Mungkin kamu merasa bingung pada sebauh kalimat puisi mengenai tanda garis miring, dan kamu ingin tahu arti tanda / dalam pemenggalan kalimat puisi adalah apa? Maka kita akan jelaskan penjelasannya. Show Kalau dalam sebuah penulisan, biasanya tanda tersebut adalah “atau”, namun arti tanda / dalam pemenggalan kalimat puisi adalah berbeda dengan sebuah kalimat yang lainnya yang biasa ditulis. Nah, kamu akan tahu tanda tersebut artinya apa? Dengan menyimak hal berikut yang admin jelaskan berdasarkan apa yang sebenarnya. Tanda / dalam pemenggalan kalimat puisi adalah tanda jeda, tujuannya untuk memperjelas makna pada sebuah puisi. Tanda jeda / berhenti sebentar, sedangkan tanda jeda // berhenti agak lama, dan tanda jeda /// berhenti lama sekali. Tanda yang tertulis sebenarnya adalah tanda tanda jeda, namun ada 3 tanda yang dilakukan pada kalimat puisi, maknanya seperti apa yang sudah admin jelaskan diatas. Dengan begitu, sahabat kalem tidak perlu lagi pusing, maka kalau ada / berarti jeda sejenak, sedangkan // jeda agak lama, dan /// lama sekali. Baca juga : Arti Dari Simbol VVV Dalam Sebuah Puisi Makanya, kalau membuat puisi itu tidak seperti membuat kalimat bebas, karena ada tanda-tandanya, bahkan seperti yang sudah-sudah admin jelaskan ada banyak sekali tanda-tanda dalam kalimat puisi. Mungkin itu bertujuan agar menjadi pembeda antara puisi dan kalimat yang lain. Tanda yang BerbedaMeskipun arti tanda / dalam pemenggalan kalimat puisi adalah tanda jeda, namun ada perbedaan dari lama jeda yang dilakukan oleh pembaca. Layaknya seperti yang sudah admin jelaskan diatas, maka semuanya memang nampak lebih istimewa, jadi jangan salah lagi ketika kamu menemukan tanda tersebut ya sahabat kalem. Menulis Puisi, Foto : IstimewaDengan demikian, kalau sahabat mau membuat puisi, harus memperhatikan semua yang ada pada pembuatan puisi, karena tidak mudah. Mulai dari mencari topik, merangkai kata, bahkan kata-kata yang digunakan pun harus menarik, seperti penambahan kata kiasan yang bersifat menyinggung pada topik atau tema yang digunakan pada puisi. Beda Sajak dan PuisiKamu mungkin sering mendengar, sajak ini adalah puisi. Ya memang, sajak merupakan sebuah puisi, namun puisi belum tentu sebuah sajak. Sajak sifatnya individual, dan maknanya lebih dari pada puisi. Sebenarnya admin tidak begitu memahami, namun sedikit saja agar melengkapi pembahasan yang sengaja admin buat ini. Apakah sahabat kalem sudah paham apa yang admin jelaskan diatas? Semoga saja ini dapat membantu ya, karena memang sangat penting untuk kamu ketahui. Apalagi kamu masih belajar dalam mencari wawasan, begitupun dengan admin yang sama-sama belajar sambil berbagi tentunya. Baca juga : Desa, Taulan, Pujaan, Permai, dan Handai Maknanya Apa? KesimpulanPada dasarnya, puisi adalah sebuah kalimat yang tujuannya untuk suatu hal yang pasti, bisa motivasi, semangat, dan lainnya. Maka ada tanda-tanda tertentu dalam pembuatan sebuah puisi, gunanya untuk memudahkan pata pembaca dan menambah kesan para pendengar puisi. Akhir kata, jadi arti tanda / dalam pemenggalan kalimat puisi adalah apa yang sudah tertulis diatas, semoga bermanfaat dan semoga kamu tidak salah lagi ya sahabat kalem.
Oleh Kharisma Intania Banyak yang masih bingung dengan bakat dan kemampuan yang dimiliki, bakat dan kemampuan setiap orang pasti berbeda-beda. Nah, tugas kita adalah menemukan bakat dan kemampuan yang kita miliki. Bakat adalah keahlian atau kelebihan yang dimiliki oleh seseorang yang berasal dari keturunan ataupun berasal dari lahir. Bakat sendiri dipercaya sebagai hal yang paling disenangi oleh manusia karena bisa membantu manusia. Bakat erat hubungannya dengan pekerjan yang nantinya akan kita kerjakan, misalnya anda memiliki bakat bermain sepakbola, maka anda bisa menekuni sepak bola sebagai pekerjaan. Pun juga jika anda berbakat sebagai pelukis, anda bisa menjadi pelukis atau berprofesi sebagai designer. Kita sering bertanya kepada diri sendiri, apa sebenarnya bakat yang kita miliki, banyak orang merasa bosan dengan pekerjaan yang mereka kerjakan dan menganggap pekerjan yang mereka lakukan tidak sesuai bakat dan kemampuan. Meskipun, jika tidak di asah
Hakekat puisi adalah KATA dan kata merupakan bagian dari BAHASA agar kita bisa menyusun kata menjadi sebuah paduan indah penuh makna kita HARUS menguasai bahasa (dalam hal ini bahasa Indonesia).Kemampuan berbahasa akan menjadi pijakan dasar yang kuat agar kita dapat berpuisi. Berbeda dengan bahasa lisan, bahasa tulis membutuhkan tanda baca untuk dapat menyampaikan perasaan, pesan dan emosi penulis kepada penikmatnya. TANDA BACA adalah simbol yang bertindak untuk menunjukkan struktur serta penyusunan tulisan, juga intonasi ketika dibaca secara lisan. Khususnya dalam puisi, sekalipun tidak dibaca secara lisan, tanda baca memiliki peran penting menunjukkan intonasi/ekspresi dan emosi yang terkandung dalam bait-baitnya. Titik digunakan sebagai tanda penutup di akhir kalimat (fungsi lain cek pada referensi). Titik menandakan intonasi datar/normal. Misal: Sedangkan titik-titik (…………) bisa dimaknai sebagai “saat hening/ renungan”, speechless – perasaan yang tidak dapat diwakili kata-kata, petunjuk adanya jeda periode waktu, atau emosi yang mengambang. Tergantung pada peletakannya. Bedakan emosi bait di atas dengan: Tanda koma berguna untuk memisahkan beberapa hal, sebagai tanda berhenti-sementara dalam membaca, juga penggabungan dua kalimat (kadang dimanfaatkan sebagai pengganti kata ganti). Perbedaan peletakan koma bisa dimaknai sebagai perbedaan fokus pada puisi. Misal bandingkan Tanda tanya mengakhiri suatu kalimat tanya. Juga menegaskan unsur pertanyaan pada kalimat yang tidak mengandung kata tanya. Kesannya adalah bimbang, ingin tahu, heran, dan semacamnya. Tanda seru digunakan sesudah penyataan yang berupa seruan, perintah, atau rasa emosi yang kuat. Bandingkan emosi pada “Aku tak tau, apa maumu?” dengan “Aku tak tau, apa maumu!” Semakin banyak tanda seru, kesannya adalah seruan yang makin tegas atau kasar. Tanda ini berfungsi menyambungkan dua kata, Atau justru bisa berkesan memisahkan dua hal. Tanda ini digunakan sebelum penjabaran akan sesuatu. Dalam puisi, bait-bait di belakang tanda ini seolah-olah merupakan penjabaran dari kata di depannya Titik koma digunakan untuk memisahkan bagian-bagian/ kalimat-kalimat yang bernilai setara Dalam bahasa tulis, peran utama huruf besar adalah sebagai huruf awal suatu kalimat. Sehingga penggunaan huruf besar pada awal larik-larik puisi bisa mengesankan bahwa kalimat itu “penting”, “berdiri sendiri”, atau terpisah dari kalimat di atasnya, bandingkan pembacaan bait di atas bila ditulis: Penggunaan huruf-huruf besar semuanya, memberikan kesan sesuatu yang sangat PENTING, tegas, atau sebuah TERIAKAN
VVV : Tekan kata agak panjang Semoga bermanfaat khususnya untuk teman-teman yang baru tertarik memahami puisi
Beberapa jenis bentuk dan gaya membaca puisi di atas, penulis lebih mengacu pa-da bentuk dan gaya membaca puisi secara poetry reading. Hal ini akan lebih mu-dah dilakukan dan dipahami oleh siswa dalam kegiatan membaca puisi di sekolah. 2.8 Tanda-Tanda dalam Pembacaan PuisiSebelum melakukan kegiatan pembacaan puisi, sebaiknya pembaca memberi tanda-tanda irama pada teks puisi. Hal ini, dapat membantu si pembaca dalam membaca-kan teks puisi dengan indah. Selain itu pembaca juga lebih mudah dalam memain-kan nada-nada dalam puisi. Tanda- tanda membaca puisi, yakni sebagai berikut. …….. Diucapkan biasa saja Berhenti sebentar untuk bernafasbiasanya pada koma atau ditengah ba-ris. Berhenti agak lamabiasanya koma diakhir baris yang masih berhubung-an erat dengan baris berikutnya. Berhenti lama sekali biasanya pada titik baris terakhir atau pada peng-habisan Suara perlahan sekali seperti berbisik Suara perlahan saja Suara keras sekali seperti berteriak V Tekanan kata pendek sekali VV Tekanan kata agak pendek VVV Tekanan kata agak panjang sekali Tekanan suara meninggi \ Tekanan suara agak merendah, Sumardjo, 1983: 81. Selanjutnya, ada yang menjelaskan bahwa tanda-tanda dalam membaca puisi dapat menggunakan dengan memberi tanda pada tekanan, intonasi, dan jeda pembacaan puisi. Tanda-tanda dalam pemberian tekanan, intonasi, dan jeda, yakni sebagai berikut. [‘] Artinya pemberian pada tekanan keras [.] Artinya pemberian pada tekanan sedang [`] Artinya pemberian pada tekanan lemah Artinya pemberian intonasi datar-turun Artinya pemberian intonasi datar-naik Artinya pemberian intonasi datar-tinggi [ ] Artinya pemberian kesenyapanjeda pada awal dan akhir ujaran kata kalimat [ ] Artinya pemberian kesenyapanjeda di antara kata [+] Artinya pemberian kesenyapanjeda di antara suku kata, Muslich, 2000: 63. Berdasarkan dua pendapat di atas, penulis mengacu pada pendapat, Sumardjo 1983: 81. Penulis menganggap bahwa tanda-tanda tersebut dapat digunakan untuk mentranskip data rekaman siswa yang telah membaca puisi. 2.10Indikator Penilaian Membaca Puisi Para pakar menjelaskan mengenai indikator penilaian dalam membaca puisi. Ber-ikut ini pemaparan para pakar mengenai aspek-aspek yang perlu diperhatikan da-lam membaca puisi siswa meliputi1 ketepatan pelafalan, 2 tekanan, 3 into-nasi, 4 jeda, dan 5 dan ekspresi.1. Ketepatan PelafalanMengenai indikator penilaian dalam membaca puisi untuk aspek ketepatan pe-lafalan. Siswa sebaiknya dapat memberi lafal yang jelas. Hal ini agar pendengar dapat menangkap isi dan makna puisi yang dibacakan. Lafal dapat dikatakan tepat dalam melafalkan suatu bunyi bahasa pada teks puisi apabila dalam mengucapkan katakalimat tidak terdapat logat kedaerahan. Contohnya, membaca puisi dengan logat bahasa daerah Jawa, Bali maupun Lampung. Hal seperti ini dapat merusak ni-lai estetik dalam pembacaan puisi. Membaca puisi sebaiknya dapat melafalkan atau mengucapkan secara bunyi bahasa yang baik, yakni dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar tanpa logat kedaerahan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa indikator penilaian dalam ketepatan pelafalan, yak-ni siswa dapat membaca puisi dengan vokalsuara yang jelas tanpa logat ke-daerahan pada setiap kata-kata yang diucapkan dalam teks puisi, contohnya [i] pada [i+ni] ‘ini’ [ka+li] ‘kali’ [ti+dak] ‘tidak’ ada yang [men+cari] ‘men-cari’ [cin+ta] ‘cinta’ , siswa dapat membunyikan kata-kata secara jelas dan tepat contohnya d [tia+da] ‘tiada’ lagi], dan siswa juga dapat mengartikulasikan kata-kata dalam puisi secara tepat dan jelas contohnya [p] pada [menyisir se-menanjung, masih pengap harap], [b] pada [mengembus diri dalam mempercayai mau berpaut], [m] pada [menyinggung muram, desir hari lari berenang], dan [w] pada [O, tatawarna fatamorgana kekuasaan ]. Siswa dapat melakukan ketiga indi-kator tersebut sangat tepat maka akan memperoleh skor 5. Selanjutnya, dapat dikatakan tidak tepat apabila dalam melafalkan kata-kata yang terdapat pada teks puisi mengalami seperti terganggunya vokalsuara ketika me-lafalkan kata-kata dalam teks puisi, misalnya [tidak jelas dalam mengucapkan ka-ta-kata dalam teks puisi suaranya paraubindeng] ataupun mengucapkan dengan logat kedaerahan misalnya logat bahasa Jawa, siswa tidak dapat membunyikan kata-kata dalam teks puisi secara jelas dan tepat contohnya [r] menjadi [l] ‘ber-la[r]i’ menjadi ‘bela[l]i’. Siswa tidak dapat mengartikulasikan kata-kata dalam puisi secara tepat dan jelas contohnya [O, [j]amanedan ] menjadi [O, [z]aman edan ]. Siswa melakukan ketiga kekurangtepatan indikator tersebut, maka akan memperoleh skor 1. Secara terperinci bahwa penilaian dalam ketepatan pelafalan, yakni siswamembaca puisi dengan menggunakan vokalsuara, membunyikan kata-kata, dan meng-artikulasikan kata-kata dalam puisi sangat tepat dan jelas tanpa logat kedaerahan di setiap baitnya, maka siswa akan memperoleh skor 5. Siswa membaca puisi dengan menggunakan vokalsuara, membunyikan kata-kata, dan mengartikulasikan kata-kata dalam puisi secara tepat dan jelas tanpa logat ke-daerahan di setiap baitnya. Namun, terdapat kesalahan sebesar 1-25 dari empat ketentuan tersebut, maka siswa akan memperoleh skor 4. Siswamembaca puisi de-ngan menggunakan vokalsuara, membunyikan kata-kata, dan mengartikulasikan kata-kata dalam puisi secara cukup tepat dan jelas tanpa logat kedaerahan di setiap baitnya. Namun, terdapat kesalahan sebesar 26-50 dari empat ketentuan tersebut, maka siswa akan memperoleh skor 3. Siswa membaca puisi dengan menggunakan vokalsuara, membunyikan kata-ka-ta, dan mengartikulasikan kata-kata dalam puisi kurang tepat dan jelas tanpa logat kedaerahan di setiap baitnya. Namun, terdapat kesalahan sebesar 51-75 dari em-pat ketentuan tersebut, maka siswa akan memperoleh skor 2. Siswa membaca puisi dengan menggunakan vokalsuara, membunyikan kata-kata, dan mengartikulasi-kan kata-kata dalam puisi sangat kurang tepat dan jelas tanpa logat kedaerahan di setiap baitnya. Namun, terdapat kesalahan sebesar 76-100 dari empat ketentuan tersebut, maka siswa akan memperoleh skor 1.2. TekananIndikator penilaian pada tekanan dalam membaca puisi adalahsiswa dapat memba-ca puisi dengan tekanan yang berkaitan keras-lembutnya, panjang-pendeknya, ting-gi-rendahnya suara pada pengucapan dalam teks puisi secarasangat tepat di setiap baitnya, maka akan memperoleh skor 5. Sebaliknya, apabila siswa tidak dapat membaca puisi dengan tekanan yang berkaitan keras- lembutnya, panjang-pendek-nya, tinggi-rendahnya suara pada pengucapan dalam teks puisi secara sangat ku-rang tepat di setiap baitnya. Namun, terdapat kesalahan sebesar 36 dari tiga ke- tentuan tersebut, maka akan memperoleh skor1. Berikut contoh variasi tekanan da-lam teks puisi; Contoh [‘] …. O, jaman edan O, malam kelam pikiran insan Contoh [.] … Apa yang harus kita tegakkan bersama adalah Hukum Adil. Hukum Adil adalah bintang pedoman di dalam prahara. Contoh [`] … Kitab undang-undang tergeletak di selokan, Jadi, dapat disimpulkan bahwa indikator penilaian tekanan, yakni siswa membaca puisi dengan menggunakan tekanan yang berkaitan keras-lembutnya, panjang-pen-deknya, tinggi-rendahnya suara pada pengucapan dalam teks puisisecara sangat baik tepat di setiap baitnya, maka akan memperoleh skor 5. Siswamembaca puisi dengan menggunakan tekanan yang berkaitan keras- lembutnya, panjang-pendek-nya, tinggi-rendahnya suara pada pengucapan dalam teks puisisecara tepat di setiap baitnya. Namun, terdapat kesalahan sebesar 1-25 dari tiga ketentuan ter-sebut, maka akan memperoleh skor 4. Siswa membaca puisidengan menggunakan tekanan yang berkaitan keras-lem-butnya, panjang- pendeknya, tinggi-rendahnya suara pada pengucapan dalam teks puisi secara cukup tepat di setiap baitnya. Namun, terdapat kesalahan sebesar 26-50 dari tiga ketentuantersebut, maka akan memperoleh skor 3. Siswa membaca puisi dengan menggunakan tekanan yang berkaitankeras-lembut-nya, panjang- pendeknya, tinggi-rendahnya suara pada pengucapan dalam teks pu-isi secara kurang tepat di setiap baitnya. Namun, terdapat kesalahan sebesar 51-75 dari tiga ketentuan tersebut, maka akan memperoleh skor 2. Siswa membaca pu-isidengan menggunakan tekanan yang berkaitan keras-lembutnya, panjang-pen-deknya, tinggi-rendahnya suara pada pengucapan dalam teks puisisecara sangatkurang tepat di setiap baitnya. Namun, terdapat kesalahan sebesar 76-100 dari tiga ketentuan tersebut, maka akan memperoleh skor 1.3. IntonasiIndikator penilaian intonasi dalam membaca puisi adalah siswa membaca puisi de-ngan menggunakan intonasi tinggi-rendah nada, kuat-keras suara, panjang-pen-dek ucapan, dan jeda padakata atau kalimat dalam teks puisi secara sangat jelas di setiap bait, maka akan memperoleh skor 5. Sebaliknya, apabila siswa tidak da-pat membaca puisi denganmenggunakan intonasi tinggi-rendah nada, kuat-keras suara, panjang-pendek ucapan, dan jeda pada kata atau kalimat dalam teks puisi secarasangat kurang jelas di setiap bait. Namun, terdapat kesalahan sebesar 76-100 dari empat ketentuan tersebut, maka akan memperoleh skor 1. Penilaian dalam intonasi adalahapabila siswa membaca puisi dengan mengguna-kan intonasi tinggi-rendah nada, kuat-keras suara, panjang-pendek ucapan, dan jeda pada kata atau kalimat dalam teks puisi secara sangat jelas di setiap bait, maka akan memperoleh skor 5. Siswamembaca puisi dengan menggunakan into-nasi tinggi-rendah nada, kuat-keras suara, panjang-pendek ucapan, dan jeda pa-da kata atau kalimat dalam teks puisi secara jelas di setiap bait. Namun, terdapat kesalahan sebesar 1-25 dari empat ketentuan tersebut, maka akan memperoleh skor 4. Siswa membaca puisi dengan menggunakan intonasi tinggi-rendah nada, kuat-ke-ras suara, panjang-pendek ucapan, dan jeda pada kata atau kalimat dalam teks pu-isi secara cukup jelas di setiap bait. Namun, terdapat kesalahan sebesar 26-50 dari empat ketentuan tersebut, maka akan memperoleh skor 3. Siswa membaca pu-isi dengan menggunakan intonasi tinggi-rendah nada, kuat-keras suara, panjang-pendek ucapan, dan jeda pada kata atau kalimat dalam teks puisi secara kurang jelas di setiap bait. Namun, terdapat kesalahan sebesar 51-75 dari empat ke- tentuan tersebut, maka akan memperoleh skor 2. Siswa membaca puisi dengan menggunakan intonasi tinggi-rendah nada, kuat-ke-ras suara, panjang-pendek ucapan, dan jeda pada kata atau kalimat dalam teks pu-isi secara sangat kurang jelas di setiap bait. Namun, terdapat kesalahan sebesar 76-100 dari empat ketentuan tersebut, maka akan memperoleh skor 1.4. JedaIndikator penilaian pada jeda dalam membaca puisi adalah apabila siswa mem-baca puisi dengan lancar menggunakan waktutanda batas antara kata-kata sangat tepat di setiap bait, maka akan memperoleh skor 5. Sebaliknya apabila siswa tidak lancar membaca puisi menggunakan waktutanda batas antara kata-kata sangat ku-rang tepat di setiap bait, maka akan memperoleh skor 1. Penilaian dalam jeda adalahapabila siswa membaca puisi dengan lancar meng-gunakan waktutanda batas antara kata-kata secara sangat tepat di setiap bait, ma-ka akan memperoleh skor 5. Siswa membaca puisi dengan menggunakan waktu tanda batas antara kata-kata secara tepat di setiap bait. Namun, terdapat kesalahan sebesar 1-25 dari ketentuan tersebut, maka akan memperoleh skor 4. Siswa membaca puisi dengan menggunanakan waktutanda batas antara kata-kata secara cukup tepat di setiap bait. Namun, terdapat kesalahan sebesar 26-50 dari ketentuan tersebut, maka akan memperoleh skor 3. Siswa membaca puisi dengan menggunakan waktutanda batas antara kata-kata secara kurang tepat di setiap bait, namun terdapat kesalahan sebesar 56-75 dari ketentuan tersebut, maka akan memperoleh skor 2. Siswa membaca puisi dengan tidak lancar menggunakan wak-tutanda batas antara kata-kata secara sangat kurang tepat di setiap bait. Namun, terdapat kesalahan sebesar 76-100 dari ketentuan di atas, maka akan memperoleh skor 1.5. EkspresiIndikator penilaian pada ekspresi membaca puisi adalah siswa membaca puisi menggunakan ekspresi secara sangat tepat di setiap bait, maka akan memperoleh skor 5. Sebaliknya, siswa membaca puisimenggunakan ekspresi sangat kurang tepat di setiap bait, maka akan memperoleh skor 1. Secara terperinci bahwa penilaian dalam ekspresi adalah siswa membaca puisi menggunakan ekspresi secara sangat tepat di setiap bait, maka akan memperoleh skor 5. Siswa membaca puisimenggunakan ekspresi secara tepat di setiap bait. Namun, terdapat kesalahan 1-4 baris dari semua bait. maka akan memperoleh skor 4. Siswa membaca puisi menggunakan ekspresi secara cukup tepat di setiap bait. Namun, terdapat kesalahan 5-9 baris dari semua bait, maka akan memperoleh skor 3. Siswa membaca puisi menggunakan ekspresikurang tepat di setiap bait. Namun, terdapat kesalahan 10-14 baris dari semua bait, maka akan memperoleh skor 2. Siswa membaca puisi menggunakan ekspresi secara sangat kurang tepat di setiap bait.Namun, terdapat kesalahan 15 baris dari semua bait, maka akan memperoleh skor 1.2.11 Tujuan Pembelajaran Puisi di Sekolah |