Barang yang diimpor Indonesia dari negara Thailand adalah

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin kembali mewanti-wanti, Thailand menjadi lawan utama Indonesia dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

Sebab, di antara negara-negara lain se-kawasan, perdagangan RI dengan Thailand mencetak defisit paling dalam.

Perdagangan RI dan Thailand pada Januari 2016 mencetak defisit hingga 328,6 juta dollar AS. Sementara dengan negara-negara lain di kawasan ASEAN, perdagangan RI masih mencetak surplus.

"Jadi di MEA ini, lawan kita terberat cuma dengan Thailand," ucap Suryamin dalam paparannya, di Jakarta Senin (15/2/2016).

Catatan BPS, masih banyak komoditas yang dibutuhkan RI yang didatangkan dari negeri gajah putih itu.

Pada bulan Januari 2016 impor dari Thailand tercatat mencapai 664,78 juta dollar AS. Angka impor dari Thailand mengalami kenaikan sebesar 5,69 persen dibanding Januari 2015 yang sebesar 628,98 juta dollar AS.

Berikut di bawah ini adalah barang-barang yang diimpor dari Thailand sepanjang Januari 2016: 1. Kendaraan dan bagiannya sebesar 112,206 juta dollar AS 2. Mesin-mesin/pesawat mekanik sebesar 101 juta dollar AS 3. Gandum-ganduman sebesar 99,28 juta dollar AS 4. Plastik dan barang dari plastik sebesar 70,41 juta dollar AS 5. Gula dan kembang gula sebesar 43,85 juta dollar AS 6. Mesin/peralatan listrik sebesar 36,58 juta dollar AS 7. Bahan kimia organik sebesar 17,78 juta dollar AS 8. Minyak atsiri, kosmetik wangi-wangi sebesar 15,34 juta dollar AS 9. Hasil penggilingan sebesar 13,25 juta dollar AS

10. Karet dan barang dari karet sebesar 12,5 juta dollar AS

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

 

Dalam perdagangan internasional, import menjadi istilah yang sudah tidak asing lagi. Import merupakan kegiatan memasukkan barang ke dalam daerah pabean. Pemasukan barang atau jasa dari luar negeri untuk diedarkan ke dalam negeri atau daerah lalu lintas bebas. Singkatnya, import merupakan kegiatan membeli barang atau jasa dari negara lain. Pembelian barang-barang ini biasanya untuk barang-barang yang tidak bisa diproduksi di dalam negeri.

Salah satu alasan mengimport suatu barang adalah karena mendapatkan keuntungan. Keuntungan didapatkan karena harga barang import yang dijual bisa lebih murah daripada barang atau jasa yang serupa yang diproduksi di dalam negeri. Import sendiri seperti dua sisi koin yaitu bisa memberikan manfaat sekaligus menimbulkan kerugian, khususnya bagi produsen dalam negeri karena kalah harga dan kualitas. Indonesia mengimport beberapa komoditas dari luar negeri. Apa saja?

Komoditas Impor Indonesia

Berikut ini beberapa komoditas yang diimport oleh Indonesia dari luar negeri:

  1. Migas
    Indonesia merupakan pelanggan import migas yang terdiri dari minyak mentah, gas dan hasil minyak. Pada November 2021, total nilai impor migas mencapai USD 3,02 miliar. Nilai import migas akan meningkat jika terjadi lonjakan harga minyak mentah serta gas yang ada di pasar internasional. Negara asal import minyak mentah langganan Indonesia adalah Arab Saudi. Selain minyak mentah, Indonesia juga masih langganan mengimport gas dari Timur Tengah. Nilai gas yang diimport mencapai USD479,7 juta pada akhir tahun 2021.

  2. Mesin dan Peralatan Mekanis
    Kelompok barang mesin serta peralatan mekanis masih mendominasi import dari jenis non migas. Total import mesin dan peralatan mekanis sudah mencapai US$2,63 miliar pada akhir 2021. Mesin dan peralatan mekanis tersebut digunakan untuk menunjang industry dalam negeri. Indonesia mengimport dari beberapa negara seperti Jepang, Korea Selatan, China, Thailand, Taiwan, Malaysia, Singapura, AS, Jerman, Australia dan sebagainya. Termasuk di dalamnya adalah impor mesin presisi dan mesin kendaraan bermotor. Selanjutnya mesin otomotif tersebut dirakit oleh pabrikan di Indonesia.

  3. Bahan Kimia Organik
    Menurut keterangan dari Kementerian Perindustrian, impor bahan kimia organic meliputi bahan kimia organic yang bersumber dari minyak, bersumber dari hasil pertanian, kimia organic untuk bahan baku zat warna, kimia organic yang menghasilkan bahan kimia dan sebagainya. Total import untuk barang ini bisa mencapai US$721,8 juta pada November 2021. Salah satu negara asal impor untuk bahan kimia organic paling besar adalah China yang mana memberikan manfaat perdagangan antar negara.

  4. Sereal atau Biji-Bijian
    Seral atau biji-bijian merupakan sekelompok tanaman yang ditanam untuk dipanen biji atau bulirnya sebagai sumber karbohidrat. Komoditas serealia atau biji-bijian yang masih import meliputi jagung, gandum, sorgum dan sebagainya. Indonesia mendatangkan komoditas serealia dari negara Canada, Argentina, Brazil, Australia, Amerika Serikat dan lainnya. Import gandum digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan roti dan mie instan. Keduanya menjadi makanan favorit orang-orang Indonesia sedangkan jagung digunakan untuk pakan ternak ataupun konsumsi.

  5. Produk Farmasi
    Sudah bukan rahasia lagi bahwa bahan baku obat-obatan Indonesia masih 90% masih berasal dari import. Total nilai import bahan farmasi pada November 2021 mencapai US$502,1 juta. Indonesia masih sangat bergantung pada pasokan produk farmasi dari India, China dan lainnya. Pemerintah pun mulai memetakan usaha pengurangan import bahan baku farmasi serta mendorong peningkatan dalam negeri sebagai akibat pandemic COVID-19.

  6. Pangan
    Selain berbagai komoditas yang sudah disebutkan, Indonesia juga masih mengimport berbagai produk-produk lainnya dari luar negeri. Import komoditas pangan antara lain bawang merah, bawang putih, gula, daging sapi, kedelai, garam, susu, daging kerbau dan sebagainya.

  7. Beras
    Sekalipun Indonesia merupakan negara agraris tetapi Indonesia ternyata juga melakukan impor beras dari berbagai negara untuk memenuhi permintaan di domestic. Indonesia mengimpor beras dari negara-negara Vietnam, Thailand, Pakistan, India, Myanmar dan negara lainnya. Nilai impor beras mencapai US$ 156,332 juta.

Freightsight, Sentra Berita untuk Kebijakan Impor

Jika anda tertarik mengikuti pemberitaan terbaru tentang dunia import maupun ekspor di Indonesia atau negara lain, maka Freightsight menjadi tempat yang tepat. Website Freightsight berisi berita terkini tentang dunia logistic. Salah satunya adalah import. Freightsight memiliki nilai utama yaitu sebagai portal berita logistic yang uptodate dan terpercaya. Kami berharap seluruh informasi yang kami sajikan untuk pembaca bisa meningkatkan wawasan.

FAQ

Apa saja yang diimport dari negara-negara ASEAN?

-Indonesia melakukan import beras, daging ayam, daging sapi, telur, cabe, bawang putih, kedelai, jagung, ikan salmon, ikan makarel, kepiting, pupuk, tanaman obat, dan gandum-ganduman.

Apa itu komoditas import?

-Komoditas import merupakan barang yang diperdagangakan di luar negeri dan dikirimkan ke dalam negeri dalam berbagai bentuk dan wujud.

Indonesia membukukan impor dengan Thailand US$ 6,48 miliar data per Desember 2020. Nilai tersebut semakin jatuh 31,53% dibandingkan impor tahun sebelumnya yang tercatat US$ 9,47 miliar.

Rekam jejak perdagangan Indonesia dengan Thailand, impor dalam 10 tahun terakhir telah mengalami penurunan cukup dalam. Terendah impor Indonesia adalah US$ 6,48 miliar dan untuk impor tertinggi di angka US$ 11,44 miliar.

Dari total 97 produk (kode HS dua digit) yang diimpor dari Thailand, 0,04 ribu produk bernilai lebih dari satu miliar dolar. Selain itu menurut data Trademap, dari negara ini terdapat dua produk utama Indonesia yang diimpor setiap tahun. Artinya, ada ketergantungan cukup besar untuk produk-produk impor tersebut. Lainnya, sebagian besar produk merupakan impor produk yang juga banyak diimpor dari negara lain yang jumlahnya tercatat ada 0,09 ribu produk.

  1. Mesin, peralatan mekanis, reaktor nuklir, boiler
  2. Di urutan pertama, Indonesia banyak mengimpor Mesin, peralatan mekanis, reaktor nuklir, boiler. Dalam klasifikasi tradmap, Mesin, peralatan mekanis, reaktor nuklir, boiler masuk kategori produk HS dengan kode 84. Produk ini merupakan jenis barang impor yang dikelompokkan bersama dengan dan bagiannya

    Pada 2020, Indonesia tercatat mengimpor sebanyak US$ 1,07 miliar. Nilai impor Mesin, peralatan mekanis, reaktor nuklir, boiler;bagiannya ini lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya yang mampu menembus US$ 1,61 miliar.

  3. Plastik dan artikelnya
  4. Di urutan kedua, impor Indonesia paling banyak adalah produk Plastik dan artikelnya. Nilai impor dari Thailand pada 2020 tercatat US$ 929,6 juta. Angka ini lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya yang mampu menembus US$ 1,05 miliar.

  5. Kendaraan selain stok kereta api atau trem, dan suku cadang dan aksesorinya
  6. Indonesia juga banyak mengimpor Kendaraan selain stok kereta api atau trem, dan suku cadang dan aksesorinya dari Thailand. Nilai impor produk ini senilai US$ 829,14 juta. Jumlah ini lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya yang mampu menembus US$ 1,58 miliar. Selain Thailand, Indonesia juga mengandalkan impor Kendaraan selain stok kereta api atau trem, dan suku cadang dan aksesorinya dari Jepang, Cina, India dan Brazil. Selain negara utama tersebut, Indonesia tercatat mengimpor produk ini dari 84 negara lainnya.

  7. Gula dan gula gula
  8. Di urutan ke keempat adalah Gula dan gula gula dengan kode HS 17. Indonesia mengimpor US$ 713,06 juta, lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya yang mampu menembus US$ 1,18 miliar. Selain Thailand, Indonesia juga mengandalkan impor Gula dan gula gula dari Brazil, India, Cina dan Amerika Serikat. Selain negara utama tersebut, Indonesia tercatat mengimpor produk ini dari 41 negara lainnya.

  9. Mesin dan peralatan listrik dan bagian -bagiannya
  10. Indonesia tercatat mengimpor produk ini dari 139 negara. Impor Mesin dan peralatan listrik dan bagian -bagiannya dari negara ini berada di urutan sembilan. Pada 2020, Indonesia tercatat melakukan impor sebanyak US$ 453,79 juta. Lima negara lain yang menjadi sumber impor Mesin dan peralatan listrik dan bagian -bagiannya adalah Cina, Singapura, Taipei, Cina, Jepang dan Korea, Republik.