Bagaimana proses penyebaran penduduk dan kebudayaan kapak persegi di indonesia

Bagaimana proses penyebaran penduduk dan kebudayaan kapak persegi di indonesia

Bagaimana proses penyebaran penduduk dan kebudayaan kapak persegi di indonesia
Lihat Foto

ANTARA FOTO/ADENG BUSTOMI

Foto dirilis Rabu (30/1/2019), menunjukkan batu yang dipakai warga untuk merontokan padi saat panen raya di Kampung Naga, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Warga Kampung Naga merupakan salah satu masyarakat adat yang masih memegang tradisi nenek moyang mereka, salah satunya adalah tradisi panen padi.

KOMPAS.com - Sama seperti dikebanyakan negara, Indonesia tentu juga pernah dihuni berbagai jenis manusia purba. Kebanyakan dari mereka tentu sudah punah karena perkembangan zaman. 

Meskipun beberapa di antara mereka masih bertahan, pastinya sudah mengalami perubahan secara perlahan. Salah satu yang masih bertahan adalah Homo wajakensis. 

Tri Worosetyaningsih dalam buku Kehidupan Masyarakat Pada Masa Praaksara, Masa Hindu Budha, dan Masa Islam (2019) mengatakan bahwa persebaran nenek moyang bangsa Indonesia ke arah timur dan barat. 

Di bagian timur, mereka berada di Papua, Pulau Seran, Sulawesi Selatan, dan Kepulauan Kai. Untuk di bagian barat, mereka menetap di Sumatera Timur. 

Nenek moyang bangsa Indonesia yang menurunkan generasi paling banyak sekarang ini dipelajari berasal dari Benua Asia. Menurut von Heine Gelden, nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari daerah Yunan.

Diperkirakan sejak tahun 2000 Sebelum Masehi hingga 50-0 Sebelum Masehi, terjadi gelombang perpindahan dari bagian Asia (Yunan) ke wilayah nusantara.

Baca juga: Teori Asal Usul Nenek Moyang Bangsa Indonesia

Pendapat tersebut dikuatkan dengan kesamaan hasil kebudayaan yang ditemukan berupa beliung atau kapak persegi di Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi bagian barat.

Alat yang berupa kapak persegi atau beliung ini juga ditemukan di Siam, Burma, Vietnam, Kamboja, dan khususnya di Yunan.

Dua gelombang nenek moyang

Kedatangan nenek moyang bangsa Indonesia tersebar ke seluruh Indonesia. Persebaran nenek moyang di Indonesia terbagi menjadi dua gelombak, yakni: 

Proto Melayu (Melayu tua)

Bangsa Proto Melayu tiba di Indonesia sekitar 2000 Sebelum Masehi. Mereka membawa budaya neolitikum (batu baru). Arah persebarannya terdiri dari dua cabang, yaitu:

  1. Cabang pertama adalah bangsa yang membawa peralatan kapak lonjong dan disebut sebagai ras Papua-Melanososid, kemudian menyebar ke Sulawesi Utara, Maluku, dan Papua.
  2. Cabang kedua adalah bangsa Proto Melayu yang disebut ras Austronesia. Ras ini menyebar melalui Malaya, Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, dan pulau-pulau lain. Hasil kebudayaan yang mereka bawa adalah kapak persegi.

Baca juga: Asal Usul Nenek Moyang Bangsa Indonesia

Penyebaran Kebudayaan Kapak Persegi| Daerah persebaran kapak persegi dan kapak lonjong dari zaman Neolithikum di Nusantara sesuai dengan daerah-daerah persebaran bahasa-bahasa di Indonesia potongan barat dan bahasa-bahasa di Indonesia potongan Timur. Kedua jenis kebudayaan berasal dari Asia daratan. Akan tetapi, jalan persebarannya berbeda. Begitu pula insan pendukung dan pembawanya. Menurut von Heine Geldern, persebaran kebudayaan kapak persegi berasal dari tempat Yunan di Cina Selatan, yaitu di tempat hulu sungai-sungai besar di Asia Tenggara, menyerupai Brahmaputra, Irrawaddy, Salwin, Yang-Tse-Kiang, Mekong, dan Menam. Dengan melalui lembah-lembah sungai itu kebudayaan dan insan pendukungnya menyebar menuju ke hilir sehingga hingga di Asia Tenggara potongan utara. 

Di sini kebudayaan itu mempunyai cabang kebudayaan kapak bahu. Dalam perkembangannya masing-masing bangun sendiri dan mempunyai jalan penyebaran berbeda. Pendukung kebudayaan kapak persegi itu yaitu  bangsa Austronesia. Kebudayaan kapak persegi ini kemudian mempunyai pusatnya di daerah. Tonkin sebab bersahabat dengan laut. Akibatnya, mereka mempunyai kepandaian khusus dari pendukung kebudayaan kapak persegi. Dengan perahu-perahu mereka tersebar ke Malaysia Barat kemudian menuju ke Kalimantan. Dari Kalimantan Barat Laut, kebudayaan kapak persegi tersebar ke Filipina, Formosa, dan Jepang. 

Pendukung kebudayaan kapak bahu yaitu bangsa Austro-Asia Kebudayaan kapak pundak yang berkemabang kemudian menyebar dari Asia Tenggara daratan ke barat, yaitu ke Myanmar dan India hingga ke tempat muara Sungai Gangga. Ada pula sebagian melalu Cina hingga ke Jepang, Formosa, dan Filipina (juga Minahasa). 

Bangsa Austronesia datang di kepulauan ini sekitar tahun 2000 tahun SM, sedangkan bangsa Austro-Asia yang masih di wakili oleh bangsa-bangsa Khmer di Indocina, bangsa Mon di Myanmar, dan Munda di India tiba ke India sekitar tahun 1500 SM. 

Sekian artikel tentang Penyebaran Kebudayaan Kapak Persegi biar bermanfaat (Sumber : Sejarah, X SMA, Hal : 49-50, Penulis : Rini Mardikaningsih-R.Sumaryanto, Penerbit : Global)

Sama seperti hal kebudayaan Kapak Lonjong, kebudayaan Kapak Persegi juga berada pada zaman Neolitikum. Berikut ulasan tentang kebudayaan Kapak Persegi semoga dapat menambah pembendaharaan pengetahuan anda dan semoga bermanfaat!!

Kebudayaan kapak persegi berasal dari asia daratan yang menyebar ke Indonesia melalui jalur barat melalui malaka, sumatera, jawa, klimantan, sulawesi, dan nusatenggara. Terdapat kapak persegi ukuran kecil (di gunakan sebagai fungsi kapak) dan yang ukuran besar (digunakan sebagai fungsi beliung atau cangkul). Dibeberapa daerah ditemukan bekas-bekas pusat kerajinan kapak persegi seperti di lahat (palembang), bogor, sukabumi, purwakarta, tasik (jawa barat), pacitan (jawa timur).

Kebudayaan kapak persegi di dukung oleh manusia proto melayu (melayu tua) yang migrasi ke Indonesia menggunakan perahu bercadik sekitar 2000 sm. Yang merupakan keturunan ras melayu tua adalah suku sasak, toraja, batak dan dayak. Di minahasa (sulawesi utara) di temukan kapak bahu, sejenis kapak persegi di beri leher untuk pegangannya.

Daerah persebaran kapak persegi dan kapak lonjong dari zaman Neolithikum di Nusantara sesuai dengan daerah-daerah persebaran bahasa-bahasa di Indonesia bagian barat dan bahasa-bahasa di Indonesia bagian Timur. Kedua jenis kebudayaan berasal dari Asia daratan. Akan tetapi, jalan persebarannya berbeda. Begitu pula manusia pendukung dan pembawanya. Menurut von Heine Geldern, persebaran kebudayaan kapak persegi berasal dari daerah Yunan di Cina Selatan, yaitu di daerah hulu sungai-sungai besar di Asia Tenggara, seperti Brahmaputra, Irrawaddy, Salwin, Yang-Tse-Kiang, Mekong, dan Menam. Dengan melalui lembah-lembah sungai itu kebudayaan dan manusia pendukungnya menyebar menuju ke hilir sehingga sampai di Asia Tenggara bagian utara.

Di sini kebudayaan itu mempunyai cabang kebudayaan kapak bahu. Dalam perkembangannya masing-masing berdiri sendiri dan mempunyai jalan penyebaran berbeda. Pendukung kebudayaan kapak persegi itu adalah  bangsa Austronesia. Kebudayaan kapak persegi ini kemudian mempunyai pusatnya di daerah. Tonkin karena dekat dengan laut. Akibatnya, mereka memiliki kepandaian khusus dari pendukung kebudayaan kapak persegi. Dengan perahu-perahu mereka tersebar ke Malaysia Barat kemudian menuju ke Kalimantan. Dari Kalimantan Barat Laut, kebudayaan kapak persegi tersebar ke Filipina, Formosa, dan Jepang.

Pendukung kebudayaan kapak bahu adalah bangsa Austro-Asia Kebudayaan kapak bahu yang berkemabang kemudian menyebar dari Asia Tenggara daratan ke barat, yaitu ke Myanmar dan India sampai ke daerah muara Sungai Gangga. Ada pula sebagian melalu Cina sampai ke Jepang, Formosa, dan Filipina (juga Minahasa).

Bangsa Austronesia datang di kepulauan ini sekitar tahun 2000 tahun SM, sedangkan bangsa Austro-Asia yang masih di wakili oleh bangsa-bangsa Khmer di Indocina, bangsa Mon di Myanmar, dan Munda di India datang ke India sekitar tahun 1500 SM.

Persebaran manusia pendukung kebudayaan kapak persegi – Daerah persebaran kapak persegi dan kapak lonjong dari zaman neolitikum di Indonesia sesuai dengan persebaran bahasa-bahasa di Indonesia bagian barat dan bagian timur. Kedua jenis kebudayaan berasal dari Asia, tetapi jalan persebarannya berbeda dan manusia pendukung serta pembawanya juga berbeda.

Menurut Van Heine Geldern, persebaran kebudayaan kapak persegi berasal dari daerah Yunan di Cina Selatan, yaitu di daerah hulu sungai-sungai besar di Asia Tenggara.

Dengan melalui lembah-lembah sungai itu kebudayaan dan manusia pendukungnya menyebar menuju ke hilir, sehingga sampai di Asia Tenggara bagian utara.

Di sini kebudayaan tersebut mempunyai cabang kebudayaan kapak bahu. Dalam perkembangannya masing-masing berdiri sendiri dan mempunyai jalan penyebaran berbeda.

Pendukung kebudayaan kapak persegi

Bangsa Austronesia merupakan pendukung kebudayaan kapak persegi. Kebudayaan kapak persegi ini kemudian berpusat di daerah Tonkin dekat dengan laut. Dikarenakan dekat dengan laut, maka mereka pandai membuat perahu bercadik yang menjadi kepandaian khusus dari pendukung kebudayaan kapak persegi.

Dengan perahu bercadik mereka menyebar ke Malaysia Barat, kemudian ke Sumatra, Jawa, Bali, dan terus ke timur. Sebagian dari mereka menuju ke Kalimantan. Dari Kalimantan Barat Laut, kebudayaan kapak persegi itu tersebar ke Filipina, Formosa, dan Jepang (Bangsa Austro-Asia).

Kebudayaan kapak bahu yang berkembang setelah kapak kapak persegi kemudian menyebar ke Asia Tenggara daratan ke barat, yaitu ke Myanmar dan India sampai ke daerah muara sungai Gangga. Ada pula sebagian melalui Cina sampai ke Jepang, Formosa, dan Filipina.

Bangsa Austronesia datang di kepulauan ini diperkirakan 2000 tahun sebelum Masehi, sedangkan bangsa Austro-Asia yang masih diwakili oleh bangsa-bangsa Khmer di Indonesia, bangsa Mon di Burma, dan Mundo di India datang ke India sekitar 1500 tahun sebelum Masehi.

Baca juga Persebaran bangsa dan bahasa Austronesia