Apa yang dimaksud dengan kongres pemuda

Sumpah Pemuda merupakan hasil Kongres Pemuda Kedua yang dirumuskan pada 28 Oktober 1928 di Batavia atau kini dikenal sebagai Jakarta. Peristiwa ini menjadi satu tonggak penting dalam sejarah pergerakan nasional bangsa Indonesia.

Kongres Pemuda kedua ini merupakan kelanjutan dari kongres pertama yang berlangsung 30 April-2 Mei 1926. Kongres ini melibatkan seluruh organisasi pemuda di Hindia Belanda saat itu, seperti Jong Java, Jong Ambon, Jong Celebes, Jong Batak, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, Sekar Rukun, PPPI, Pemuda Kaum Betawi, dan masih banyak lagi.

Pelaksanaan Peringatan Upacara Hari Sumpah Pemuda Ke 89 Tahun 2017 Tingkat Kabupaten Karawang  di pimpin oleh Bupati Karawang dr. Hj. Cellica Nurrachadiana serta dihadiri Kapolres Karawang AKBP Ade Ary Syam Indradi S.H., S.I.K., M.H, Dandim 0604/Karawang Letkol Inf Ayi Yosa S.Sos, Ketua PN Karawang serta Para Kepala OPD, dan para Pemuda Pemudi Kabupaten Karawang.

Dalam upacara Peringatan Hari Sumpah Pemuda tersebut, Bupati Karawang membacakan sambutan dan amanat dari Menteri Pemuda dan Olah Raga RIyang isinya antara lain "Mari Kita Cukupkan Persatuan & Kesatuan Indonesia, Stop Segala Bentuk Perdebatan Yang Mengarah Pada Perpecahan Bangsa. Sudah Saatnya Kita Melangkah Ke Tujuan Lain Yang Lebih Besar, yaitu Mewujudkan Kesejahteraan dan Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia".

Selanjutnya Bupati Karawang mengingatkan kepada Pemuda Pemudi Karawang agar selalu ingat dengan Teks Sumpah Pemuda/i yang berbunyi : 

1. Kami Putra dan Putri, Mengaku Bertumpah Darah Yang Satu, Tanah Air Indonesia.

2. Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Berbangsa Yang Satu, Bangsa Indonesia.

3. Kami Putra dan Putri Indonesia Menjunjung Bahasa Persatuan, Bahasa Indonesia.

Adapun peserta yang mengikuti upacara Hari Sumpah Pemuda terdiri dari 1 Pleton Kodim 0604 Karawang, 1 Pleton Dalmas Polres Karawang, 1 Pleton Sat Pol PP, 1 Pleton Pemuda Pancamarga, 1 Pleton Linmas, 1 SST PNS Karawang, 1 SST Pramuka dan 1 SST Pelajar. (Dien)

Apa yang dimaksud dengan kongres pemuda

Pada bulan Oktober 1928 silam, seperti yang dilansir dari situs resmi Museum Sumpah Pemuda, Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI) menginisiasi diselenggarakannya Kongres Pemuda yang dilakukan selama tiga kali di tiga tempat yang berbeda. Kongres pemuda tersebut diselenggarakan sebagai dampak dari gagalnya kongres pemuda pertama sekaligus sebagai bentuk upaya mewujudkan persatuan pemuda.

Dalam rapat pertama yang diselenggarakan di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond pada tanggal 27 Oktober 1928, beberapa tokoh seperti Soegondo Djojopoespito dan Muhammad Yamin menyampaikan pidato mereka tentang pentingnya persatuan. Muhammad Yamin juga menyampaikan bahwa terdapat lima faktor yang dapat memperkuat Indonesia yakni sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan. Kemudian di rapat kedua yang diselenggarakan di Gedung Oost-Java Bioscoop pada tanggal 28 Oktober 1928, Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro membahas mengenai pentingnya pendidikan kebangsaan bagi anak-anak. Sedangkan di rapat ketiga yang diselenggarakan di Gedung Indonesische Clubhuis Kramat membahas tentang pergerakan nasional dan gerakan kepanduan. Dalam rapat yang diselenggarakan pada tanggal 28 Oktober 1928 tersebut juga dibacakan ikrar pemuda yang hingga saat ini kita peringati sebagai hari Sumpah Pemuda.

Namun seiring dengan berjalannya waktu, peringatan hari Sumpah Pemuda tidak sekhidmat dahulu. Banyak masyarakat Indonesia yang turut serta dalam kegiatan peringatan Sumpah Pemuda tanpa mengetahui makna dan sejarah di dalamnya. Bahkan tidak sedikit anak-anak yang tidak mengetahui tanggal berapa Sumpah Pemuda tersebut diperingati. Sedangkan di Indonesia sendiri, kegiatan peringatan Sumpah Pemuda memang tidak semeriah kegiatan peringatan Hari Kemerdekaan RI. Hal inilah yang pada akhirnya menyebabkan masyarakat khususnya kaum pemuda kurang antusias dalam memperingati Sumpah Pemuda dan memaknai Sumpah Pemuda itu sendiri. Apalagi di era milenial seperti saat ini, banyak generasi muda yang rasa nasionalismenya mulai berkurang.

Oleh karena itu, untuk memaknai Sumpah Pemuda di era milenial yang di mana kaum pemuda menjadi ujung tombak dari bangsa Indonesia ini dapat dilakukan dengan hal-hal sederhana bahkan tidak sulit untuk dilakukan. Beberapa hal yang dapat dilakukan masyarakat Indonesia untuk memaknai Hari Sumpah Pemuda di era milenial antara lain sebagai berikut:

  1. Saling Menghormati dan Menghargai

Momentum Sumpah Pemuda yang telah mempersatukan seluruh aspek bangsa, tidak hanya pemuda saja. Namun juga menyatukan seluruh ras, agama dan suku yang ada di Indonesia. Untuk menumbuhkan rasa persatuan, kita dapat melakukannya dengan melalui sikap saling menghormati dan saling menghargai antar sesama. Ini dapat dimulai dengan hal-hal kecil yang dapat kita terapkan bukan hanya saat peringatan Sumpah Pemuda saja, namun juga dapat diterapkan setiap harinya. Misalnya saja menanamkan toleransi antar kelompok dengan cara membantu teman/saudara yang tengah mengalami kesulitan meskipun dari suku, ras, dan agama yang berbeda.

  1. Menggunakan Produk Buatan Anak Bangsa

Masih banyak masyarakat yang beranggapan bahwa produk buatan anak bangsa kurang baik jika dibandingkan dengan produk dari luar negeri. Padahal saat ini kualitas dari produk yang dihasilkan oleh anak bangsa tidak kalah baiknnya dari produk luar negeri. Oleh karena itu perlu ditumbuhkannya rasa cinta tanah air yang dapat diwujudkan dengan mulai menggunakan produk-produk yang dibuat oleh anak bangsa. Selain dapat menumbuhkan rasa cinta tanah air, dengan menggunakan produk-produk buatan anak bangsa juga dapat memberikan kontribusi yang besar dalam meningkatkan perekonomian Indonesia.

  1. Menyebarkan Energi Positif

Menyebarkan energi positif memang terkesan sepele, namun hal tersebut justru memilii dampak yang cukup besar untuk masyarakat. Bahkan dengan cara ini, masyarakat Indonesia dapat menunjukkan semangat sumpah pemuda dimanapun dan kapanpun. Apalagi di era digitalisasi saat ini yang menyebabkan semakin mudahnya berita hoax menyebar, yang tidak jarang pada akhirnya menimbulkan perpecahan dalam masyarakat. Dengan menyebarkan energi positif melalui pesan singkat ataupun postingan, maka secara tidak langsung dapat membangun kembali semangat solidarias dan rasa persatuan di Indonesia.

  1. Menggunakan Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar

Di era saat ini, banyak kita jumpai kalangan muda yang lebih sering menggunakan bahasa asing ataupun bahasa gaul untuk berkomunikasi. Selain itu juga banyak masyarakat yang menggunakan bahasa Indonesia tidak sesuai dengan kaidah yang berlaku. Hal tersebut jika berlangsung secara terus menerus tentu saja akan mengancam keberadaan bahasa Indonesia itu sendiri. Padahal bahasa Indonesia merupakan bahasa pemersatu bangsa yang seharusnya kita banggakan.

Hal-hal di atas adalah beberapa cara sederhana yang dapat kita lakukan untuk memaknai Sumpah Pemuda di era milenial seperti saat ini. Bukan hanya dilakukan ketika peringatan hari Sumpah Pemuda saja, namun juga perlu dipraktikkan secara terus menerus sehingga makna dari Sumpah Pemuda itu sendiri dapat lebih dirasakan dalam kehidupan sehari-hari. (diambil dari berbagai sumber)

Apa yang menjadi tujuan Kongres Pemuda?

Tujuan Kongres Pemuda I ialah mencari jalan membina perkumpulan pemuda yang tunggal. Ini dilakukan untuk membentuk sebuah badan sentral dengan maksud memajukan persatuan dan kebangsaan dan menguatkan hubungan antara sesama perkumpulan-perkumpulan pemuda kebangsaan.

Kapan kongres pemuda 1 dilaksanakan dan sebutkan hasilnya?

Kongres Pemuda I diadakan tahun 1926 dan menghasilkan kesepakatan bersama mengenai kegiatan pemuda pada segi sosial, ekonomi, dan budaya. Kongres ini diikuti oleh seluruh organisasi pemuda saat itu seperti Jong Java, Jong Sumatra, Jong Betawi, dan organisasi pemuda lainnya.

Kapan kongres pemuda pertama kali dilaksanakan?

1. Kongres Pemuda I dilaksanakan pada 30 April – 2 Mei tahun 1926. Sedangkan, Kongres Pemuda II dilaksanakan pada 27 – 28 Oktober 1926. 2.