Bahasa Banjar kamu mau gak jadi pacar aku

Bahasa Banjar kamu mau gak jadi pacar aku
Setelah edisi perdana bahas soal bahasa temen-temenku. Kali ini aku mau bahas bahasa sukuku, suku Banjar. Jadi, kali ini kita belajar bahasa Banjar.

Untuk kali ini, aku bahas soal kata ganti orang pertama tunggal, yaitu aku dan kamu.

Bahasa Banjar sendiri dalam penyebutan kata ganti orang pertama tunggal ini ada halus dan kasar. Halus untuk yang lebih sopan, biasanya orangtua atau mungkin pacar. Dan yang kasar untuk teman-teman sebaya.

Kalau aku, bahasa halusnya itu ‘ulun’, dan bahasa kasarnya ‘aku’ juga, tidak ada perbedaan kalau untuk kasar.

Kalau kamu, bahasa halusnya ‘pian’, dan bahasa kasarnya ‘ikam’.

Jadi,

Ulun

(n.) aku (halus), digunakan apabila ingin lebih sopan, penggunaan seperti saya.

Pian

(n.) kamu (halus), digunakan apabila ingin lebih sopan, penggunaan seperti anda, bisa juga kamu tapi tetap untuk halus.

Ikam

(n.) kamu (kasar), digunakan dengan teman sebaya, penggunaan seperti kamu bila kasar, atau juga ‘lu’.

Contoh :

Anang : Ulun sayang pian (saya cinta kamu/anda)

Aluh : Ikam siapa? (kamu/lu siapa?)

Sudah paham semua? Bagi yang belum paham, silahkan tanyakan di kolom komentar. Kalau paham, coba dong bikin kalimat atau mungkin sepenggal dialog, boleh cerita juga, tapi ‘aku’ dan ‘kamu’nya diganti pakai bahasa Banjar ya ;)

Bahasa Banjar kamu mau gak jadi pacar aku

Muhammad Rifqi Saifudin Abdi masyarakat yang senang menangkap momen dalam bentuk cerita. Bisa dihubungi di: - - @m_rifqi_s (Instagram) - @mrifqi_s (Twitter)

Suku atau etnis Banjar ini mayoritas mendiami wilayah Propinsi Kalimantan Selatan, sehingga identik dengan propinsi tersebut.

apalagi kata “Banjar” sendiri melekat pada nama ibukota Propinsi Kalimantan Selatan yakni Banjarmasin, juga pada nama Kabupaten Banjar yang beribukota Martapura, serta Kota Banjarbaru yang dulunya merupakan Kota Administratif.

Perihal bahasa Banjar ini terbagi menjadi 2 dialek; bahasa Banjar Hulu, dipergunakan oleh masyarakat yang berada di kawasan yang kini disebut Banua Anam (Benua Enam) yang dulunya sebelum terjadi pemekaran kabupaten masih disebut Banua Lima.

Kawasan Banua Anam ini terbagi menjadi beberapa kabupaten yakni; Kabupaten Tapin, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Utara, Balangan dan Kabupaten Tabalong.

Kemudian bahasa Banjar dialek lainnya adalah Bahasa Banjar Kuala (Muara).

Dialek ini dipergunakan oleh masyarakat etnis Banjar yang mendiami kawasan Kabupaten Banjar, Kota Banjarbaru, Banjarmasin, Kabupaten Barito Kuala, Tanah Laut, Tanah Bumbu dan Kotabaru.

Perbedaan kedua dialek Bahasa Banjar ini terletak pada kosa kata, pengucapan, dan penggunaan huruf vokal.

Pada dialek Bahasa Banjar Hulu terdapat banyak kosa kata yang sudah jarang digunakan pada dialek banjar Kuala.

Kemudian cara pengucapan kalimat pada percakapan, dimana Banjar Hulu terdapat irama tertentu, serta cara pengucapannya yang agak cepat sehingga mereka yang belum mengerti bahasa dan dialek tersebut akan kesulitan menangkap arti dan maksudnya.

Kemudian penggunaan vokal pada dialek Banjar Hulu yang dipakai hanya vokal A, I, dan U, sedangkan pada Dialek Banjar Kuala sebaliknya menggunakan seluruh huruf vokal yang tersedia.

Jadi pada dialek Banjar Hulu tak dikenal penggunaan huruf vokal O, E, dan E pepet. Bahkan untuk huruf vokal O lebih lazim disebut sebagai “U bulat”, sedangkan vokal U sendiri disebut dengan “U pecah”.

Adapun dialek Banjar Kuala sebagian besar sudah hampir mirip dengan Bahasa Indonesia.

Susunan cara membentuk kalimat dalam Bahasa Banjar tak berbeda jauh dengan Bahasa Indonesia, yakni menggunakan pola SPO (Subjek + Predikat + Objek) dan keterangan waktu.

Subjek dalam Bahasa Banjar adalah : AKU (saya), IKAM (kamu), KITA (kita), BUBUHANNYA (mereka), dan INYA (dia lelaki/perempuan).

Namun beberapa subjek tersebut akan mengalami perubahan jika lawan bicara lebih tua atau merupakan orang yang dituakan, dan atau untuk orang yang dihormati.

Misalnya ; subjek AKU berubah menjadi ULUN (sopan), IKAM menjadi PIAN (sopan), dan INYA menjadi SIDIN (sopan).

Kemudian diantara subjek itu akan berubah pula jika penyebutannya dalam dialek Banjar Kuala, yakni subjek AKU berubah menjadi UNDA, dan IKAM menjadi NYAWA, namun pengunaan perubahan ini biasanya digunakan pada percakapan terhadap orang yang sebaya, jarang digunakan untuk percakapan yang melibatkan beberapa orang yang berbeda level baik usia maupun strata sosial.

Lalu predikat atau kata kerja dalam Bahasa Banjar, pada kata dasarnya kebanyakan hampir mirip dengan yang digunakan pada Bahasa Indonesia.

Hanya saja dikarenakan ada beberapa huruf vokal yang diganti (pada dialek Banjar Hulu), tapi hampir tak terjadi pada dialek Banjar Kuala.

Misalnya, kata kerja MENULIS (kata dasarnya TULIS) akan menjadi MANULIS, membaca (baca) > MAMBACA, menangis (tangis) > MANANGIS, berjalan (jalan) > BAJALAN, berangkat > BARANGKAT, mengetik (ketik) > MANGATIK, tertawa (tawa) > TATAWA, meloncat (loncat) > MALUNCAT, dlsbnya.

Namun banyak pula terdapat predikat atau kata kerja dalam Bahasa Banjar yang sama sekali tak sama, tak serupa dengan Bahasa Indonesia.

Ini contoh beberapa predikat tersebut ; GURING (tidur), GAWI (kerja), TULAK (pergi), KAMIH (buang air kecil), HIRA (buang air besar), GANA (diam/tinggal), HADANG (tunggu), TUNTUNG (selesai),dllnya.

Untuk keterangan waktu adalah:

RAHATAN atau RAHATANNYA (sedang mengerjakan), SATUMAT (sebentar), SATUMAT LAGI (sebentar lagi), LAWAS (lama), HARI INI (hari ini), WAYAH INI atau biasa disingkat WAHINI (saat ini), KAINA (nanti), KAMARIAN KAINA (sore nanti), SAMALAM (kemaren atau beberapa hari lalu), ISUK (besok), KA’ISUKANNYA (besok lusa), MALAM TADI (tadi malam), MALAM SAMALAM (malam lalu), MINGGU SAMALAM (minggu lalu), BULAN SAMALAM (bulan lalu), TAHUN SAMALAM (tahun lalu).

Contoh kalimat :

“AKU RAHATAN GURING PAS IKAM DATANG KA RUMAHKU” (Aku sedang tidur ketika kamu datang ke rumahku).

 “LAWAS KAH LAGI HANYAR TUNTUNG GAWIAN IKAM ?” (Masih lama kah pekerjaanmu selesai ?)

“AKU ISUK HANDAK TULAK KA BANJARMASIN” (Aku besok akan pergi ke Banjarmasin)

“HADANGI AKU SATUMAT” (Tunggu aku sebentar)

Nah, sampai disini dulu perjumpaan kita, akan disambung kembali pada tulisan berikutnya.


Bahasa Banjar kamu mau gak jadi pacar aku

Lihat Bahasa Selengkapnya

Beri Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE


Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Video Pilihan

Apa bahasa Banjar Aku cinta kamu?

Ulun sayang pian atau Ulun cinta pian Maka dari itu, ketika menyatakan cinta kepada seseorang, orang Banjar biasanya mengatakan "Ulun sayang pain" atau "Ulun cinta pian", yang berarti "aku sayang kamu, aku cinta kamu".

Apa bahasa banjarnya aku kangen kamu?

"Kaganangan" (Kangen) Bahasa Banjar.

Apa bahasa banjarnya diam?

Ini contoh beberapa predikat tersebut ; GURING (tidur), GAWI (kerja), TULAK (pergi), KAMIH (buang air kecil), HIRA (buang air besar), GANA (diam/tinggal), HADANG (tunggu), TUNTUNG (selesai),dllnya.

Apa bahasa banjarnya maaf?

Bahasa Banjar (Kalsel): - tolong = tulung - maaf = maap - terima kasih = tarima kasih" / Twitter.