Berikut yang bukan merupakan dampak negatif bagi remaja pada masa modernisasi sekarang ini adalah

Berikut yang bukan merupakan dampak negatif bagi remaja pada masa modernisasi sekarang ini adalah

Bandung, UPI

Globalisasi saat ini telah merambah cepat ke seluruh pelosok dunia, tak terkecuali Indonesia yang merupakan negara berkembang. Perkembangan teknologi yang semakin opesat menimbulkan dampak adanya globalisasi informasi, mode, serta menjamurnya perangkat media massa dan elektronik, seperti televisi, internet dan alat komunikasi yang mengakibatkan perubahan prilaku dan gaya hidup masyarakat Indonensia.

“Saat ini dampak modernisasi pada remaja sudah sangat mudah ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Tampak ada perbedaan nilai pada remaja generasi sebelumnya. Perbedaan tersebut nampak dari kecenderungan prilaku pada remaja jaman sekarang yang dihadapkan pada gaya hidup yang hedonisdan mengutamakan kesenangan semata sebagai tujuan hidup”, demikian diungkapkan Entin Jumantini saat mempertahankan disertasinya dihadapan ketua sidang promosi doktor, Kamis (28/02/2016) di Auditorium Sekolah Pascasarjana UPI, Jln. Dr. Setiabudhi, no.229 Bandung.

Menurut Dr. Entin Jumantini, bahwa siswa dengan anggaran yang tinggi justru mengalokasikan lebih banyak dana untuk kebutuhan pengeluaran lainnya yang lebih bersifat tersier dan kesenangan semata, seperti menonton bioskop, menonton konser, bertamasya. Sehingga pada akhirnya, perilaku konsumsi pada siswa kurang memperhatikan skala proiritas dan cenderung tidak rasional.

Terkait perilaku konsumsi siswa, dijelaskan Entin, pendidikan memegang peranan penting dalam meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Hal ini berimplikasi pada kemampuan siswa mengelola informasi guna membuat keputusan ekonomi yang cerdas dan terindikasi dari kemampuan meracik sumber daya yang dimiliki untuk menciptakna benefit.

Berikut yang bukan merupakan dampak negatif bagi remaja pada masa modernisasi sekarang ini adalah

Penelitian yang dilakukan oleh Dr. Entin Jumantini mengangkat masalah tentang pengaruh modernitas individu, lingkungan sosial, dan literasi ekonomi terhadap gaya hidup dan implikasinya pada perialku konsumsi siswa dengan subjek penelitian berupa siswa SMK Bidang Studi Keahlian Bisnis dan Manajemen di Kota Bandung.

Penelitian ini bertujuan mempelajari, mengukur, dan menganalisis pengaruh modernitas individu dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei, sedangkan teknik analisis data yang digunakan berupa analisis model persamaan struktural atau Structural Equation Modelling (SEM).

Hasil penelitian menunjukan bahwa modernitas individu dan lingkungan sosial berpengaruh positif terhadap gaya hidup, dikarenakan perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan kebudayaan yang mencakup kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi, filsafat, bahkan perubahan dalam bentuk serta aturan organisasi sosial. Kaitannya dengan lingkungan sosial menunjukan bahwa lingkungan sosial memiliki pengaruh positif berdasarkan hasil uji signifikan yang lebih kecil dari 0,05. Sedangkan literasi ekonomi dan gaya hidup tidak berpengaruh terhadap gaya hidup.

“Semakin Modern seseorang gaya hidupnya akan semakin rasional, karena salah satu ciri manusia modern adalah mempunyai perencanaan dan orientasi sehingga didasarkan pada pola pikir yang rasional”, kata Entin.

Berikut yang bukan merupakan dampak negatif bagi remaja pada masa modernisasi sekarang ini adalah

Modernitas individu dan lingkungan sosial berpengaruh secara langsung terhadap perilaku konsumsi siswa yang juga dilihat berdasarkan hasil uji signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 berarti semakin modern seseorang maka akan meningkatkan pola konsumsinya. Kesimpulannya bahwa tinggi rendahnya perilaku konsumsi siswa dipengaruhi oleh modernitas individu, lingkungan sosial, literasi ekonomi, dan gaya hidup.

Dalam disertasinya ini, Dr. Entin Jumantini menyarankan terhadap perilaku seseorang yang diantaranya bahwa segera memperbaiki sikap dan mulai menanamkan silai-nilai ekonomi dan menjadi konsumen yang cerdas dan kritis, sehingga pola konsumsi yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan bukan keinginan.

“Menanamkan pola hidup sederhana harus dilakukan dari lingkungan terkecil yaitu keluarga, peran orang tua sangat penting sebagai contoh buat anak”, tegasnya. (Asko/Deny)

tirto.id - Modernisasi adalah sebuah proses ketika sistem kehidupan berubah dari tradisional (sederhana) menjadi modern. Tentunya, modernisasi terjadi melalui tahapan-tahapan tertentu hingga bisa memunculkan dampak positif dan negatif.

Peavey Marisha dalam Indonesia dan Modernisasi (2020:5-6) merangkum beberapa pendapat ahli mengenai tahapan modernisasi menjadi lima langkah. Pertama, dimulai dari masyarakat tradisional yang menggunakan sistem barter.

Kemudian, dilanjutkan oleh “persiapan tinggal landas" yang ditandai dengan mulai adanya spesialisasi bidang, misalnya siapa yang menjadi produsen, distributor, konsumen, dan pemegang transportasi.

Setelah siap, maka “tinggal landas" terjadi ketika industri sederhana (pertanian) mulai berkembang menjadi manufaktur (pengubahan bahan mentah menjadi barang konsumsi).

Berikut yang bukan merupakan dampak negatif bagi remaja pada masa modernisasi sekarang ini adalah

Perkembangan selanjutnya akan menunjukkan “kematangan" yang ditandai dengan meluasnya distribusi barang hasil produksi tadi dan mulai bergantung pada sektor impor.

Tahapan terakhir ditandai ketika barang atau jasa yang telah dihasilkan menjadi “konsumsi massa".

Dominasi dari berbagai pelayanan dan barang yang disediakan akan terlihat ketika permintaan dunia terhadapnya besar.

Bidang Modernisasi

Kita bisa melihat modernisasi melalui berbagai bidang. Pertama, ada “komunikasi" canggih yang digunakan seluruh masyarakat dunia, misalnya telepon genggam, Android, atau bahkan laptop yang menggunakan internet.

Lalu, bidang modernisasi kedua terdapat di bidang “pekerjaan". Alat-alat berteknologi canggih mulai digunakan menggantikan manusia. Kita dapat melihat contoh dari seorang penjaga pintu tol yang sudah digantikan mesin sekarang.

Dalam “transportasi", modernisasi memberikan kemudahan seseorang ketika ingin pergi ke berbagai belahan dunia manapun. Kita bisa melihat adanya pesawat yang membuat seseorang dengan singkatnya sampai ke tempat lain, atau bahkan negara lain.

Di bidang “kesehatan", bukti modernisasi terlihat ketika adanya peralatan medis canggih. Masyarakat yang dahulu menggunakan obat tradisional misalnya, hadirnya modernisasi membuat mereka meninggalkan obat tersebut dengan yang lebih mujarab berdasarkan penelitian.

Selanjutnya, “media massa" yang bisa memberikan informasi lebih cepat dari sebelumnya. Misalnya, ketika kita melihat berita di televisi, maka sesuatu yang baru terjadi di luar sana dengan mudahnya dapat diketahui.

Selain itu, ada “agama" dari berbagai negara yang bisa dikenal melalui modernisasi hingga manusia mulai melupakan kepercayaan lamanya. Terakhir, “politik" juga merupakan bidang yang terpengaruh di mana mulai terbentuk organisasi dunia, salah satu contohnya ASEAN.

Kemendikbud melalui websitenya menyebutkan beberapa dampak positif dan negatif dari adanya modernisasi. Berikut ini penjelasannya.

Dampak Positif

1. Perubahan Tata Nilai dan Sikap

Modernisasi membawa seseorang bisa menghargai dan terbuka terhadap sesuatu yang baru. Maka norma positif mulai terbentuk berdasarkan rencana pengembangan dunia untuk masa depan.

2. Berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Modernisasi memiliki hubungan yang tidak dapat dipisahkan dengan teknologi dan ilmu pengetahuan. Manusia bisa merasakan dampak positif modernisasi ketika merasa bahwa pengetahuan dan teknologi baru bisa menunjang kehidupan manusia di kedepannya.

3. Meningkatknya Efektivitas dan Efisiensi

Efektivitas yang dimaksud di sini adalah keberhasilan modernisasi dalam membawa manusia tepat ke tujuannya. Kelanjutannya, ada efisiensi yang berarti modernisasi memberikan ketepatan, kecermatan, dan kebergunaan.

Dampak Negatif

1. Westernisasi

Dampak ini terjadi pada negara timur. Mereka yang berkebudayaan timur berusaha mengikuti gaya Eropa dan Amerika (kebarat-baratan). Sejatinya, belum tentu yang diterapkan sesuai dengan mereka yang ingin disebut modern, melihat budaya barunya berasal dari budaya lain.

2. Demoralisasi

Modernisasi terhadap tata nilai dan sikap seseorang ternyata tidak hanya berdampak positif, namun juga bisa negatif. Mereka yang salah mengartikan modernisasi bisa saja mengikuti kebudayaan atau perilaku baru yang sebenarnya tidak tepat di jalankan di tempat tinggalnya.

3. Kesenjangan Sosial Ekonomi

Ini terjadi ketika sebuah daerah kurang terpengaruh modernisasi, sedangkan wilayah lain lebih banyak terpengaruh. Kejadian ini bisa dilihat dari kualitas ekonomi suatu daerah yang kurang fasilitas dengan wilayah lain yang fasilitasnya lebih banyak.

4. Pencemaran Lingkungan

Modernisasi beriringan dengan semakin banyaknya perusahaan industri yang berdiri. Jika aktifitas industri ini tidak memahami keadaan alam, maka bisa terjadi potensi pencemaran lingkungan.

Baca juga:

  • Apa itu Rotasi dan Revolusi Bumi, Manfaat, serta Akibat yang Timbul
  • Mengenal Apa Itu Agama dan Fungsinya Bagi Manusia

Baca juga artikel terkait MODERNISASI atau tulisan menarik lainnya Yuda Prinada
(tirto.id - prd/adr)


Penulis: Yuda Prinada
Editor: Yandri Daniel Damaledo
Kontributor: Yuda Prinada

Array

Subscribe for updates Unsubscribe from updates