Pengolahan data adalah kegiatan konversi data menjadi informasi yang berguna. Pengolahan ini dilakukan menggunakan urutan operasi yang sudah ditentukan, baik secara otomatis maupun manual. Sebagian besar pengolahan data dilakukan dengan menggunakan komputer atau perangkat pengolah data lainnya. Output yang dihasilkan dari pengolahan data sangat bervariasi, mulai dari gambar, grafik, table, vector, audio, maupun format lainnya. Format output tergantung pada software atau metode yang digunakan. Saat mesin atau komputer mengolah data secara mandiri, maka proses pengolahan data tersebut disebut dengan proses pengolahan data otomatis. Show Pusat data adalah komponen kunci untuk melakukan pemrosesan, penyimpanan, akses, pembagian, dan analisis data. Pusat data menghasilkan produktivitas yang lebih tinggi dan lebih menguntungkan, terutama di bidang bisnis. Untuk menghasilkan pemrosesan data yang handal, akurat, dan hemat biaya membutuhkan kemajuan di berbagai bidang seperti keamanan data, akurasi mesin, data science, keamanan jaringan dan lain sebagainya. Saat ini, hampir semua bisnis membutuhkan pemrosesan data real time yang andal dan efisien. Pusat data ini berisi infrastruktur penting dan menyediakan pemrosesan yang kuat. Apakah kamu tahu jika di dunia ini ada beberapa tipe metode pengolahan data? Pada artikel kali ini, DQLab akan menjelaskan 3 tipe metode pengolahan data yang perlu kamu ketahui sebelum mengolah data. Jadi tunggu apa lagi? Yuk simak artikel ini sampai akhir! 1. Batch ProcessingBatch processing atau pemrosesan batch adalah Teknik dimana data yang akan diproses atau program yang akan dijalankan dikumpulkan menjadi beberapa kelompok agar pemrosesan data lebih nyaman, efisien, dan cepat. Teknik ini adalah bentuk pemrosesan data yang paling sederhana. Dengan metode ini, pemrosesan yang dilakukan oleh komputer dilakukan secara berkala, pada interval waktu tertentu, seperti minggu, bulan, dan sebagainya. Contohnya adalah data transaksi harian dapat diproses secara batch atau kelompok pada setiap minggu. Keuntungan batch processing adalah ekonomis untuk volume data besar, sedangkan kekurangan dari metode ini adalah membutuhkan proses filtering sebelum diproses, dalam beberapa kasus bisa mengurangi ketepatan waktu, dan membutuhkan organisasi file yang berurutan. Baca juga : Ini yang Akan Kamu Pelajari di Kelas Data Science DQLab! 2. Online dan Real Time ProcessingKata online mengacu pada peralatan atau perangkat di bawah kendali langsung oleh CPU (Central Processing Unit) pada sebuah komputer. Operasi online adalah operasi yang menggunakan perangkat yang terhubung langsung ke CPU baik untuk entry data atau keperluan lain. Dengan menggunakan online processing, data akan secara otomatis tersimpan di "wadah" yang telah tersedia. Real time processing adalah metode pengolahan data yang memiliki kemampuan respon yang cepat untuk memperoleh data dari suatu aktivitas atau proses fisik, melakukan perhitungan, dan mengembalikan proses dengan cukup cepat untuk mempengaruhi output yang dihasilkan. Salah satu contoh penerapan real time processing adalah reservasi tiket pesawat. Setiap kali tiket dipesan atau dibatalkan, jadwal pesawat akan berubah sehingga data harus segera di update dan diinput untuk melacak ketersediaan kursi. 3. Distributed ProcessingDistributed processing merupakan proses pengolahan data yang paling kompleks. Metode ini umumnya terdiri dari terminal jarak jauh yang terhubung ke system komputer pusat yang besar untuk membantu user melakukan operasi pemrosesan data. Metode ini lebih banyak digunakan di sistem komunikasi dan informasi. Beberapa keunggulan metode ini adalah waktu idle prosesor pusat lebih sedikit. Lebih responsive terhadap solusi atau masalah yang bisa saja muncul saat pengolahan data. Sedangkan kekurangan metode ini adalah biaya fasilitas yang cukup mahal, terminal output input yang seringkali lambat dan tidak efisien, keamanan kurang terjaga. Baca juga : Mengenal Profesi Data Scientist Gunakan Kode Voucher "DQTRIAL", dan simak informasi di bawah ini mendapatkan 30 Hari FREE TRIAL:
Penulis : Galuh Nurvinda Editor : Annissa Widya Davita
Pengolahan informasi dan persepsi konsumen adalah salah satu tahapan dalam proses kognisi yang dilalui konsumen, dimulai dari semua stimulus diterima hingga stimulus tersebut dimasukan ke dalam memory dan dapat dipergunakan kembali untuk memberikan gambaran/persepsi yang lebih baik mengenai suatu produk/jasa kepada konsumen. Bagian ini lebih lanjut akan dibahas lebih rinci mengenai tahapan proses informasi mulai dari pemaparan, perhatian, pemahaman, penerimaan dan retensi. Proses informasi tercipta pada saat produsen. memberikan suatu stimulus berupa pemaparan (exposure), bila pemaparan tersebut menarik minat konsumen maka konsumen akan memperhatikan, bila konsumen ingin menafsirkan stimulus tersebut, maka konsumen akan masuk pada tahap pemahaman, dilanjutkan dengan tahap penerimaan dan kemudian retensi. Apa yang didengar oleh telinga, apa yang dilihat oleh mata dan apa yang dicium oleh hidung, itulah yang disebut dengan stimulus. Tidak semua stimulus tersebut semua kita ingat dan simpan dalam ingatan kita, karena kita sebagai konsumen melakukan proses pengolahan informasi.
Gambar Proses Persepsi (Solomon, 2007) Engel, Blackwell and Miniard (1995) dalam Sumarwan (2004) menyatakan ada 5 tahap pengolahan informasi yaitu :
Tahap proses pengolahan informasi dapat digambarkan dalam gambar di bawah ini : Gambar Tahapan Pengolahan Informasi (Engel, et al, 1995 dalam Sumarwan, 2002) PemaparanPemaparan (exposure) adalah kegiatan yang dilakukan oleh pemasar untuk menyampaikan stimulus kepada konsumen. Konsumen yang merasakan stimulus yang datang ke salah satu pancainderanya disebut dengan sensasi. Konsumen dapat terekspose pada informasi dalam lingkungannya seperti strategi pemasaran, terutama melalui perilaku mereka sendiri. Ada 2 jenis eksposur terhadap informasi pemasaran: eksposur yang diinginkan (intentional exposure) atau disengaja dan eksposur tak sengaja (accidental exposure) atau random.
Sensasi adalah respon langsung dan cepat dari pancaindra terhadap stimulus yang datang, contohnya : iklan, kemasan, merk, dll. Sensasi dipengaruhi oleh ambang absolute dan perbedaan ambang. Ambang absolut (the absolute threshold) adalah jumlah minimum intensitas atau energi stimulus yang diperlukan oleh konsumen agar ia merasakan sensasi, atau titik dimana konsumen merasakan perbedaan ada & tidak ada dari suatu stimulus. Contohnya : Reklame, ada orang yang bisa membaca dan melihat merek suatu produk yang berukuran 30 cm dengan jarak 200 m, sedangkan konsumen lainnya mungkin dari jarak 100 m. Angka 100 m atau 200 m itulah yang disebut dengan ambang absolute. Konsumen yang terus menerus menerima stimulus sama dalam intensitas maupun jenisnya, mungkin awalnya akan menarik perhatiannya. Selanjutnya konsumen akan merasakan adaptasi terhadap stimulus tersebut: sensory adaptation. Konsumen mungkin merasa bosan dengan iklan sama yang terus menerus ditayangkan: advertising wearout. Selain itu konsumen juga akan selektif memilih stimulus mana yang akan dilihatnya: selective exposure. Zapping: kebiasaan konsumen untuk mengubah-ubah saluran ketika menonton TV, ketika iklan ditayangkan pada program yang sedang ditontonnya. Adanya sensory adaptation, advertising wearout dan zapping mendorong pemasar untuk kreatif merancang komunikasi produknya. Ambang berbeda (the differential threshold) adalah batas perbedaan terkecil yang dapat dirasakan antara dua stimulus yang mirip. PerhatianTidak semua stimulus yang dipaparkan dan diterima konsumen akan memperoleh perhatian dan berlanjut dengan pengolahan stimulus tersebut. Hal ini terjadi karena konsumen mempunyai keterbatasan kognitif untuk mengolah semua informasi yang diterimanya. Karena itu konsumen menyeleksi stimulus atau informasi mana yang akan diperhatikannya dan akan diproses lebih lanjut. Proses ini dikenal dengan nama perceptual selection. Ada dua faktor utama yang mempengaruhinya, yaitu :
PemahamanAdalah usaha konsumen untuk mengartikan atau menginterpretasikan stimulus. Engel, Blackwell dan Miniard (1995) dalam Sumarwan (2004) menyebutkan tahap ini sebagai tahap memberikan makna kepada stimulus. Pada tahap ini konsumen melakukan perceptual organization. Ada tiga prinsip perceptual organization : figure and ground, grouping, and closure.
Perbedaan antara percetual selection dengan perceptual organization antara lain :
Gambar Proses Presepsi Konsumen PenerimaanTahap pemaparan, perhatian dan pemahaman merupakan persepsi konsumen. Setelah konsumen melihat stimulus, memperhatikan, dan memahami stimulus tersebut maka sampailah kepada suatu kesimpulan mengenai objek tersebut. Inilah yang disebut dengan persepsi konsumen terhadap objek atau citra produk. Persepsi konsumen tersebut merupakan output dari penerimaan konsumen terhadap stimulus yang membentuk persepsi produk, persepsi merek, persepsi pelayanan, persepsi harga, persepsi kualitas, persepsi toko dan persepsi terhadap produsen.
Setiap saat manusia mendapat stimuli baik dari kehidupan sehari-hari ataupun dari iklan. Menurut Chernatory, setiap hari konsumen menerima 550 iklan.Untuk menanggulangi serangan dari banyaknya stimuli, otak akan menyeleksi stimuli-stimuli yang akan diberi perhatian. Stimuli-stimuli yang terpilih ini nantinya akan dicerna, dipahami, dan dimaknai. Individu akan menginterpretasi stimuli yang terpilih tadi berdasarkan pengalamannya. Sehingga stimuli itu diseleksi, diorganisir, dan diinterpretasikan oleh konsumen. Retensi, Memory, Rehearsal, dan RetrievalAdalah proses memindahkan informasi ke memori jangka panjang (long-term theory). Memori terdiri dari 3 sistem penyimpanan :
Contoh : kita diminta untuk mengingat nomor telepon seseorang tanpa sempat mencatatnya. Kita akan bergumam untuk mengulang-ulang menyebut nomor tersebut agar bisa diingat. Proses ini disebut rehearsal. Retrieval (mengingat kembali) : Konsumen menyimpan informasi didalam long-term memory, maka suatu saat ia akan memanggil kembali atau mengingat informasi tersebut untuk bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Gambar Hubungan Antar Sistem Memori (Solomon, 2007) Pada tahapan informasi mulai dari perhatian, pemahaman, penerimaan dan retensi akan teringat dalam memori konsumen. Memori dapat berjangka panjang maupun pendek, seperti yang terlihat pada gambar diatas. Sumber : Rini Dwiastuti, Agustina Shinta, Riyanti Isaskar, Ilmu Perilaku Konsumen, UB Press |