Berapa banyak kaleng yang digunakan dalam permainan gebokan

you are here: Home » Jelajah Daerah: Jakarta » Foto » Bola Gebok

[2016-11-15 22:38:50, view 10885]

Bola gebok adalah suatu permainan yang sangat populer di kalangan anak-anak di sekitar wilayah Ciracas maupun Pasar Rebo Jakarta Timur. Kata gebok bisa diartikan sebagai menimpuk. Sesuai namanya dalam permainan ini, si pemain akan melempar bolanya ke tiap arah sasaran. Permainan bola gebok biasa dimainkan di lapangan yang luas dengan jumlah pemain sekitar 4-5 orang berikut pula seorang wasit

Peralatan dalam Permainan Bola Gebok

Biasanya permainan bola gebok dimainkan oleh anak-anak  pada siang atau sore hari saat cuaca cerah. Peralatan utama adalah bola gebok yang dibuat sendiri. Untuk bahan yang dipakai untuk membuat bola gebok biasanya diambil dari bahan-bahan yang ada di lingkungan sekitar tempat tinggal. Bahan yang digunakan adalah berupa daun atau pelepah pisang kering yang digulung-gulung hingga membentuk bola kasti. Gulungan yang berbentuk bola kemudian diikat dengan menggunakan tali.

Pola Permainan Bola Gebok

Dalam permainan bola gebok, para pemain berlomba-lomba memasukkan bola ke dalam lobang sebanyak tiga kali. Pemain yang gagal, maka ia yang menjadi sasaran gebok. Wasit bertugas untuk mengawasi bahwa bagian yang kena timpuk adalah yang sudah ditentukan. Karena jika ada pemain yang menimpuk pemain lainnya di bagian tubuh selain yang sudah ditentukan, maka ia yang akan jadi sasaran gebok.
Yang menarik dari permainan ini, jika pemain yang jadi sasaran gebok bisa menjepit bola dengan kedua belah pahanya dan memasukkan bola ke lobang peserta lain, maka peserta lain yang lobangnya dimasuki bola gebok berhak mendapat lima kali gebok dari peserta yang sebelumnya digebok.

you are here: Home » Jelajah Daerah: Jakarta » Foto » Bola Gebok

[2016-11-15 22:38:50, view 10863]

Bola gebok adalah suatu permainan yang sangat populer di kalangan anak-anak di sekitar wilayah Ciracas maupun Pasar Rebo Jakarta Timur. Kata gebok bisa diartikan sebagai menimpuk. Sesuai namanya dalam permainan ini, si pemain akan melempar bolanya ke tiap arah sasaran. Permainan bola gebok biasa dimainkan di lapangan yang luas dengan jumlah pemain sekitar 4-5 orang berikut pula seorang wasit

Peralatan dalam Permainan Bola Gebok

Biasanya permainan bola gebok dimainkan oleh anak-anak  pada siang atau sore hari saat cuaca cerah. Peralatan utama adalah bola gebok yang dibuat sendiri. Untuk bahan yang dipakai untuk membuat bola gebok biasanya diambil dari bahan-bahan yang ada di lingkungan sekitar tempat tinggal. Bahan yang digunakan adalah berupa daun atau pelepah pisang kering yang digulung-gulung hingga membentuk bola kasti. Gulungan yang berbentuk bola kemudian diikat dengan menggunakan tali.

Pola Permainan Bola Gebok

Dalam permainan bola gebok, para pemain berlomba-lomba memasukkan bola ke dalam lobang sebanyak tiga kali. Pemain yang gagal, maka ia yang menjadi sasaran gebok. Wasit bertugas untuk mengawasi bahwa bagian yang kena timpuk adalah yang sudah ditentukan. Karena jika ada pemain yang menimpuk pemain lainnya di bagian tubuh selain yang sudah ditentukan, maka ia yang akan jadi sasaran gebok.
Yang menarik dari permainan ini, jika pemain yang jadi sasaran gebok bisa menjepit bola dengan kedua belah pahanya dan memasukkan bola ke lobang peserta lain, maka peserta lain yang lobangnya dimasuki bola gebok berhak mendapat lima kali gebok dari peserta yang sebelumnya digebok.

A. PERMAINAN “GEBOK” “Gebok” adalah suara yang biasa ditimbulkan apabila bola karet yang digunakan dalam permainan ini mengenai anggota badan dari pemain, sehingga permainan ini dikenal dengan nama permainan “Gebok” Permainan “Gebok” sudah sangat lama dikenal di Indonesia. Permainan ini terkenal diberbagai daerah di tanah air dengan nama yang berbeda-beda dengan alat yang berbeda namun pada prinsipnya aturan permainannya sama. Di daerah Sunda misalnya, permainan ini dikenal dengan nama bebencaran. Permainan bebencaran menggunakan tumpukan pecahan genting sebagai targetnya. Bencar artinya terurai atau terpecah, sehingga bebencaran menunjuk pada upaya pemain untuk selalu memencarkan potongan genteng yang semula ditumpuk rapih di atas tanah [//bagusardisaputro.blogspot.com]. Di daerah Sulawesi Selatan permainan ini dikenal dengan nama “ boy-boyan” dan menggunakan tumpukan batu yang disusun sebagai targetnya. Sedangkan di daerah Pati Jawa Tengah, permainan ini dikenal dengan nama Gaprek Kempung. Permainan gebok menggunakan bola karet [Bola Tenis] dan beberapa kaleng susu bekas. Permainan ini dapat dimainkan oleh anak laki-laki atau perempuan dan jumlah pemain tidak ditentukan. Permainan ini umumnya dimainkan oleh anak-anak berumur 6 sampai 12 tahun. Dalam permainan ini tidak diperlukan peralatan khusus, yang dibutuhkan hanya 15 buah buah kaleng susu bekas yang disusun bertingkat dan sebuah bola karet. Permainan ini juga membutuhkan halaman yang cukup luas, biasanya anak-anak menggunakan halaman rumah sebagai tempat bermain. Secara selintas dapat diperoleh gambarkan bahwa permainan ini adalah permainan beregu, dimana dalam satu regu minimal berjumlah 2 orang. Kelompok bermain dibagi menjadi dua yaitu regu penyusun dan regu penjaga. Setiap anggota regu penyusun akan bekerja sama dalam menyusun tumpukan kaleng secara bertingkat sedangkan regu penjaga akan bekerja sama dalam melempar bola [ bola akan dinyatakan “mati” apabila terlalu lama berada ditangan salah satu anggota regu penjaga ] Aturan Permainan : Siswa dibagi ke dalam dua kelompok bermain, misal regu A dan regu B. Kemudian buat lingkaran kurang lebih bergaris tengah 50 cm untuk menempatkan tumpukan kaleng susu bekas atau sesuai dengan jumlah kaleng yang digunakan, dan buatlah garis batas yang berjarak 20-25 meter [sesuai kesepakatan] dari tumpukan kaleng susu bekas. Lakukan undian antara regu A dan regu B, misal regu B menang, maka secara bergantian setiap anggota dari regu B berusaha melempar tumpukan kaleng dengan bola tenis dari luar garis batas yang ditentukan. Setiap anggota berkesempatan melakukan 1 kali lemparan. Bila semua anggota regu B tidak ada yang mengenai tumpukan, maka ganti regu A yang bermain. Bila semua anggota regu A juga tidak ada yang mengenai tumpukan, maka ganti regu B yang bermain, demikian seterusnya hingga ada salah satu regu yang dapat mengenai tumpukan kaleng [target]. Bila ada lemparan yang mengenai tumpukan kaleng, misalkan lemparan dari salah satu anggota regu A dapat mengenai tumpukan kaleng, maka dengan cepat anggota regu A yang lain berusaha untuk menyusun kembali tumpukan kaleng yang berserakan, sedang anggota dari regu B berusaha mengambil bola tenis untuk melempar anggota regu A yang sedang menyusun kembali tumpukan kaleng susu bekas. Anggota regu A berpencar, berusaha agar tidak terkena lemparan bola dari regu B, bila lemparan regu B tidak mengenai anggota badan dari regu A, maka regu Aakan terus menumpuk target sampai selesai. Jika anggota regu A selesai menumpuk target tanpa terkena lemparan dari anggota regu B, maka regu B dinyatakan kalah. Sebagai hukuman, setiap anggota kelompok B berdiri di dalam lingkaran menggantikan targetnya, kemudian secara bergantian setiap anggota dari regu A melempar anggota regu B dengan bola tenis dari luar garis batas yang telah ditentukan sebelumnya. Selanjutnya bergantian regu A yang memegang bola dan regu B yang akan menata tumpukan kalengnya. Pada dasarnya prinsip dari permainan ini adalah salah satu regu menumpuk target, sedangkan regu yang memegang bola berusaha untuk mengganggu dengan melempar bola tenis ke salah satu regu yang menyusun kaleng [target]. B. PENERAPAN PERMAINAN “GEBOK” DALAM KONSEP MEMBILANG SECARA BERURUTAN Permainan “Gebok” adalah salah satu permainan tradisional yang dapat digunakan dalam menjelaskan konsep membilang secara berurutan pada siswa kelas III SD. Pada pembelajaran matematika siswa kelas III SD/MI semester ganjil, terdapat materi Letak Bilangan Pada Garis Bilangan. Pada meteri pembelajaran tersebut salah satu tujuan yang akan dicapai adalah siswa diharapkan dapat membilang secara berurutan. Permainan “Gebok” dapat digunakan untuk melatih siswa menentukan letak bilangan pada garis bilangan pada siswa SD/MI kelas III sebagai berikut : Urutan bilangan pada garis bilangan di atas menunjukkan makin ke kanan bilangannya makin besar. Bilangan yang terletak di sebelah kanan lebih besar daripada bilangan yang terletak di sebelah kiri, hal tersebut dapat dilakukan dengan memberi angka pada setiap kaleng susu bekas yang digunakan dalam permainan “Gebok”. Perhatikan gambar dibawah ini: Contoh kasus: Misalkan dalam satu kelas terdapat 20 0rang siswa, maka siswa tersebut dibagi menjadi 4 regu, dimana masing-masing regu beranggotakan 5 orang siswa. Sehingga terdapat 2 kelompok pemain. Sebelum permainan dimulai, kaleng susu bekas yang sudah diberi label angka disusun dalam bentuk tumpukan seperti gambar diatas. Kemudian kedua regu di undi, anggota regu yang menang berdiri pada garis pelempar sedangkan anggota regu yang kalah berjaga di sekitar tumpukan kaleng. Misalkan regu A memenangkan undian maka anggota regu A berdiri pada garis pelempar untuk melempar tumpukan kaleng yang sudah disusun tadi dengan bola karet yang sudah disiapkan. Misalkan lemparan bola karet dari anggota regu A berhasil mengenai sebagian tumpukan kaleng, sehingga tumpukan kaleng yang tersisa nampak seperti gambar berikut : Maka anggota regu A yang lain berusaha untuk menyusun kembali tumpukan kaleng yang berserakan, sedang anggota dari regu B berusaha mengambil bola tenis untuk melempar anggota regu A yang sedang menyusun kembali tumpukan kaleng susu bekas. Anggota regu A berpencar agar tidak terkena lemparan bola dari regu B. Dalam menyusun kaleng yang terjatuh, siswa membutuhkan konsep membilang secara berurutan. Kaleng-kaleng yang berjatuhan harus disusun sesuai dengan angka yang tertera pada kaleng seperti pada susunan awal. Siswa dari anggota regu A, memilih angka antara 4 dan 7 yaitu angka 5 dan 6. Kemudian memilih angka antara 11 dan 14 yaitu angka 12 dan 13, begitu seterusnya hingga susunan kaleng selesai. Kegiatan psikomotorik permainan ini tetap mengarah pada aspek kognitif siswa, tetapi dibarengi pula oleh aspek afektif yang harus ditanamkan pada siswa antara lain yaitu menanamkan sikap berani bertindak dan membuat keputusan, ulet, mengembangkan sikap bersosialisasi, menanamkan sikap jujur, menanamkan kemampuan berkomunikasi, menanamkan sikap toleransi dan demokrasi.

Page 2

Permainan Tradisional, Permainan tradisional masyarakat Betawi, banyak ditemukan di wilayah Jakarta Utara yang daerahnya banyak mengandung tanah pasir, khususnya di Kampung Bendungan Melayu, Tugu, Koja, Jakarta Utara. Tangkrep berarti telungkup. Pemain minimal 2 orang biasanya antara 7-10 orang. Peralatannya berupa potongan lidi dan pasir. Permainan ini di Jakarta Selatan disebut rurub. Hanya di dalam permainan rurub menggunakan peralatan uang gobang [sejenis uang logam] sedangkan di dalam permainan Tangkreb

digunakan sebatang lidi dengan ukuran panjang antara 1-3 cm. Biasanya dilakukan di waktu senggang, tidak terikat pada peristiwa sosial tertentu dan tidak ada pantangan.

Dalam pelaksanaannya dibutuhkan sebidang tanah yang tidak terlalu luas, biasanya yang agak gembur atau banyak mengandung pasir: Karena dalam permainan ini dibuat beberapa gundukan tanah yang fungsinya untuk menyembunyikan potongan lidi di dalam gundukan tersebut, yaitu dengan cara menyelusupkan. Dalam permainan ada dua bentuk gundukan tanah: Jenis pertama, yang dibuat memanjang dengan panjang 5 jengkal ukuran telapak tangan dan tingginya sekitar 1-2 cm. Jenis kedua, yaitu dengan lima gundukan yang dibentuk seperti kerucut gunung. Biasanya para pemain akan memilih salah satu bentuknya.

Sebelum bermain, diadakan undian antara 2 orang untuk mencari penebak lebih dahulu dan lawannya bertugas menyembunyikan secermat mungkin potongan lidi ke dalam gundukan gunungan pasir/tanah. Biasanya pemenang undian akan terlebih dahulu menebak dan pemain yang kalah akan bertugas menyembunyikannya. Tetapi diantara mereka sendiri memilih siapa yang mau menebak lebih dahulu atau menyembunyikannya. Misal A lebih dulu menyembunyikan lidi, maka ia berusaha menyembunyikan lidi pada gundukan tanah itu. Si B mengamati gerak tangan si A. Setelah beres, maka si B harus sekali saja menebak di mana lidi disembunyikan. Jika tebakan jitu, maka si A harus membayar taruhan. Namun apabila tebakan meleset, si B tidak perlu membayar taruhan, akan tetapi dilakukan pergantian yang menyembunyikan lidi.

Page 2

Video yang berhubungan

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA