Berapa harga jual biodiesel dari produsen ke pertamina

Berita Kebijakan tersebut dirasa justru akan membuat penurunan pada harga CPO

Berapa harga jual biodiesel dari produsen ke pertamina

Oli mesin diesel PT Pertamina (ANTARA FOTO/Zabur Karuru)

Bareksa.com – Pemerintah mulai menerapkan kewajiban campuran solar dengan Biodiesel per September 2013. Disampaikan oleh Direktur Bioenergi Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana, sebagaimana dikutip IQ Plus, hingga saat ini langkah tersebut telah menghemat devisa sebesar USD 75,88 juta dan dana subsidi USD 2,84 juta. Konsumsi biodiesel dalam campuran solar mengalami kenaikan 101 persen pada bulan Oktober menjadi 116.261 kiloliter, dibandingkan dengan bulan Agustus yang hanya 57.871 kiloliter.

Dalam laporan PT CIMB Securities Indonesia, diungkapkan bahwa salah satu emiten yang terpengaruh kebijakan ini adalah PT Eterindo Wahanatama Tbk (ETWA). Ini karena ETWA merupakan salah satu emiten yang fokus di bisnis biodiesel. Kebijakan itu menetapkan bahwa harga beli yang digunakan dalam transaksi biodiesel tidak lagi menggunakan harga biodiesel untuk konsumsi nabati, yaitu harga FAME (fatty acid methyl ester). Formulasi biaya FAME ialah harga CPO (minyak kelapa sawit) ditambah biaya produksi (processing cost).

Pemerintah menetapkan harga pembelian ditetapkan dengan menggunakan harga minyak di Singapura atau Mean of Platts Singapore (MOPS). Saat ini, harga biodiesel dengan menggunakan harga FAME sebesar USD 900/metrik ton, sedangkan harga MOPS sebesar USD 888/metrik ton. Harga MOPS yang lebih rendah dari harga FAME memaksa produsen CPO menjual CPO diharga lebih rendah. Karena itu, menurut PT CIMB Securities Indonesia, dampaknya akan membuat harga CPO jadi turun. Sebaliknya, untuk produsen biodiesel yang sebagaian besar memakai CPO sebagai bahan baku, harga CPO yang lebih rendah tentu akan menguntungkan bagi mereka. Bertambahnya volume penggunaan biodiesel di Indonesia -- seiring dengan kebijakan pemerintah tersebut -- diharapkan bakal menambah pendapatan ETWA.

Namun, menurut laporan PT Credit Lyonnais Securities Asia (CLSA) Indonesia, tender biodiesel yang akan diadakan Pertamina tidak akan banyak mempengaruhi harga CPO, dan kekuatan pasar akan lebih menentukan aturan serta tingkat keuntungan biodiesel. Alasan pertama terkait dengan penetapan harga beli lelang yang menggunakan harga MOPS. Ini berarti harga jual yang diterima oleh produsen biodiesel langsung berasal dari kelapa sawit itu sendiri, dan tidak ada hubungannya dengan harga CPO yang menjadi komponen bahan baku utama. Alasan yang kedua, CPO berada di titik terendahnya pada tahun 2013, dan akan mengalami tren kenaikan harga di tahun 2014-2015, mempertimbangkan produksi CPO yang lebih rendah.

Direktur Godrej Internation Ltd, Dorab Mistry, seperti dikutip dari Bloomberg, Jumat, 29 November 2013, mengatakan, harga CPO diyakini mulai memasuki tren bullish. Hal ini dipicu spekulasi penurunan ekspor dari Indonesia dan kebijakan penggunaan biodiesel. Menurut Mistry, harga CPO di Bursa Malaysian Derivatives (BMD) akan naik pada kisaran RM 2.600-2.900 mulai sekarang sampai Maret 2014, dan kemungkinan bisa menyentuh angka RM 3.000, jika Brazil mengimplementasikan mandat penggunaan biodiesel. Hal ini akan menyebabkan harga minyak kedelai (soya oil) meningkat. Namun, akan sangat sulit mempertahankan level harga RM 3.000 karena pajak ekspor akan meningkatkan harga FOB (free on board) CPO.

Dengan mempertimbangkan beberapa faktor di atas, CLSA merekomendasikan PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) dari sektor perkebunan kelapa sawit karena dianggap memiliki efisiensi biaya yang lebih baik untuk menghadapi kebijakan Pemerintah tersebut.

Diambil dari data Bareksa (klik disini), sejak pemerintah berencana mengeluarkan aturan kebijakan biodiesel tersebut sekitar akhir Agustus, hingga saat ini (harga penutupan 29 November 2013), harga saham AALI telah mengalami reli lebih dari 50 persen dengan harga terakhir Rp 22.450. (NP)

Artikel Terkait

Kasus Gagal Berangkat Umroh Masih Terjadi, Hindari dengan BareksaUmroh

Pengaduan masih didominasi masalah umum 83,9 persen dan gagal berangkat 4,6 persen

Berapa harga jual biodiesel dari produsen ke pertamina

Reksadana Saham Syariah Ini Melonjak Terdongkrak Saham BRPT

Saham BRPT ditutup menguat 2,38 persen ke level Rp3.860 per saham pada perdagangan Senin kemarin

Berapa harga jual biodiesel dari produsen ke pertamina

Berita Hari Ini : Pemerintah Kejar 12,5 Juta SPT, BMRI Dikabarkan Incar BNLI

ISAT rugi Rp2,4 triliun, ENRG refinancing utang US$50 juta, laba ADRO turun 13,5 persen, KKR lepas 385 juta saham JPFA

Berapa harga jual biodiesel dari produsen ke pertamina

Berapa harga jual biodiesel?

Pemerintah Patok Harga Biodiesel Rp 15.559 per Liter pada April 2022.

Berapa harga biodiesel per liter?

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral atau ESDM telah mematok harga indeks pasar untuk bahan bakar nabati jenis biodiesel yang dicampurkan ke dalam bahan bakar minyak sebesar Rp15.559 per liter pada April 2022.

Berapa harga B30?

Per Juli 2022, untuk Solar CN-48 atau Biosolar (B30), dijual dengan harga Rp 5.150 per liter.

Berapa subsidi bio solar?

JAKARTA. Bahan Bakar Nabati (BBN) diusulkan mendapat subsidi sebesar Rp 1.000 per liter untuk Bio Premium (1%) dan Bio Solar (5%).