Apa yang dimaksud dengan nyeri

Nyeri dibedakan menjadi beberapa kategori. Berdasarkan waktu berlangsungnya, nyeri dibedakan menjadi nyeri kronis dan nyeri akut. Sedangkan berdasarkan proses terjadinya, nyeri dibagi menjadi nyeri neuropatik, nyeri nosisepstif, dan nyeri psikogenik. Semua jenis nyeri ini berbeda satu sama lainnya, baik dari penyebab dan pengobatannya.

Hampir semua orang pernah merasakan nyeri dari waktu ke waktu. Rasa nyeri atau sakit adalah cara tubuh untuk mengatakan bahwa ada sesuatu yang salah pada tubuh Anda.

Beragam Jenis Nyeri

Nyeri adalah sesuatu hal yang normal, yang bisa dialami siapa saja. Rasa sakit atau nyeri melibatkan interaksi yang rumit antara saraf sensorik, saraf tulang belakang, dan otak Anda. Nyeri bisa saja Anda rasakan ketika Anda terkena sengatan lebah, patah tulang, cedera saat olahraga, hingga disebabkan oleh penyakit tertentu.

Nyeri yang dirasakan setiap orang bisa berbeda-beda. Berdasarkan waktu berlangsungnya, nyeri dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:

  • Nyeri akut
    Nyeri akut adalah rasa nyeri normal yang memperingatkan bahwa Anda telah terluka. Misalnya saat Anda terkena luka bakar, atau ibu jari yang terpukul palu secara tidak sengaja. Nyeri akut biasanya datang secara tiba-tiba atau mendadak, dan berlangsung dalam waktu yang relatif singkat.
  • Nyeri kronis
    Nyeri kronis didefinisikan sebagai keluhan nyeri yang berlangsung selama lebih dari 3 – 6 bulan, bahkan bisa bertahun-tahun setelah mengalami cedera atau gangguan tertentu. Kondisi ini umumnya memerlukan perawatan medis lebih lanjut. Seseorang yang mengalami nyeri kronis ternyata lebih rentan mengalami depresi dan kecemasan, dibanding dengan orang yang mengalami nyeri akut.

Berdasarkan proses terjadinya, nyeri dikategorikan menjadi tiga jenis, yaitu:

  • Nyeri nosiseptif
    Nyeri nosiseptif terjadi bila ada kerusakan atau cedera pada jaringan tubuh Anda. Cedera yang menyebabkan nyeri nosiseptif meliputi memar, luka bakar, patah tulang, dan nyeri yang disebabkan oleh keseleo.
  • Nyeri psikogenik
    Nyeri psikogenik yakni nyeri yang dipengaruhi oleh faktor psikologis. Beberapa jenis gangguan mental atau emosional dapat menyebabkan, memperberat, atau memperpanjang rasa nyeri jenis ini.
  • Nyeri neuropatik
    Sedangkan nyeri neuropatik timbul karena adanya kelainan pada saraf. Seseorang yang mengalami nyeri jenis ini akan merasakan sensasi perih di sepanjang jalur saraf yang terkena atau merasakan kebas atau mati rasa.

Nyeri Neuropatik Lebih Sering Dialami

Dari beberapa jenis nyeri yang telah dipaparkan di atas, rupanya nyeri neuropatik yang paling sering terjadi. Salah satunya adalah nyeri punggung yang disebabkan oleh adanya penjepitan saraf di sekitar area punggung.

Apa pun penyebabnya, nyeri saraf atau nyeri neuropatik bisa menjadi kondisi yang serius dan bisa melemahkan saraf Anda jika tidak segera diobati. Namun, jika nyeri saraf yang Anda alami masih ringan, maka Anda bisa mengatasinya dengan obat yang bisa dibeli bebas di apotek.

Obat nyeri saraf yang bisa Anda minum sebaiknya mengandung paling tidak beberapa dari kandungan berikut ini:

  • Pyridoxine (Vitamin B6)
    Vitamin B6 atau pyridoxine adalah vitamin yang dapat ditemukan pada jenis makanan tertentu, seperti sereal, kacang-kacangan, sayuran, hati, daging, dan telur. Suplemen yang mengandung vitamin B6 digunakan untuk mencegah dan mengobati defisiensi vitamin B6 dan anemia yang disebabkan oleh kondisi tersebut. Selain itu, vitamin ini juga berguna untuk mengobati nyeri saraf.
  • Vitamin B12
    Dalam beberapa kasus, nyeri saraf bisa disebabkan atau diperparah oleh kekurangan vitamin B12. Oleh karena itu, Anda bisa mencoba mengonsumsi obat dengan kandungan vitamin ini untuk meredakan nyeri saraf. Vitamin B12 juga bisa didapatkan secara alami dengan mengonsumsi daging, ikan, dan produk olahan susu.
  • Paracetamol
    Paracetamol adalah obat pereda nyeri yang dijual bebas di pasaran, dan dapat digunakan untuk meredakan nyeri saraf. Namun perlu diketahui, paracetamol digunakan untuk mengatasi nyeri saraf yang ringan dan yang sesekali muncul. Beberapa obat nyeri memadukan paracetamol dengan vitamin B untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal.

Jika nyeri yang dirasakan cukup berat dan mengganggu aktivitas sehari-hari, Anda perlu memeriksakan keluhan tersebut ke dokter untuk mendapatkan pengobatan yang tepat sesuai penyebab nyeri.

Setidaknya ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi seberapa sensitif Anda terhadap rasa nyeri dan bagaimana Anda meresponnya, meliputi faktor genetik, jenis kelamin, keadaan medis, faktor sosial, faktor psikologis, pengalaman di masa lalu, dan faktor subjektif masing-masing individu.

Nyeri bisa dialami oleh setiap orang, dan hal ini bisa saja mengganggu aktivitas Anda sehari-hari. Dengan mengetahui jenis-jenis nyeri, diharapkan Anda bisa mendapatkan pengobatan yang tepat berdasarkan jenis nyeri tersebut dan penyebabnya.

Terakhir diperbarui: 12 Desember 2017

Details Created on Sunday, 06 November 2016 08:23

 Kita semua sekali waktu pernah mengalami rasa nyeri, keluhan yang paling sering dirasakan. Istilah nyeri mencakup berbagai macam perasaan tidak nyaman yang menyertai kerusakan jaringan, atau potensi kerusakan jaringan oleh berbagai sebab.

 Rasa nyeri dapat digambarkan sebagai nyeri tumpul, nyeri tajam, nyeri kolik, dengan variasinya, dengan derajat dan sifat yang bermacam – macam pula.

Sifat yang berbeda pada rasa nyeri mempunyai makna diagnostik suatu penyakit yang sangat penting.

LOKASI, PENYEBARAN DAN SIFAT NYERI

Nyeri somatik biasanya terlokalisasi dengan baik pada daerah yang sakit, tapi nyeri alih dari jaringan tubuh yang lebih dalam dapat menyesatkan dalam penentuan sumber asal penyakitnya.  Hal ini sering terjadi pada kasus yang timbul dan dirasakan di daerah tulang belakang.

Nyeri yang berasal dari organ dalam biasanya  bersifat tumpul, merata tidak terlokalisasi secara jelas, nyeri tersebut dapat pula menyebar ke struktur lain.

Sebagai contoh nyeri akibat batu ginjal dapat menyebar dari pinggang ke lipat paha. Sementara nyeri akibat kerusakan otot jantung dapat dialihkan ke lengan, rahang atau punggung.

Istilah yang dipakai oleh seseorang untuk menjelaskan rasa nyerinya mencerminkan sifat nyeri itu sendiri dan juga dapat menggambarkan temperamen orang tersebut.

Lamanya suatu serangan nyeri pada saat pertama kali muncul penting untuk diperhatikan, karena akan membantu dalam penanganannya.

Nyeri akut biasanya berlangsung dalam waktu relatif singkat tetapi sebelumnya mungkin sudah terjadi beberapa kali serangan nyeri yang sama.

Frekuensi serangan nyeri lama dan intensitasnya juga perlu diperhatikan, contohnya yang sering berulang nyeri gangguan syaraf daerah muka, migrain, nyeri dada berkaitan dengan jantung, kolik batu empedu dan ginjal.

Nyeri kronis terjadi selama beberapa minggu atau bulan, biasanya dapat diredakan dengan obat anti nyeri ringan. Nyeri tersebut biasanya menetap.

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NYERI

Faktor yang mempengaruhi suatu nyeri antara lain: faktor kejiwaan, faktor hormonal, pengaruh makanan, proses pengosongan usus atau kandung kemih, batuk, pernafasan, sikap, aktifitas dan gerakan tubuh.

Efek obat apapun, khususnya obat anti nyeri perlu diperhatikan.

GEJALA YANG MENYERTAI NYERI

Gejala yang menyertai nyeri perlu diperhatikan, gejala penyerta dapat membantu mendeteksi penyebab yang mendasari terjadinya nyeri yang diderita. Dan diharapkan dapat ditangani dengan baik.

PENGELOLAAN NYERI

Prinsip umum pengelolaan nyeri terutama nyeri akut:

-          Mengendalikan faktor infeksi, jika terdapat infeksi

-          Membidai anggota gerak pada kasus patah tulang

-          Diberikan obat spesifik

  1. Mengurangi kecemasan dan ketakutan
  2. Tahap awal digunakan obat anti nyeri sederhana non narkotik dan tambahan obat-obat anti peradangan
  3. Pada tahap selanjutnya dipertimbangkan obat anti nyeri narkotik, dimana obat anti nyeri sederhana tidak efektif

Jenis obat anti nyeri beragam jenisnya,  pun demikian teknik pemberian obatnya bervariasi caranya. Tentu dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing.

PENANGGULANGAN NYERI DENGAN METODE NON OBAT

Penanggulangan nyeri selain dengan obat-obatan, dapat pula digunakan cara dan metode non farmakologik berupa metode dan teknik yang dapat digunakan untuk melengkapi upaya tatalaksana farmakologik. Antara lain:

  1. Fisioterapi
  2. Stimulasi Listrik
  3. Akupuntur
  4. Hipnotis

Dengan pendekatan beberapa aspek: gejala, keluhan, tanda – tanda yang dapat temukan disertai hasil penunjang yang diperlukan diharapkan dapat dideteksi penyakit yang mendasari keluhan suatu nyeri.

Dengan upaya – upaya multi modal diharapkan dapat mengatasi seoptimal mungkin keluhan nyeri.

Tidak lupa sebagai insan beriman do’a demi kesembuhan penyakit perlu mengiringi usaha. Demikian, semoga bermanfaat. 

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA