduduknya yang heterogen berbeda dengan Bahasa Banjar yang dituturkan di Hulu Sungai dengan penduduknya yang agak homogen. Perbedaan pada umumnya terletak pada intonasi, tekanan, tinggi-rendah dan sebagian kosakata. Di Banjarmasin, intonasi terbagi tiga karakter:[55][56]

  1. Di kawasan barat kecamatan Banjarmasin Utara yaitu daerah sepanjang tepian sungai Barito, dekat Pasar Terapung, tepatnya di perkampungan Alalak (dahulu Alalak Besar), penduduk asli di sana menuturkan kata, frasa, kalimat lebih cepat, keras dan tinggi.
  2. Di sepanjang sungai Martapura (Banjarmasin hulu) yang termasuk dalam kawasan timur Kecamatan Banjarmasin Utara dan Banjarmasin Tengah, terutama sekitar Kelurahan Seberang Mesjid, sekitar Kampung Melayu Darat serta di sekitar Kelurahan Sungai Jingah, masyarakat asli di sana bertutur agak cepat, mengalun dan tinggi.
  3. Di pusat kota Banjarmasin di kecamatan Banjarmasin Tengah, khususnya remaja perkotaan di sana bertutur bercampur bahasa Indonesia dan gaya penuturannya tidak seperti penuturan di daerah pinggiran.

Kosakata dialek Banjar Hulu tidak semuanya ada pada semua subdialek bahasa Banjar, tetapi jelas tidak akan ditemukan dalam dialek Banjar Kuala, ataupun sebaliknya kosakata seperti unda (aku), dongkah (sobek besar), atung (taat) dan sebagainya dalam dialek Banjar Kuala tidak akan ditemukan pada dialek Banjar Hulu. Dilihat dari kosakata, baik dalam hal jumlah maupun variasi subdialeknya, tampaklah dialek Banjar Hulu jauh lebih banyak dan kompleks. Misalnya antara subdialek satu dengan subdialek lainnya seperti Alabio, Kalua, Amuntai dan lain-lain banyak berbeda kosa katanya, sehingga dapat terjadi kosakata yang dipergunakan pada daerah satu tidak jarang atau kurang biasa dipergunakan pada daerah lainnya. Tetapi dibandingkan dengan dialek Banjar Kuala, subdialek Banjar Hulu ini lebih berdekatan satu sama lain. Karena itu di dalam Kamus Banjar–Indonesia sering hanya dibedakan antara Banjar Kuala (BK) dan Banjar Hulu (BH). Dalam perkembangannya pergaulan dan pembauran antara kedua pemakai dialek tersebut kian intensif.[45][57]

Banjar Hulu[58][59] Banjar Kuala[60] Indonesia
baduhara/baistilah bakurinah dengan sengaja
bibit jumput/ambil ambil
bungas/langkar mulik/baik rupa cantik
caram calap tergenang air
canggar kajung tegang/ereksi/keras
ampah mara arah
banyu hangat banyu panas air panas
hangkui nyaring nyaring
hagan/cagar gasan untuk
gani'i dangani temani
ma-hurup ma-nukar/ba-tukar mem-beli
padu/padangan dapur dapur
hingkat kawa dapat/bisa
pawa wadah tempat
himpat/tawak/tukun/hantup hamput sambit (lempar)
arai himung senang
tiring lihat memandang
tingau lihat toleh
balalah bakunjang bepergian
lingir tuang tuang
tuti tadih/hintadi tadi
ba-ugah/kitar ba-jauh men-jauh
macal muul nakal
balai langgar surau
tutui catuk pukul dengan palu
kadai warung warung
kau/ikam/pian nyawa kamu
diaku/ulun unda aku
di sia di sini di sini
bat-ku ampun-ku punya-ku
ba-cakut ba-kalahi berkelahi
ba-cakut ba-pingkut berpegangan pada sesuatu
diang galuh panggilan anak perempuan
nini laki kai kakek
utuh nanang panggilan anak lelaki
uma mama ibu
puga anyar baru
salukut bakar bakar
kasalukutan/kamandahan kagusangan kebakaran
tajua ampih berhenti
acil laki amang paman

Perbedaan dalam pengucapan fonem:

Banjar Hulu Banjar Kuala Indonesia
gamat/gimit gémét/gumut pelan
miring méréng miring
bingking béngkéng cantik
bapandir bepéndér berbicara
anggit-ku/ampun-ku anggih-ku punya-ku
hanyar/puga anyar baru
hampatung ampatung patung
intang pintang sekitar
ma-harit ma-arit menahan
hakun hakon bersedia
halar alar sayap
gusil gosél merengek
gibik gébék kibar/getar
gipak gépak senggol
kuda gipang kuda gépang tarian kuda-kudaan
gipih gépéh pipih

Contoh Dialek Banjar Hulu

  • Hagan apa hampiyan mahadang di sia, hidin hudah hampai di rumah hampian (Dialek Kandangan?)
  • Sagan apa sampiyan mahadang di sini, sidin sudah sampai di rumah sampiyan. (Banjar populer)
  • Inta hintalu pang sa’igi, imbah ngintu ambilakan buah nang warna habang lawan warna hijau sa’uting dua uting. Jangan ta’ambil nang igat (Dialek Amuntai)
  • Minta hintalu sabigi, limbah itu ambilakan buah nang warna habang lawan warna hijau sabuting dua buting. Jangan ta’ambil nang rigat.(Banjar populer)
A É I O U
B C D G H J K L M N P R S T W Y
Diftong
  • Ng
  • Ny
Diftong campur
  • Aw
  • Ay
  • Uy
Tanda kutip
  • '
Simbol fonetis Ejaan Banjar Posisi awal Posisi tengah Posisi akhir
[a] a abut ba'ah tatamba
[i] i isuk gisik wani
[u] u undang buntut balu
[o] o ojor longor soto
[ɛ] é éndék kolér sété
[au] aw awak sawrang jagaw
[ai] ay ayan payu waday/wadai
[ui] uy uyah kuitan tutuy/tutui
[p] p payu lapik kantup
[b] b balu abah
[t] t tatak utak buntut
[d] d dukun dadak
[tʃ] c cikang bancir
[dʒ] j jajak bujur
[k] k kalu akur mitak
[g] g gayung tagal
[m] m masin amas banam
[n] n nini kanas alon
[ŋ] ng ngalih tangguh lading
[ɲ] ny nyanya hanyar
[s] s sintak basuh batis
[h] h harat tuha gaduh
[l] l luang talu ganal
[r] r rasuk warik cagar
[w] w waluh awak jawaw
[j] y yato uyah mucay

Dalam bahasa Banjar tidak ada F, Q, V karena F dan V masuk ke P, dan Q masuk ke K, dan Z masuk ke abjad S/J.[45]

Syair madihin menggunakan bahasa Banjar.[61] Dalam penulisan karya sastra Banjar maupun dalam kesenian Wayang Kulit Banjar sejak dahulu sering digunakan secara khusus kosakata yang diserap dari bahasa Jawa, padahal kosakata tersebut tidak dipakai dalam bahasa Banjar sehari-hari, tetapi memang banyak pula kosakata yang diserap dari bahasa Jawa yang sudah lazim menjadi bahasa Banjar sehari-hari. Contoh kata-kata dalam penulisan karya sastra maupun wayang Banjar tersebut misalnya: karsa (karsa/kersa), gani (geni), danawa (denawa), ngumbi (ngombé), sadusu (sedasa), sadulur (sadulur/sedulur) dan lain-lain.

Bahasa Banjar juga mengenal tingkatan bahasa (Jawa: unggah-ungguh), tetapi hanya untuk kata ganti orang, yang tetap digunakan sampai sekarang. Zaman dahulu sebelum dihapuskannya Kesultanan Banjar pada tahun 1860, bahasa Banjar juga mengenal sejenis bahasa halus yang disebut basa dalam (bahasa istana), yang merupakan pengaruh dari bahasa Jawa, disamping ada pula kosakata yang diciptakan sebagai bahasa halus misalnya jarajak basar artinya tiang, dalam bahasa Banjar normal disebut tihang. Basa dalam merupakan bahasa yang sudah punah, tetapi sesekali masih digunakan dalam kesenian daerah Banjar. Di dalam Hikayat Banjar, banyak digunakan kata ganti diri manira (saya) dan pakanira (anda) yang merupakan varian bahasa Bagongan yang digunakan di Kesultanan Banten.

  • unda, sorang = aku ; nyawa = kamu → (agak kasar)
  • aku, diyaku = aku ; ikam, kawu = kamu → (netral, sepadan)
  • ulun = saya ; [sam]pian = Anda → (halus)
  • kaula = saya; andika; dika = Anda → (halus)[62]

untuk kata ganti orang ke-3 (dia)

  • inya, iya, didia = dia → (netral, sepadan)
  • sidin = dia → (halus)[63]
Bahasa Indonesia Bahasa Banjar
(normal)
Basa dalam[64]
istana rumah dalam
digelar/didirikan digalar jumenang[65]
berjalan bajalan lumampah
duduk duduk linggih[65]
makan makan dahar[65]
minum nginum dahar banyu
dalam penglihatan panglihat patingal
rambut rambut réma[65]
gigi gigi waja[65]
kepala kapala sérah[65]
tangan tangan asta
tubuh awak saléra
kaki batis kaus
tubuh awak pamaus
telinga talinga karna
perut parut padaharan
di muka di muka di ayunan
di belakang di balakang pamungkur
tempat tidur paguringan pasarian
bantal bantal kajang sirah
sarung sarung sasantang
baju baju rasukan
ikat kepala/tanjak/destar laung bolang
dipanggil dikiaw dikani
payudara susu pembayun
tertawa tatawa kamujang[65]
tersenyum takarinyum gamuyu
tidur guring saré[65]
amarah panyarik bendu
bersedih hati basadih hati ba-sugulmanah
bersedih hati basadih hati gerah
meminta minta mamundut
memakan mamakan ma-anggi
meninggal mati séda[65]
mandi mandi séram
tiang tihang jarajak basar
mayat mayat lalayon
bercakap-cakap bapandéran bakaprés
memandang mamandang maningali
berbicara ba-ucap mangandika
buang air bahira/bakamih katanya
dendeng dendeng salirap
gula gula jangga
teh teh dunté
tikar tikar hamparan
sembahyang sumbahyang salat
bunda uma ibu
ayah abah rama[65]

Berikut merupakan beberapa angka (bilangan/wilangan) dalam Bahasa Banjar. Bilangan / angka dalam bahasa Banjar memiliki kemiripan dengan bilangan / angka dalam bahasa Jawa Kuno.

Bahasa Banjar Bahasa Indonesia
puang (=kosong) nol
asa satu
dua dua
talu (talung)[66] tiga
ampat empat
lima lima
anam enam
pitu (pitung) tujuh
walu (walung) delapan
sanga sembilan
sapuluh sepuluh
sawalas sebelas
pitungwalas tujuh belas
salikur dua puluh satu
salawi dua puluh lima
talungpuluh tiga puluh
anampuluh enam puluh
walungpuluh delapan puluh
sangangpuluh sembilan puluh
saratus seratus
tangah dua ratus seratus lima puluh
saribu seribu
sajuta sejuta

Penulisan bahasa Banjar pada zaman dahulu dalam aksara Arab Melayu (Jawi) misalnya;[67]

  • sastera sejarah/mitos seperti Hikayat Banjar
  • peraturan kerajaan seperti Undang-Undang Sultan Adam 1825.
  • perjanjian-perjanjian antara Kerajaan Banjar dengan bangsa lain.
  • kitab-kitab agama Islam[68]
  • karya sastera lainnya seperti Dundang, syair:
    • Syair Brahma Syahdan karya Gusti Ali Basyah Barabai
    • Syair Madi Kencana karya Gusti Ali Basyah Barabai
    • Syair Teja Dewa karya Anang Mayur Babirik
    • Syair Nagawati karya Anang Mayur Babirik
    • Syair Ranggandis karya Anang Ismail Kandangan
    • Syair Siti Zubaidah karya Anang Ismail Kandangan
    • Syair Tajul Muluk karya Kiai Mas Dipura Martapura
    • Syair Intan Permainan (anonim)
    • Syair Nur Muhammad karya Gusti Zainal Marabahan
    • Syair Ibarat karya Mufti Haji Abdurrahman Siddiq al-Banjari.[69]
    • Syair Burung Simbangan
    • Syair Burung Bayan dengan Burung Karuang

Bahasa Melayu Banjar

Apabila mengarang orang Banjar menggunakan bahasa Banjar Persuratan atau bahasa Melayu Banjar, misalnya pada Hikayat Banjar yang pernah diteliti dan diedit oleh Johannes Jacobus Ras, orang Belanda kelahiran Rotterdam tahun 1926 untuk disertasi doktoralnya di Universitas Leiden. Promotornya adalah Dr. A. Teeuw.

Sepenggal kisah dalam Hikayat Banjar:

Maka dicarinya Raden Samudera itu. Dapatnya, maka dilumpatkannya arah parahu talangkasan. Maka dibarinya jala kacil satu, baras sagantang, kuantan sabuah, dapur sabuah, parang sabuting, pisau sabuting, pangayuh sabuting, bakul sabuah, sanduk sabuting, pinggan sabuah, mangkuk sabuah, baju salambar, salawar salambar, kain salambar, tikar salambar. Kata Aria Taranggana: "Raden Samudera, tuan hamba larikan dari sini karana tuan handak dibunuh hua tuan Pangeran Tumanggung. Tahu-tahu manyanyamarkan diri. Lamun tuan pagi baroleh manjala, mana orang kaya-kaya itu tuan bari, supaya itu kasih. Jangan tuan mangaku priayi, kalau tuan dibunuh orang, katahuan oleh kaum Pangeran Tumanggung. Jaka datang ka bandar Muara Bahan jangan tuan diam di situ, balalu hilir, diam pada orang manyungaian itu: atawa pada orang Sarapat, atawa pada orang Balandean, atawa pada orang Banjarmasih, atawa pada orang Kuwin. Karana itu hampir laut maka tiada pati saba ka sana kaum Pangeran Tumanggung dan Pangeran Mangkubumi, kaum Pangeran Bagalung. Jaka ada tuan dangar ia itu ka sana tuan barsambunyi, kalau tuan katahuannya. Dipadahkannya itu arah Pangeran Tumanggung lamun orang yang hampir-hampir itu malihat tuan itu, karana sagala orang yang hampir itu tahu akan tuan itu. Tuan hamba suruh lari jauh-jauh itu". Maka kata Raden Samudera: "Baiklah, aku manarimakasih sida itu. Kalau aku panjang hayat kubalas jua kasih sida itu." Maka Raden Samudera itu dihanyutkannya di parahu kacil oleh Aria Taranggana itu, sarta air waktu itu baharu bunga baah. Maka Raden Samudera itu bakayuh tarcaluk-caluk. Bahalang-halang barbujur parahu itu, karana balum tahu bakayuh.
— J.J. Ras, Hikajat Bandjar: A Study in Malay Historiography.

Dalam penggalan Hikayat Banjar ini dapat dijumpai beberapa bahasa Banjar yang dimelayukan (bahasa Melayu Banjar) misalnya:

Bahasa Banjar Bahasa Melayu Banjar Arti
ba-sambunyi bar-sambunyi ber-sembunyi
ba-bujur bar-bujur mem-bujur (lurus)
nang yang yang
banyu air air
hanyar baharu baru
sidin sida beliau (dia)
parak hampir dekat
kada pati datang tiada pati saba jarang berkunjung

Sistem penulisan bahasa Banjar menggunakan alfabet Latin dan Jawi.

Sistem Penulisan Menggunakan Alfabet Latin

10. Isaak

Limba perkara itoe samoa Toehan Allah mentjobai Аbraham, oedjarnja lawan Abraham: Ambil anak ikam nang toenggal, nang boeah hati ikam, ija itoe Isaak, badjalan katanah Morija, sambalinja disitoe mendjadi perhadjatan api, diatas goenoeng nang kena koe menampaiakan lawan ikam. Soedah inja mendangar prentah itoe, inja bangoen esok-esok, menatapakan kaldeinja, menjoeroh doea ekong tambahnja laki-laki ompat lawannja, dan lagi Isaak, anaknja, ompat djoea. Limba talong hari, lamon Abraham melihat tampat itoe nang oedjarnja Toehan Allah, inja menjoeroh tambahnja tatinggal lawan kaldei, tapi kajoe pakeinja membanam perhadjatan inja mamoeat diatas blakangnja Isaak. Inja sa-orang mamingkoet lading lawan wadah api belaloe inja badoea itoe badjalan baimba-imbai. Didjalan oedjarnja Isaak, betakon: hei baрa! арі lawan kajoe ada, tapi mananja biri-biri pakei perhadjatan. Oedjar Abraham menjinggai: diam adja, anak, kena Toehan Allah adja, memilih saekong anak biri-biri pakeinja perhadjatan, balaloe badoea itoe badjalan baimba-imbai, diam adja, ndada inja batjerita lagi.

Lamon inja soedah sampei tampat nang ditantoeakan Allah, maka Abraham maolah medja perhadjatan menaroh kajoe diatasnja, maikat batis tangannja Isaak, belaloe merabahakannja diatas kajoe nang diatas medja perhadjatan itoe. Soedah itoe, maka Abraham mamingkoet ladingnja, belaloe menjoerong tangannja, hendak menjambali anaknja. Таng ada boenji soearanja melaikat, bakoetjiak toematan di-langit, oedjarnja: Аbraham! Аbraham! djangan ikam menjakiti anak ikam. Каrna sekarang Akoe katahoean, ikam takoetan lawan Аllah, ikam ndada koeler mendjoelong anak ikam nang toenggal, lamon Аkoe mamintanja. Limba itoe Abraham maangkat matanja, belaloe melihat biri-biri laki-laki, nang tandoknja tasangkot di-dahan kajoe. Маkа Аbraham maambil biri-biri itoe, belaloe menjambali inja ganti anaknja. Маka kadoea kali melaikat Toehan Allah mengiaoe Abraham, oedjarnja: Аkoe basompah lawan dirikoe, oedjar Тоеhаn Аllah, sabab ikam soedah menoeloesakan gawian itoe, ndada ikam soedah koeler mendjoelong anak ikam nang toenggal, Аkoe kendak bangat memberkat ikam, dan menambahakan toeroenan ikam kaja banjaknja bintang dilangit dan didalam toeroenan ikam kamoedian hari, bangsa orang samoa nang ada di-boemi deberkati, ija itoe, sabab ikam soedah menoeroet prentahkoe.

11. Sara meninggal dan inja dipatak.

Мaka Abraham soedah saratoes talong poeloe tahon oemoernja, koetika Sara meninggal di Hebron. Коеtika itoe Abraham soedah badiam di-tanah Kanaan anam poeloe tahon lawasnja tapi balom inja' soedah dapat bahagian tanah, maski besarnja sakaki, nang boleh disambat angginja. Кawan satoea angginja soedah makan roempoet nang anggi orang samoa, inja soedah badiam di-tanah orang Kanani kaja orang baaktiar menjalat. Limba bininja maninggal, maka inja bерikir hendak manoekar tanah sedikit, pakei koeboeran kasan bininja nang soedah meninggal. Inja mamadahakan nang katoedjoenja lawan radja orang Het, belaloe inja minta, hendak menoekar tanah sedikit. Radja hendak membari adja, ndada inja hendak menarima harganja. Тарі sabab Abraham minta, hendak betahor harganja djoea, maka radja menarima djoea harganja, ija itoe ampat ratoes ropia salaka. Limba itoe Abraham mamatak Sara, bininja, dalam lubang tanah Makpela, parak Hebron, mahadap kajoean Mamrе.

— Doea kali 52 tjeritaan toematan di kitab Allāh (1865).[66]

Bahasa yang digunakan sehari-hari oleh beragam etnik yang ada di wilayah Kalimantan Selatan adalah bahasa Banjar, sehingga dalam kegiatan misi Katolik dan zending Kristen di Kalimantan Selatan, pada tempo dulu ada juga digunakan buku-buku berbahasa Banjar beraksara Latin yang ditulis dalam ejaan Ejaan Van Ophuijsen, diantaranya sebuah buku tertua yang menggunakan bahasa Banjar telah dicetak pada tahun 1865 berjudul Doea kali 52 - tjeritaan toematan di kitab Allāh.[66]

Bahasa Banjar mengambil kosakata serapan dari bahasa Jawa seperti banyu (bahasa Jawa Baru), diduga dahulu yang dipakai kosakata ayying (bahasa Bukit). Dalam kenyataannya kata iwak hanya direalisasikan oleh Banjar dan Jawa. Data ini setidak-tidaknya memberi pertimbangan: pertama, boleh jadi terjadi proses peminjaman dari Jawa kepada Banjar atau sebaliknya; dan kedua, boleh jadi pemunculannya pada Banjar bukan karena proses pinjam-meminjam atau pengaruh mempengaruhi, tetapi merupakan pewarisan dari bahasa atau dialek proto yang sama. Dalam daftar etimon Proto Austronesia (Wurm dan Wilson, 1978).[70][71].

Bahasa Banjar Bahasa Jawa Arti
hanyar anyar baru
lawas lawas lama
habang abang merah
hirang ireng hitam
halar lar sayap
halat selat pisah
banyu banyu air
sampiyan (pian) sampéyan Anda
andika (dika) ndhika/rika kamu (halus)
picak picak/picek buta
sugih sugih kaya
baksa beksa/beksan tari
kiwa kiwa kiri
rigat reged kotor
kadut kadut kantong
padaringan pandaringan tempat beras
dalam dalem rumah bangsawan
iwak iwak ikan
awak awak badan
ba-lampah lelampahan bertapa
ba-isuk-an isuk-isuk pagi-pagi
ulun ulun aku (halus)
jukung jukung sampan
kalir kelir warna
tapih tapih sarung, jarik
lading lading pisau
ilat ilat lidah
gulu gulu leher
kilan kil/kilan jengkal
kawai, ma-ngawai ngawé/awé-awé me-lambai
ngaran aran nama
pupur pupur bedak
parak parak dekat
wayah wayah saat
uyah uyah garam
paring pring bambu
gawi gawé kerja
palir peli penis/zakar
lawang lawang pintu
kalikir klèker gundu, kelereng
gangan jangan sayuran berkuah
apam apem nama sejenis makanan
kancing kancing menutup pintu
menceleng mentheleng melotot
karap kerep sering, kerapkali
sarik serik marah/gusar
sangit sengit marah/gusar
pakan peken pasar mingguan
inggih inggih iya (halus)
wani wani berani
wasi wesi besi
waja waja baja
dugal ndugal nakal
bungah bungah bangga
gandak gendhak pacar, selingkuhan
kandal kandel tebal
langgar langgar surau
gawil jawil colek
wahin wahing bersin
panambahan panembahan raja, yang disembah/dijunjung
larang larang mahal
anum anom/enom muda
sepuh sepuh tua
bangsul wangsul/bangsul datang, tiba
mandak mandheg berhenti
marga amarga sebab, karena
payu payu laku
ujan udan hujan
hibak kebak penuh
gumbili gembili ubi singkong
lamun lamun kalau
tatamba tamba obat
mara, ba-mara mara maju, menuju muara
lawan lawan dengan
maling maling pencuri
jariji driji jari
takun takon tanya
talu telu tiga
pitu pitu tujuh
walu wolu delapan
untal untal makan tanpa dikunyah
pagat pegat putus
paray(a) prei libur, tidak jadi (Belanda?)
dampar dhampar bangku
burit, buritan puthit pucuk belakang
pajah pejah mati (mati lampu, Banjar)
tatak tetak potong
pa-pada-an pepadhan/padha-padha sama-sama, sesama
candi candhi candi

Bahasa Banjar termasuk dalam varian bahasa Melayik Borneo bagian Timur.[72][73] Berikut ini adalah tabel perbandingan bahasa Banjar dengan varian bahasa-bahasa Melayik Borneo bagian Timur.

Bahasa Melayu Bahasa Berau Bahasa Banjar/Bukit Bahasa Kutai Bahasa Kedayan/Brunei Bahasa Kutai Danau
kamu - ikam (Bukit: kauw) awa' kauw[74] kauw
mereka/dia - sidin (Bukit: sida) sida bisdia -
rasa menderita marista marista merista marista -
sebuah sabuting sabuting sebuting sabuting
kerabat bubuhan bubuhan keroan paadian keroan
air air banyu (Bukit: ayying[75]) aer aying[76] ranam
rakit lanting lanting lanting lanting -
kering karring karing kereng kaing -
antar atar atar hantar antat -
lama lawas lawas lawas batah lawas
nanti kandia kaina kendia kandila -
celana saluar salawar seluar seluar slawar
teman dang'ngan
kawal
kawal kawal dangan -
karat taggar tagar tagar tagar -
kaki battis batis betis batis betis
potong tattak tatak tetak tatak -
dahulu kala (Palembang: bari) bahari bahari behari bahari -
petang kalamian kamarian kemerian kalamari -
pagi sambat ba'isukan hambat sambat hambet
babi bayi babi - baie beii
tadi ntayi hintadi - antaiee -
anjing kukuk kuyuk koyo' kuyuk koyo'
ekor ikkung buntut (Bukit: ikung) - ikung -
begitu damitu damintu mintu dami atu -
lalat langwa biranga - langau -
nyamuk rang'ngit rangit (= nyamuk kecil) - rangit -
orang urang urang urang uang urang
kelakuan mengarah seks lanji lanji lanji lanji -
beritahu/padah[77] - padah padah padah -
padam - pajah - pajah[78] -

Kalimantan Barat (Borneo Barat) dianggap sebagai daerah asal bahasa Melayu.[79] Berikut ini adalah tabel perbandingan bahasa Banjar dengan varian bahasa-bahasa Melayik Borneo bagian Barat.

Bahasa Melayu Bahasa Banjar/Bukit Bahasa Kayong Bahasa Kanayatn Bahasa Ahe Bahasa Sambas
perut parut - - parut parrut
kaki batis - - batis battis
kening kaning - - kani kanni
kepala kapala - - kapala -
bersih barasih bersih - barasih -
aku aku aku aku - -
mereka/dia ia/inya/sidin (Bukit: sida) sida ia - -
kamu ikam/kauw ika'[80] kao - -
sebuah sabuting sebuti'[81] - - -
kerabat bubuhan bubohan[82] - - -
air banyu (Bukit: ayying) ai' - - -
rakit lanting lanting lantin - -
karat/korosi tagar tagar - - taggar
dahulu kala bahari bahari - - -
seekor sa'ikung seko' - - -
adik ading - - - -

Kata serapan dari bahasa Belanda (Banjar: bahasa Walanda) antara lain:

Bahasa Belanda Bahasa Banjar
Zwak Suwak
Kapitein Kapitan
Alamanaak Almanak
Auto Oto
Straat Satrat
Gemeente Haminta
Gouverneur Hobnor
Sterk Seterek
stroop Setrup
vrei Paray / Paraya
bioscoop Bioskop
kamer Kamar
langzaam Langsam
mimisen Mimisan
blaw Belawu
klopstock Kelotok
brendeleen berandalan
zeeklec Saklar
pienter Pintar
bak Bak
koelkas Kulkas
kantoor Kantor
tas tas
roken Roko/asap
asbak Asbak
karcjes Karcis
dester Daster
onderrok Endrok
onderdeel Onderdil
pal Pal
engkel Ingkal
sleenger Salingar
Lap Lap
moer Mur
handdoek Anduk
baot Baut
betton Beton
koffer tas Tas Koper
klekker Keleker
benzine Bensin
beroedoe Berudu
band Ban
ventiel Pentil
zwempack Sempak
is is/es
sliep Salip
klamben Kulambin
auitred Atrit
resluiting Resliting
Veer Per
saloon Salon
suffier Sopir
los Los/kosong
teosteel Tustel
accu Aki
stuur Setir
ongkosten Ongkos
handel Handil
hek Hek
juta Juta
jas Jas
Lim Lim/Lem
plakban Lakban
verban Parban
kapstock Kastok
bezoek Besuk
stroom Satrum

Kata serapan dari bahasa Portugal (Banjar: bahasa Paranggi) antara lain:

Bahasa Portugis Bahasa Banjar
Bandeira Bandira
Capitao Kapitan
Armario Lamari
Bola Bula
Camisa Kamija
Dado Dadu
Kursi Kursi
Garfo Garpu
Igreja Gareja
Limao Limau
Menteiga Mantiga
Domingo Minggu
Padre Padri (dalam Hikayat Banjar)
Janela Jandila
Escola Sakulah
Sabado Saptu
Sabao Sabun
Sapato Sapatu

Kolokial bahasa Banjar dan bahasa Malagasi antara lain:[83]

Bahasa Malagasy Bahasa Banjar
kàmbana kambar
làmbo lambu
mànta mantah
ma-làma lamas
varika warik
hoala kuala
tàndroka tanduk
hìhy gigi
màsaka masak
manjàry jadi
tanàna (= desa) tanah
fòtsy putih
maìtso hijau
arìvo ribu
mitòmbo tumbuh
mòra murah
mitàrika tarik
hòho kuku
rìana riam
hàzo kayu
rìvotra angin ribut
tady tali
anarana ngaran

Banyu artinya air.[84]

  • ba~nu? pada bahasa Pambuang di desa Batu M., kecamatan Seruyan Tengah, kabupaten Kotawaringin Timur, provinsi Kalimantan Tengah.
  • ba~nu pada bahasa Melayu di desa Sei Sekonyer, kecamatan Kumai, kabupaten Kotawaringin Barat, provinsi Kalimantan Tengah.
  • b|Yu pada bahasa Banjar di desa Basirih, kecamatan Banjar Selatan, kabupaten Banjarmasin, provinsi Kalimantan Selatan.
  • ba~nu pada bahasa Banjar di desa Awayan, kecamatan Awayan, kabupaten Hulu Sungai Utara, provinsi Kalimantan Selatan.
  • akar pada bahasa Banjar Hulu di desa Hantakan, kecamatan Batu Benawa, kabupaten Hulu Sungai Tengah, provinsi Kalimantan Selatan.
  • ayiG pada bahasa Bukit di desa Loksado, kecamatan Laksado, kabupaten Hulu Sungai Selatan, provinsi Kalimantan Selatan.
  • ayiG pada bahasa Banjar di desa Belawaian, kecamatan Tapin Tengah, kabupaten Tapin, provinsi Kalimantan Selatan.
  • d|num pada bahasa Berangas di desa Berangas, kecamatan Sei Puntik/mandastana, kabupaten Barito Kuala, provinsi Kalimantan Selatan.
  • ba~nu pada bahasa Banjar di desa Pengaron, kecamatan Sei Pinang, kabupaten Banjar, provinsi Kalimantan Selatan.
  • waEy pada bahasa Bugis di desa Gunung Malaban, kecamatan P. Sebuku, kabupaten Kota Baru, provinsi Kalimantan Selatan.
  • ba~nU? pada bahasa Banjar di desa Asam-asam, kecamatan Jorong, kabupaten Tanah Laut, provinsi Kalimantan Selatan.
  • soGayi pada bahasa Badeng di desa Long Nawang, kecamatan Kayan Hulu, kabupaten Malinau, provinsi Kalimantan Timur.
  • ba~nu pada bahasa Jawa di desa Bukit Mas, kecamatan Besitang, kabupaten Langkat, provinsi Sumatra Utara.
  • air pada bahasa Melayu di desa Sei Seberang, kecamatan Sebatik, kabupaten Nunukan, provinsi Kalimantan Timur.
  • ba~nu pada bahasa Jawa di desa Lamaru, kecamatan Balikpapan Barat, kabupaten Balikpapan, provinsi Kalimantan Timur.
  • danum pada bahasa Pasir di desa Sandeley, kecamatan Kuaro, kabupaten Pasir, provinsi Kalimantan Timur.
  • banu pada bahasa Komodo di desa Komodo, kecamatan Komodo, kabupaten Manggarai Barat, provinsi Nusa Tenggara Timur.
  • baYu pada bahasa Banjar di desa Pembengis, kecamatan RANTOU IKIL, kabupaten Tanjung Jabung, provinsi Jambi.
  • baYu pada bahasa Bentayan di desa Bentayan, kecamatan Banyuasin III, kabupaten Musi Banyuasin, provinsi Sumatra Selatan.
  • biyua pada bahasa Rejang Pesisir di desa Durian Amparan, kecamatan Lais, kabupaten Bengkulu Utara, provinsi Bengkulu.
  • biyOwa pada bahasa RejangSelupu di desa Kesambe Lama, kecamatan Curup, kabupaten Rejang Lebong, provinsi Bengkulu.
  • baYu pada bahasa Jawa di desa Sambi Karto, kecamatan Sekampung, kabupaten Lampung Tengah, provinsi Lampung.
  • baYu pada bahasa Jawa di desa Pegadingan, kecamatan Kramatwatu, kabupaten Serang, provinsi Jawa Barat.
  • baYu pada bahasa Jawa di desa Kendawati, kecamatan Kresek, kabupaten Tangerang, provinsi Jawa Barat.
  • baYu pada bahasa Jawa di desa Kersana, kecamatan Kersana, kabupaten Brebes, provinsi Jawa Tengah.
  • baYu pada bahasa Jawa di desa Brekat, kecamatan Talang, kabupaten Tegal, provinsi Jawa Tengah.
  • baYu pada bahasa Jawa di desa Domiyang, kecamatan Paninggaran, kabupaten Pekalongan, provinsi Jawa Tengah.
  • b|n~u pada bahasa Jawa di desa Candirejo, kecamatan Mojo Tengah, kabupaten Wonosobo, provinsi Jawa Tengah.
  • baYu pada bahasa Jawa di desa Kedungreja, kecamatan Kedungreja, kabupaten Cilacap, provinsi Jawa Tengah.
  • ba~nu pada bahasa - di desa Trimulyo, kecamatan Sleman, kabupaten Sleman, provinsi Yogyakarta.
  • ba~nu pada bahasa - di desa Kemiri, kecamatan Tepus, kabupaten Gunung Kidul, provinsi Yogyakarta.
  • ba~nu pada bahasa Jawa di desa Parangtritis, kecamatan Kretek, kabupaten Bantul, provinsi Yogyakarta.
  • ba~nu pada bahasa Jawa di desa Sendangsari, kecamatan Pengasih, kabupaten Kulon Progo, provinsi Yogyakarta.
  • banyu pada bahasa - di desa Manguharjo, kecamatan Mangunharjo, kabupaten Madiun, provinsi Jawa Timur.
  • ba~nu pada bahasa Jawa di desa Maibit, kecamatan Rengel, kabupaten Tuban, provinsi Jawa Timur.

Iwak artinya ikan.[85]

  • iw&ak pada bahasa Jawa Uring di desa Pakis, kecamatan Banyuwangi, kabupaten Banyuwangi, provinsi Jawa Timur.
  • lauk pada bahasa Dayak di desa Mungkubaru, kecamatan Bukit Batu, kabupaten Palangka Raya, provinsi Kalimantan Tengah.
  • lauk pada bahasa Bakumpai di desa Kalanis, kecamatan Jenamas, kabupaten Barito Selatan, provinsi Kalimantan Tengah.
  • laUk pada bahasa Bakumpai di desa Balawang, kecamatan Kapuas Murung, kabupaten Kapuas, provinsi Kalimantan Tengah.
  • laU? pada bahasa Pambuang di desa Batu M., kecamatan Seruyan Tengah, kabupaten Kotawaringin Timur, provinsi Kalimantan Tengah.
  • iwak pada bahasa Melayu di desa Sei Sekonyer, kecamatan Kumai, kabupaten Kotawaringin Barat, provinsi Kalimantan Tengah.
  • Iw|k pada bahasa Banjar di desa Basirih, kecamatan Banjar Selatan, kabupaten Banjarmasin, provinsi Kalimantan Selatan.
  • iwak pada bahasa Banjar di desa Awayan, kecamatan Awayan, kabupaten Hulu Sungai Utara, provinsi Kalimantan Selatan.
  • iwak pada bahasa Banjar Hulu di desa Hantakan, kecamatan Batu Benawa, kabupaten Hulu Sungai Tengah, provinsi Kalimantan Selatan.
  • iwak pada bahasa Bukit di desa Loksado, kecamatan Laksado, kabupaten Hulu Sungai Selatan, provinsi Kalimantan Selatan.
  • iwak pada bahasa Banjar di desa Belawaian, kecamatan Tapin Tengah, kabupaten Tapin, provinsi Kalimantan Selatan.
  • l|uk pada bahasa Berangas di desa Berangas, kecamatan Sei Puntik/mandastana, kabupaten Barito Kuala, provinsi Kalimantan Selatan.
  • iwak pada bahasa Banjar di desa Pengaron, kecamatan Sei Pinang, kabupaten Banjar, provinsi Kalimantan Selatan.
  • iwak pada bahasa Banjar di desa Asam-asam, kecamatan Jorong, kabupaten Tanah Laut, provinsi Kalimantan Selatan.
  • iwa pada bahasa Jawa di desa Bukit Mas, kecamatan Besitang, kabupaten Langkat, provinsi Sumatra Utara.
  • iwak pada bahasa Jawa di desa Lamaru, kecamatan Balikpapan Barat, kabupaten Balikpapan, provinsi Kalimantan Timur.
  • lao? pada bahasa Melayu Pesisir di desa Sorkam Kanan, kecamatan Sorkam, kabupaten Tapanuli Tengah, provinsi Sumatra Utara.
  • lawu|? pada bahasa Minang Dialek Lubuk Alung di desa Pasir Lawas, kecamatan Lubuk Alung, kabupaten Padang Pariaman, provinsi Sumatra Barat.
  • la+U? pada bahasa Salido di desa Balai Lamo Salido, kecamatan IV Jurai, kabupaten Pesisir Selatan, provinsi Sumatra Barat.
  • lawok pada bahasa Melayu Pesisir di desa Lembah Damai, kecamatan Rumbai, kabupaten Kodya Pekanbaru, provinsi Riau.
  • lawu+ok pada bahasa Kampar di desa Bangkinang, kecamatan Bangkinang, kabupaten Kampar, provinsi Riau.
  • lauwa? pada bahasa Melayu Rengat di desa Pasar Cerenti, kecamatan Cerenti, kabupaten Indragiri Hulu, provinsi Riau.
  • iwa pada bahasa Banjar di desa Pembengis, kecamatan RANTOU IKIL, kabupaten Tanjung Jabung, provinsi Jambi.
  • laWO? pada bahasa Kerinci Dialek Seleman di desa Seleman, kecamatan KERSIK TUO, kabupaten Kerinci, provinsi Jambi.
  • iwa? pada bahasa Bentayan di desa Bentayan, kecamatan Banyuasin III, kabupaten Musi Banyuasin, provinsi Sumatra Selatan.
  • iwa pada bahasa Ranau di desa Rantau Nipis, kecamatan Banding Agung, kabupaten Ogan Komering Ulu, provinsi Sumatra Selatan.
  • iwak pada bahasa Jawa di desa Kendawati, kecamatan Kresek, kabupaten Tangerang, provinsi Jawa Barat.
  • lauk pada bahasa Sunda di desa Benteng, kecamatan Campaka, kabupaten Purwakarta, provinsi Jawa Barat.
  • lauk pada bahasa Sunda di desa Tangulun Timur, kecamatan Kalijati, kabupaten Subang, provinsi Jawa Barat.
  • lauk pada bahasa Sunda di desa Jingkang, kecamatan Tanjungkerta, kabupaten Sumedang, provinsi Jawa Barat.
  • lauk pada bahasa Sunda di desa Ciluluk, kecamatan Cikancung, kabupaten Bandung, provinsi Jawa Barat.
  • lauk pada bahasa Sunda di desa Tegalpanjang, kecamatan Cariu, kabupaten Bogor, provinsi Jawa Barat.
  • lauk pada bahasa Sunda di desa Tembong, kecamatan Labuhan, kabupaten Pandeglang, provinsi Jawa Barat.
  • iwak pada bahasa Jawa di desa Kersana, kecamatan Kersana, kabupaten Brebes, provinsi Jawa Tengah.
  • iwak pada bahasa Jawa di desa Brekat, kecamatan Talang, kabupaten Tegal, provinsi Jawa Tengah.
  • iwak pada bahasa Jawa di desa Domiyang, kecamatan Paninggaran, kabupaten Pekalongan, provinsi Jawa Tengah.
  • iwak pada bahasa Jawa di desa Candirejo, kecamatan Mojo Tengah, kabupaten Wonosobo, provinsi Jawa Tengah.
  • iwak pada bahasa Jawa di desa Kedungreja, kecamatan Kedungreja, kabupaten Cilacap, provinsi Jawa Tengah.
  • iwa pada bahasa - di desa Trimulyo, kecamatan Sleman, kabupaten Sleman, provinsi Yogyakarta.
  • iwa pada bahasa - di desa Kemiri, kecamatan Tepus, kabupaten Gunung Kidul, provinsi Yogyakarta.
  • iwa? pada bahasa Jawa di desa Parangtritis, kecamatan Kretek, kabupaten Bantul, provinsi Yogyakarta.
  • iwa pada bahasa Jawa di desa Sendangsari, kecamatan Pengasih, kabupaten Kulon Progo, provinsi Yogyakarta.
  • iwak pada bahasa - di desa Manguharjo, kecamatan Mangunharjo, kabupaten Madiun, provinsi Jawa Timur.
  • iwa? pada bahasa Jawa di desa Maibit, kecamatan Rengel, kabupaten Tuban, provinsi Jawa Timur.

Parak artinya dekat.[86]

  • par|k pada bahasa Jawa Uring di desa Pakis, kecamatan Banyuwangi, kabupaten Banyuwangi, provinsi Jawa Timur.
  • parak pada bahasa Melayu di desa Sei Sekonyer, kecamatan Kumai, kabupaten Kotawaringin Barat, provinsi Kalimantan Tengah.
  • p|r|k pada bahasa Banjar di desa Basirih, kecamatan Banjar Selatan, kabupaten Banjarmasin, provinsi Kalimantan Selatan.
  • parak pada bahasa Banjar di desa Awayan, kecamatan Awayan, kabupaten Hulu Sungai Utara, provinsi Kalimantan Selatan.
  • parak pada bahasa Banjar Hulu di desa Hantakan, kecamatan Batu Benawa, kabupaten Hulu Sungai Tengah, provinsi Kalimantan Selatan.
  • parak pada bahasa Bukit di desa Loksado, kecamatan Laksado, kabupaten Hulu Sungai Selatan, provinsi Kalimantan Selatan.
  • paruk pada bahasa Banjar di desa Belawaian, kecamatan Tapin Tengah, kabupaten Tapin, provinsi Kalimantan Selatan.
  • tokek pada bahasa Berangas di desa Berangas, kecamatan Sei Puntik/mandastana, kabupaten Barito Kuala, provinsi Kalimantan Selatan.
  • parak pada bahasa Banjar di desa Pengaron, kecamatan Sei Pinang, kabupaten Banjar, provinsi Kalimantan Selatan.
  • parak pada bahasa Banjar di desa Asam-asam, kecamatan Jorong, kabupaten Tanah Laut, provinsi Kalimantan Selatan.
  • pa:k pada bahasa Bali di desa Banyu Poh, kecamatan Grokgak, kabupaten Buleleng, provinsi Bali.
  • p|:k pada bahasa Bali di desa Tianyar Timur, kecamatan Kubu, kabupaten Karangasem, provinsi Bali.
  • pa|:? pada bahasa Bali di desa Nusa Sari, kecamatan Melaya, kabupaten Jembrana, provinsi Bali.
  • parak pada bahasa ? di desa mantar, kecamatan Seteluk, kabupaten Sumbawa, provinsi Nusa Tenggara Barat.
  • apare pada bahasa Sempan di desa Inauga, kecamatan Mimika Baru, kabupaten Kepulauan Yapen, provinsi Papua.
  • ahare pada bahasa Nias Utara di desa Pasar Lahewa, kecamatan Lahewa, kabupaten Nias, provinsi Sumatra Utara.
  • paRa? pada bahasa Pegagan di desa Sungai Ceper, kecamatan Mesuji, kabupaten Ogan Komering Ilir, provinsi Sumatra Selatan.
  • para? pada bahasa - di desa Kandang Limun, kecamatan Muara Bangka Hulu, kabupaten Kodya Bengkulu, provinsi Bengkulu.
  • para? pada bahasa Lembak di desa Tanjung Agung, kecamatan Teluk Segara, kabupaten Kodya Bengkulu, provinsi Bengkulu.
  • pa?O pada bahasa Rejang Pesisir di desa Durian Amparan, kecamatan Lais, kabupaten Bengkulu Utara, provinsi Bengkulu.
  • pa?a? pada bahasa RejangSelupu di desa Kesambe Lama, kecamatan Curup, kabupaten Rejang Lebong, provinsi Bengkulu.
  • paR|? pada bahasa Lampung Abung di desa Blambangan, kecamatan Abung Selatan, kabupaten Lampung Utara, provinsi Lampung.
  • par|k pada bahasa Jawa di desa Kendawati, kecamatan Kresek, kabupaten Tangerang, provinsi Jawa Barat.
  • p|r|k pada bahasa Jawa di desa Kersana, kecamatan Kersana, kabupaten Brebes, provinsi Jawa Tengah.
  • p|r|k pada bahasa Jawa di desa Brekat, kecamatan Talang, kabupaten Tegal, provinsi Jawa Tengah.
  • p|r|k pada bahasa Jawa di desa Domiyang, kecamatan Paninggaran, kabupaten Pekalongan, provinsi Jawa Tengah.
  • pErak pada bahasa Jawa di desa Kedungreja, kecamatan Kedungreja, kabupaten Cilacap, provinsi Jawa Tengah.
  • pEr|k pada bahasa Jawa di desa Maibit, kecamatan Rengel, kabupaten Tuban, provinsi Jawa Timur.
  • Suku Banjar

  1. ^ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2019). "Melayu Banjar–Bukit". Glottolog 4.1. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History. Pemeliharaan CS1: Tampilkan editors (link)
  2. ^ http://www.ethnologue.com/subgroups/malay
  3. ^ Yassir Nasanius, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya. Pusat Kajian Bahasa dan Budaya, PELBBA 18: Pertemuan Linguistik Pusat Kajian Bahasa dan Budaya Atma Jaya: kedelapan belas, Yayasan Obor Indonesia, 2007, ISBN 979-461-527-7, 9789794615270. Diakses pada 2 Agustus 2010.
  4. ^ Banjar of Indonesia. Situs Joshua Project. Diakses pada 29 Mei 2010.
  5. ^ Asian Linguistic Map - Borneo
  6. ^ Kaplan, Robert B. and Richard B. Baldauf (2003). Language and language-in-education planning in the Pacific Basin. Springer. hlm. 84. ISBN 1402010621.  ISBN 978-1-4020-1062-0
  7. ^ A. Timothy Church Ph.D., A. Timothy Church Ph.D. (2017). The Praeger Handbook of Personality Across Cultures [3 volumes]. hlm. 168. 
  8. ^ http://glottolog.org/resource/languoid/id/banj1241
  9. ^ Chuchu, Jaludin (2003). Dialek Melayu Brunei dalam salasilah bahasa Melayu purba (dalam bahasa Melayu). Universiti Kebangsaan Malaysia. ISBN 9679426076.  Parameter |authorlinks= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan) ISBN 9789679426076
  10. ^ Fritz Schulze; Holger Warnk (2006). Insular Southeast Asia: linguistic and cultural studies in honour of Bernd Nothofer. Otto Harrassowitz Verlag. hlm. 47. ISBN 3447054778.  ISBN 9783447054775
  11. ^ Haspelmath, Martin (2009). Loanwords in the World's Languages: A Comparative Handbook. Walter de Gruyter. hlm. 686. ISBN 3110218437.  Parameter |coauthors= yang tidak diketahui mengabaikan (|author= yang disarankan) (bantuan)ISBN 978-3-11-021843-5
  12. ^ Moeliono, Anton M. (2000). Kajian serba linguistik. BPK Gunung Mulia. hlm. 333. ISBN 9796870045.  Parameter |coauthors= yang tidak diketahui mengabaikan (|author= yang disarankan) (bantuan)ISBN 978-979-687-004-2
  13. ^ Syamsuddin Haris, Desentralisasi dan otonomi daerah: Naskah akademik dan RUU usulan LIPI, Yayasan Obor Indonesia, 2004, ISBN 979-98014-1-9, 9789799801418. Diakses pada 26 Agustus 2010.
  14. ^ Fauzi, Iwan (2008). Pemertahanan Bahasa Banjar di Komunitas Perkampungan Dayak. Prosiding Seminar Antarabangsa Dialek-dialek Austronesia di Nusantara III. Fakulti Sastra dan Sains Sosial Universiti Brunei Darussalam.
  15. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-07-10. Diakses tanggal 2008-04-01. 
  16. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-09-24. Diakses tanggal 2017-08-15. 
  17. ^ Lach, Donald F. (1998). Asia in the Making of Europe. III. University of Chicago Press. hlm. 1393. ISBN 0226467686.  Parameter |coauthors= yang tidak diketahui mengabaikan (|author= yang disarankan) (bantuan)ISBN 978-0-226-46768-9
  18. ^ Wink, André (2004). Indo-Islamic society, 14th-15th centuries. BRILL. hlm. 238. ISBN 9004135618. ISBN 978-90-04-13561-1
  19. ^ Muhadjir, Bahasa Betawi: sejarah dan perkembangannya, Yayasan Obor Indonesia, 2000, ISBN 979-461-340-1, 9789794613405
  20. ^ Antara - Pengaruh Melayu dan Dayak Dalam Bahasa Banjar. Diakses pada 28 Mei 2010.
  21. ^ Wisata Melayu - Simbol budaya Masih Mendominasi budaya Banjar Diarsipkan 2011-07-18 di Wayback Machine.. Diakses pada 28 Mei 2010.
  22. ^ 150 Bahasa di Indonesia Terancam Punah Diarsipkan 2011-07-07 di Wayback Machine.. Perum ANTARA Sumatra Barat, 7 Juli 2010. Diakses pada 7 September 2010
  23. ^ "KASUS-KASUS PERGESERAN BAHASA DAERAH: Akibat persaingan dengan Bahasa Indonesia? oleh Asim Gunarwan" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2011-07-18. Diakses tanggal 2011-06-17. 
  24. ^ Bahasa Nusantara Suatu Pemetaan Awal, Yayasan Obor Indonesia. Diakses pada 26 Agustus 2010.
  25. ^ Santosa, Imam Budhi (2009). Kumpulan Peribahasa Indonesia dari Aceh sampai Papua. IndonesiaTera. hlm. 20. ISBN 9789797750619. ISBN 979-775-061-2
  26. ^ Djantera Kawi, Dendy Sugono (2002). Penelitian kekerabatan dan pemetaan bahasa-bahasa daerah di Indonesia: Provinsi Kalimantan Selatan. Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional. ISBN 6024243618. 
  27. ^ library.um.ac.id/free-contents/download/book/booksearch.php/bahasa%20banjar.pdf
  28. ^ Djantera Kawi (1993). Refleksi Etimon Proto Austronesia Dalam Bahasa Banjar. Jakarta, Indonesia: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. ISBN 979459315X.  Parameter |coauthor= yang tidak diketahui mengabaikan (|author= yang disarankan) (bantuan)
  29. ^ "Lembaga Bahasa Nasional. Cabang II., Balai Penelitian Bahasa (Yogyakarta, Indonesia)". Widyaparwa. Indonesia: Lembaga Bahasa Nasional Cabang II, Direktorat Jendral Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1997. hlm. 28. 
  30. ^ John U. Wolff (2018). Proto-Austronesian Phonology with Glossary (dalam bahasa Inggris). 2. 
  31. ^ Languages of Indonesia (Kalimantan)
  32. ^ BANJAR: a language of Indonesia (Kalimantan)
  33. ^ (Indonesia) Djantera Kawi, Dendy Sugono (2002). Penelitian kekerabatan dan pemetaan bahasa-bahasa daerah di Indonesia: Provinsi Kalimantan Selatan. Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional. ISBN 9796851334.  ISBN 9789796851331}}
  34. ^ https://www.ethnologue.com/language/bjn
  35. ^ https://www.ethnologue.com/language/bkr
  36. ^ https://www.ethnologue.com/language/nij
  37. ^ (Indonesia) Tajuddin Noor Ganie. Sejarah kehidupan di tanah Banjar. Tuas Media. 
  38. ^ Stephen A. Wurm, Peter Mühlhäusler, Darrell T. Tryon, ed. (1996). Atlas of Languages of Intercultural Communication in the Pacific, Asia, and the Americas (dalam bahasa Inggris). 1. Berlin; New York: Walter de Gruyter. hlm. 688. ISBN 9783110819724. Pemeliharaan CS1: Banyak nama: editors list (link) ISBN 3-11-013417-9
  39. ^ "Truman Simanjuntak, Ingrid Harriet Eileen Pojoh, Muhamad Hisyam, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia". Austronesian Diaspora and the Ethnogeneses of People in Indonesian Archipelago: Proceedings of the International Symposium (dalam bahasa Inggris). Indonesia: Yayasan Obor Indonesia. 2006. hlm. 209. ISBN 9789792624366.  ISBN 979-26-2436-8
  40. ^ Julian Reade, ed. (28-10-2013). Indian Ocean In Antiquity (dalam bahasa Inggris). Routledge. hlm. 2039. ISBN 9781136155383.  Periksa nilai tanggal di: |date= (bantuan) ISBN 0-7103-0435-8
  41. ^ Martin Haspelmath, Uri Tadmor, ed. (2009). Loanwords in the World's Languages: A Comparative Handbook (dalam bahasa Inggris). Walter de Gruyter. hlm. 723. ISBN 9783110218435.  ISBN 3110218437
  42. ^ "Tidak ada pulau: Sejarah nenek moyang genetik manusia di Madagaskar". Oxford University Press. 5 Juli 2016. Pemeliharaan CS1: Tanggal dan tahun (link)
  43. ^ https://www.ethnologue.com/map/ID_k__
  44. ^ Austronesian Basic Vocabulary Database
  45. ^ a b c Hapip, Abdul Jebar (2006). Kamus Banjar Indonesia, Cetakan V. Banjarmasin: PT Grafika Wangi Kalimantan. 
  46. ^ Sejarah Banjar Malaysia. Diakses pada 28 Mei 2010.
  47. ^ Pertubuhan Banjar Malaysia Diarsipkan 2010-05-19 di Wayback Machine.. Diakses pada 28 Mei 2010.
  48. ^ Persatuan Banjar Kuala Lumpur dan Selangor Diarsipkan 2011-07-14 di Wayback Machine.. Diakses pada 28 Mei 2010.
  49. ^ Ethnologue - Banjar language. Diakses pada 28 Mei 2010.
  50. ^ Joshua Preject - Banjarese, Banjar Malay of Malaysia (Tawau). Diakses pada 29 Mei 2010.
  51. ^ a b c Cense, A.A. (1995). Critical Survey of Studies on Language of Borneo. 'S-Gravenhage - Martinus Nijhoff.  Parameter |coauthors= yang tidak diketahui mengabaikan (|author= yang disarankan) (bantuan)
  52. ^ Adelaar, K. Alexander (2005). The Austronesian languages of Asia and Madagascar. Routledge. hlm. 33. ISBN 0700712860.  Parameter |coauthors= yang tidak diketahui mengabaikan (|author= yang disarankan) (bantuan)ISBN 978-0-7007-1286-1
  53. ^ Faruk, Faruk (2000). Women, womeni lupus. Indonesia Tera. ISBN 979-9375-10-X.  Parameter |acsessdate= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)ISBN 978-979-9375-10-0
  54. ^ Fudiat Suryadikara Geografi Dialek Bahasa Banjar Hulu, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1984)
  55. ^ https://www.scribd.com/doc/181088582/Kamus-Bahasa-Banjar-pdf
  56. ^ Kamus Banjar dalam urangbanua.com. Diakses pada 26 Agustus 2010
  57. ^ Pakacil (4 Februari 2010). Bahasa Banjar: dengan terjemahan bahasa Indonesia. Pemeliharaan CS1: Tanggal dan tahun (link) [pranala nonaktif permanen]
  58. ^ http://repositori.kemdikbud.go.id/2855/1/kamus%20bahasa%20banjar%20dialek%20hulu.pdf
  59. ^ Balai Bahasa Banjarmasin (Indonesia), Kamus bahasa Indonesia-Banjar dialek Hulu, Departemen Pendidikan Nasional, Pusat Bahasa, Balai Bahasa Banjarmasin, 2008 ISBN 979-685-776-6, 9789796857760. Diakses pada 11 Juni 2010.
  60. ^ Balai Bahasa Banjarmasin (Indonesia), Kamus bahasa Indonesia-Banjar dialek Kuala, Penerbit Balai Bahasa Banjarmasin, 2008. Diakses pada 11 Juni 2010
  61. ^ "Salinan arsip" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2011-07-18. Diakses tanggal 2011-06-21. 
  62. ^ Radermacher, Jacob Cornelis Matthieu (1780). Beschryving van het eiland Borneo, voor zoo verre het zelve, tot nu toe, bekend is (dalam bahasa Belanda). Bataviaasch Genootschap der Kunsten en Wetenschappen. hlm. 115. 
  63. ^ Verhandelingen van het Bataviaasch Genootschap der Kunsten en Wetenschappen (dalam bahasa Belanda). Egbert Heemen. 1780. hlm. 115.  Parameter |vol= yang tidak diketahui mengabaikan (|volume= yang disarankan) (bantuan)
  64. ^ (Indonesia) Amir Hasan Kiai Bondan, Suluh Sedjarah Kalimantan, Padjar, 1953. Diakses pada 22 Juni 2010.
  65. ^ a b c d e f g h i j "Austronesian Basic Vocabulary Database - Language: Jawa Yogya". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-05-27. Diakses tanggal 2010-10-14. 
  66. ^ a b c Doea kali 52 tjeritaan toematan di kitab Allāh (dalam bahasa Banjar). Bandjermasin: Rynsch Zendeling-Genootschap. 1865. 
  67. ^ Tjandrasasmita, Uka (2009). Arkeologi Islam Nusantara. Kepustakaan Populer Gramedia. hlm. 304. ISBN 979910212X. ISBN 978-979-9102-12-6
  68. ^ (Melayu) Abdul Rashid Melebek, Amat Juhari Moain (2006). Sejarah bahasa Melayu. Utusan Publications. ISBN 9676118095. ISBN 978-967-61-1809-7
  69. ^ (Banjar) Syekh Abdurrahman Siddiq bin Muhammad Apif, Syair ibarat dan khabar kiamat, Universitas Riau Press, 2001
  70. ^ Anton M. Moeliono (1997). Bahasawan cendekia: seuntai karangan untuk Anton M. Moeliono. Fakultas Sastra, Universitas Indonesia.  Parameter |coauthor= yang tidak diketahui mengabaikan (|author= yang disarankan) (bantuan)
  71. ^ http://eprints.ulm.ac.id/2353/1/Artikel%20Bhs.%20Banjar.pdf
  72. ^ Schulze, Fritz (2006). Insular Southeast Asia: linguistic and cultural studies in honour of Bernd Nothofer. Otto Harrassowitz Verlag. ISBN 3447054778.  Parameter |coauthors= yang tidak diketahui mengabaikan (|author= yang disarankan) (bantuan) ISBN 978-3-447-05477-5
  73. ^ http://glottolog.org/resource/languoid/id/banj1240
  74. ^ Penggunaan Kata Sapaan 'Kau' Dulu dan Sekarang: Dalam Bahasa Kedayan
  75. ^ Ismail, Abdurachman (1979). Bahasa Bukit. 28. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. hlm. 78. 
  76. ^ "bahasa Kadayan-Brunei". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-05-20. Diakses tanggal 2011-04-22. 
  77. ^ Melebek, Abdul Rashid (2006). Sejarah bahasa Melayu. Utusan Publications. hlm. 40. ISBN 9676118095.  Parameter |coauthors= yang tidak diketahui mengabaikan (|author= yang disarankan) (bantuan)ISBN 978-967-61-1809-7
  78. ^ "Kamus Melayu Brunei dalam www.melayuonline". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-05. Diakses tanggal 2011-04-28. 
  79. ^ Collins, James T. (2005). Bahasa Melayu bahasa dunia: sejarah singkat. Yayasan Obor Indonesia. hlm. 4. ISBN 97946153749 Periksa nilai: length |isbn= (bantuan).  Parameter |coauthors= yang tidak diketahui mengabaikan (|author= yang disarankan) (bantuan) ISBN 789794615379
  80. ^ dari Bahasa Bangka
  81. ^ Kamus Kayung dalam www.melayuonline[pranala nonaktif permanen]
  82. ^ "Kamus Kayung dalam www.ale-ale.com". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-07-07. Diakses tanggal 2011-04-30. 
  83. ^ "List of recipient Malagasy languages that borrowed words from Banjarese". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-08-25. Diakses tanggal 2013-05-21. 
  84. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-05-12. Diakses tanggal 2019-05-12. 
  85. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-05-12. Diakses tanggal 2019-05-12. 
  86. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-05-12. Diakses tanggal 2019-05-12. 

  • (Indonesia) http://gramatika.kemdikbud.go.id/index.php/gramatika/article/view/135/100 RELASI KEKERABATAN BAHASA BANJAR DAN BAHASA BALI: TINJAUAN LINGUSITIK HISTRORIS KOMPRATIF
  • (Inggris) http://gramatika.kemdikbud.go.id/index.php/gramatika/article/view/135 Genetic Relationship of Banjar and Bali Language: Comparative Historical Linguistic Review
  • (Indonesia) http://gramatika.kemdikbud.go.id/index.php/gramatika/article/download/112/82/ MORFEM TERIKAT DALAM BAHASA BANJAR

(BOUND MORPHEME IN BANJAR LANGUAGE)

  • (Indonesia) Buku pertama berbahasa banjar
  • (Indonesia) Pencipta kamus dan tata bahasa Banjar Diarsipkan 2014-12-18 di Wayback Machine.
  • (Indonesia) Terjemahan bahasa Indonesia ke bahasa Banjar Diarsipkan 2012-11-02 di Wayback Machine.
  • (Indonesia) Dialek Samarinda Diarsipkan 2011-07-10 di Wayback Machine.
  • (Indonesia) Kamus bahasa Banjar Diarsipkan 2010-10-17 di Wayback Machine.
  • (Indonesia) Mari Mengenal dan Berbahasa Banjar Diarsipkan 2011-09-16 di Wayback Machine.
  • (Indonesia) Sintaksis bahasa Banjar
  • (Inggris) List of recipient languages that borrowed words from Banjarese Diarsipkan 2012-08-25 di Wayback Machine.
  • (Inggris) Languages of Kalimantan Diarsipkan 2011-05-21 di Wayback Machine.

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Bahasa_Banjar&oldid=21378905"


Page 2

11 Juni adalah hari ke-162 (hari ke-163 dalam tahun kabisat) dalam kalender Gregorian.

1 2 3 4
5 6 7 8 9 10 11
12 13 14 15 16 17 18
19 20 21 22 23 24 25
26 27 28 29 30  
  • 631 - Kaisar Dinasti Tang, Taizong, mengirim utusan ke Xueyantuo dengan membawa emas dan sutra demi membebaskan tahanan yang diperbudak setelah ditangkap pada masa transisi dari Dinasti Sui ke Dinasti Tang. Dengan langkahnya itu, Kaisar Taizong berhasil membebaskan 80.000 tahanan pria dan wanita.
  • 1770 - Kapal kapten James Cook kandas di Great Barrier Reef.
  • 1775 - Suami Marie Antoinette, Louis Auguste naik tahta dengan gelar Raja Luis XVI sepeninggalnya Raja Louis XV.
  • 1860 - Residen Belanda di Banjarmasin, F.N. Nieuwenhuijzen mengumumkan penghapusan kerajaan di seluruh Kalimantan termasuk pemerintahan Kesultanan Banjar. Belanda mencabut dukungan kepada Tamjidullah II sebagai Sultan Banjar.
  • 1892 - Limelight Department milik Bala Keselamatan, salah satu studio film tertua di dunia, secara resmi didirikan di Melbourne, Australia.
  • 1913 - Charles Fabry, fisikawan Prancis berhasil menemukan adanya lapisan ozon di atmosfer.
  • 1937 - Marsekal Mikhail Nikolaevich Tukhachevsky dan sejumlah perwira senior Tentara Merah didakwa atas Kasus Organisasi Anti-Soviet Trotsky, pengadilan rahasia selama Pembersihan Besar-Besaran di Uni Soviet.
  • 1938 - Pertempuran antara Tentara Revolusioner Tiongkok dan pasukan Kekaisaran Jepang meletus di Wuhan, Tiongkok. Salah satu pertempuran yang terjadi pada masa Perang Tiongkok-Jepang II itu berhasil dimenangkan oleh Jepang. Jepang kemudian berhasil mencaplok wilayah Wuhan dari tangan Tiongkok
  • 1945 - Raden Mas Suryaguritna adalah nama lain Pakubuwana XII, sebelum naik tahta dan berubah nama menjadi Sri Susuhunan Pakubuwana XII pada tanggal 11 Juni 1945.
  • 1950 - Republik Indonesia Serikat menjadi anggota ke-16 ILO.
  • 1955 - Lebih dari 80 orang terbunuh setelah Pierre Levegh dan Lance Macklin bertabrakan dalam perlombaan 24 Jam Le Mans.
  • 1963 - Pemisahan rasial di Universitas Alabama dihilangkan karena Gubernur George Wallace menyisi perhentian di pintu gedung sekolah.
  • 1964 - Komisi bersama Indonesia-Belanda terbentuk untuk menyelesaikan sengketa Irian Barat sesuai dengan ketentuan dalam Perjanjian New York tahun 1962. Perjanjian tersebut berisi tentang pemindahan kekuasaan atas Irian barat (Papua Barat) dari Belanda ke Indonesia.
  • 1983 - Gerhana matahari total teramati di Indonesia.
  • 1998 - Program Pangan Dunia PBB menyatakan bahwa kelaparan ekstrem telah terjadi di Sudan. Sekitar satu juta orang di Sudan diperkirakan meninggal dunia karena kelaparan.
  • 2003 - Fosil manusia yang diklaim sebagai yang tertua di dunia ditemukan di wilayah Afar, Ethiopia. Fosil tersebut diperkirakan berusia 160.000 tahun
  • 2010 - Pembukaan Piala Dunia FIFA 2010.
  • 2011 - Akhir kegiatan belajar-mengajar tahun ajaran 2010/2011 di Indonesia.
  • 2015 - Sepak bola pada Pesta Olahraga Asia Tenggara 2015: Indonesia lolos ke semifinal setelah mengalahkan Singapura 1-0, dalam pertandingan terakhir babak penyisihan grup A di Stadion Jalan Besar.
  • 2015 - Pembukaan Copa América 2015.
  • 1933 - Gene Wilder, aktor Amerika Serikat (w. 2016)
  • 1934 - Henrik de Laborde de Monpezat, suami Ratu Margrethe II dari Denmark (w. 2018)
  • 1937 - Robin Warren, pakar patologi Australia, penerima Penghargaan Nobel dalam Fisiologi atau Kedokteran
  • 1939 - Jackie Stewart, juara dunia F1 tiga kali asal Skotlandia
  • 1979 - Rino Nakasone Razalan, koreografer dan penari dari Jepang yang bekerja di Amerika dan Korea
  • 1990 - Sherina Munaf, penyanyi Indonesia
  • 1999 - Bagas Dwi Rizqi Hidayat, Personil New Super7
  • 1962 - Jenderal Gatot Soebroto meninggal dunia pada usia 55 tahun.
  • 1963 - Thích Quảng Đức.
  • 2004 - Pakubuwana XII.
  • 2000 - Pentakosta.

Memperingati Hari Lahirnya Pangeran Nurmansyah Asjum Kaslabi

10 Juni - 11 Juni - 12 Juni

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=11_Juni&oldid=21297697"