Apakah sel darah putih bisa normal kembali?

Sel darah putih atau yang dikenal sebagai leukosit berperan sebagai pertahanan alami tubuh terhadap infeksi. Sel darah putih berfungsi menggerogoti bakteri asing dan organisme lain yang menyerang tubuh. Apabila jumlah sel darah putih rendah dalam tubuh seseorang akan rentan terhadap penyakit.


Berikut adalah cara mudah untuk meningkatkan sel darah putih:


1. Konsumsi Protein Yang Cukup

Makan-makanan sehat yang seimbang dapat menutrisi sumsum tulang dimana sel-sel darah putih yang diproduksi. Konsumsi protein seperti daging, ikan, unggas, telur dan susu.


2. Konsumsi Lemak Baik 

Hindari lemak jenuh, konsumsi lemak jenuh secara berlebihan akan meningkatkan risiko penyakit jantung. Contoh lemak baik seperti minyak jagung, kedelai, wijen.


3. Konsumsi Karbohidrat Kompleks

Konsumsi karbohidrat kompleks untuk membantu tubuh memproduksi sel darah putih seperti pisang, beras merah, oat, kentang, jagung, ubi jalar, kacang polong, labu, apel, brokoli, kol, wortel, timun, strawberry, tomat.


4. Stop Konsumsi Alkohol

Metabolisme alkohol dalam tubuh akan menghasilkan bahan yang dapat menghancurkan sel-sel darah putih. 


5. Berhenti Merokok

Rokok mengandung bahan kimia karsinogenik dan tar yang akan menghasilkan peningkatan infeksi dan penurunan sel darah putih


6. Tidur Yang Cukup

Dengan tidur yang cukup akan membantu tubuh dalam proses regenerasi dan pembentukan sel darah putih


7. Olahraga Teratur

Olahraga teratur membantu fungsi sel-sel darah putih dan merangsang produksi sel-sel ini dari sumsum tulang.

Leukosit berperan penting dalam melawan infeksi. Namun, kadar leukosit terlalu tinggi patut diwaspadai. Cari tahu apa saja penyebab leukosit tinggi!

Apakah sel darah putih bisa normal kembali?

Leukosit adalah istilah medis untuk sel darah putih, yaitu salah satu komponen dalam sistem kekebalan tubuh. Kadar leukosit yang terlalu tinggi dapat mengindikasikan masalah kesehatan serius. Untuk mencegah kadar leukosit melebihi normal, Anda perlu mengetahui jenis-jenis leukosit dan apa saja penyebab leukosit tinggi.

Sel darah terbagi ke dalam tiga jenis, yaitu sel darah merah (eritrosit), leukosit, dan trombosit atau keping darah. Leukosit sendiri diproduksi sel induk di sumsum tulang dan diedarkan ke seluruh tubuh melalui aliran darah.

Meski leukosit terdapat di berbagai bagian tubuh. Namun, sekitar 80-90 persen leukosit tersimpan dalam sumsum tulang. Leukosit menghasilkan antibodi untuk melawan virus, bakteri, jamur, dan parasit penyebab penyakit yang masuk ke dalam tubuh.

Jenis-jenis Leukosit

Leukosit terdiri atas lima jenis dan masing-masing memiliki fungsi berbeda. Dalam situs Alodokter dijelaskan, leukosit yang normal terdiri atas 40–60 persen neutrofil, 20-40 persen limfosit, 2-8 persen monosit, 1–4 persen eosinofil, dan 0,5–1 persen basofil.

1.  Neutrofil

Dikutip dari situs Hellosehat, neutrofil bisa dianggap sebagai tameng sistem kekebalan tubuh karena merupakan sel pertama yang merespons “ancaman” dengan menyerang bakteri atau virus. Neutrofil juga mengirimkan sinyal kepada sel-sel lain agar ikut merespons kehadiran bakteri atau virus tersebut. Neutrofil biasanya terdapat di nanah yang keluar dari luka atau infeksi di tubuh.

2.  Limfosit

Limfosit terdiri atas limfosit B dan limfosit T. Limfosit B bertugas menghasilkan antibodi untuk melawan bakteri, virus, dan racun yang menyerang tubuh. Fungsi limfosit T adalah menghancurkan sel tubuh yang sudah rusak akibat zat asing tersebut atau sudah menjadi kanker.

Dalam situs Hellosehat disebutkan, limfosit T dibedakan menjadi beberapa macam:

  • Sel T: Bertugas melepaskan protein sitokin untuk membantu mengarahkan respons sel darah putih lainnya.
  • Sel T sitotoksik: Mampu melepaskan molekul yang membunuh virus dan benda asing lainnya.
  • Sel T memori: Muncul setelah tubuh memerangi infeksi. Dengan begitu, tubuh dapat lebih mudah melakukan perlawanan saat menghadapi infeksi sejenis pada kemudian hari.
  • Sel T regulator: Bertugas membantu mengatur sel T lain mencegah menyerang sel tubuh sendiri.

3.  Monosit

Monosit adalah sel darah putih yang memiliki usia hidup paling panjang dibandingkan leukosit lain. Monosit berperan menangkap dan melawan bakteri, parasit, dan jamur yang masuk ke dalam tubuh. Sel darah putih ini akan berpindah ke jaringan-jaringan dalam tubuh sembari membersihkan sel-sel mati di dalamnya.

Monosit terbagi menjadi dua jenis sel:

  • Sel dendritik, yaitu sel penyaji antigen dengan menandai benda asing yang perlu dihancurkan oleh limfosit.
  • Makrofag, yaitu sel yang lebih besar dan hidup lebih lama dari neutrofil. Makrofag juga dapat bertindak sebagai sel penyaji antigen.

4.  Eosinofil

Jumlah eosinofil tidak sampai 4 persen dari seluruh leukosit yang terdapat di aliran darah. Sel darah putih ini berfungsi melawan bakteri dan infeksi parasit. Selain itu, eosinofil bekerja saat terjadi reaksi alergi. Sel darah putih ini akan memicu munculnya respons peradangan, seperti pada reaksi alergi, eksim, dan asma.

5.  Basofil

Basofil berperan dalam melawan parasit cacing, menghentikan pembekuan darah, dan menghasilkan reaksi alergi. Dibandingkan sel darah putih lain, jumlah basofil tergolong sedikit, yakni hanya sekitar 1 persen. Basofil adalah sel darah putih yang melepaskan histamin dan memicu peradangan di saluran pernapasan saat Anda terpapar zat-zat pemicu asma.

Berbeda dengan eritrosit, leukosit tidak berwarna dan merupakan sel darah yang mempunyai inti sel. Leukosit bekerja secara independen dalam memonitor penyusup berupa zat asing yang dapat menyebabkan infeksi atau penyakit lain.

Dalam situs web Alodokter dijelaskan, kadar leukosit pada tubuh manusia berbeda-beda, tergantung pada kelompok usianya. Berikut kadar leukosit normal per mikroliter (mcL) darah berdasarkan kelompok usia:

  • Bayi baru lahir: 9.400–34.000
  • Balita (3-5 tahun): 4.000–12.000
  • Remaja (12-15 tahun): 3.500–9.000
  • Dewasa (15 tahun ke atas): 3.500–10.500

Apakah sel darah putih bisa normal kembali?

Leukosit dapat menjalankan fungsinya dengan baik bila jumlahnya normal. Kondisi saat kadar leukosit melebihi normal disebut leukositosis. Ada banyak faktor yang dapat menjadi penyebab leukosit tinggi:

  1. Kebiasaan merokok
  2. Stres
  3. Alergi (terutama yang parah)
  4. Asma (ditandai dengan meningkatnya eosinofil)
  5. Infeksi bakteri (seperti tuberkulosis dan batuk rejan)
  6. Konsumsi obat-obatan tertentu (seperti kortikosteroid dan epinefrin)
  7. Rheumatoid arthritis
  8. Pernah menjalani operasi pengangkatan limpa (splenektomi)
  9. Polisitemia vera
  10. Penyakit keganasan darah seperti leukemia
  11. Kanker limfoma
  12. Gangguan sistem kekebalan tubuh yang meningkatkan produksi sel darah putih untuk melawan infeksi
  13. Kelainan sistem kekebalan tubuh yang meningkatkan produksi sel darah putih
  14. Penyakit atau gangguan di sumsum tulang yang menyebabkan produksi sel darah putih tidak normal
  15. Kehamilan dan melahirkan (leukosit biasanya meningkat pada trimester III dan beberapa jam setelah perempuan melahirkan)

Untuk menegakkan diagnosis leukositosis, dokter akan melakukan beberapa langkah. Pertama, dokter akan menanyakan gejala yang dirasakan pasien, riwayat kesehatan pasien, jenis obat-obatan yang dikonsumsi, serta riwayat alergi pasien. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk mengetahui apakah terdapat kelainan pada tubuh pasien.

Dokter juga akan mengambil sampel darah pasien untuk dianalisis menggunakan metode hitung darah lengkap. Tujuan dari tes darah ini adalah mengetahui jumlah dan jenis sel darah putih pasien. Selain itu, sampel darah pasien akan diperiksa melalui peripheral blood smear untuk mengetahui jenis sel darah putih yang jumlahnya paling banyak.

Bila diperlukan, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang seperti berikut:

  • Pemeriksaan dahak atau foto Rontgen dada untuk melihat apakah terjadi infeksi yang menyebabkan jumlah sel darah putih tinggi.
  • Aspirasi sumsum tulang untuk mengetahui apakah ada kelainan pada sumsum tulang, seperti pada pasien leukemia.
  • Pemeriksaan genetik untuk menentukan apakah leukositosis disebabkan perubahan genetik.

Orang yang mengalami leukositosis umumnya memperlihatkan gejala-gejala berikut:

  • Demam
  • Tubuh terasa letih dan lelah
  • Berkeringat pada malam hari
  • Pusing atau sakit kepala
  • Sesak napas
  • Tidak nafsu makan
  • Berat badan turun drastis
  • Lebih mudah mengalami memar dan perdarahan
  • Kulit gatal-gatal dan muncul ruam
  • Lengan, kaki, atau perut terasa sakit atau kesemutan
  • Pembengkakan pada kelenjar getah bening

Bila Leukosit Terlalu Rendah

Apakah sel darah putih bisa normal kembali?

Selain kadar leukosit tinggi yang dapat membahayakan kesehatan, kadar leukosit yang terlalu rendah pun ternyata tidak baik bagi tubuh. Kadar leukosit yang terlalu rendah disebut leukopenia. Kondisi ini menyebabkan tubuh tidak dapat melawan zat asing penyebab infeksi yang masuk ke dalam tubuh. Akibatnya, orang yang mengalami leukopenia rentan terkena penyakit.

Berikut beberapa faktor yang dapat menyebabkan kadar leukosit rendah:

  • Infeksi parah
  • Kerusakan pada sumsum tulang sehingga tubuh tidak dapat menghasilkan leukosit secara sempurna
  • Kelainan pada sistem kekebalan tubuh
  • HIV/AIDS
  • Penyakit autoimun (misalnya lupus)
  • Kanker dan berbagai pengobatannya (dapat menyebabkan kadar leukosit melonjak atau menurun)
  • Gangguan atau kelainan pada sel darah (bersifat genetik)
  • Gizi buruk sehingga tubuh tidak dapat mengembangkan leukosit secara normal

Risiko Akibat Leukositosis

Kadar leukosit yang melebihi normal perlu segera diobati. Bila leukositosis bertambah parah, yaitu jumlah sel darah putih menjadi sangat tinggi, darah dapat menjadi sangat kental sehingga aliran darah menjadi tidak lancar. Kondisi ini disebut sindrom hiperviskositas darah yang biasanya ditandai dengan stroke, gangguan penglihatan, sesak nafas, perdarahan pada selaput lendir di mulut, lambung, dan usus.

Untuk menangani pasien yang mengalami sindrom hiperviskositas darah, dokter akan melakukan leukapheresis. Langkah yang akan dilakukan adalah memisahkan sel darah putih dengan sel darah lainnya, untuk mengurangi jumlah sel darah putih. Sel darah putih yang berlebih itu kemudian dibuang dari tubuh.

Pengobatan Leukositosis

Tidak ada satu metode pengobatan khusus untuk menyembuhkan leukositosis. Jumlah sel darah putih yang terlalu tinggi dapat kembali normal bila penyebabnya hilang. Karena itu, dokter perlu mengetahui penyebab leukosit tinggi untuk dapat menentukan penanganan yang tepat.

Berikut contoh penanganan leukositosis dikutip dari situs Healthline:

  • Pemberian antibiotik untuk menyembuhkan infeksi
  • Pengobatan kondisi yang memicu peradangan
  • Pemberian antihistamin atau inhaler untuk mengatasi reaksi alergi
  • Kemoterapi, radiasi, atau transplantasi sel induk untuk mengobati leukemia
  • Berhenti mengonsumsi obat yang memicu meningkatnya jumlah leukosit
  • Perawatan untuk mengatasi penyebab stres

Sama seperti pengobatan leukositosis, cara pencegahannya pun tergantung pada penyebabnya. Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk menghindari meningkatnya jumlah sel darah putih:

  • Menghindari merokok
  • Menghindari pemicu alergi atau asma
  • Mengelola stres dengan baik
  • Menerapkan pola hidup bersih untuk mencegah infeksi
  • Tidak mengonsumsi obat sembarangan, terutama obat peradangan. Sebaiknya berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.

Untuk menjaga kesehatan, Anda perlu fokus pada upaya-upaya memperkuat sistem kekebalan tubuh. Termasuk di dalam upaya tersebut adalah mengonsumsi makanan bergizi, yang bisa dibilang makanan penyebab leukosit tinggi.

Bila jumlah leukosit dalam tubuh normal, sel darah putih dapat menjalankan tugasnya dengan baik, yaitu melawan zat asing berbahaya yang masuk ke dalam tubuh. Contoh makanan yang dapat membantu meningkatkan imunitas tubuh adalah sayuran dan buah yang mengandung vitamin C: paprika merah, brokoli, jahe, bayam, jeruk, jambu merah, dan pepaya.

Untunglah leukositosis dapat ditangani dengan beberapa metode pengobatan sesuai penyebabnya. Namun, untuk melindungi diri dari risiko kerugian finansial akibat penyakit tersebut maupun penyakit kritis lain, Anda perlu memiliki asuransi penyakit kritis.

Asuransi penyakit kritis dapat membantu meringankan beban finansial Anda saat mendapat musibah penyakit kritis. Mega Comforta adalah produk asuransi jiwa dari PFI Mega Life yang akan memberikan perlindungan, bukan hanya akibat sakit maupun kecelakaan, melainkan juga saat pemilik polisnya mendapat diagnosis salah satu dari sepuluh penyakit kritis berikut:

  1. Infark miokard
  2. Penyakit pembuluh darah arteri koroner yang membutuhkan operasi bypass
  3. Operasi penggantian katup jantung
  4. Stroke
  5. Kanker
  6. Gagal ginjal
  7. Gagal hati
  8. Koma
  9. Transplantasi organ tubuh utama
  10. Luka bakar hebat 20% dari luas permukaan tubuh

Biaya pengobatan untuk penyakit kritis umumnya lebih besar daripada penyakit biasa. Karena itu, bila Anda memiliki risiko terhadap salah satu dari penyakit kritis tersebut, jangan tunda-tunda lagi! Segera miliki manfaat perlindungan yang ditawarkan oleh asuransi penyakit kritis.

Bagaimana cara menormalkan sel darah putih?

Cara Meningkatkan Sel Darah Putih.
Konsumsi Protein Yang Cukup. Makan-makanan sehat yang seimbang dapat menutrisi sumsum tulang dimana sel-sel darah putih yang diproduksi. ... .
Konsumsi Lemak Baik. ... .
Konsumsi Karbohidrat Kompleks. ... .
Stop Konsumsi Alkohol. ... .
Berhenti Merokok. ... .
Tidur Yang Cukup. ... .
Olahraga Teratur..

Apa yang terjadi jika sel darah putih tidak normal?

Kekurangan sel darah putih atau leukopenia akan menyebabkan tubuh rentan terkena infeksi. Selain itu, ada juga dampak lainnya yang bisa terjadi, tergantung jenis sel darah putih yang jumlahnya berkurang. Normalnya, jumlah sel darah putih pada orang dewasa adalah sekitar 3.500-11.000 sel per mikroliter darah.

Berapa lama sel darah putih hidup?

Sel darah putih memiliki umur 12-20 hari. Setelah itu mereka hancur di dalam sistem limfatik. Sel darah putih yang belum matang dilepaskan dari sumsum tulang ke dalam darah tepi dan disebut sebagai pita atau tusukan. Umur sel darah putih dapat berubah sesuai usia.

Apa efek sel darah putih naik?

Namun, secara umum bahaya kelebihan sel darah putih ditandai dengan beberapa gejala, sebagai berikut: Demam dan keringat berlebih di malam hari. Pusing dan kelelahan hingga kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari. Nafsu makan dan berat badan mengalami penurunan.