Berapa lama batuk berdahak pada anak akan sembuh

Penyebab batuk berdahak

Pada sebagian orang, asma dapat menghasilkan lendir berlebih secara terus menerus. Ketika asma  kambuh karena cuaca yang lebih dingin, terpapar bahan kimia, atau wewangian maka batuk berdahak biasanya akan muncul. Kondisi ini bahkan bisa parah karena disertai dengan dan disertai sesak napas.

Bronkitis kronis dapat menyebabkan peradangan saluran udara dalam waktu yang lama sehingga mengakibatkan batuk berdahak yang berwarna. Kondisi ini termasuk dalam penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) yang biasa terjadi akibat merokok.

Saat bagian sinus menghasilkan lendir berlebih, lendir tersebut dapat menetes ke tenggorokan bagian belakang sehingga memicu batuk berdahak secara refleks. Kondisi ini dapat disebut sebagai sindrom saluran napas atas.

Cystic fibrosis merupakan penyakit langka yang dapat menyebabkan paru-paru dan saluran udara kelebihan lendir sehingga menyebabkan batuk berdahak dan paru-paru dapat tersumbat jika mengalami kondisi ini.

Pneumonia adalah infeksi di paru-paru yang disebabkan oleh bakteri, virus atau jamur. Kondisi ini dapat menyebabkan batuk berdahak karena produksi lendir yang berlebih di paru-paru.

Cara mengobati batuk kering dan berdahak

Mengingat gejala dan kondisi batuk kering dan berdahak sangat berbeda, maka penanganannya pun berbeda pula.

Umumnya, batuk kering diobati dengan jenis obat antitusif yang mengandung dextomethrophan. Sementara batuk berdahak akan diberi obat yang mengandung ekspektoran yang mengandung guaifenesin sehingga dapat mencairkan dahak dan membantu mengeluarkannya lebih mudah.

Meski demikian, langkah yang paling tepat untuk mengetahui apa yang sedang dialami adalah dengan memeriksakan diri ke dokter. Lewat pemeriksaan menyeluruh, dokter bisa menentukan diagnosis batuk yang dialami dan memberikan pengobatan yang benar.

Perlu diingat, meskipun perbedaan batuk kering dan batuk berdahak cukup signifikan, terkadang keduanya terjadi bergantian. Ada yang mengalami batuk kering lalu di hari berikutnya menjadi batuk berdahak. Ada pula yang mengalami batuk berdahak namun saat lendirnya habis, berganti menjadi batuk kering.

Maka dari itu, sobat perlu tahu gejala dari batuk yang dialami. Pengobatan terhadap infeksi atau penyakit tersebut secara menyeluruh juga dapat membantu meredakan batuk.

Sumber: Healthline, Cleveland Clinic, SehatQ

#dinkeskalbar #batuk #batukkering #batukberdahak

Kompas.com - Apakah batuk yang Anda derita sudah berlangsung lebih dari seminggu? Memang sangat mengganggu, tetapi hal itu sebenarnya normal.

Banyak orang yang menganggap batuk adalah penyakit sepele yang sebenarnya bisa sembuh kurang dari lima hari. Mungkin hal itu juga yang menyebabkan banyak orang memilih antibiotik saat batuknya tidak sembuh-sembuh, meski sebenarnya disebabkan oleh virus.

Dalam sebuah survei lewat telepon, para peneliti menanyakan 493 orang berapa hari normalnya penyakit batuk akut atau sakit flu yang memicu batuk. Selain itu para peneliti juga melihat literatur medis yang sudah ada untuk mengetahui berapa lama normalnya batuk akut.

Hasil survei menunjukkan batuk seharusnya berkisar antara 7-9 hari. Padahal menurut literatur, durasi rata-rata penyakit batuk bisa mencapai 18 hari.

Menderita batuk selama 18 hari memang terdengar sangat lama. Tak heran jika kebanyakan pasien berobat ke dokter lebih cepat dari waktu tersebut. Dokter juga terkadang tak bisa menolak permintaan antibiotik dari pasiennya, bahkan untuk penyakit yang disebabkan virus.

"Tidak ada alasan untuk cemas jika batuk terasa tak sembuh-sembuh. Ada banyak infeksi seperti flu yang bisa bertahan sampai 10 hari. Batuk bisa lebih lama dari itu tetapi kita sebaiknya bersabar dan memberikan waktu bagi tubuh untuk menyembuhkan dirinya sendiri," kata ketua peneliti Mark H.Ebell dari Universitas Georgia.

Dengan mengetahui berapa hari normalnya batuk seharusnya kita tidak perlu terlalu cemas. Meski begitu tetap ada beberapa gejala penyerta batuk yang perlu diwaspadai, misalnya dahak berlebihan.

"Jika Anda terbatuk sampai mengeluarkan sesuatu, sebaiknya segera periksakan ke dokter. Perhatikan pula perubahan warna pada dahak atau kemungkinan adanya darah," kata Meir Kryger, dokter spesialis paru.

Bila batuk Anda disertai dengan sesak napas atau suara mengi di dada, sebaiknya juga periksakan ke dokter. Beberapa jenis obat juga bisa memicu batuk, misalnya obat darah tinggi.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link //t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berikutnya

Selain pilek, tamu tak diundang sekaligus tak diharapkan adalah batuk anak tak kunjung sembuh. Terlebih, jika situasi ini menyebabkan mereka sulit menyusu atau makan sehingga berat badannya terjun bebas. Untuk tahu cara menghadapinya, sebaiknya cari tahu apa pemicunya.

Ada banyak faktor yang membuat batuk bayi tidak sembuh-sembuh, terkadang bukan sekadar virus. Mulai dari alergi, reflux, hingga asma, orangtua perlu tahu tiap gejalanya.

Penyebab batuk anak tak kunjung sembuh

Menangani batuk anak tak kunjung sembuh tidak sesederhana memberikan obat yang dijual di pasaran. Banyak obat yang tidak disarankan bagi anak yang berusia di bawah 4 tahun. Efek sampingnya terlalu berbahaya.

Untuk memudahkan orangtua menangani batuk bayi dengan cara tepat, kenali dulu beberapa hal yang mungkin menjadi pemicunya:

1. Infeksi

Penyebab utama batuk bayi tidak sembuh-sembuh adalah infeksi virus hingga bakteri. Semuanya akan menimbulkan reaksi terbatuk, refleks alami untuk membersihkan saluran tenggorokan mereka. Ketika terinfeksi virus atau bakteri, maka produksi lendir di paru-paru dan tenggorokan akan meningkat.

Perhatikan apa yang kira-kira menjadi media penularan virus dan bakteri. Apakah kamar tidur si kecil kurang bersih? Kerap terpapar asap rokok dari orang dewasa di sekitarnya? Atau bahkan terkena residu thirdhand smoke?

2. Alergi

Sebagian besar anak tidak mengalami alergi musiman hingga usianya menginjak 2 tahun. Namun, ada kalanya batuk bayi tidak sembuh-sembuh karena ada pemicu alergi di lingkungannya. Mulai dari debu, jamur, tungau, bulu hewan peliharaan, atau alergen lain yang ada di rumah.

Batuk karena alergi umumnya berupa batuk kering yang sering muncul. Namun, tidak bersifat produktif artinya tidak memproduksi lendir.

3. Reflux

Bayi juga rentan mengalami gastroesophageal reflux disease (GERD). Gejala dari kondisi ini adalah anak sering tersedak dan terbatuk ketika asam lambung naik. Pada saat inilah tenggorokan rentan mengalami iritasi dan anak refleks terbatuk.

Bayi dengan kondisi GERD biasanya akan terbatuk dengan napas berbunyi nyaring atau wheezing. Selain itu, terkadang batuk akibat GERD juga muncul lebih sering saat malam hari.

4. Batuk rejan

Disebut juga dengan whooping cough atau pertussis, ini adalah infeksi bakteri serius yang bisa terjadi pada bayi hingga orang dewasa. Pencegahan paling utama adalah dengan mendapatkan vaksinasi sesuai jadwal. Untuk bayi, mereka harus terimunisasi ketika usianya menginjak 2 bulan.

Batuk rejan pada bayi juga bisa membuat mereka kesulitan menyusu baik secara langsung maupun lewat media lain seperti dot. Akan terdengar suara napas dengan frekuensi tinggi saat mengambil napas di sela menyusui.

5. Asma

Asma juga bisa menjadi penyebab batuk tak kunjung sembuh pada bayi. Coba Anda perhatikan, kapan bayi lebih sering terbatuk. Apabila muncul di malam hari, bisa jadi itu merupakan indikasi bayi mengalami asma.

Kondisi ini tentu dapat mengganggu waktu istirahat si kecil. Ciri-ciri dari batuk karena asma adalah batuk kering tanpa lendir sama sekali.

Pada sebagian besar kasus, tak perlu terburu-buru membawa bayi ke dokter ketika mereka mulai terbatuk. Bahkan, justru lebih baik menunggu sedikit lebih lama hingga paham betul bagaimana pola dan apa hal yang diduga kuat menjadi pemicunya.

Sebagai contoh, berikut beberapa indikator yang perlu diperhatikan:

  • Apakah batuk kering atau berdahak?
  • Apakah batuk hanya muncul saat terlelap?
  • Berapa lama batuk berlangsung?
  • Apakah batuk hanya terjadi ketika anak berada di tempat tertentu selain rumah?

Dengan mencatat beberapa hal terkait pola batuk si kecil, ini bisa menjadi bahan diskusi bersama dokter. Semakin jelas dan lengkap catatannya, semakin mudah mengurai apa pemicu batuk anak tak kunjung sembuh.

Kapan harus segera ke dokter?

Meski demikian, ada pula kondisi ketika orangtua sebaiknya tak perlu menunggu lebih lama dan segera membawa anak ke dokter. Utamanya, apabila usia bayi masih di bawah 3 bulan.

Selain itu, perhatikan pula apakah ada tanda-tanda kesulitan bernapas. Untuk mengetahui hal ini, coba lepas baju bayi dan lakukan observasi ketika mereka sedang bersantai.

Berikut beberapa indikator yang perlu diperhatikan:

  • Hitung berapa kali anak bernapas dalam 60 detik
  • Lihat apakah anak harus susah payah untuk bernapas
  • Lihat apakah cuping hidung anak mengembang terlalu besar demi bisa bernapas
  • Lihat gerakan leher hingga dada apakah tampak bersusah payah saat mengambil napas
  • Lihat apakah mereka kesulitan menyusu dan harus mengambil jeda untuk bernapas
  • Apakah ada perubahan warna kulit dan bibir?

Apabila beberapa indikator di atas terlihat pada anak Anda, sebaiknya segera mencari bantuan medis karena menunjukkan kesulitan bernapas.

Catatan dari SehatQ

Apabila penyebab batuk masih bisa ditangani sendiri di rumah, tetap perhatikan untuk tidak memberikan obat batuk di pasaran. Jangan pula memberikan madu kepada bayi di bawah usia 1 tahun karena risiko botulisme yang berbahaya.

Tawarkan ASI, susu formula, atau makanan yang berkuah apabila anak sudah mulai makan.

Bantu juga memposisikan bayi sedikit lebih tegak selama mereka beraktivitas agar tidak menimbulkan akumulasi lendir penyebab batuk. Utamanya, pada bayi yang sedang batuk berdahak atau mengalami acid reflux.

Anda juga bisa memasang humidifier di kamar tidur untuk mengencerkan lendir pada saluran pernapasan dan meredakan iritasi tenggorokan. Duduk beberapa menit bersama si kecil di kamar mandi yang beruap karena air panas juga bisa jadi pilihan.

Untuk berdiskusi lebih lanjut tentang penanganan apa yang boleh dan tidak dilakukan, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA