Keputusan Menteri Keuangan - 61/KM.10/2022NILAI KURS SEBAGAI DASAR PELUNASAN BEA MASUK, PAJAK PERTAMBAHAN NILAI BARANG DAN JASA DAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH, BEA KELUAR, DAN PAJAK PENGHASILAN YANG BERLAKU UNTUK TANGGAL 23 NOVEMBER 2022 SAMPAI DENGAN 29 NOVEMBER 2022Keputusan Menteri Keuangan - 60/KM.10/2022NILAI KURS SEBAGAI DASAR PELUNASAN BEA MASUK, PAJAK PERTAMBAHAN NILAI BARANG DAN JASA DAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH, BEA KELUAR, DAN PAJAK PENGHASILAN YANG BERLAKU UNTUK TANGGAL 16 NOVEMBER 2022 SAMPAI DENGAN 22 NOVEMBER 2022Keputusan Menteri Keuangan - 59/KM.10/2022NILAI KURS SEBAGAI DASAR PELUNASAN BEA MASUK, PAJAK PERTAMBAHAN NILAI BARANG DAN JASA DAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH, BEA KELUAR, DAN PAJAK PENGHASILAN YANG BERLAKU UNTUK TANGGAL 9 NOVEMBER 2022 SAMPAI DENGAN 15 NOVEMBER 2022Keputusan Menteri Keuangan - 57/KM.10/2022NILAI KURS SEBAGAI DASAR PELUNASAN BEA MASUK, PAJAK PERTAMBAHAN NILAI BARANG DAN JASA DAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH, BEA KELUAR, DAN PAJAK PENGHASILAN YANG BERLAKU UNTUK TANGGAL 2 NOVEMBER 2022 SAMPAI DENGAN 8 NOVEMBER 2022 Show
Lihat Semua Info PajakPengumuman - Pengumuman 35 Best Paper Taxation Call for Paper 202222 Nov 2022Pengumuman - Pengumuman tentang Implementasi Nasional Validasi Isian Pajak Pertambahan Nilai Disetor di Muka dan Prepopulated Isian Kompensasi Kelebihan Pajak Pertambahan Nilai dalam Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai pada Aplikasi e-Faktur04 Nov 2022Pengumuman - Peralihan Penyelenggaraan Pembinaan dan Pengawasan Konsultan Pajak ke Pusat Pembinaan Profesi Keuangan06 Sep 2022Pengumuman - Penipuan Lowongan Pekerjaan di Kantor Pelayanan Pajak31 Agu 2022Pengumuman - Pelaksanaan Survei Kepuasan Pelayanan, dan Efektivitas Penyuluhan dan Kehumasan Direktorat Jenderal Pajak Tahun 202204 Agu 2022 Lihat Semua Siaran Pers - Pemerintah Terbitkan Aturan Turunan UU HPP Klaster KUPSiaran Pers - DJP Gelar International Tax Conference untuk Pertama KalinyaSiaran Pers - Turunan UU HPP Klaster PPN Terbit, Simak KetentuannyaSiaran Pers - PPN PMSE Terkini: 134 Pemungut dan Rp9,66 Triliun Hasil PungutanSiaran Pers - Masuk Kuartal IV 2022, Pajak Masih Tunjukkan Kinerja Positif Lihat Semua Info Lelang Barang Sitaan - KPP Pratama Tebet - 1 (Satu) Unit Mobil Nissan Grand Livina 1.5 SV 4X2 MT di Kota Jakarta SelatanInfo Lelang Barang Sitaan - KPP Pratama Tebet - 1 (Satu) Unit Mobil Toyota Agya 1.0 G A/TInfo Lelang Barang Sitaan - KPP Pratama Cimahi Lelang Mobil Mitsubishi Coltt 120 SSInfo Lelang Barang Sitaan - Lelang Mobil Innova Sitaan KPP Madya BandungInfo Lelang Barang Sitaan - Lelang Barang Sitaan KPP Pratama Ende : Truk Hino Dutro 130 HD Pengendalian adalah bagian dari kehidupan kita sehari-hari. Sistem pengendalian internal digunakan untuk membatasi perilaku kita pada titik ekstrem tertentu. Contoh aktivitas pengendalian, bank memberikan PIN (personal identification number) sebagai alat pengendali atas akses ke ATM, dengan demikian orang yang tidak berhak tidak bisa mengaksesnya. Perusahaan juga harus menerapkan pengendalian sebagai alat bantu untuk mengarahkan perilaku karyawan dan pelanggan. Bagaimana prosedur pengendalian internal dalam sistem akuntansi untuk memberikan keyakinan yang memadai bahwa laporan keuangan yang dihasilkan dapat diandalkan?
Daftar Isi :
01: Undang-undang Sarbanes-Oxley tahun 2002Mengapa menyinggung Undang-undang Sarbanes-Oxley yang disahkan di Amerika Serikat tahun 2002? Dalam Economic: crime, people, culture and control. The 4th biennial Global Economic Crime Survey Indonesia, Price Waterhouse-Coopers, 2008: “Terlepas dari berbagai risiko yang dihadapi, 34% perusahaan Indonesia belum memiliki rencana tindakan khusus atau tidak tahu bagaimana cara menangani tindak kejahatan ekonomi” Sebagai gambaran, undang-undang Sarbanes -Oxley dianggap sebagai salah satu hukum yang paling penting dan signifikan sepanjang sejarah yang memengaruhi perusahaan publik. Undang-undang ini menekankan perlunya penilaian atas pengendalian serta pelaporan keuangan bagi seluruh perusahaan. Perusahaan yang tecatat di bursa efek AS harus mematuhi Undang-undang Sarbanes-Oxley. Perusahaan Indonesia yang tercatat dalam Bursa Efek AS juga harus mematuhi ketentuan ini. Salah satu contoh adalah PT Telkom Indonesia yang tercatat di Bursa Efek New York. Undang-undang Sarbanes-Oxley mengharuskan pengendalian internal terhadap pelaporan keuangan. Dan jaminan dari manajemen Telkom bahwa seluruh informasi dalam laporan keuangan adalah akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Untuk memenuhi ketentuan ini, PT Telkom telah melakukan perbaikan internal melalui transformasi organisasi dan penerapan kebijakan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) termasuk tata tertib karyawan perusahaan. Untuk menilai dan mengevaluasi pengendalian internal, PT Telkom menggunakan Pengendalian Internal COSO (Committee of Sponsoring Organization of Treadway Commission) yang juga sering mengeluarkan jurnal pengendalian internal.
02: Pengertian Pengendalian Internal Menurut Para AhliA: Definisi Pengendalian Internal Menurut Para AhliPengertian pengendalian internal menurut para ahli adalah prosedur-prosedur dan proses-proses yang digunakan perusahaan untuk:
Seperti yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, Undang-undang Sarbanes-Oxley mengharuskan adanya pengendalian internal yang kuat dan efektif terhadap pencatatan tansaksi dan pembuatan laporan keuangan. Prinsip pengendalian internal seperti itu sangat penting karena dapat mencegah kecurangan dan pembuatan laporan keuangan yang menyesatkan. Tak terkecuali laporan keuangan konstruksi dan perusahaan kontraktor. Selain itu, pengendalian internal yang efektif dapat membantu perusahaan mengarahkan kegiatan operasi perusahaan. Dan mencegah pencurian serta penyalahgunaan lainnya.
03: Tujuan Pengendalian InternalTujuan pengendalian internal adalah menyediakan keyakinan yang memadai bahwa:
Manfaat sistem pengendalian intern bagi perusahaan adalah dapat melindungi aset perusahaan dari pencurian, kecurangan, penyalahgunaan, atau kesalahan penempatan. Salah satu pelanggaran pengendalian internal yang paling serius adalah kecurangan yang dilakukan oleh karyawan. Kecurangan karyawan (employee fraud) adalah tindakan yang disengaja untuk menipu perusahaan demi keuntungan pribadi. Penipuan ini meliputi pencurian kecil-kecilan, seperti lebih catat beban perjalanan dinas dengan sengaja. Hingga penggelapan uang miliaran rupiah melalui skema penipuan yang rumit. Informasi yang akurat sangat penting untuk menjalankan perusahaan dengan sukses. Perlingungan aset serta informasi yang akurat sering kali berjalan beriringan. Alasannya adalah karyawan yang mencoba melakukan penipuan juga harus melakukan penyesuaian pencatatan akuntansi. Tujuannya adalah agar dapat menyembunyikan kecurangan yang dilakukannya. Perusahaan harus patuh pada hukum, peraturan, serta standar pelaporan keuangan yang berlaku. Contoh standar serta hukum tersebut mencakup:
04: Komponen Pengendalian Internal (Internal Control)Apa saja komponen internal control? Unsur-unsur pengendalian intern menurut para ahli yang perlu dirancang dan diterapkan oleh manajemen perusahaan, adalah:
Hubungan komponen-komponen pengendalian perusahaan di-ilustrasikan dalam gambar berikut:
Di tampilan gambar di atas, 5 (lima) komponen tersebut membentuk semacam payung yang melindungi perusahaan yang melindungi perusahaan dari ancaman terhadap pengendalian. Penilaian resiko, prosedur pengendalian, dan pengawasan merupakan bahan yang menjaga payung dari kebocoran. Informasi dan komunikasi menghubungkan payung dengan manajemen. Untuk lebih detilnya, yuk dibahas tiap komponen pengendalian satu per satu…
A: Komponen #1: Lingkungan PengendalianLingkungan pengendalian perusahaan adalah perilaku manajemen dan karyawan secara keseluruhan mengenai pentingnya pengendalian. Faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan pengendalian adalah:
Manajemen yang secara berlebihan menekankan pentingnya pencapaian target operasi. Dan menyimpang dari kebijakan pengendaliannya, secara tidak langsung dapat mendorong karyawan untuk mengabaikan pengendalian. Struktur organisasi perusahaan, yang merupakan kerangka kerja untuk perencanaan dan pengendalian operasi, juga mempengaruhi lingkungan pengendalian. Kebijakan personalia juga berpengaruh pada lingkungan pengendalian. Kebijakan personalia meliputi pemberian kontrak kerja, pelatihan, evaluasi, kompensasi, dan promosi karyawan. Deskripsi pekerjaan, kode etik karyawan, dan kebijakan atas konflik kepentingan, juga merupakan bagian dari kebijakan personalia.
B: Komponen #2: Penilaian RisikoSemua perusahaan menghadapi risiko, antara lain:
Manajemen perusahaan harus menilai resiko-resiko tersebut dan melakukan tindakan-tindakan yang diperlukan untuk mengendalikannya. Sehingga tujuan pengendalian internal dapat dicapai. Saat resiko dapat diidentifikasi, resiko dapat dianalisis untuk memperkirakan seberapa penting resiko tersebut untuk menilai kemungkinan terjadinya risiko tersebut. Dan menentukan tindakan yang dapat menekan risiko tersebut. Sebagai contoh, manajer operasi gudang dapat menganalisis risiko cidera punggung pada karyawan yang mungkin mengakibatkan munculnya tuntutan hukum. Jika manajer berpendapat bahwa risiko tersebut penting. Maka perusahaan tersebut dapat membeli alat bantu punggung untuk karyawan gudang dan mewajibkan mereka menggunakan alat bantu tersebut.
C: Komponen #3: Prosedur pengendalian internal melalui Sistem AkuntansiProsedur pengendalian internal dibuat untuk memberikan keyakinan yang memadai bahwa tujuan perusahaan dapat dicapai, termasuk mencegah kecurangan. Beberapa prosedur pengendalian yang di-integrasikan melalui sistem akuntansi:
#1: Personel yang kompeten, rotasi kerja dan cuti wajibSistem akuntansi yang berhasil membutuhkan prosedur-prosedur untuk memastkan bahwa setiap orang dapat melaksanakan tugas yang diberikan. Oleh karena itu, sangat penting bagi staf akuntan untuk mendapatkan pelatihan dan pengawasan yang memadai dalam melakukan pekerjaanya. Disarankan juga untuk merotasi kerja karyawan kleris, yakni karyawan yang bertugas melakukan pencatatan dan menyimpan catatan akuntansi. Selain itu, juga memberikan cuti wajib bagi karyawan yang tidak bertanggung jawab terhadap pencatatan akuntansi. Contoh aktivitas pengendalian ini akan mendorong karyawan untuk memenuhi prosedur yang telah ditetapkan
#2: Pemisahan tanggung jawab untuk operasi yang berkaitanPemisahan tugas dalam pengendalian internal dan tanggung jawab (segregation of responsibilities) untuk operasi yang berkaitan harus dibagi antara dua orang staf. Atau lebih untuk menekan kemungkinan terjadinya ketidakefisienan, kesalahan, dan kecurangan. Contoh pemisahan tugas dan tanggung jawab di antara departemen pembelian, penerimaan, dan pembayaran. ***Pelanggaran berikut ini mungkin terjadi jika pemesanan barang, pemeriksaan barang yang diterima, dan pembayaran kepada pemasok dilakukan oleh orang yang sama:
Pemeriksaan yang terbentuk dari pemisahaan tanggung jawab antar beberapa departemen, tidak memperbolehkan adanya pengulangan pekerjaan. “Dokumen yang disiapkan oleh suatu departemen dirancang untuk berkoordinasi dengan dan mendukung dokumen yang disiapkan oleh departemen lain.”
#3: Operasional, penyimpanan aset dan akuntansiKebijakan pengendalian intern harus menetapka tanggung jawab berbagai macam aktivitas usaha. Tanggung jawab untuk operasi, penanganan aset, dan akuntansi harus dipisahkan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan dan kecurangan. Catatan akuntansi akan berperan sebagai pemeriksa independen atas individu yang bertanggung jawab atas penyimpanan aset dan yang bertanggung jawab atas operasi usaha. ***Perhatikan contoh aktivitas pengendalian: Karyawan yang dipercaya mengeola kas yang diterima dari pelanggan kredit tidak boleh mencatat penerimaan kas tersebut di catatan akuntansi. Bila dilakukan, maka karyawan dapat meminjam atau menyalahgunaan kas tersebut, dan memyembunyikan penyalahgunaan tersebut dalam catatan akuntansi. Apalagi, jika staf yang bertanggungjawab dalam operasi juga bisa mencatat hasil operasi. Maka staf tersebut dapat merubah laporan akuntansi untuk menunjukkan hasil yang menguntungkan.
#4: Bukti kas tindakan keamananBukti-bukti dan tindakan keamanan harus digunakan untuk mrlindungi aset dan memastikan data akuntansi andal dapat dipercaya. Prosedur pengendalian ini dapat diterapkan dalam berbagai teknik, seperti prosedur otorisasi, pemberian persetujuan dan rekonsiliasi. Perhatikan contoh aktivitas pengendalian: Karyawan yang bepergian untuk keperluan bisnis perusahaan diharuskan untuk memperoleh persetujuan dari manajer departemen terkait, berupa tanda tangan di formulir permohonan perjalanan. ***Steve Kaufman, mrmberikan saran untuk mencegah kecurangan oleh karyawan di perusahaan kecil:
Bila ingin menjalankan saran-saran tersebut tentu perlu penyesuaian-penyesuaian kondisi yang ada pada bisnis kita.
D: Komponen #4: PengawasanApa saja komponen dalam pengawasan? #1: Peran Pengawasan dalam Internal Control“Korupsi dan suap merupakan dua jenis kejahatan ekonomi tertinggi di Indonesia, di mana 32,9% perusahaan melaporkan insiden-insiden kejahatan tersebut” (Sumber: Economic: crime, people, culture and control. The 4th Biennial Global Economic Crime Survey Indonesia, Price Waterhouse-Coopers, 2008) Kutipan tersebut terjadi pada beberapa tahun yang lalu, sekitar 11 tahun lalu. Bagaimana dengan sekarang? Makin berkurang ya 🙂 Sekarang kita bahas pengawasan dari sisi internal control… Pengawasan terhadap sistem pengendalian internal audit dapat menemukan kelemahan-kelemahan dan memperbaiki efektivitas pengendalian. Sistem pengendalian internal dapat diawasi melalui usaha manajemen perusahaan yang berkelanjutan atau evaluasi terpisah. Upaya pengendalian yang berkelanjutan termasuk memantau perilaku karyawan dan sinyal peringatan dari sistem akuntansi.
#2: Indikator Pengendalian InternalApa saja indikator internal control? Indikator berikut, dapat menjadi petunjuk atas permasalahan pengendalian internal: Sinyal peringatan yang berhubungan dengan perilaku karyawan:
Sinyal peringatan dari sistem akuntansi:
***Secara umum, evaluasi pengawasan terpisah dilakukan pada saat terjadi perubahan besar dalam strategi, manajemen senior, struktur bisnis, atau operasi. Pada perusahaan besar, auditor internal yang independen terhadap operasi biasanya bertanggung jawab atas pengawasan sistem pengendalian internal. Auditor internal dapat melaporkan masalah-masalah dan hal-hal yang mendapat perhatian khusus kepada komite audit atau dewan direksi yang independen terhadap manajemen perusahaan. Selain itu, auditor eksternal juga dapat mengevaluasi pengendalian internal sebagai bagian dari audit tahunan atau laporan keuangan.
E: Komponen #5: Informasi dan KomunikasiInformasi dan komunikasi merupakan elemen penting dalam sistem pengendalian internal. Informasi mengenai lingkungan pengendalian, penilaian risiko, prosedur pengendalian. Serta pengawasan dibutuhkan manajemen perusahaan untuk mengarahkan operasi dan memastikan kepatuhan pada pelaporan, hukum, dan peraturan yang diperlukan. Manajemen juga dapat menggunakan informasi eksternal untuk menilai kejadian dan kondisi yang dapat berpengaruh pada pengambilan keputusan dan pelaporan eksternal. Sebagai contoh, manajemen perusahaan menggunakan informasi dari Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) Indonesia untuk menilai pengaruh kemungkinan perubahan pada standar pelaporan.
05: Contoh Penerapan Pengendalian Internal COSO di PerusahaanContoh penerapan prosedur pengendalian #1: Toko yang buka 24 jamMemasang mesin kasir yang dapat menunjukkan dan merekam jumlah uang yang dicatat untuk setiap penjualan. Serta menyediakan struk pembayaran untuk pelanggan dapat menjadi bagian dari struktur pengendalian intern yang efektif. Toko yang buka 24 jam dapat menggunakan tindakan-tindakan keamanan berikut ini untuk mencegah tindakan kejahatan, yaitu:
Bagaimana penerapan prosedur tersebut? Banyak diterapkan di outlet-outlet minimarket yang tersebar di sekitar kita ya? Seperti Indomaret, Alfa Mart, Alfamidi dan sejenisnya. ***Contoh kasus unik:Perhatikan pelajaran yang dapat diambil dari contoh kasus unik berikut ini: Ada suatu kasus di mana seseorang mencuri ribuan dolar uang denda parkir dari sebuah kota kecil di AS. Warga membayar denda mereka dengan menaruh uang di amplop tiket dan memasukkannya ke dalam kotak terkunci yang terletak di luar gedung balai kota. Kunci untuk mengunci kotak tersebut tidak dijaga keamanannya dan siap tersedia kapan saja untuk banyak orang. Akibatnya, orang yang mencuri uang tersebut tidak pernah ditemukan. Kota tersebut akhirnya menugaskan satu orang untuk bertanggung jawab atas keamanan kunci dan mengosongkan kotak tersebut. Baggaimana prosedur seperti itu diterapkan di sini? Kira-kira pada bayar apa tidak ya? Atau mirip kantin kejujuran yang pernah marak di sini beberapa tahun yang lalu ya…
Contoh penerapan prosedur pengendalian #2: Jasa Pembuatan dan Perawatan Taman RumahPerusahaan menggunakan beberapa tim pekerja dan menyediakan kendaraan. Serta peralatan pembuatan dan perawatan taman rumah untuk setiap tim. Masalah apa saja yang mungkin dihadapi perusahaan dalam mengendalikan operasi usaha tersebut? Berikut ini adalah beberapa contohnya:
***Bagaimana perusahaan dapat mengatasi masalah-masalah ini? Sebagai contoh, perusahaan dapat menyusun jadwal setiap awal hari dan melakukan pemeriksaan di akhir hari. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa seluruh pekerjaan telah diselesaikn sesuai dengan kualitas yang telah dietapkan. Perusahaan dapat melakukan pemeriksaan mendadak dengan mengunjungi setiap lokasi secara acak untuk memastikan bahwa setiap tim bekerja sesuai jadwal. Perusahaan dapat meminta pekerja untuk mencatat absen masuk di awal hari dan absen pulang di akhir hari untuk memastikan bahwa mereka dibayar berdasarkan jam kerja. Perusahaan dapat meminta setiap tim kerja untuk mengembalikan kendaraan operasional dan peralatan ke kantor untuk mencegah penggunaan yang tidak diizinkan. Perusahaan dapat mencatat odometer di akhir hsri untuk meyakinkan kendaraan tidak digunakan untuk bersenang-senang. Perusahaan dapat menagih pelanggan setelah melakukan pemeriksaan atas pekerjaan, lalu mengawasi tagihan seluruh piutang. Semua hal tersebur merupakan contoh pengendalian internal. ***Contoh lain penerapan pengendalian internal COSO: Sebagaimana disinggung di atas, bahwa PT Telkom untuk mengevaluasi pengendalian internal menggunakan Pengendalian Internal – Kerangka Kerja Terintegrasi (Internal Control – Integrated Frramework). Yang dikeluarkan oleh Komite Pendukung Organisasi dari Komisi Treadway ( Committee of Sponsoring Organization of Treadway Commission – COSO). Kriteria pengendalian internal menurut COSO adalah standar yang secara luas diterima untuk merancang, menganalisis, dan mengevaluasi pengendalian internal perusahaan. |