Aswaja berupaya memastikan kecocokan sebab hukum pada kejadian dan memahami sebab hukum yang disebut

Hizbut Tahrir, Wahabi, Ikhwanul Muslimin, dan Syiah bersifat ideologis dalam memahami Islam. Mereka ingin mendirikan negara Islam. Hizbut Tahrir mensyaratkan berdirinya kekhalifahan sebagai syarat mendirikan shalat jum’at. Begitu juga dengan Syiah yang meyakini bahwa hanya Imam Syiah yang berhak menyelenggarakan shalat jum’at.

Pemahaman Islam yang ideologis juga nampak pada Ihwanul Muslimin di Mesir. Presiden Morsi tidak melarang pendukungnya melawan militer sehingga pecah perang saudara di Mesir. Akibatnya, terjadi kekacauan yang mengganggu ketertiban dalam beragama.

Aswaja sebagaimana diyakini K.H. Abdurrahman Wahid, tidak ideologis (tidak ada kaitannya dengan Rukun Iman/Islam). Buktinya Gus Dur legawa lengser dari jabatan Presiden untuk menghindari kekacauan dan pertumpahan darah.

Dilansir dari website harakah.id intisari praktik politik para ulama NU ada 4, yaitu:1. Keimanan2. Keadilan3. Memprioritaskan agenda kerakyatan

4. Harmonisasi agama dan kekuasaan

Melalui prinsip harmonisasi agama-negara, warga NU menolak segala upaya pemberontakan, kudeta, dan pendirian negara baru, karena hanya akan menjadikan rakyat kebanyakan menderita.

Jikalaupun sebuah revolusi tak bisa dihindari, maka NU akan mengupayakan langkah-langkah yang mempercepat stabilitas seperti yang pernah terjadi dalam perang kemerdekaan, penerimaan UUD 45, dan lainnya.

Sumber : Buletin Aswaja Center

No Text Content!

90 Ukuran: 18x26cm Cetakan 1: 2017 ISBN: Koordinator Penyusun: Dr. Imam Machali, M.Pd, Achmad Fauzi, M.S.I Tim Penyusun: Nurliadin, M.Pd.I, Saefur Rochmat, Ph.D., Zubaedah, M.Pd., Dr. Sigit Purnama, M.Pd. Penelaah: Dr. Muhajir, MSI., Dr. Arif Rohman, M.Pd. Penyelaras: Dr. Lantip, Saefur Rochmat, Ph.D. Layout: Onie Creativa Ilustrator: Nian Indah Desain Sampul: A. Jamroni Kontributor Gambar: Elik Ragil, Andi Erik, Nabila Gyatri, Ahmad Romzi, Hamzah Sahal © Copyright 2017 Diterbitkan oleh : Lembaga Pendidikan Ma’arif Nahdlatul Ulama Daerah Istimewa Yogyakarta Jln. Ibu Ruswo 60 Yudonegaran Yogyakarta 55121 Tlp./Fax. (0274) 484391, 382865, 7481399. Email : [email protected] web: http://www.maarifdiy.com iv Ke-NU-an Ahlussunnah Waljama’ah An-Nahdliyyah ~ Kelas 9 MTs /SMP KATA PENGANTAR ‫السلام عليكم ورحمة الله وبركاته‬ Syukur Alhamdulillah, kita panjatkan kepada Ilahi Robbil Izzati, Dzat yang Maha Tinggi menuntun hati kami untuk meniti, menggali, dan menyusuri inti kehidupan duniawi dan ukhrowi guna menggapai kebahagiaan sejati dengan limpahan rohmah dan maghfiroh Illahi. Sholawat serta salam juga kita haturkan kepada Nabi Agung Muhammad Saw, panutan dan penerang kehidupan menuju jalan kebijaksanaan sepanjang zaman. Buku yang ada di tangan pembaca ini merupakan salah satu referensi wajib bagi guru dan siswa di lingkungan sekolah yang bernaung di bawah Lembaga Pendidikan Ma’arif NU Daerah Istimewa Yogyakarta. Buku ini berisi paparan tentang nilai keyakinan dan ajaran aqidah Ahlussunnah Wal Jama’ah An-Nahdliyyah (Aswaja An- Nahdliyah) beserta praktik amaliyah ibadah yang dimiliki oleh jamaah Nahdlatul Ulama. Buku merupakan rangkuman dari aneka pemikiran para ulama salaf dan kholaf dalam madzhab Ahlussunnah Wal Jama’ah An-Nahdliyyah yang tertulis di berbagai kitab klasik maupun kitab v Ke-NU-an Ahlussunnah Waljama’ah An-Nahdliyyah ~ Kelas 9 MTs /SMP masa kini. Untuk itu, diharapkan hadirnya buku ini dapat memberikan arah dan panduan yang jelas bagi proses pembelajaran di sekolah- sekolah Ma’arif di lingkungan Lembaga Pendidikan Ma’arif NU Daerah Istimewa Yogyakarta. Selaku Ketua LP Maarif NU DIY, kami ucapan terima kasih kepada penulis dan semua pihak yang telah secara bersama-sama mewujudkan terbitnya buku ini. Semoga Allah Subkhanahu Wata’ala menerima semua amal baik dan memberikan imbalan pahala yang melimpah kepada kita semua. Aamiin ya Robbal alamiin. ‫والله الموفق إ�لى أ�قوام الطريق‬ ‫والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته‬ Yogyakarta, 15 Juni 2017 Ketua LP Maarif NU DIY Prof. Dr. H. Sugiyono, M.Pd. vi KATA SAMBUTAN KETUA PWNU DIY ‫السلام عليكم ورحمة الله وبركاته‬ Alhamdulillaah wa syukrulillaah alaa ni’matillah... kami panjatkan syukur ke hadirat Allah subhanahu wa ta’ala atas limpahan berkah, rahmah, hidayah, maunah, dan inayah-Nya semoga tercurah melimpah kepada kita semua, aamin. Buku ke-NU-an (Ahlussunnah Wal Jama’ah An-Nahdliyyah) yang ada di tangan pembaca ini merupakan buku yang sudah disiapkan oleh Pengurus Wilayah LP Maarif NU Daerah Istimewa Yogyakarta, buku ini selanjutnya kita tetapkan sebagai buku yang amat penting sebagai salah satu referensi wajib bagi guru dan siswa di lingkungan sekolah-sekolah Ma’arif NU di provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Secara strategis buku ini dirancang mampu memuat tentang nilai keyakinan, prinsip, karakteristik, dan ajaran aqidah Ahlussunnah Wal Jama’ah An-Nahdliyyah beserta praktek amaliyah ibadah yang dimiliki oleh jamaah Nahdlatul Ulama. vii Ke-NU-an Ahlussunnah Waljama’ah An-Nahdliyyah ~ Kelas 9 MTs /SMP Dengan demikian buku ini diharapkan dapat memberikan pelayanan yang terbaik kepada komunitas masyarakat pendidikan NU khususnya para guru dan siswa sekolah-sekolah Maarif NU di Daerah Istimewa Yogyakarta dalam membantu tentang pemahaman aqidah yang benar sesuai ajaran Rasulullah SAW yang disebut Ahlus Sunnah wal Jama’ah An-Nahdliyah dengan cara memberikan motivasi dalam membangun pendidikan yang lebih berkualitas dan berakhlaq. Kami selaku Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Daerah Istimewa Yogyakarta, menyampaikan selamat dan sukses atas terbitnya buku ini, semoga buku ini dapat memberikan manfaat dan keberkahan seluas-luasnya. Semoga Allah Subkhanahu Wata’ala menerima semua amal baik dan memberikan imbalan pahala yang melimpah kepada kita semua. Amin ya robbal alamiin. ‫والله الموفق إ�لى أ�قوام الطريق‬ ‫والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته‬ Yogyakarta, 1 Juni 2017 Ketua PWNU DIY Prof. Dr. H. Nizar Ali, MA. viii MARS SYUBBANUL WATHON (Cinta Tanah Air) Pencipta: KH. Abdul Wahab Chasbullah Pusaka hati wahai tanah airku ‫َي لَ ْل َو َطن َي لَ ْل َو َطن َي لَ ْل َو َطن‬ Cintamu dalam imanku Jangan halangkan nasibmu ‫ُح ُّب اْل َو َطن ِم َن ا ْ إِل ْي َمان‬ Bangkitlah, hai bangsaku! ‫َو َل َت ُك ْن ِم َن اْل ِح ْرَمان‬ Indonesia negriku ‫ِا ْ َن ُض ْوا أ� ْه َل اْل َو َطن‬ Engkau Panji Martabatku ‫ِإاْن ُدونَ ْيسس َيا بِ ْي َلا ِد ْي‬ S’yapa datang mengancammu ‫أ�ْن َت ُع ْن َوا ُن اْل َف َخا َما‬ ‘Kan binasa di bawah dulimu! ‫ُ ُّك َم ْن َي أ�تِ ْي َك َي ْو َما‬ ‫َطا ِم ًحا َي ْل َق ِح َما َما‬ vii ix MARS MA’ARIF NAHDLATUL ULAMA (NU) Marilah kita bangkit dengan segera Majulah terus ke muka Kobarkan semangat belajar giat Membangun jiwa raga Marilah kita tegakkan cita-cita Menuju masa yang jaya Berilmu beramal serta bertaqwa Pada Allah Yang Esa Lembaga Pendidikan Ma’arif NU Tempat menuntut ilmu Bersiap sedia mencerdaskan bangsa Di persada bunda Mengembangkan Islam yang berhaluan Ahlussunah Wal Jama’ah Jayalah Ma’arif Nahdhatul Ulama’ x Ke-NU-an Ahlussunnah Waljama’ah An-Nahdliyyah ~ Kelas 9 MTs /SMP DAFTAR ISI KATA PENGANTAR........................................................................................ v KATA SAMBUTAN PWNU DIY................................................................. vii MARS SUBBANUL WATHON.................................................................... ix MARS MA’ARIF NU....................................................................................... x DAFTAR ISI....................................................................................................... xi SEMESTER 1 BAB 1. AHLUSSUNNAH WALJAMA’AH ........................................... 3 A.. Pengertian Ahlussunnah Waljama’ah.............................. 5 B..Tokoh-Tokoh Ahlussunnah Waljama’ah......................... 7 C.. Cara Pikir Aswaja..................................................................... 8 D..Ajaran-Ajaran Ahlussunnah Waljama’ah........................ 11 E.. Latihan Soal............................................................................... 13 BAB 2. AQIDAH ASWAJA AN-NAHDLIYYAH ............................... 15 A.. Konsep Aqidah Asy’ariyah................................................... 16 B.. Konsep Aqidah Maturidiyah............................................... 19 C.. Spirit Ajaran Asy’ari dan Maturidiyah.............................. 21 D.. Latihan Soal............................................................................... 23 xi Ke-NU-an Ahlussunnah Waljama’ah An-Nahdliyyah ~ Kelas 9 MTs /SMP BAB 3. SYARIAH ASWAJA AN-NAHDLIYAH.................................. 25 A.. Kenapa ber-Ijtihad.................................................................. 27 B.. Kenapa Harus Empat Mazhab............................................ 29 C.. Latihan Soal............................................................................... 32 BAB 4. TASAWUF ASWAJA AN-NAHDLIYAH................................ 33 A.. Prinsip Hidup Menurut Aswaja.......................................... 34 B.. Latihan Soal............................................................................... 38 BAB 5. TRADISI DAN BUDAYA.............................................................. 39 A.. Landasan Dasar Tradisi......................................................... 41 B.. Sikap terhadap Tradisi........................................................... 43 C.. Latihan Soal............................................................................... 46 SEMESTER 2 BAB 6. ASWAJA DAN POLITIK.............................................................. 49 A.. Teologi dan Politik.................................................................. 50 B.. Ahlussunnah Waljamaah (Aswaja).................................... 51 C.. Latihan Soal............................................................................... 54 BAB 7. ISLAM DAN NEGARA................................................................. 55 A.. Pandangan tentang Islam dan Negara........................... 56 B.. Syari’ah dan Fiqh..................................................................... 56 C.. Latihan Soal............................................................................... 59 BAB 8. MABADI’ KHAIRA UMMAH.................................................... 61 A.. Pengertian Mabadi’ Khaira Ummah................................ 62 B.. Sejarah Perumusan Mabadi Khaira Ummah................. 63 C.. Mabadi’ Khamsah................................................................... 65 D.. Latihan Soal............................................................................... 66 BAB 9. KHITTAH NAHDLATUL ULAMA............................................ 69 A.. Pengertian Khittah NU.......................................................... 70 B.. Proses Perumusan Khittah NU........................................... 71 xii Ke-NU-an Ahlussunnah Waljama’ah An-Nahdliyyah ~ Kelas 9 MTs /SMP C.. Khittah NU sebagai landasan berfikir, bersikap, dan bertindak........................................................................... 74 D.. Dasar paham keagamaan NU............................................ 75 E.. Sumber Ajaran Islam............................................................. 75 F.. Latihan Soal............................................................................... 79 BAB 10. SUMBER AJARAN ASWAJA AN-NAHDLIYYAH............ 81 A.. Madzab Qauli........................................................................... 83 B.. Madzhab Manhaji................................................................... 84 C.. Pengembangan Asas Ijtihad Madzhabi.......................... 86 D.. Latihan Soal............................................................................... 88 DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 89 xiii Ke-NU-an Ahlussunnah Waljama’ah An-Nahdliyyah ~ Kelas 9 MTs /SMP xiv Ke-NU-an Ahlussunnah Waljama’ah An-Nahdliyyah ~ Kelas 9 MTs /SMP SEMESTER 1 Ke-NU-an Ahlussunnah Waljama’ah An-Nahdliyyah ~ Kelas 9 MTs /SMP 2 KAMUS Ke-NU-an Ahlussunnah Waljama’ah An-Nahdliyyah ~ Kelas 9 MTs /SMP Ke-NU-aN BAB 1 AHLUSSUNNAH WALJAMA’AH Kompetensi Inti: 1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran Islam Ahlussunnah Waljama’ah Annahdliyyah (Aswaja NU) 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya 3. Memahami pengetahuan faktual konseptual, dan prosedural dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca), dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Allah SWT dan kegiatannya, benda – benda yang dijumpainya di rumah, madrasah/sekolah, dan masyarakat. 4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlaqul karimah berdasarkan Ahlussunnah Wal Jamaah Annahdliyyah 3 Ke-NU-an Ahlussunnah Waljama’ah An-Nahdliyyah ~ Kelas 9 MTs /SMP Kompetensi Dasar: dalam 1. Menjelaskan pengertian Ahlussunnah Waljama’ah 2. Meneladani tokoh-tokoh Ahlussunnah Waljama’ah 3. Menggunakan cara berfikir Ahlussunnah Waljama’ah kehidupan Ahlussunah wal jama’ah (disingkat Aswaja) merupakan suatu istilah yang diperebutkan maknanya oleh berbagai firqah atau kelompok Islam. Hal itu karena ahlussunah wal jama’ah merupakan suatu kelompok yang benar dan akan masuk ke dalam surga. Hal ini dinyatakan dalam hadits Nabi yang berbunyi: ‫ُم َح َّم ٍد‬ ،‫ َْرَقيًَوَةارلُ َِفّسذ َْووايَلِحنَ َْافدلٌةِل ِه ِْسْف‬:‫�س ْبََموِعْْسن ََّيُْل ْهِف‬:‫بَِقََوياثِ ِْنَدَتلِها َِلَرنَتُ ْفس ََْوَوِتُ�لسُْبق ُاع ُالْوَّلم ِهَِن ْت َِص َْعفّ ٰلالٰليَّنااثَلَِلرله ٍِق ْيثَع ََل ْلَيو ِه‬ ‫اْل َج َّن ِة‬ ) ‫َا ْه ُل ال ُّ�س َّن ِة َواْل َج َما َع ِة ( رواه الطب َرني‬ : ‫َقا َل‬ “Rosululloh saw bersabda: demi Tuhan yang menguasai jiwa Muhammad, sungguh umatku nanti akan pecah menjadi 73 golongan, satu golongan masuk surga dan yang 72 golongan akan masuk neraka, seorang sahabat bertanya, “siapakah mereka yang masuk surga itu, ya Rosulalloh? “ Rosul menjawab “Mereka itu adalah Ahlus Sunnah wal Jama’ah.“ (H.R. Imam Thobroni). 4 Ke-NU-an Ahlussunnah Waljama’ah An-Nahdliyyah ~ Kelas 9 MTs /SMP Memang tidak mudah untuk membedakan antara aswaja yang sebenarnya dengan aswaja yang palsu. Kita baru bisa mengetahui kelompok mana yang tidak sebagai pengikut Aswaja, ketika mereka selalu membid’ahkan beberapa ajaran yang dipraktekan oleh ulama NU. Mereka tidak setuju dengan budaya yang ada di NU seperti tahlilan dan untuk menerapkan ajaran-ajaran Islam. Mereka juga tidak setuju dengan Negara Pancasila yang dinilainya bukan negara Islam. Jadi apa yang dipraktekan oleh ulama NU memiliki landasan agama yang kuat berdasarkan pada alasan dan dalil-dalil Al- Qur ’an. Sebagai jama’ah NU jangan sampai mengikuti kelompok seperti Hizbut Tahrir, Wahabbi, dan Ikhawanul Muslimin, yang juga mengaku sebagai pengikut Aswaja. A. PENGERTIAN AHLUSSUNNAH WALJAMA’AH Untuk memahami tentang Ahlussunnah Waljama’ah terlebih dahulu harus kita fahami pengertiannya. Pengertian Ahlussunnah Waljama’ah adalah sebagai berikut: 5 Ke-NU-an Ahlussunnah Waljama’ah An-Nahdliyyah ~ Kelas 9 MTs /SMP Secara Bahasa Secara Istilah Terdiri dari 3 kalimat: Golongan yang selalu setia meng­ - Ahlun yang berarti pengikut ikuti dan berp­ egang teguh pada - as-Sunnah yang berarti jejak jejak langkah Rasulullah saw. sebagai­mana yang dipraktikkan nabi bersama para saha­batnya semasa - al-Jama’ah yang berarti kum­ hidup dan apa yang dipraktekkan sahabat sepeninggal beliau pulan atau kelompok (kelom­ khususn­ ya Khulafaur Rasyidin. pok sahabat Nabi/Tabi’in, dan murid para sahab­at Nabi/ Tabi’it Tabi’in). Jejak langkah Rasul semuanya berasal dari wahyu yang berupa kitab suci al-Qur’an dan sunnah Rasul yang meliputi aqwal (ucapan), ahwal (perbuatan), dan taqrir (penetapan) Rasul. Jejak langkah Rasul tersebut dipegang teguh dan diamalkan oleh para sahabat sehingga menjadi sunahnya, kemudian diteruskan kepada tabi’in dan tabi’it tabi’in. Ahlussunnah wal Jama’ah dapat juga di sebut “assawadul A’dhom” yakni golongan terbesar umat Islam yang di dalamnya terdapat para ulama ahlul haq dari berbagai keahlian ilmu. Ada ahli fikih, ilmu kalam, hadis, tafsir, tasawuf dan sebagainya. Rasulullah saw. berpesan: ‫َع َل ْي ُ ْك بِ ُس َّن ِ ْت َوُ�س َّن ِة اْل ُخ َل َفا ِء ال َّرا ِش ِد ْي َن اْل َم ْه ِد ِيّ ْ َي‬ “Hendaknya kamu semua berpegang teguh pada sunahku, dan sunah Khulafaur Rasyidin yang mendapat petunjuk”. (HR. Abu Daud dan Turmudzi) 6 Ke-NU-an Ahlussunnah Waljama’ah An-Nahdliyyah ~ Kelas 9 MTs /SMP B. TOKOH-TOKOH AHLUSSUNNAH WALJAMA’AH Ahlussunnah waljama’ah lahir pada tahun 3 H/661 M melalui upaya: Nama Tahun Keterangan 1. Abu Hasan Ali 260-324 H seorang ulama mu’tazilah yang al-Asy’ari lebih terkenal dengan nama imam Asy’ari. Lahir di Basrah (Iraq) pada tahun 260 H. 2. Abu Manshur Abad III H. Dikenal dengan al-Maturidi. Beliau Muhammmad lahir di Uzbekistan dan pada tahun bin Mahmud 333 H. Al-Maturidi sebagai seorang tokoh memiliki karangan-karangan kitab. Di antara karangannya yang tercatat adalah Risalah fi al-‘aqa’id dan syarh al-Fiqh al-Akbar. Sebagai pengikut Abu Hanifah yang banyak memakai rasio dalam pandangan keagamaanya, al-Maturidi banyak pula memakai akal dalam pandangan keagamaannya. 7 Ke-NU-an Ahlussunnah Waljama’ah An-Nahdliyyah ~ Kelas 9 MTs /SMP C. CARA PIKIR ASWAJA Aswaja adalah golongan yang menjadikan hadis Jibrīl yang diriwayatkan oleh Muslim dalam Shahīh-nya, bahwa pilar agama ada tiga yaitu: Iman, Islam dan Ihsān. Pembagian ilmu ada tiga yaitu: akidah, fiqih dan suluk. Setiap imam Aswaja telah melaksanakan tugas sesuai bakat yang Allah berikan. Cara berfikir Ahlussunnah Wal Jamā’ah (Aswaja) membedakan antara teks wahyu (Al-Qur’an dan Sunnah), penafsiran dan penerapannya. Aswaja berupaya memastikan kecocokan sebab hukum pada kejadian (tahqīq manāth) dan memahami sebab hukum (takhrīj manāth). Ahlussunnah Wal Jamā’ah (Aswaja) menjelaskan dan memahammi teks wahyu dengan sangat baik, mereka menafsirkannya, menjabarkan yang global (mujmal), kemudian menerapkannya dalam kehidupan dunia ini, sehingga mereka memakmurkan bumi sesuai dengan ajaran Islam. Ahlussunnah Wal Jamā’ah (Aswaja) bukan hanya memahami Al-Qur’an dan Sunnah saja, tapi mereka juga menekankan pentingnya memahami realitas kehidupan. 8 Ke-NU-an Ahlussunnah Waljama’ah An-Nahdliyyah ~ Kelas 9 MTs /SMP Ahlussunnah Wal Jamā’ah (Aswaja) memahami teks wahyu dan memahami realitas, Aswaja juga menambahkan unsur penting, yaitu tata cara menerapkan teks wahyu yang pasti benar kepada realitas kehidupan. Inilah yang tidak dimiliki oleh kelompok radikal. Mereka tidak memahami teks wahyu. Mereka tidak memahami realitas kehi­ dupan. Mereka juga tidak memiliki metode dalam menerapkan teks wahyu pada tataran realitas. Oleh karena itu mereka sesat dan menyesatkan. Ciri-ciri Ahlussunnah Wal Jamā’ah (Aswaja) 1. Tidak mengafirkan siapapun, kecuali orang yang mengakui bahwa ia telah keluar dari Islam, juga orang yang keluar dari barisan umat Islam. 9 Ke-NU-an Ahlussunnah Waljama’ah An-Nahdliyyah ~ Kelas 9 MTs /SMP 2. Tidak pernah menggiring manusia untuk mencari kekuasaan, menumpahkan darah, dan tidak pula mengikuti syahwat birahi (yang haram).  3. Aswaja menerima perbedaan dan menjelaskan dalil-dalil setiap permasalahan, serta menerima kemajemukan dan keragaman dalam akidah, atau fiqih, atau tasawuf. 4. Aswaja menyerukan pada kebajikan, dan melarang kemungkaran. Mereka juga waspada dalam menjalankan agama, mereka tidak pernah menjadikan kekerasan sebagai jalan.  5. Aswaja memahami syariat. 6. Aswaja tidak memungkiri peran akal, bahkan mereka mampu mensinergikan akal dan teks wahyu 7. Aswaja memperhatikan dengan cermat 4 faktor perubahan, yaitu: waktu, tempat, individu dan keadaan. Rasulullah juga bersabda: “Barangsiapa yang keluar dari barisan umatku, menikam (membunuh) orang saleh dan orang jahatnya, ia tidak peduli pada orang mukmin, juga tidak menghormati orang yang melakukan perjanjian damai (ahlu dzimmah), sungguh dia bukanlah bagian dari saya, dan saya bukanlah bagian dari dia.” 10 Ke-NU-an Ahlussunnah Waljama’ah An-Nahdliyyah ~ Kelas 9 MTs /SMP D. AJARAN-AJARAN AHLUSSUNNAH WALJAMA’AH Ajaran Ahlussunnah wal jama’ah tentang akidah sebagaimana yang dikemukakan oleh Imam Abu Hasan Al-Asy’ari dan Abu Manshur al-Maturidi secara garis besar dapat dikemukakan sebagai berikut : 1. Tentang Allah a. bahwa Allah bersifat dengan segala sifat Jamal (keindahan), Sifat Jalal (keagungan), dan sifat Kamal (kesempurnaan) b. sifat-sifat Allah yang wajib diketahui oleh hambaNya meliputi: 20 sifat wajib, 20 sifat mustahil dan 1 sifat jaiz c. Allah mempunyai 99 Asma yang disebut Al-Asmaul Husna 2. Tentang Malaikat Allah a. Bahwa malaikat adalah makhluk Allah yang dititahkan dari cahaya/nur, tidak berayah dan beribu, tidak lelaki atau wanita, tidak makan minum dan tidak pernah berbuat maksiat. b. Bahwa jumlah seluruh malaikat hanya bisa diketahui oleh Allah swt, namun ada 10 malaikat yang wajib diketahui, baik asma maupun tugasnya masing-masing. 3. Tentang Kitab-kitab Allah a. Bahwa kitab suci ada 4 yaitu: 1) Kitab Zabur diturunkan kepada Nabi Daud 2) Kitab Taurot diturunkan kepada Nabi Musa 3) Kitab Injil diturunkan kepada Nabi Isa 4) Kitab Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. b. Bahwa Al-Qur’an adalah Kalamullah (firman Allah) yang dihukumi Qadim (kekal) c. Bahwa Al-Qur’an adalah kitabullah yang paling akhir, paling mulia, paling sempurna 4. Tentang Rasul Allah a. Umat Islam terutama kaum Ahlussunnah wal jama’ah mempercayai bahwa Rasul-rasul yang diutus oleh Allah bertugas untuk menyampaikan kitab-kitab suci kepada manusia. b. Nabi-nabi dan Rasul-rasul itu banyak jumlahnya yaitu 124.000 Nabi dan 315 Rasul. Namun yang wajib diketahui namanya 11 Ke-NU-an Ahlussunnah Waljama’ah An-Nahdliyyah ~ Kelas 9 MTs /SMP ada 25 Rasul. Permulaan dari adanya Nabi dan Rasul adalah Nabi Adam dan penutup dari semua nabi dan rasul adalah Muhammad saw. 5. Tentang Hari Kiamat a. Bahwa hari kiamat itu pasti terjadi dan waktunya dirahasiakan oleh Allah b. Setelah hari akhirat akan terdapat : 1) Padang mahsyar 2) Mizan dan hisabul amal (timbangan dan perhitungan amal) 3) Syafa’at terutama dari para Nabi dan Rasul 4) Titian shirathul mustaqim 5) Surga dan neraka 6) Ahli surga bisa melihat dzat Allah secara langsung. 6. Tentang Takdir Segala kejadian berlaku menurut takdir Allah, namun manusia diberi kesempatan untuk berikhtiar. Kemudian, sesuai dengan rupa ikhtiar yang dilakukan inilah manusia mendapat balasan dari Allah. Kalau ikhtiarnya berwujud perbuatan baik maka mendapat pahala dan kalau berwujud perbuatan maksiat maka mendapat siksa. 7. Tentang Alam Kubur a. Setelah orang mati dikebumikan, lalu dihidupkan kembali dengan begitu ia telah sampai di alam kubur. Di sini ia dapat mendengar suara yang berada di alam dunia. b. Lalu datang malaikat Munkar Nakir untuk mengujinya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan tertentu. c. Orang Shaleh mendapat nikmat kubur, sedang orang jahat mendapat siksa kubur. 12 Ke-NU-an Ahlussunnah Waljama’ah An-Nahdliyyah ~ Kelas 9 MTs /SMP E. LATIHAN SOAL 1. Apakah pengertian dari ahlussunnah wal jama’ah? 2. Siapakah dua tokoh ahlususunnah wal jama’ah? 3. Berapa jumlah Nabi dan Rasul menurut ahlussunnah wal jama’ah? 4. Apa yang dimaksud dengan “assawadul A’dhom”? 5. Sebutkan 5 saja, sifat wajib bagi Allah swt! 13 Ke-NU-an Ahlussunnah Waljama’ah An-Nahdliyyah ~ Kelas 9 MTs /SMP 14 KAMUS Ke-NU-an Ahlussunnah Waljama’ah An-Nahdliyyah ~ Kelas 9 MTs /SMP Ke-NU-aN BAB 2 AQIDAH ASWAJA AN-NAHDLIYYAH Kompetensi Inti: 1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran Islam Ahlussunnah Waljama’ah Annahdliyyah (Aswaja NU) 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya 3. Memahamipengetahuanfaktualkonseptual,danproceduraldengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca), dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Allah SWT dan kegiatannya, benda – benda yang dijumpainya di rumah, madrasah/sekolah, dan masyarakat. 4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlaqul karimah berdasarkan Ahlussunnah Wal Jamaah Annahdliyyah 15 Ke-NU-an Ahlussunnah Waljama’ah An-Nahdliyyah ~ Kelas 9 MTs /SMP Kompetensi Dasar: 1. Menjelaskan konsep Aqidah Asy’ariyah dan Aqidah Maturidiyah 2. Tawasut dalam Aqidah Asy’ariyah dan Aqidah Maturidiyah 3. Menggunakan Spirit Ajaran Asy’ari dan Maturidiyah sebagai pandangan hidup dan pedoman dalam berperilaku. Pada zaman Rasulullah SAW masih ada, perbedaan pendapat di antara kaum Muslimin (sahabat) langsung dapat diselesaikan Kanjeng Nabi Muhammad SAW.. Tapi sesuadah beliau wafat, penyelesaian semacam itu tidak ditemukan. Perbedaan sering muncul lagi sebagai pertentangan dan permusuhan di antara mereka. Kemudian masuk ke dalam wilayah agama, terutama seputar hukum seorang Muslim yang berbuat dosa besar. Mereka berselisih paham tentang status hukum orang berbuat dosa besar ketika dia meninggal, apakah dia tetap Mukmin atau sudah kafir? Persoalan aqidah ini meluas ke persoalan-persoalan Tuhan dan manusia, terutama terkait perbuatan manusia dan kekuasaan Tuhan. Mereka juga berselisih paham tentang sifat Tuhan, keadilan Tuhan, melihat Tuhan, ke-huduts-an dan ke-qadim-an sifat-sifat Tuhan dan kemakhlukan al-Qur’an. Ditengah perselisihan itu lahirlah dua kelompok moderat yang berusaha mengkompromikan keduanya. Kelompok ini kemudian dinamakan Ahlus Sunnah wa al-Jama’ah (Aswaja). Dua kelompok tersebut adalah Asy’ariyah dan Maturidiyah. Asy’ariyah didirikan oleh Imam Abul Hasan al-Asy’ari (lahir di Basrah 260 H/873 M dan wafat di Bagdad 324 H/935 M). Maturidiyah didirikan oleh Imam Abu Manshur al-Maturidi yang lahir di Maturid, Samarkand dan wafat 333 H. A. KONSEP AQIDAH ASY’ARIYAH Aqidah Asy’ariyah merupakan jalan tengah (tawasuth) di antara kelompok keagamaan yang berkembang pada saat itu, yaitu kelompok Jabariyah dan kelompok Qadariyah. 16 Ke-NU-an Ahlussunnah Waljama’ah An-Nahdliyyah ~ Kelas 9 MTs /SMP Kitab Aqidatul Awam manbaulilmiwalhikami.blogspot.com Kelompok Pandangan Kelompok Jabariyah - Kelompok Jabariyah berpendapat bahwa seluruh Qadariyah perbuatan manusia diciptakan oleh Allah dan manusia tidak punya peranan apa pun. - Kekuasaan Allah adalah mutlak - Kelompok Qadariyah berkeyakinan bahwa per­ buatan manusia diciptakan oleh manusia itu sendiri terlepas dari Allah. - Kekuasaan Allah terbatas. Sikap tawasuth ditunjukkan oleh Asy’ariyah dengan konsep al-kasb (upaya). Menurut Asy’ari, perbuatan manusia diciptakan oleh Allah, namun manusia memiliki peranan dalam perbuatannya. 17 Ke-NU-an Ahlussunnah Waljama’ah An-Nahdliyyah ~ Kelas 9 MTs /SMP Kasb memiliki makna kebersamaan kekuasaan manusia dengan perbuatan Tuhan. Kasb juga memiliki makna keaktifan manusia dan manusia bertanggung jawab atas perbuatannya. Dengan konsep kasb, aqidah Asy’ariyah menjadikan manusia selalu berusaha secara kreatif dalam kehidupannya, namun tidak melupakan bahwa Tuhanlah yang menentukan semuanya. Konsep mu’tazilah yang ditolak oleh sikap tawasuth Asy’ari adalah sebagai berikut: Mu’tazilah Asy’ari Tuhan wajib memasukkan Hal itu ditolak oleh Asy’ari. Alasannya orang baik ke dalam surga Tuhan memiliki kekuasaan mutlak, tidak dan memasukkan orang ada yang bisa membatasi kehendak dan jahat ke dalam neraka kekuasaan Tuhan. Meskipun dalam al- Qur’an Allah berjanji akan memasukkan orang baik ke dalam surga dan orang jahat ke dalam neraka. Segala keputusan tetap ada pada kekuasaan Allah. 18 Ke-NU-an Ahlussunnah Waljama’ah An-Nahdliyyah ~ Kelas 9 MTs /SMP Jika paham Mu’tazilah Asy’ari berpendapat wahyu di atas memposisikan akal di atas akal. Akan tetapi akal tetap diperlukan wahyu untuk memahami wahyu. Jika akal tidak mampu memahami wahyu, akal harus Masalah adanya sifat mengikuti wahyu. Allah, Mu’tazilah hanya mengakui sifat wujud Asy’ari berpendapat bahwa Allah Allah. memiliki sifat. Walaupun sifat tidak sama dengan zat-Nya, tetapi sifat adalah qadim dan azali. Misalnya, Allah mengetahui, bukan dengan pengetahuan-Nya tetapi dengan kekuasaannya. Menurut Asy’ari kerja akal (rasional) dihormati sebagai pener­ jemahan dan penafsiran wahyu dalam rangka untuk menerapkannya dalam kehidupan. Dengan begitu pesan-pesan wahyu dapat diterapkan oleh semua umat manusia. Inilah pesan al-Qur’an bahwa ajaran Islam adalah rahmatan li al-‘alamin. Namun, agar aspek akal (rasionalitas) tidak menyimpang dari wahyu, manusia harus mengembalikan seluruh kerja akal di bawah kontrol wahyu. B. KONSEP AQIDAH MATURIDIYAH Pada prinsipnya, aqidah Maturidiyah memiliki keselarasan dengan aqidah Asy’ariyah, yang membedakannya adalah: Asy’ari Maturidi - Asy’ari menggunakan fiqh - Maturidi menggunakan fiqh mazhab Imam Syafi’i dan mazhab Imam Hanafi Imam Maliki Sikap tawasuth Maturidi berkaitan dengan usaha mendamaikan antara al-naqli (wahyu/nash) dan al-‘aqli (akal). Menggunakan akal sama pentingnya dengan menggunakan wahyu. Suatu kesalahan bila kita berhenti untuk berbuat pada saat tidak terdapat nash. Demikian 19 Ke-NU-an Ahlussunnah Waljama’ah An-Nahdliyyah ~ Kelas 9 MTs /SMP juga, suatu kesalahan bila kita larut tidak terkendali dalam menggunakan akal. Allah menganugerahkan akal kepada manusia agar dia menjadi khalifah di muka bumi. Oleh karena itu, dalam al-Qur’an, Allah memerintahkan manusia untuk menggunakan akal dalam memahami tanda-tanda (al-ayat) kekuasaan Allah yang terdapat di alam raya. Dalam al-Qur’an misalnya ada kalimat liqaumin yatafakkarun, liqaumin ya’qilun, liqaumin yatadzakkarun, la’allakum tasykurun, la’allakum tahtadun dan sebagainya. Artinya, akal berguna bagi manusia untuk memperteguh iman dan taqwanya kepada Allah SWT. Yang sedikit membedakan Maturidi dari Asy’ari adalah pendapat Maturidiyah tentang posisi akal terhadap wahyu. Maturidiyah meyakini bahwa wahyu harus diterima penuh. Menurut Maturidiyah, jika terjadi perbedaan antara wahyu dan akal, akal harus berperan mentakwilkannya. Terhadap ayat-ayat tajsim (Allah bertubuh) atau tasybih (Allah serupa makhluk) harus ditafsirkan dengan ari majazi (kiasan). Contohnya seperti lafal yadullah yang arti aslinya “tangan Allah” ditakwil menjadi “kekuasaan Allah”. Tentang sifat Allah, Maturidiyah dan Asy’ariyah sama-sama menerimanya. Namun, sifat-sifat itu bukan sesuatu yang berada di luar zat-Nya. Sifat tidak sama dengan zat, tetapi tidak dari selain Allah. 20 Ke-NU-an Ahlussunnah Waljama’ah An-Nahdliyyah ~ Kelas 9 MTs /SMP Misalnya, Tuhan Maha Mengetahui bukanlah dengan Zat-Nya, tetapi dengan pengetahuan (‘ilmu)-Nya (ya’lamu bi ‘ilmihi). Dalam persoalan “kekuasaan” dan “kehendak” (qadrah dan iradah) Tuhan, Maturidiyah berpendapat bahwa kekuasaan dan kehendak mutlak Tuhan dibatasi oleh Tuhan sendiri. Jadi tidak mutlak. Meskipun demikian, Tuhan tidak dapat dipaksa atau terpaksa berbuat apa yang dikehendaki-Nya. Misalnya, Allah menjanjikan orang baik masuk surga dan orang jahat masuk neraka, maka Allah akan menepati janji-janji tersebut. Tapi dalam hal ini, manusia diberikan kebebasan oleh Allah menggunakan daya untuk memilih antara yang baik dan yang buruk. Itulah keadilan Tuhan. Karena manusia diberi kebebasan untuk memilih dalam berbuat, perbuatan itu tetap diciptakan oleh Allah. Oleh karena itu, perbuatan manusia merupakan perbuatan bersama manusia dan Tuhan. Allah yang mencipta dan manusia yang meng-kasab-nya. Dengan begitu, manusia yang dikehendaki adalah manusia yang kreatif dan sekaligus pandai bersyukur karena kemampuannya melakukan sesuatu tetap dalam ciptaan Allah. Jadi, kreativitas itu tidak menjadikan makhluk sombong karena merasa mampu menciptakan dan mewujudkan. C. SPIRIT AJARAN ASY’ARI DAN MATURIDIYAH Munculnya Asy’ariyah dan Maturidiyah merupakan upaya mendamaikan antara kelompok Jabariyah dengan kelompok Qadariyah (yang dilanjutkan oleh Mu’tazilah) yang mengagung-agungkan manusia sebagai penentu seluruh kehidupannya. Sikap moderat keduanya merupakan ciri utama dari kaum Aswaja dalam beraqidah. Sikap tawasuth diperlukan dalam rangka untuk merealisasikan amar ma’ruf nahi munkar yang selalu mengedepankan kebajikan secara bijak. Yang prinsip bagi Aswaja adalah berhasilnya nilai-nilai syariat Islam dijalankan oleh masyarakat, sedangkan cara yang dilakukan harus menyesesuaikan dengan kondisi dan situasi masyarakat setempat. Aswaja menolak ajaran-ajaran yang dimiliki oleh kelompok garis keras, seperti: 21 Ke-NU-an Ahlussunnah Waljama’ah An-Nahdliyyah ~ Kelas 9 MTs /SMP 1. Aswaja menolak Mu’tazilah yang memaksakan ajarannya kepada orang lain dengan cara keras. 2. Aswaja Menolak untuk menuduh orang dengan tuduhan musyrik dan harus dihukum hanya karena berbeda faham. 3. Aswaja an-Nahdliyah melarang penyelesaian persoalan dengan kekerasan dan pemaksaan seperti yang dilakukan oleh kelompok garis keras FPI. 4. Ajaran Aswaja juga menolak kelompok-kelompok yang menutup diri dari golongan mayoritas kaum Muslimin (jamaa’atul muslimin), seperti yang ditunjukkan oleh kelompok Syiah, Khawarij, dan Mu’tazilah. Sekarang ada kelompok yang menutup diri dari mayoritas umat Islam seperti LDII. Kaum Aswaja adalah kaum yang selalu diikuti oleh mayoritas dan dapat menerima masukan-masukan dari dalam dan luar untuk mencapai kebaikan yang lebih utama. Aswaja berprinsip pada al- muhafazhah ‘alal qadimi al- shalih wa al-akhdzu bi al-jadidi al-ashlah (melestarikan hal lama yang baik dan mengambil hal baru yang lebih baik). 22 Ke-NU-an Ahlussunnah Waljama’ah An-Nahdliyyah ~ Kelas 9 MTs /SMP D. LATIHAN SOAL 1. Apa arti dari kata tawasuth? 2. Apa artinya konsep kasb? 3. Apa yang membedakan maturidi dari asy’ari? 4. Fiqh yang digunakan oleh asy’ari adalah? 5. Fiqh yang digunakan oleh maturidi adalah? 23 Ke-NU-an Ahlussunnah Waljama’ah An-Nahdliyyah ~ Kelas 9 MTs /SMP 24 KAMUS Ke-NU-an Ahlussunnah Waljama’ah An-Nahdliyyah ~ Kelas 9 MTs /SMP Ke-NU-aN BAB 3 SYARIAH ASWAJA AN-NAHDLIYAH Kompetensi Inti: 1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran Islam Ahlussunnah Waljama’ah Annahdliyyah (Aswaja NU) 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya 3. Memahamipengetahuanfaktualkonseptual,danproceduraldengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca), dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Allah SWT dan kegiatannya, benda – benda yang dijumpainya di rumah, madrasah/sekolah, dan masyarakat. 4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlaqul karimah berdasarkan Ahlussunnah Wal Jamaah Annahdliyyah 25 Ke-NU-an Ahlussunnah Waljama’ah An-Nahdliyyah ~ Kelas 9 MTs /SMP Kompetensi Dasar: 1. Menjelaskan hukum atau ketentuan atas persoalan baru (Ijtihad) 2. Memahami empat mazhab yang berpengaruh dan menjadi panutan warga NU. 3. Berperilaku sesuai dengan kaidah-kaidah usul fiqh Ahlussunnah Wal Jamaah Annahdliyyah Al-Qur’an dan al-Hadits diturunkan secara berangsur-angsur, tidak sekaligus. Keduanya disampaikan kepada manusia menurut kebutuhan, kepentingan, situasi, dan kondisi yang berbeda-beda. Ketika Rasulullah SAW masih hidup, umat manusia menerima ajaran langsung dari beliau atau dari sahabat yang hadir ketika beliau menyampaikan. Setelah Rasulullah wafat, Khulafaurrasyidin (Abu Bakar, Umar, Usman dan Ali) dan para sahabat menyebarluaskan ajaran Islam kepada generasi berikutnya. Bahtsul Masail tribunnews.com Dengan kondisi masyarakat dan perkembangan zaman banyak persoalan baru yang dihadapi umat. Seringkali hal yang muncul itu tidak ada jawabannya secara tegas dalam al-Qur’an dan al-Hadits. 26 Ke-NU-an Ahlussunnah Waljama’ah An-Nahdliyyah ~ Kelas 9 MTs /SMP Untuk mengetahui hukum atau ketentuan atas persoalan baru itu, upaya berijtihad harus dilakukan. A. KENAPA BER-IJTIHAD ‫اجتهاد‬Ijtihad ( ) berasal dari kata Jahada yang artinya sebuah usaha yang sungguh-sungguh atau mencurahkan segala kemampuan. Jadi, ijtihad ialah berusaha untuk berupaya atau berusaha yang bersungguh-sungguh dengan syarat menggunakan akal sehat dan dengan pertimbangan matang. Ijtihad sebaiknya hanya dilakukan para ahli agama Islam. Sesungguhnya ijtihad juga sudah dilakukan sahabat ketika Nabi Muhammad SAW masih hidup. Ijtihad juga dilakukan ketika sahabat menghadapi persoalan baru tapi tidak mungkin dapat ditanyakan langsung kepada Rasulullah karena Rasulullah sudah wafat. Kegiatan ijtihad makin banyak dilakukan pada masa-masa selanjutnya oleh ulama ahli ijtihad yang di sebut dengan para mujtahid. Tokoh yang ijtihadnya kuat disebut dengan mujtahid mustaqil. Mereka mampu menciptakan “pola pemahaman (manhaj)” tertentu terhadap sumber pokok hukum Islam, al-Qur’an dan al-Hadits. Metode Ijtihad setidaknya menggunakan kaidah-kaidah ushul fiqh, qawa’idul ahkam dan qawa’idul fiqhiyyah. 27 Ke-NU-an Ahlussunnah Waljama’ah An-Nahdliyyah ~ Kelas 9 MTs /SMP Pemahaman ajaran Islam melalui ijtihad para mujtahid disebut mazhab. Mazhab berarti “jalan pikiran dan jalan pemahaman” atau “pola pemahaman”. Ada orang yang tidak mampu melakukan ijtihad sendiri karena keterbatasan ilmu dan syarat-syarat yang dimilikinya. Mereka mengikuti pemahaman dengan metode, prosedur dan produk ijtihad para mujtahid. Maka orang tersebut disebut bermazhab (menggunakan mazhab). 4 Imam Mazhab ahlulbaitrasulullah.blogspot.co.id Dengan sistem bermazhab ini, ajaran Islam dapat terus dikembang­ kan, disebarluaskan, dan diamalkan dengan mudah kepada semua umat Islam. Melalui sistem bermazhab ini pewarisan dan pengamalan atau pelaksanaan ajaran Islam terpelihara dan terjamin kemurniaannya. Itu karena ajaran yang terkandung dalam al-Qur’an dan al-Hadits dipahami, ditafsirkan, dan diamalkan dengan metoda ijtihad yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Walau begitu kualitas bermazhab yang sudah ada harus terus ditingkatkan, yaitu dengan peningkatan kemampuan dan penguasaan ilmu agama Islam dengan segala jenis dan cabang-cabangnya. 28 Ke-NU-an Ahlussunnah Waljama’ah An-Nahdliyyah ~ Kelas 9 MTs /SMP B. KENAPA HARUS EMPAT MAZHAB Ada empat mazhab fiqh yang paling berpengaruh dan bisa diterima oleh warga Ahlussunnah Wal Jamaah Annahdliyyah. Empat mazhab tersebut adalah sebagai berikut: Nama Keterangan 1. Imam Abu Hanifah Imam Abu Hanifah Nu’man bin Tsabit, Nu’man bin Tsabit biasa disebut Imam Hanifah. Dia lahir 80 H dan wafat 150 H di Bagdad. Abu Hanifah berdarah Persia. Beliau diberi gelar al- Imam al-A’zham (Imam Agung) dan menjadi panutan di Iraq. Beliau termasuk ahlul ra’yi (ahli pikir) dan menjadi tokoh sentralnya. Di antara manhaj istinbath- nya yang terkenal adalah al-Ihtihsan. Fiqh Abu Hanifah yang menjadi rujukan utama mazhab Hanafi ditulis oleh dua orang murid utamanya, yaitu Imam Abu Yusuf Ibrahim dan Imam Muhammad bin Hasan As-Syaibani. 2. Imam Malik bin Imam Malik bin Anas, biasa disebut Imam Anas Maliki. Beliau lahir 93 H dan wafat 179 H di Madinah. Imam Malik juga seorang ahli hadits yang sangat terkenal. Kitab monumentalnya Al-Muwatha dinilai sebagai kitab hadits paling shahih sebelum adanya Shahih Bukhari dan Shahih Muslim (dua kumpulan hadits shahih yang menjadi rujukan ulama Aswaja). Imam Malik juga mempunyai konsep manhaj istinbath yang berpengaruh sampai sekarang. Kitabnya berjudul al-Maslahah al-Mursalah dan ‘Amal al-Ahl al-Madinah. 29 Ke-NU-an Ahlussunnah Waljama’ah An-Nahdliyyah ~ Kelas 9 MTs /SMP 3. Imam Muhammad biasa disebut Imam Syafi’i. Beliau lahir 150 bin Idris al-Syafi’i H di Ghozza dan wafat 204 H di Mesir. Imam Syafi’i mempunyai latar belakang 4. Imam Ahmad bin keilmuan yang memadukan antara Ahl Hambal al-Hadits dan Ahl al-Ra’yi. Hal itu karena ia cukup lama menjadi murid Imam Malik di Madinah dan juga belajar pada Imam Muhammad bin Hasan di Bagdad. Ia merupakan murid senior Imam Abu Hanifah. Metodologi istinbath-nya ditulis dengan judul al-Risalah merupakan buku pertama dalam bidang ushul fiqh. Pendapat-pendapat dan fatwa-fatwa fiqh Imam Syafi’i ada dua macam. Yang disampaikan selama di Bagdad disebut al-Qaul al-Qadim (pendapat lama), dan yang disampaikan setelah berada di Mesir disebut al-Qaul al-Jadid (pendapat baru). Kedua kitab tersebut telah dihimpun Imam Syafi’i dalam kitab Al-Um. Imam Ahmad bin Hambal, biasa disebut Imam Hambali. Beliau lahir 164 H di Bagdad. Ia terkenal sebagai tokoh Ahl al- Hadits. Ia merupakan salah seorang murid Imam Syafi’i selama di Bagdad. Ia sangat menghormati Imam Syafi’i dan selalu mendoakannya. Ia menulis kitab hadits terkait hukum Islam yang berjudul Musnad Ahmad. 30 Ke-NU-an Ahlussunnah Waljama’ah An-Nahdliyyah ~ Kelas 9 MTs /SMP Alasan Ahlussunnah Wal Jamaah Annahdliyyah memilih empat mazhab saja adalah sebagai berikut: 1. Kualitas pribadi dan keilmuan mereka sudah sangat mashur. 2. Keempatnya merupakan Imam Mujtahid Mutlak Mustaqil. 3. Para Imam Mazhab itu mempunyai murid yang secara konsisten mengajar dan mengembangkan mazhabnya yang didukung oleh buku induk yang masih terjamin keasliannya hingga saat ini. 4. Para Imam Mazhab mempunyai mata rantai dan jaringan intelektual di antara mereka. Mata rantai dan jaringan intelektual Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi’I dan Imam Muhammad bin Hasan adalah sebagai berikut; “Imam Abu Hanifah pernah bertemu dengan Imam Malik di Madinah sewaktu ia melakukan ibadah haji. Imam Abu Hanifah merupakan tokoh aliran ahlu al-ra’yi, sedangkan Imam Malik merupakan tokoh aliran ahlu al-Hadits. Imam Syafi’i yang cukup lama menjadi murid Imam Malik tertarik mempelajari mazhab Hanafi dari Imam Muhammad bin Hasan. Ternyata Imam Muhammad bin Hasan sudah berkenalan akrab dengan Imam Syafi’i sewaktu sama-sama belajar pada Imam Malik di Madinah. Kalau diperhatikan, keempat Imam Mazhab tersebut memiliki sikap tawadhu’ dan saling menghormati. Kebesaran dan popularitas masing-masing tidak mempengaruhi sikap dan perilaku akhlaqul karimahnya. Itu merupakan citra terpuji dari para pemegang amanah keilmuan yang luar biasa. Hal itu perlu diteladani oleh para pengikut mazhab selanjutnya. 31 Ke-NU-an Ahlussunnah Waljama’ah An-Nahdliyyah ~ Kelas 9 MTs /SMP Mujtahid Mutlak Mustaqil yaitu Imam Mujtahid yang mampu secara mandiri menciptakan Manhaj al-Fikr, pola, metoda, proses, dan prosedur istinbath dengan seluruh perangkat yang dibutuhkannya. C. LATIHAN SOAL 1. Apa arti dari ijtihad? 2. Sebutkan 4 mazhab yang bisa diterima Ahlussunnah Wal Jamaah Annahdliyyah! 3. Apa yang dimaksud dengan Mujtahid Mutlak Mustaqil? 4. Pada tahun barapa Imam Muhammad bin Idris al-Syafi’i di lahirkan? 5. Sebutkan 3 kaidah yang harus dipakai oleh mujtahid dalam ber- Ijtihad! 32 KAMUS Ke-NU-an Ahlussunnah Waljama’ah An-Nahdliyyah ~ Kelas 9 MTs /SMP Ke-NU-aN BAB 4 TASAWUF ASWAJA AN-NAHDLIYAH Kompetensi Inti: 1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran Islam Ahlussunnah Waljama’ah Annahdliyyah (Aswaja NU) 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya 3. Memahamipengetahuanfaktualkonseptual,danproceduraldengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca), dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Allah SWT dan kegiatannya, benda – benda yang dijumpainya di rumah, madrasah/sekolah, dan masyarakat. 4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlaqul karimah berdasarkan Ahlussunnah Wal Jamaah Annahdliyyah 33 Ke-NU-an Ahlussunnah Waljama’ah An-Nahdliyyah ~ Kelas 9 MTs /SMP Kompetensi Dasar: 1. Memahami prisip tasawuf Ahlussunnah Wal Jamaah Annahdliyyah. 2. Mengetahuai sufi yang sesuai dengan Ahlussunnah Wal Jamaah Annahdliyyah 3. Menjadi pribadi yang sederhana sesuai ajaran Ahlussunnah Wal Jamaah Annahdliyyah A. PRINSIP HIDUP MENURUT ASWAJA Hidup dalam Kesederhanaan kaskus.id Aswaja memiliki prinsip bahwa tujuan hidup yang sebenarnya adalah tercapainya keseimbangan kepentingan dunia-akhirat dan selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT. Untuk dapat mendekatkan diri kepada Allah, manusia harus mencapainya melalui perjalanan beragama. Tujuannya untuk memperoleh kesempurnaan hidup manusia (insan kamil). Kesempurnaan hidup harus sesuai dengan gari-garis syariat yang telah ditetapkan oleh Allah dalam al-Qur’an 34 Ke-NU-an Ahlussunnah Waljama’ah An-Nahdliyyah ~ Kelas 9 MTs /SMP dan al-Hadits. Dengan demikian, syariat harus merupakan dasar untuk mencapai kesempurnaan hidup manusia (insan kamil). Inilah prinsip yang dipegangi tasawuf Aswaja. Tasawuf adalah masuk kedalam akhlak yang tinggi (mulia) dan keluar dari setiap akhlak yang rendah. Para sufi harus memahami dan menghayati pengalaman- pengalaman yang pernah dilalui oleh Nabi Muhammad selama hidupnya. Para sufi juga memahami dan menghayati pengalaman- pengalaman para sahabat yang kemudian diteruskan oleh tabi’in, tabi’ut tabi’in sampai para ulama sufi hingga sekarang. Memahami sejarah kehidupan (suluk) Nabi hingga para ulama waliyullah dapat dilihat dari kehidupan pribadi dan kehidupan bermasyarakatnya (sosialnya). Kehidupan individu dapat dilihat dari kesederhanaan duniawi (ke-zuhud-an), menjauhkan diri dari perbuatan tercela (wara’) dan dzikir yang dilakukannya. Kehidupan sosial dapat dilihat dalam hal sopan santun, tawadhu’ (rendah hati), dan kesabarannya. Kaum NU dapat memasuki kehidupan sufi melalui cara dalam bentuk tarekat (thariqah) yang telah digunakan oleh seorang sufi. Tidak semua tarekat yang ada dapat diterima. Kaum NU menerima tarekat yang 35