Berikut ini bukan hal-hal yang dapat dilakukan untuk menghindari sikap materialistis adalah

Tidak hanya orang dewasa saja, anak-anak pun bisa memiliki sikap materialistis di dalam dirinya. Dilansir dari American Psychological Association (APA), materialistis artinya sikap yang menempatkan prioritas lebih tinggi untuk menghasilkan banyak uang dan harta.

Untuk mencegah tumbuhnya sikap ini pada anak atau diri Anda sendiri, mari kita pelajari berbagai penyebab dan cara mengatasi materialistis yang bisa dipraktikkan.

Mengenal apa itu materialistis dan materialisme

Orangtua perlu tahu bahwa materialistis dan materialisme adalah dua hal yang cukup berbeda. Sebelum mengenal sifat materialistis pada anak, tak ada salahnya Anda mengenal pengertian materialisme.

Dikutip dari Very Well Family, pengertian materialisme adalah kepentingan yang dimiliki seseorang pada harta benda. Yang dimaksud harta benda di sini dapat berupa apa saja, seperti pakaian, sepatu, tas, mobil, peralatan elektronik, hingga gawai.

Seseorang dengan sifat materialisme yang tinggi disebut sebagai materialistis. Seseorang yang bersifat materialistis beranggapan bahwa memiliki harta benda adalah pusat dari kehidupan dan identitas mereka.

Salah satu contoh materialisme dalam kehidupan sehari-hari adalah kepemilikan terhadap rumah. Sebenarnya, rumah adalah kebutuhan dari setiap orang untuk berteduh.

Namun, orang yang materialistis justru beranggapan bahwa kepemilikan terhadap rumah bisa dijadikan alat untuk mengubah status sosialnya.  

Guna menghindari dan mengatasi paham materialisme, serta tentunya materialistis, pada anak, orangtua disarankan untuk memahami dulu berbagai penyebab munculnya sifat ini pada si kecil.

Penyebab materialistis pada anak

Menurut studi yang dirilis dalam The Journal of Consumer Research, anak-anak yang menganut gaya hidup materialistis memiliki dua kepercayaan.

Pertama, mereka beranggapan bahwa memiliki harta adalah definisi kesuksesan. Kedua, memiliki barang tertentu membuat mereka menjadi lebih disukai banyak orang.

Selain itu, terdapat beragam penyebab mengapa anak menjadi materialistis, di antaranya:

1. Sering memberikan uang dan benda berharga sebagai hadiah

Tidak jarang orangtua yang memberikan uang dan barang berharga pada anaknya sebagai hadiah.

Biasanya, uang dan benda berharga ini diberikan pada anak yang baru saja mendapatkan nilai ujian memuaskan atau mendapatkan prestasi dalam bidang ekstrakurikulernya.

Kebiasaan ini dapat membuat anak beranggapan bahwa harta adalah tujuan utama dari kehidupan mereka.

2. Terlalu sering memberikan hadiah

Memberikan hadiah terlalu sering pada anak juga dianggap sebagai salah satu penyebab tumbuhnya sikap materialistis.

Sebab, hal ini akan mengajarkan anak-anak bahwa rasa sayang hanya bisa diberikan dalam bentuk hadiah saja.

3. Mengambil barang-barang miliknya

Orangtua yang sering menghukum anak dengan mengambil barang-barang miliknya dapat membuat anak merasa takut terpisah dari harta yang dimilikinya. Pada akhirnya, anak akan bergantung pada hartanya untuk merasa bahagia.

4. Jarang bermain dengan orangtuanya

Anak-anak yang jarang bermain atau menghabiskan waktu dengan orangtuanya dapat merasa kesepian. Sebagai pelariannya, anak-anak akan mencari mainan dan barang elektronik sebagai temannya. Hal ini juga bisa membuat anak menjadi materialistis.

5. Memiliki konflik dengan orangtuanya

Jika anak merasa bahwa kedua orangtuanya kecewa terhadap dirinya, ia bisa mencari kenyamanan dan ketenangan dengan bermain bersama barang-barang favoritnya.

Cara mencegah dan mengatasi anak materialistis

Berikut adalah berbagai cara untuk mencegah dan mengatasi tumbuhnya sikap materialistis di dalam diri anak.

1. Jadilah panutan yang baik

Salah satu kunci untuk mencegah dan mengatasi sikap materialistis pada anak adalah menjadi panutan yang baik bagi mereka. Janganlah menjadi orangtua materialistis jika tidak ingin anak-anak Anda memiliki kepribadian yang sama.

Jangan menunjukkan obsesi terhadap suatu benda atau harta tertentu di depan anak. Usahakan untuk tidak membangga-banggakan benda tertentu, seperti mobil, ponsel baru, atau pakaian mahal.

Sebaliknya, ajarkan anak bahwa masih ada banyak hal yang lebih berharga dibandingkan uang dan benda, misalnya pemandangan yang indah, karya seni yang bagus, hingga dongeng dengan pesan moral yang bijak.

2. Rayakan pengalaman dibandingkan harta

Cobalah ganti jenis hadiah yang Anda berikan kepada anak. Jika selama ini Anda memberikannya uang atau benda-benda mewah, cobalah berikan ia hadiah berupa pengalaman jalan-jalan bersama keluarga ke tempat yang ia ingin kunjungi.

Dilansir dari William James Edu, Debbie Pincus, seorang ahli pengasuhan anak dan pernikahan, mengasuh anak dengan perspektif ini dipercaya lebih efektif dibandingkan mengasuh anak dengan dompet Anda.

3. Ajarkan anak untuk bersyukur

Dilansir dari Very Well Family, orangtua dapat mengajarkan anak untuk pandai bersyukur supaya mereka tidak menjadi materialistis.

Dengan bersyukur, anak-anak akan belajar untuk menjadi bahagia dengan apa yang dimilikinya saat ini.

4. Contohkan sikap kedermawanan

Anak-anak belajar banyak dari sikap orangtuanya. Maka dari itu, cobalah contohkan pada anak sikap dermawan atau sering berbagi dengan orang lan.

Tunjukkan pada anak bahwa Anda adalah orangtua yang baik dan tidak pelit terhadap sesama. Salah satu cara yang bisa Anda lakukan adalah mendonasikan uang ke sebuah acara amal.

5. Tegaskan perbedaan antara keinginan dan kebutuhan

Terkadang, sikap materialistis dapat tumbuh pada diri anak saat ia tidak tahu apa arti keinginan dan kebutuhan. Anak-anak mungkin cenderung ingin memiliki banyak hal atas dasar keinginannya saja, tapi bukan kebutuhannya.

6. Mencari teman dari segala kalangan

Dikutip dari laman Scott H. Young, salah satu cara menghindari gaya hidup materialistis untuk anak atau orang dewasa adalah mencari teman dari segala kalangan. Jangan hanya berteman dengan kalangan tertentu saja, apalagi yang mementingkan uang dan profesi di atas segalanya.

Langkah ini dianggap mampu menjauhkan anak atau Anda dari aspek kompetitif yang dibawa oleh paham materialisme.

Itulah beberapa penyebab dan cara mencegah sikap materialistis pada anak. Jika Anda memiliki pertanyaan seputar kesehatan anak, jangan ragu untuk bertanya dengan dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ secara gratis. Unduh di App Store atau Google Play sekarang juga.

Hedonisme adalah salah satu gaya hidup kurang baik, pelajari cara mengatasinya!

Manusia pada dasarnya adalah makhluk yang secara naluriah ingin menghindari rasa sakit dan penderitaan. Akan tetapi, terkadang naluri ini justru menjebak kita dalam gaya hidup hedonis. Dengan munculnya beragam aktivitas dan sarana entertainment, saat ini hedonisme adalah salah satu masalah umum dalam masyarakat.

Meski tampak mewah dan menyenangkan, nyatanya dampak hedonisme tidak selalu positif, terutama untuk kesehatan finansial jangka panjang. Banyak orang menghabiskan masa mudanya dengan berfoya-foya, hingga akhirnya harus menderita saat tua. Tidak ingin ini terjadi pada Anda, bukan? Maka dari itu, yuk pelajari lebih jauh apa itu hedonisme dan cara mengatasinya!


Apa Itu Hedonisme?

Hedonisme adalah istilah berasal dari bahasa Yunani "Hedone" berarti kesenangan. Jadi apa itu hedonisme adalah gaya hidup yang berfokus mencari kesenangan dan kepuasan tanpa batas. Sifat hedonisme adalah berusaha menghindari hal-hal yang menyakitkan atau menyusahkan dengan memaksimalkan perasaan-perasaan menyenangkan.

Contoh hedonisme dalam kehidupan sehari-hari yaitu perilaku berbelanja secara boros dengan membeli apa yang diinginkan, kebiasaan membeli makanan fast food yang tidak sehat, dan lain sebagainya.


Perkembangan Hedonisme Hingga Saat Ini

Sejarah hedonisme diawali pada masa kehidupan filsuf Yunani. Socrates, seorang filsuf populer saat itu mengajukan pertanyaan filsafat terkait tujuan hidup manusia di dunia. Kemudian, muridnya bernama Aristippos memiliki pandangan bahwa kehidupan terbaik bagi manusia adalah kesenangan.

Atas latar belakang tersebut, maka lahir pemikiran hedonisme. Namun, menurut para filsuf, hedonisme adalah representasi dari eksistensi manusia di dunia, bukan makna yang menggambarkan tingkah laku negatif. Hedonisme tidak hanya berfokus pada kesenangan dan kepuasan fisik saja, tetapi juga pemenuhan rohani dan spiritualitas. Sehingga manusia mendapatkan kesenangan fisik dan kebebasan jiwa dari kegelisahan.


Ciri-Ciri Hedonisme

Hedonisme tidak hanya pandangan bersenang-senang belaka, terdapat ciri-ciri hedonisme patut Anda ketahui. Berikut merupakan ciri-ciri hedonisme patut Anda waspadai.

  1. Kebahagian Menjadi Tujuan
    Karena kebahagian tidak lepas dari gaya hidup hedonisme, maka ciri-ciri hedonisme adalah tujuan utama dalam hidupnya hanyalah sebuah kesenangan belaka. Mereka akan memilih hal-hal atau perilaku yang menyenangkan bagi dirinya.

    Tidak Mau Merasakan Rasa Sakit/Kesulitan.
    Berikutnya, ciri-ciri hedonisme adalah pelaku tidak suka dengan rasa sakit atau tidak betah menghadapi kesulitan-kesulitan yang datang. Karena mereka sudah terlalu nyaman dengan kenikmatan dan kesenangan.

  2. Egois
    Sifat hedonisme adalah egois. Tidak peduli dengan kebahagiaan orang lain. Namun, kebahagian dirinya adalah hal segalanya patut diperjuangkan. Bahkan mereka rela orang lain menderita demi kesenangan yang didapatkan.

  3. Tidak Pernah Merasa Puas
    Salah satu ciri-ciri hedonisme adalah pelakunya tidak pernah merasa puas. Meskipun mereka telah memperoleh banyak kesenangan dan kenikmatan, tetapi pelaku hedonisme akan selalu merasa kurang.

  4. Berperilaku Konsumtif
    Sebab hanya berfokus pada kepuasan nafsu, maka ciri-ciri hedonisme adalah berperilaku konsumtif. Mereka akan membeli atau berbelanja sesuatu berdasarkan keinginan, bukan kebutuhan. Sehingga sifat hedonisme akan diikuti gaya hidup boros.

  5. Sifat Sombong
    Terakhir, ciri-ciri hedonisme adalah karakternya cenderung sombong. Karena mereka menilai orang lain berdasarkan harta dan penampilan fisik. Sehingga gaya hidup mewah dan kesenangan belaka menimbulkan perasaan lebih baik dibandingkan orang lain.


Faktor Penyebab Gaya Hidup Hedonis

Hedonisme adalah gaya hidup hanya memikirkan kebahagiaan semata. Tetapi, perilaku ini tidak muncul begitu saja. Terdapat beberapa faktor penyebab gaya hidup hedonis baik internal dan eksternal. Adapun faktor penyebab hedonisme adalah sebagai berikut.

  1. Faktor Pribadi
    Pertama, penyebab gaya hidup hedonisme adalah dari faktor pribadi. Setiap manusia pasti mempunyai sifat dasar alamiah ingin mendapatkan kebahagiaan dan kesenangan. Tetapi karena manusia tidak merasa puas dan tidak bisa mengontrol dirinya, maka Anda bisa terjerumus pada gaya hidup hedonis.

  2. Faktor Keluarga
    Penyebab gaya hidup hedonis mudah terjadi karena faktor keluarga. Apabila seseorang lahir dalam keluarga dengan fasilitas kemudahan dan kemewahan sudah tersaji, maka hal ini bisa berpotensi Anda mengidap gaya hidup hedonisme.

  3. Faktor Lingkungan Sosial
    Faktor lingkungan sosial merupakan penyebab gaya hidup hedonis secara eksternal. Apabila seseorang terbiasa bergaul dengan orang-orang bergaya hidup hedonisme, maka kemungkinan besar dirinya akan menjadi hedon juga.


Dampak Hedonisme Bagi Kehidupan

Sifat hedonisme sebenarnya memiliki sisi positif, yaitu mengajak manusia untuk menikmati kehidupan dengan kebahagiaan dan kesenangan. Agar manusia tidak selalu dalam keadaan murung atau sedih.

Namun, saat ini banyak orang larut dalam kesenangan dan kebahagian berlebihan sehingga terjerumus pada gaya hidup hedonis. Padahal dampak hedonisme bisa berakibat fatal, terutama pada hal keuangan. Simak dampak hedonisme dari sisi negatif.

  1. Hidup Tanpa Orientasi Keuangan yang Jelas
    Gaya hidup hedonis cenderung memenuhi keinginan belaka, sehingga dampak hedonisme adalah Anda bisa hidup tanpa orientasi keuangan yang jelas. Pastinya hal ini berakibat tidak baik. Karena Anda mengeluarkan uang tanpa mempertimbangkan aspek kebutuhan dan prioritas.

  2. Struktur Keuangan Jadi Tidak Sehat
    Salah satu dampak hedonisme adalah struktur keuangan jadi tidak sehat. Sebab gaya hidup hedonis membuat Anda banyak berbelanja sesuatu kurang penting. Sehingga pengeluaran Anda lebih besar daripada pemasukan. Sehingga keuangan menjadi tidak sehat.

  3. Tidak Adanya Dana Darurat dan Investasi
    Pelaku gaya hidup hedonisme tidak memikirkan masa depan. Oleh karena itu, dampak hedonisme adalah pelaku tidak memiliki dana darurat dan investasi. Ketika memiliki uang, mereka langsung menghabiskan untuk kesenangan sementara.

  4. Tidak Punya Perencanaan Keuangan Jangka Panjang
    Anda tidak akan memiliki rencana keuangan jangka panjang merupakan dampak hedonisme. Sebab pelaku hanya berfokus pada pemenuhan kesenangan dan kebahagiaan saat ini. Mereka lebih memikirkan bagaimana memenuhi gaya hidup mewah sehingga bisa mengalahkan orang lain. Akibatnya, keuangan gaya hidup hedonis cenderung langsung habis.

  5. Memicu Hutang dan Depresi
    Tuntutan gaya hidup hedonis tidak pernah habis. Mereka akan mencari banyak cara untuk memenuhi keinginan pribadinya. Sehingga dampak hedonis adalah memicu hutang dan depresi. Karena keuangan pelaku hedonisme cenderung tidak sehat, maka mereka rela berhutang untuk hal-hal konsumtif. Akibatnya, mereka bisa terlilit hutang dan menimbulkan depresi.


Cara Mengatasi Hedonisme

Setelah mengetahui dampak hedonisme yang merugikan kehidupan pribadi dan sekitar, pastinya sobat OCBC NISP ingin menghindari perilaku hedonisme. Nah cari tahu cara mengatasi hedonisme di bawah ini.

  1. Mengubah Mindset Konsumtif Jadi Produktif
    Cara mengatasi hedonisme pertama, yaitu mengubah mindset konsumtif jadi produktif. Anda harus memiliki pola pikir memandang sesuatu berdasarkan produktivitasnya. Pertimbangkan keuntungan di masa sekarang dan masa mendatang.

  2. Menyadari Bahwa Hidup Bukan Tentang Senang-Senang Saja
    Menyadari bahwa hidup bukan tentang senang-senang saja merupakan cara mengatasi hedonisme. Anda sebagai manusia harus memahami bahwa kehidupan ini selalu berputar. Kadang Anda akan diberikan masalah sehingga membuat suasana sedih, susah, hingga kesulitan. Tetapi Anda juga akan memperoleh perasaan senang dan bahagia pada waktu tertentu.

  3. Susun Target dan Rencana Keuangan Jangka Panjang
    Salah satu cara mengatasi hedonisme adalah menyusun target dan rencana keuangan jangka panjang. Ketika Anda mempunyai financial planning dan memikirkan masa depan, maka Anda bisa mengontrol gaya hidup. Sebab terdapat hal jauh lebih penting di masa mendatang.

  4. Membatasi Diri Saat Melakukan Self-Reward
    Self-reward sering kali menjerumuskan kita pada gaya hidup hedonis. Sehingga cara mengatasi hedonisme adalah membatasi diri saat melakukan self-reward. Anda harus paham kapan waktunya self-reward. Jangan sampai melakukannya secara terus menerus.

  5. Membatasi Diri Saat Melakukan Self-Reward
    Self-reward sering kali menjerumuskan kita pada gaya hidup hedonis. Sehingga cara mengatasi hedonisme adalah membatasi diri saat melakukan self-reward. Anda harus paham kapan waktunya self-reward. Jangan sampai melakukannya secara terus menerus.

  6. Mencatat Setiap Pengeluaran dan Pemasukan
    Gaya hidup hedonis berkaitan dengan sifat boros. Oleh sebab itu, cara mengatasi hedonisme adalah mencatat setiap pengeluaran dan pemasukan. Dengan demikian Anda bisa mengontrol keuangan Anda dan menerapkan hidup hemat.

  7. Mengurangi Penggunaan Kartu Kredit
    Penggunaan kartu kredit bisa menimbulkan kesenangan sesaat. Karena Anda tinggal menggesek untuk membeli sesuatu. Karena tidak mengeluarkan cash money, maka Anda akan sulit mengontrol pengeluaran. Sebaiknya, cara mengatasi hedonisme adalah mengurangi penggunaan kartu kredit. Agar Anda tidak terlena dan tergiur terus berbelanja hingga tagihan membludak.

  8. Selektif Saat Memilih Lingkaran Pertemanan
    Lingkungan menjadi faktor penting dalam mempengaruhi gaya hidup Anda. Sehingga, usahakan untuk selektif saat memilih lingkaran pertemanan. Hindari circle yang mendorong Anda untuk mengedepankan gaya hidup mewah.

Demikian pembahasan dari OCBC NISP tentang apa itu hedonisme, faktor penyebab, ciri-ciri, dampak, dan cara mengatasinya! Gaya hidup hedonisme adalah salah satu jenis gaya hidup paling tidak sehat, baik bagi mental maupun finansial Anda. Jadi sebisa mungkin hindari ya!


Baca Juga: