Nilai keindahan yang terdapat dalam karya seni tari disebut juga dengan

BerandaSeni Budaya 11Nilai Estetis Tari (Wiraga, Wirama dan Wirasa)

Nilai Estetis Tari Estetis atau estetika adalah nilai keindahan yang terdapat dalam karya seni. Seni tari sebagai bagian dari seni, umumnya sudah tentu memiliki nilai estetis sebagai kriteria untuk menilai keindahan gerak.

1. Wiraga digunakan untuk menilai :

Kompetensi menari, meliputi keterampilan menari, hafal terhadap gerakan, ketuntasan gerak, dan keindahan gerak.

2..Wirama untuk menilai :

Kesesuaian dan keserasian gerak dengan irama (iringan), kesesuaian dan keserasian gerak dengan tempo.

3. Wirasa untuk menilai :

Kesesuaian gerak dengan tema tari yang terlihat dalam cara kamu memberikan penjiwaan terhadap tari.

Tari Bali


Di dalam tari Bali, penilaian wiraga, wirama, dan wirasa memiliki identitas khusus yang tertuang dalam istilah: 1. Agem Sikap badan, tangan, dan kaki yang harus dipertahankan. 2. Tandang Cara berpindah tempat. 3. Tangkep Eskpresi mimik wajah yang memberikan penguatan pada penjiwaan tari. Wiraga dari tari Bali dibangun dari kekokohan agem dengan posisi badan diagonal dalam tiga bagian yaitu kepala, badan, dan kaki; tandang dan tangkep yang ditampilkan dengan baik dan benar menurut kaidah tradisi Bali. Kesan keseluruhan dari wiraga, wirama, dan wirasa yang ditumbuhkan dari penampilan tari Bali adalah dinamis, ekspresif, dan energik.

Tari Jawa.


Penampilan tari atau wiraga dalam tari Jawa harus sesuai dengan karakter tokoh tari yang ditampilkan. Ruang dan tenaga menjadi tuntutan dalam memerankan tokoh yang memiliki karakter. Ruang gerak sempit untuk karakter halus. Ruang gerak luas untuk memerankan tokoh sesuai dengan karakter gagah. Keseluruhan wiraga, wirama, dan wirasa yang tersusun memberikan kesan seimbang, tenang, dan mengalun.

Tari Sumatera.


Ciri khas gerak tari Melayu tampak dari wiraga yang dilakukan penari yang bergerak melayang ringan bagaikan berselancar meniti aliran air, kadang-kadang meloncat ringan bagaikan riak gelombang yang memecah membentur karang-karang kecil. Wirama berkembang dari tempo perlahan, merambat cepat, dan mencapai klimaks kecepatan dibagian akhir. Wiarasa tari ditampilkan dalam keriangan.

You're Reading a Free Preview
Pages 5 to 7 are not shown in this preview.

Tari adalah gerakan berirama yang dilakukan dalam suatu ruang. Suatu gerakan dikatakan tari  jika terdapat  mengandung suatu ungkapan tertentu, mempunyai ekspresi, dilakukan secara berirama, dilakukan dalam suatu ruangan, memiliki nilai estetika, gerakan itu dapat dinikmati oleh penari dan orang yang melihat tarian itu. Namun untuk menilai estetika suatu tari dapat menggunakan 4 dasar yaitu sebagai berikut:

1.  Wiraga



Wiraga adalah dasar keterampilan gerak tubuh/fisik penari yang dapat menyalurkan  ekspresi batin dalam bentuk gerak tari.  Gerakan anggota tubuh itu antara lain:
  • Jari-jari tangan
  • Pergelangan tangan
  • Siku-siku tangan
  • Bahu
  • Leher
  • Muka dan kepala
  • Lutut
  • Mulut
  • Jari-jari kaki
  • Dada
  • Perut
  • Pinggul
  • Biji mata
  • Alis
  • Pergelangan kaki

 2.  Wirama 

Wirama adalah suatu pola untuk mencapai gerakan yang harmonis di dalam tari. Di dalamnya terdapat pengaturan dinamika seperi aksen dan tempo tarian. ada dua macam Wirama pada tari, yaitu:

Wirama tandak : adalah wirama yang ajeg (tetap) dan murni dengan ketukan dan aksen yang berulng-ulang dan teratur. dalam wirama tandak, gerak tari dan musik lebih mudah disusun. seorang dapat bergerak langsung mengikuti ketukan sekali, ketukan mengganda, ketukan menigakali, atau dapat pula membuat gerakan sinkop (berlawanan dengan gerakan musiknya)

Wirama bebas : adalah wirama yang tidak selalu memiliki ketukan dengan akses yang berulang-ulang dan teratur.

 3.  Wirasa

Wirasa adalah ekspresi raut muka /mimik yang menggambarkan karakter tarian, penghayatan gerak sesuai dengan tuntutan tarian. Wirasa merupakan tingkatan penghayatan dan penjiwaan dalam tarian. seperti : tegas, lembut, gembira dan sedih, yang mengekspresikan melalui gerakan dan mimik wajah sehingga melahirkan keindahan.

4. Wirupa

Adalah penampilan penari dari ujung atas sampai ujung bawah . Wirupa adalah unsur yang memberikan kejelasan karakter gerak tari yang ditunjukan melalui warna, busana dan tata rias.

Untuk melengkapi keempat unsur di atas, sebuah tari hendaknya dibangun dengan kesesuaian dari tata rias, kostum, tata lampu, dan tata pangung. Tarian yang mengekspresikan kisah sedih misalnya, tidak cocok ditampilkan dengan tata rias yang menor serta kostum yang berwarna cerah. Sebaliknya, tarian yang mengekspresikan kegembiraan, sangat cocok ditampilkan dengan kostum yang gemerlap.

Ilustrasi seni tari. Foto: Pexels.com

Nilai estetis tari salah satunya tercermin melalui kemampuan dari gerakan tari untuk menimbulkan suatu pengalaman estetis. Menurut Anggiriani Agustin Puspitasari dalam modul Nilai Estetis dalam Tari, istilah estetika atau estetis dapat diartikan sebagai keindahan dan dari keindahan itu akan muncul suatu nilai seni.

Unsur estetis muncul karena ada tanggapan perasaan dari pengamat. Selain itu, estetis terjadi karena terdapat hubungan antara benda (karya tari) dan alam pikiran orang yang mengamati. Setiap gerak tari memiliki nilai estetis yang tak lepas dari pengaruh kebudayaan pada suatu daerah.

Nilai estetis tari merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam mewujudkan suatu karya tari. Menurut buku Seni Budaya untuk Kelas XI oleh Harry Sulasianto dkk., nilai estetis dalam tari dapat dilihat berdasarakan tujuan, fungsi, dan latar belakang budayanya.

Dengan demikian, gerak-gerak yang digunakan tidak terlepas dari faktor-faktor tersebut. Selain itu, nilai estetis tari juga dapat dianalisis melalui hal-hal di bawah ini.

Ilustrasi seorang perempuan menari. Foto: Pexels.com

Nilai Estetis dari Segi Unsur Dasar Tari

Unsur ini terdiri dari gerak, ruang, tenaga, ritme, dan waktu. Begini penjelasannya.

Karena tari identik dengan gerak, maka unsur ini menjadi yang utama di dalamnya. Gerak yang dimaksud meliputi gerak badaniah, seperti gerak tangan, gerak kepala, dan gerak kaki, sehingga gerak dalam tari merupakan bahasa atau pengucapan tari.

Irama berfungsi sebagai pendukung gerakan, pengatur gerak, dan penguat ungkapan gerak.

Gerak lahir karena adanya ruang. Penggunaan ruang dalam tari harus disesuaikan dengan kebutuhan gerak. Jenis dan penggunaan ruang terdiri dari ruang sempit, ruang luas, dan ruang sedang.

Ruang juga dapat diolah berdasarkan arah hadap dan tinggi rendah dari badan dengan berbagai arah, yaitu ke samping, ke depan, ke belakang, ke atas, dan ke bawah badan, serta ke samping kanan dan kiri badan.

Unsur ini sangat diperlukan dalam tari. Suatu gerakan dalam tarian harus didukung oleh penggunaan tenaga yang cukup luas sesuai dengan kebutuhan.

Contohnya, dalam tarian halus diperlukan penggunaan tenaga lemah yang relatif sedikit. Sedangkan pada tarian yang lincah membutuhkan penggunaan tenaga yang sedikit kuat. Sementara itu, untuk tarian gagah diperlukan penggunaan tenaga yang paling kuat.

Penggunaan waktu diperlukan untuk mengatur dinamika tarian. Pada tarian yang halus, misalnya, diperlukan penyelesaian gerak dalam waktu yang lebih lama.

Unsur-unsur di atas merupakan unsur dasar yang harus ada dan dikuasai oleh pelaku tari. Dengan memahami unsur-unsur tari tersebut, penampilan tari di atas panggung akan lebih hidup dan khidmat untuk ditonton.

Nilai Estetis dari Unsur Pokoknya

Unsur ini meliputi wiraha, wirama, dan wirasa. Berikut penjelasannya.

  1. Wiraga: kemampuan penari saat membawakan tarian secara keseluruhan.

  2. Wirama: keahlian penari secara musikal saat menari yang disesuaikan dengan musik tarinya.

  3. Wirasa: kemampuan penari dalam mengekspresikan tarian sesuai dengan konteks dan karakter tarian yang dibawakan.

Dengan demikian, dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa tari memiliki nilai pendidikan yang tercermin pada nilai estetis yang ada di dalamnya.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA