Berikut ini yang hukumnya makruh jika dilakukan pada waktu berpuasa adalah

ilustrasi puasa. ©2012 Merdeka.com

JATENG | 14 Mei 2022 13:31 Reporter : Ayu Isti

Merdeka.com - Seperti diketahui, ibadah puasa menjadi salah satu rukun wajib yang perlu dilakukan setiap umat muslim. Di mana seluruh umat muslim wajib menunaikan ibadah puasa di bulan Ramadan setiap satu tahun sekali. Menjalankan puasa Ramadan ini tidak lain muslim untuk mendekatkan diri pada Allah, meningkatkan iman, dan memperbanyak amalan pahala.

Selain puasa Ramadan yang wajib dilakukan, dalam Islam ada pula hukum makruh puasa. Seperti dipahami, makruh adalah hukum ketika suatu perbuatan ditinggalkan akan mendapat pahala, namun jika dilakukan maka tidak akan menyebabkan dosa dan siksa.

Dalam hal ini, terdapat beberapa jenis makruh puasa yang perlu Anda perhatikan. Jenis-jenis makruh puasa ini tidak lain meliputi ibadah puasa yang dilakukan di hari raya beberapa umat beragama. Dalam hukum Islam, beberapa jenis puasa ini memang sebaiknya dihindari, namun tak apa jika Anda tetap melakukannya.

Selain hukum makruh puasa, terdapat beberapa jenis hukum puasa lainnya yang tak kalah penting untuk dipahami. Termasuk jenis-jenis puasa haram yang dilarang karena memiliki berbagai alasan penting yang perlu Anda ketahui. Dengan begitu, ibadah puasa dalam Islam tidak dapat dilakukan sembarangan, melainkan perlu memperhatikan aturan waktu pelaksanaan yang tepat.

Dilansir dari NU Online, berikut makruh puasa dan jenis hukum puasa lainnya perlu Anda ketahui.

2 dari 4 halaman

Sebelum mengetahui jenis makruh puasa, perlu dipahami terlebih dahulu hukum puasa wajib dan sunah dalam Islam. Sesuai dengan sebutannya, puasa wajib adalah ibadah yang harus dipenuhi atau dilakukan oleh setiap muslim. Di mana Allah akan memberikan pahala pada orang yang menunaikan ibadah wajib, dan memberikan siksa bagi orang orang meninggalkan perintah tersebut.

Dalam Madzhab Al Imam Al Syafi’i, terdapat beberapa jenis puasa yang wajib dilakukan, yaitu meliputi:

  • Puasa bulan Ramadan.
  • Puasa Qadla.
  • Puasa Kaffarat, yaitu mengganti puasa Ramadan karena telah melakukan sesuatu yang membatalkan puasa, seperti berhubungan badan di siang hari saat Ramadan, hingga melakukan pembunuhan.
  • Puasa haji dan umrah, yaitu puasa untuk mengganti penyembelihan dalam fidyah.
  • Puasa yang dilakukan sehubungan dengan ibadah shalat minta hujan.
  • Puasa nadzar.

Sementara itu, ada pula beberapa jenis puasa yang memiliki hukum sunah. Dalam Islam, sunah adalah hukum di mana jika orang mengerjakan hal tersebut maka Allah akan memberikan pahala dan keutamaan, namun jika ditinggalkan tidak akan mendapatkan siksa atau hukuman dari Allah.

Dalam Islam, puasa sunah dibedakan menjadi 3, yaitu puasa yang datang berulang setiap tahun, puasa berulang setiap bulan, dan puasa berulang setiap tujuh hari. Berikut beberapa jenis puasa sunah yang perlu Anda ketahui.

Puasa berulang setiap tahun:

  • Puasa Arafah, puasa yang dilakukan umat muslim selain orang yang melakukan haji. Biasanya dilakukan pada tanggal 9, 10 dan 11 bulan Muharam.
  • Puasa enam hari di bulan Syawal, puasa yang dilakukan secara berturut-turut selama masih di bulan Syawal.

Puasa berulang setiap bulan:

  • Puasa ayyam al-bidl, yaitu puasa setiap tanggal 13, 14, dan 15 setiap bulan dalam kalender Hijriah. Puasa ini dilakukan karena bertepatan dengan malam hari yang terang oleh kesempurnaan bulan purnama.
  • Puasa ayyam al-suud, yaitu puasa yang dilakukan setiap tanggal 28, 29, dan 30 setiap bulan di kalender Hijriah. Puasa ini dilakukan karena bertepatan dengan malam-malam yang gelap di setiap bulan.

Puasa berulang setiap tujuh hari:

  • Puasa Senin dan Kamis, termasuk puasa sunah yang dapat dilakukan setiap satu minggu atau tujuh hari. Ini merupakan salah satu puasa sunah paling utama, dan termasuk puasa yang kerap dilakukan oleh Nabi Daud AS.

3 dari 4 halaman

Selain puasa wajib dan sunah, ada pula hukum makruh puasa dalam Islam. Seperti disebutkan sebelumnya, makruh adalah hukum di mana jika suatu perbuatan ditinggalkan maka akan mendapatkan pahala, namun jika dilakukan tidak akan mendapatkan hukuman atau siksa dari Allah.

Dengan kata lain, makruh adalah hukum yang menganjurkan umat muslim untuk meninggalkan suatu perbuatan atau amalan, karena dinilai akan membawa kerugian jika dilakukan. Seperti misalnya, terdapat area salat yang dilarang oleh Nabi Muhammad SAW, karena kerap dilewati oleh sekawanan unta. Larangan ini memang tidak mutlak, namun lebih baik dihindari karena jika dilakukan, dikhawatirkan akan terinjak-injak oleh unta yang melintasi daerah tersebut.

Begitu pula dengan ibadah puasa, terdapat hukum makruh puasa yang sebaiknya ditinggalkan. Ini meliputi puasa di hari Jumat yaitu hari kebesaran umat muslim, hari Sabtu yang merupakan hari raya umat Yahudi, dan hari Minggu yang merupakan hari raya umat Nasrani. Beberapa jenis puasa ini memang sebaiknya dihindari untuk mendapatkan keutamaan sesuai dengan ajaran Islam.

4 dari 4 halaman

Terakhir terdapat jenis-jenis puasa yang haram dilakukan. Jenis puasa haram ini dibagi menjadi dua, yaitu puasa yang haram namun sah dilakukan, dan puasa yang haram sekaligus tidak sah dilakukan.

Pertama, jenis puasa yang haram namun sah dilakukan adalah ibadah puasa yang dilakukan seorang istri tanpa izin suami, dan puasa yang dilakukan oleh budah tanpa izin tuannya.

Kedua, jenis puasa haram yang tidak sah dilakukan ini terdapat lima bentuk, yaitu sebagai berikut:

  • Puasa pada Hari Raya Idul Fitri, yaitu puasa yang dilakukan pada tanggal 1 bulan Syawal.
  • Puasa pada Hari Raya Idul Adha, yaitu puasa yang dilakukan pada 10 Dzulhijjah.
  • Puasa separuh terakhir di bulan Syaban, yaitu puasa yang dilakukan pada tanggal 16, 17, 18, dan seterusnya hingga akhir bulan Syaban, menjelang Ramadan.
  • Puasa pada hari yang meragukan, seperti puasa tanggal 30 Syaban, di mana orang-orang tengah membicarakan dan berdiskusi dalam penentuan hilal bulan Ramadan.(mdk/ayi)

    Baca juga:
    Pahami Arti Makruh Tahrim, Makruh Tanzih dan Haram, Jangan Sampai Salah
    Puasa Kafarat adalah Denda Penebus Dosa, Ketahui Aturan Pelaksanaannya
    Bolehkah Puasa Syawal Digabung dengan Puasa Bayar Hutang? Begini Penjelasannya
    Golongan yang Wajib Membayar Fidyah, Muslim Wajib Tahu
    5 Keutamaan Puasa Syawal bagi Umat Islam, Lengkap Disertai Dalilnya
    Puasa Tarwiyah adalah Puasa di Hari Ke-8 Bulan Dzulhijjah, Ini Penjelasannya

Ketika menjalankan ibadah puasa Ramadhan, umat muslim pasti berlomba-lomba agar bisa meraih pahala sebanyak-banyaknya. Akan tetapi, ketika menjalankan ibadah puasa, banyak yang seringkali tidak sengaja mengerjakan sesuatu yang membuat pahala puasa berkurang. Hal ini karena kurangnya pemahaman tentang hal-hal makruh dalam ibadah puasa Ramadhan.

Makhruh adalah sebuah perbuatan yang ketika dilakukan tidak akan membatalkan puasa atau bahkan menimbulkan dosa. Akan tetapi jika perbuatan tersebut ditinggalkan akan mendapatkan pahala. Lebih baik jika perbuatan tersebut tidak dilakukan ketika sedang menjalankan puasa ramadhan.

Nah, supaya esensi ibadah puasa ramadhan yang dijalankan bisa lebih maksimal dan tidak rusak karena kurangnya pemahaman. Simak dulu yuk apa saja hal-hal makruh dalam berpuasa berikut ini!

1. Ghibah atau Menggunjing 


Ghibah atau menggunjing

Baik ketika berpuasa ataupun tidak, menggunjing atau ghibah merupakan hal yang kurang baik dilakukan. Pasalnya, kegiatan ini umumnya membicarakan orang lain dalam konotasi negatif atau prasangka buruk.

Ketika kita sedang menggunjing tentang kejelekan orang lain, puasa yang dijalankan memang tidak batal. Akan tetapi, pahala puasa yang didapat akan berkurang. Dan kita hanya mendapatkan rasa lapar dan  haus saja, jadi tahan diri untuk tidak menggunjing atau bergosip tentang orang lain, ya! 

2. Menggosok Gigi

Gosok gigi sebenarnya masih diperbolehkan ketika sedang berpuasa, asalkan tidak memakai pasta gigi. Hal ini dikhawatirkan jika rasa yang dimiliki pasta gigi akan masuk ke mulut.

Lantas, selama berpuasa bagaimana supaya mulut tetap segar dan tidak bau? Solusinya, kamu bisa menyikat gigi sebelum datang waktu imsak. Sehingga selama berpuasa, mulut tetap terasa segar dan bebas bau mulut yang mengganggu.

3. Sengaja Berbekam

Bekam merupakan suatu hal yang sunah dilakukan dan bahkan bagus untuk kesehatan. Akan tetapi, hal tersebut akan menjadi makruh jika dilakukan ketika sedang mengerjakan puasa ramadhan. Apalagi jika kegiatan berbekam mengakibatkan tubuh jadi lemas dan tak bertenaga. Hal ini tentu kurang bijak dilakukan, karena selama berpuasa tubuh kekurangan asupan makanan.

4. Bermesraan dengan Suami/Istri

Hal makruh lainnya yang jika ditinggalkan justru mendapat pahala bermesraan dengan suami atau istri selama berpuasa. Hal ini menjadi makruh karena mampu meningkatkan nafsu syahwat hingga keluarnya air mani. Keadaan inilah yang bisa menyebabkan puasa seseorang menjadi rusak.

Meskipun bermesraan tidak secara langsung menyebabkan air mani keluar, akan tetapi  menjadi langkah awal pemicu munculnya nafsu syahwat. Jaga diri untuk tidak melakukan kegiatan atau perbuatan yang memancing syahwat pasangan selama menjalankan puasa di siang hari. Jika ingin bermesraan dengan pasangan, bisa luangkan waktu di malam hari karena hal ini diperbolehkan.

Baca Juga: Sabar, Ini Ujian! Berikut Cara Menjalankan Puasa Ramadhan saat Pandemi Corona

5. Tidur Sepanjang Hari


Tidur sepanjang hari

Meskipun tidur saat menjalankan ibadah puasa ramadhan bisa bernilai ibadah. Namun jika kita tidur terlalu lama, ini bisa jadi hal makruh yang mengurangi pahala puasa. Misalnya, tidur sepanjang hari dari waktu Zuhur hingga adzan Maghrib.

Puasa yang dikerjakan tetap sah, namun pahala yang diperoleh jauh berkurang. Akan jauh lebih baik jika waktu luang dimanfaatkan untuk menambah pahala. Misalnya dengan membaca ayat-ayat Al-Quran maupun menimba ilmu dengan pengajian dibandingkan tidur sepanjang hari.

6. Membayangkan Hal-hal yang Tidak Senonoh

Selanjutnya, hal makruh yang sebaiknya dihindari selama berpuasa adalah membayangkan hal-hal yang tidak senonoh, seperti sedang bersetubuh atau berjimak. Pada, hal tersebut dapat memicu syahwat pada dirinya hingga membuatnya mengeluarkan sperma. Alhasil, puasa yang dikerjakan menjadi rusak dan bahkan berdosa.

8. Mencicipi Rasa Masakan

Mencicipi masakan merupakan satu hal makruh yang sebaiknya ditinggalkan olej orang yang mengerjakan puasa. Karena dikhawatirkan ada makanan yang tidak sengaja ikut tertelan. Kegiatan ini sering dilakukan para wanita yang sedang menyiapkan menu berbuka puasa.

Sebaiknya jika sesudah mencicipi rasa masakan, segeralah meludah. Agar rasa makanan tidak ikut tertelan masuk ke dalam mulut, sehingga membuat puasa jadi batal.

8. Kumur-kumur Secara Berlebihan 

Jika ketika berwudhu kamu suka kumur-kumur berlebihan maka sebaiknya hal ini dihindari. Meski memang air yang tak sengaja tertelan saat kumur-kumur tidak membatalkan puasa. Namun, dikhawatirkan jika air yang digunakan saat kumur-kumur ikut tertelan dan hal ini hukumnya makruh. 

Baca Juga: Ibadah Lebih Khusyuk: Simak Niat, Tata Cara, Hingga Keutamaan Shalat Tarawih

9. Berlama-lama Mandi dan Berenang


Berlama-lama mandi

Suka berlama-lama saat mandi? Hal ini juga dianggap hal yang makruh, lho! Jadi jangan lama-lama saat mandi, sangat disarankan untuk mandi dengan lebih cepat.

Berenang maupun berendam di air adalah sesuatu yang makruh dikerjakan saat berpuasa. Sebab, hal ini memungkinkan air dapat masuk ke dalam tubuh secara sengaja maupun tidak. Baik melalui mulut, hidung, atau bagian tubuh yang lain.

10. Puasa Wishal

Mengapa puasa Wishal menjadi makruf? Hal ini karena, puasa ini dilakukan sepanjang hari hampir tanpa jeda dan berbuka ketika malam hari. Sementara saat menjalankan puasa ramadhan, kita diperintahkan berbuka ketika adzan Maghrib sudah berkumandang. 

Puasa wishal ini menjadi hal yang makruh karena bisa mendatangkan bahaya atau mudharat bagi tubuh. Tak hanya itu saja, bahkan puasa ini juga bisa membuat aktivitas ibadah terganggu karena tubuh menjadi lemas.

Perbaiki Ibadah Dulang Pahala

Hal-hal makruh dalam berpuasa sangat penting untuk diketahui dan dihindari agar puasa ramadhan yang dijalani jadi lebih maksimal. Bukankah sayang jika pahala puasa yang dilakukan selama seharian berkurang bahkan tidak kita peroleh hanya karena kita tanpa sengaja melakukan hal-hal kecil tersebut? Karenanya, pahami dan hindari hal-hal makruh yang sudah dijelaskan di atas agar puasa ramadhan lebih afdhol. Selain itu, perbaiki ibadah dan lakukan amalan lainnya untuk mendulang pahala lebih banyak.

Baca Juga: Jangan sia-siakan Bulan Ramadhan, Yuk Dulang Pahala dengan Amalan Ibadah dan Kebaikan ini!

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA