Bagaimana bunyi salah satu ayat yang menjelaskan tentang makanan bergizi

Minggu, 05 Juli 2020 - 16:17 WIB

Makanan dengan gizi dan vitamin yang seimbang ini sering disebut sebagai makanan sehat. Madu merupakan salah satu makanan sehat yang dianjurkan dalam Al-Quran. Foto ilustrasi/ist

Para muslimah yang biasanya sangat peduli terhadap pola makan dirinya, anak-anaknya, atau keluarganya, sangat perlu untuk memerhatikan bagaimana Islam mengatur pola makanan sehat dan seimbang yang dibutuhkan tubuh. Terlalu vegetarian atau terlalu berlebihan mengonsumsi makanan hewani bisa jadi tidak baik bagi tubuh. Al-Qur’an telah menjelaskan semuanya tentang makanan sehat.

Tubuh manusia membutuhkan makanan seimbang yang bisa dikonsumsi dan diserapnya, serta menggantikan zat-zat yang hilang darinya. Gizi dan vitamin yang seimbang tidak hanya sekadar untuk menghilangkan rasa lapar tetapi juga sebagai amunisi untuk memperkuat kondisi fisik tubuh. Ini untuk menunjang saat seseorang bekerja atau beraktivitas. (Baca juga : Pola Makanan Sehat Menurut Al-Qur’an dan Hadis (1) )

Makanan sehat dengan gizi dan vitamin yang seimbang juga akan memperkuat imunitas yang ada di dalam tubuh yang bisa bermafaat untuk melawan virus dan penyakit. Makanan dengan gizi dan vitamin yang seimbang ini sering disebut sebagai makanan sehat.

Firman Allah Ta’ala :

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُلُوا۟ مِن طَيِّبَٰتِ مَا رَزَقْنَٰكُمْ وَٱشْكُرُوا۟ لِلَّهِ إِن كُنتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ "Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah." (QS Al Baqarah : 172)

Oleh karena itu, melalui berbagai penelitian dan kajian, para ahli gizi telah berusaha menemukan ilmu untuk mengetahui berbagai kebutuhan makanan yang dibutuhkan tubuh mansia. Sedangkan Islam telah mengajarkan umatnya untuk tidak mengharamkan makanan yang baik-baik yang telah dihalalkan. Islam juga menganjurkan dan memerintahkan mengonsumsi makanan yang baik dan halal .

Pada dasarnya segala sesuatu yang diciptakan Allah Subhanahu Wa Ta’ala bagi manusia adalah mubah atau dibolehkan. Dengan kata lain bahwa semua makanan pada dasarnya adalah halal sampai ada dalil yang menyebutkan bahwa makanan tersebut haram hukumnya untuk dikonsumsi.

Artinya, sebenarnya jangkauan halal dalam hal makanan adalah sangat luas karena bumi ini diciptakan oleh Allah dengan segala sesuatunya termasuk hewan dan tumbuhan yang merupakan sumber makanan bagi manusia. Beberapa ayat dalam Al-Qur'an menyebutkan tentang ketentuan makanan halal dan perintah untuk mengkonsumsi makanan halal dan menjauhi makanan haram, di antaranya :

Dalam surat Al Baqarah ayat 29 Allah Ta’ala menyebutkan bahwa segala sesuatu yang diciptakan di muka bumi adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.هُوَ الَّذِي خَلَقَ لَكُمْ مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا ثُمَّ اسْتَوَىٰ إِلَى السَّمَاءِ فَسَوَّاهُنَّ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ ۚ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ“Dialah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS Al Baqarah : 29)

Allah berfirman dalam surat Al maidah ayat 88 bahwa Allah telah memerintahkan pada manusia untuk makan makanan halal saja.

وَكُلُوا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللَّهُ حَلَالًا طَيِّبًا ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي أَنْتُمْبِهِ مُؤْمِنُونَ“Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang telah Allah rezekikan kepadamu dan bertaqwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada Nya.” (QS Al Maidah : 88)

Dalam surat An Nahl ayat 114, Allah memerintahkan kaumnya untuk memakan makanan halal sebagai bentuk rasa iman kepada Allah SWT.

فَكُلُوا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللَّهُ حَلَالًا طَيِّبًا وَاشْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ“Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezeki yang telah diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah.” (QS An Nahl : 114)

Allah Ta’ala juga menyebutkan beberapa jenis makanan haram dalam surat Al Baqarah dan melarang umatnya untuk mengkonsumsi makanan tersebut.

إِنَّمَا حَرَّمَ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةَ وَالدَّمَ وَلَحْمَ الْخِنْزِيرِ وَمَا أُهِلَّ بِهِ لِغَيْرِ اللَّهِ ۖ فَمَنِ اضْطُرَّ غَيْرَ بَاغٍ وَلَا عَادٍ فَلَا إِثْمَ عَلَيْهِ ۚ إِنَّاللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ


Page 2

Minggu, 05 Juli 2020 - 16:17 WIB

“Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS Al-Baqarah : 173)

Dengan melihat dalil-dalil tersebut diketahui bahwa Allah menghalalkan segala makanan yang baik dan mengharamkan sesuatu yang dapat mendatangkan keburukan bagi umat manusia apabila dikonsumsi. Allah Ta’ala juga telah membolehkan kepada hamba-Nya untuk menikmati semua makanan, kecuali ada sebagian kecil yang mutlak diharamkan Allah. (Baca juga : Inilah Keuntungan Orang Tua Memiliki Anak yang Saleh )

Seperti dalam Firman Allah : يَٰبَنِىٓ ءَادَمَ خُذُوا۟ زِينَتَكُمْ عِندَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَكُلُوا۟ وَٱشْرَبُوا۟ وَلَا تُسْرِفُوٓا۟ ۚ إِنَّهُۥ لَا يُحِبُّ ٱلْمُسْرِفِينَ Arab-Latin: Yā"Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. (QS Al A'raf : 31) Karena itu, ada sebagian kelompok masyarakat ada yang hanya membolehkan makan tumbuh-tumbuhan saja. Mereka menolak daging. Menurut Prof. Dr. Abdul Basith Muhammad as-Sayyid, meski tumbuh-tumbuhan kaya akan unsur penting semisal mineral, karbohidrat, dan vitamin, tapi porsi makanan penting yang digunakan untuk menghasilkan kalori dan pertumbuhan jaringan, jauh lebih banyak dari makanan tumbuh-tumbuhan itu.

Oleh karena itu, sebaiknya seseorang jangan mengonsumsi hanya sayuran saja. Harus menngonsumsi makanan seimbang dari unsur nabati dan hewani yang bisa mendorong sekaligus membantu kerja anggota tubuh. Sebab, biasanya para vegetarian menderita pengakit anemia dam kekurangan vitamin B1, zat besi, yodium, kalsium, seng, yablupamin, dan vitamin D yang kesemuanya banyak terkandung di dalam makanan hewani. (Baca juga : Ternyata Ilmuwan Muslim Berkontribusi Banyak Pada Teknologi Kecantikan )

Di samping itu, protein hewani memiliki kemiripan tingkat tinggi dengan protein manusia, sehingga pemanfaatannya pun bisa maksimal. Begitulah Islam tampak dengan jelas dalam nash yang menyerukan pentingnya keseimbangan dalam hal makanan.

Allah Ta’ala berfirman :

وَأَمْدَدْنَٰهُم بِفَٰكِهَةٍ وَلَحْمٍ مِّمَّا يَشْتَهُونَ “Dan Kami beri mereka tambahan dengan buah-buahan dan daging dari segala jenis yang mereka ingini.” (QS At Thur : 22)

Juga di ayat yang lain Allah Ta’ala menegaskan :

َفَاكِهَةٍ مِّمَّا يَتَخَيَّرُوْنَۙ - وَلَحْمِ طَيْرٍ مِّمَّا يَشْتَهُوْنَۗ"Dan buah-buahan apa pun yang mereka pilih. Dan daging burung apa pun yang mereka inginkan." (QS Al Waqi'ah : 20-21)Dalam kedua ayat di atas, tergabung secara sempurna bahwa antara makanan hewani dan nabati adalah termasuk makanan seimbang yang dibutuhkan manusia.

Wallahu A’lam

(wid)

Bagaimana bunyi salah satu ayat yang menjelaskan tentang makanan bergizi

Ilustrasi bersyukur. /Pixabay/OpenClipart-Vectors

PORTAL PASURUAN - Al-Qur'an merupakan sumber hukum utama yang dijadikan pedoman oleh kaum muslimin dalam bertindak sehingga tidak keluar dari ketentuan yang telah ditetapkan.  

Dalam Al-Qur'an mengatur semua aktivitas manusia, baik secara batin atau lahiriah, tidak terkecuali perintah memakan makanan yang halal dan bersyukur kepada Allah

Dalam buku karangan M. Sudaroji dan Drs. H.M. Faqih Dalil yang berjudul 101 Perintah dan Larangan dalam Al-Qur'an menyebut ada empat ayat yang memerintahkan untuk memakan makanan yang halal dan bersyukur kepada Allah.

Baca Juga: 5 Ayat Al-Qur'an Tentang Perintah Untuk Berbuat dan Berlaku Adil

Berikut empat ayat Al-Qur'an tentang perintah memakan makanan yang halal dan bersyukur kepada Allah.

1. Al-Qur'an Surah Al-Baqarah Ayat 168

يٰۤاَ يُّهَا النَّا سُ كُلُوْا مِمَّا فِى الْاَ رْضِ حَلٰلًا طَيِّبًا  ۖ وَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِ  ۗ اِنَّهٗ لَـكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ
yaaa ayyuhan-naasu kuluu mimmaa fil-ardhi halaalang thoyyibaw wa laa tattabi'uu khuthuwaatisy-syaithoon, innahuu lakum 'aduwwum mubiin.

Artinya: "Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang terdapat di bumi dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu".

Baca Juga: Bahan dan Resep Cara Membuat Batagor yang Enak dan Lembut, Jajanan Khas dari Bandung

Sumber: Buku 101 Perintah dan Larangan dalam Alquran

Jakarta -

Ajaran Islam selalu menganjurkan umat muslim untuk senantiasa mengonsumsi makan-makanan yang halal dan bergizi. Hal ini juga berkali-kali disebut dalam Al Quran dan hadits.

Salah satunya Allah berfirman dalam QS Al Baqarah ayat 168 berbunyi:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ كُلُوا مِمَّا فِي الْأَرْضِ حَلَالًا طَيِّبًا وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ ۚ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ

Artinya: "Wahai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan, karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu." (QS. Al Baqarah: 168).

Hukum memakan makanan halal juga merujuk pada Al Quran surat Al-Baqarah ayat 172.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ وَاشْكُرُوا لِلَّهِ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ

Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah." (QS. Al Baqarah: 172).

Melansir dari situs Islamic Council of Victoria, halal dalam bahasa Arab dijelaskan sebagai sesuatu yang baik, dibolehkan, dan sesuai hukum. Bagi umat muslim, makanan yang halal adalah yang didapat dan diolah sesuai dengan syariat Islam.

Tentu saja selain halal, makanan juga harus bergizi, agar bermanfaat bagi tubuh dan juga kesehatan.

Senada dengan hal itu, Dian Eka Mayasari, dkk dalam bukunya yang bertajuk Sheffield Stories, menjelaskan mengenai konsep halal dalam Islam di antaranya adalah sebagai berikut:

- Halal secara zatnya, yaitu semua makanan yang tidak diharamkan oleh Al Quran dan hadits. Yang secara jelas dinyatakan sebagai haram di Al Quran adalah bangkai, darah, dan daging babi:

- Halal cara memprosesnya, yaitu penyembelihan hewan dilakukan oleh orang muslim dengan menyebut nama Allah SWT di bagian urat nadi sampai darahnya habis dan terputus saluran napasnya dengan menggunakan pisau yang tajam.

Tujuan dari penyembelihan ini adalah hewan langsung mati, sehingga mengurangi rasa sakit saat meregang nyawa.

- Halal cara memperolehnya, contohnya bukan makanan hasil curian; dan

- Tidak mengandung bahan yang memabukkan.

Mengutip dari buku Makanan yang Halal & Haram yang ditulis oleh Suryana adapun contoh makanan dan minuman yang dapat dikategorikan halal, di antaranya semua binatang yang hidup di air, baik berupa ikan maupun bukan ikan, ikan dan belalang, semua makanan yang terbuat dari sari buah-buahan, hingga minuman air murni.

Selain itu, minuman yang berasal dari lebah, air susu ibu (ASI), susu sapi, dan susu kambing juga termasuk dalam kategori makanan dan minuman halal.

Setelah mengetahui terkait makanan seperti apa yang dapat disebut dengan makanan halal. Dalam sebuah hadits juga diceritakan akibat dari mengkonsumsi makanan yang tidak halal.

Dari Abu Hurairah dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Muslim, Rasulullah SAW Bersabda:

"Wahai Rabb-ku, wahai Rabb-ku," namun makanannya haram, minumannya haram dan pakaiannya haram dan kenyang dengan sesuatu yang haram, lalu bagaimana mungkin doanya akan dikabulkan?" (HR Muslim).

Jadi, hati-hati dalam memilih makanan yang halal ya, sahabat hikmah! Semoga makanan yang selama ini kita konsumsi terbukti halal dan diridhai oleh Allah, aamiin.

(nwy/nwy)