Apa yang dimaksud dengan kebudayaan Bacson hoa binh

Lihat Foto

shutterstock.com

Ilustrasi peralatan zaman prasejarah

KOMPAS.com - Perkembangan masyarakat prasejarah di Indonesia tidak dapat terlepas dari pengaruh kebudayaan bangsa-bangsa di kawasan Asia Tenggara.

Interaksi antara bangsa-bangsa Asia Tenggara dan Indonesia mampu mengembangkan kebudayaan manusia prasejarah di Indonesia.

Bacson-Hoabinh merupakan salah satu kebudayaan yang memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan masyarakat prasejarah di Indonesia. Kebudayaan Bacson-Hoabinh diperkirakan berasal dari tahun 10.000 hingga 4.000 Sebelum Masehi.

Kebudayaan Bacson-Hoabinh berasal dari peradaban manusia purba di lembah sungai Mekong, Vietnam. Secara geografis, Bacson dan Hoabinh merupakan sebuah wilayah subur di sekitar teluk Tonkin Vietnam.

Baca juga: Sejarah Krisis Crimea [2014]

Dalam buku Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 1 [1981] karya R. Soekmono, kebudayaan Bacson-Hoabinh merupakan pusat kebudayaan mesolithikum di Asia Tenggara. Bangsa pendukung dari kebudayaan Bacson Hoabinh adalah Papua Melanosoid.

Bacson – Hoabinh di Indonesia

Persebaran kebudayaan Bacson Hoabinh di Indonesia terjadi pada sekitar tahun 2000 SM. Kebudayaan Bacson-Hoabinh masuk ke Indonesia melalui 2 jalur, yaitu jalur Barat dan jalur Timur.

Jalur Barat memiliki rute : Vietnam – Thailand – Semenanjung Melayu – Indonesia Barat. Jenis manusia purba yang melakukan penyebaran kebudayaan Bacson-Hoabinh melalui jalur barat adalah Melayu Austronesia.

Hasil kebudayaan dari Bacson-Hoabinh jalur barat yang ditemukan di Indonesia adalah:

  • Pebble [Kapak Sumatera]
  • Kapak Pendek
  • Alat-alat dari tulang

Sedangkan jalur Timur memiliki rute : Vietnam – Taiwan – Filiphina – Indonesia Timur. Jenis manusia purba yang melakukan penyebaran kebudayaan Bacson-Hoabinh jalur Timur adalah Papua Melanosoid.

Baca juga: Sejarah Krisis di Mesir [2011]

Hasil kebudayaan dari Bacson Hoabinh jalur timur yang ditemukan di Indonesia adalah Flakes [alat serpih].

Ciri-ciri kebudayaan Bacson-Hoabinh

Dalam situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, ciri utama kebudayaan Bacson-Hoabinh adalah pembuatan alat kelengkapan hidup manusia yang terbuat dari batu. Jenis batu yang dipakai dalam kebudayaan Bacson-Hoabinh umumnya berasal dari sungai.

Alat Batu hasil kebudayaan Bacson Hoabinh dikerjakan dengan teknik penyerpihan pada satu atau dua sisi batu. Melalui proses penyerpihan, batu-batu tersebut dapat divariasikan menjadi beberapa bentuk.

Pengaruh budaya Bacson-Hoabinh di Indonesia banyak ditemukan di pulau Sumatera. Hal tersebut karena letak pulau Sumatera dekat dengan kawasan Indocina yang merupakan tempat asal kebudayaan Bacon Hoabinh.

Baca juga: Sejarah Runtuhnya Yugoslavia

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link //t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berikutnya

Lihat Foto

Semantic Scholar

Peralatan batu dari zaman prasejarah yang ditemukan di Sumatera.

KOMPAS.com - Kebudayaan Bacson-Hoabinh merupakan kebudayaan zaman prasejarah yang berpusat di Indochina dan berpengaruh pada perkembangan manusia purba di Indonesia.

Bacson-Hoabinh digunakan untuk menunjukkan tempat pembuatan kapak dan alat-alat yang terbuat dari batu, yang mana salah satu sisi dari batu dipangkas dan disesuaikan tergantung kegunaannya.

Kebudayaan ini dianggap sebagai salah satu pusat kebudayaan zaman batu di Asia Tenggara dan Indochina.

Adapun pendukung dari kebudayaan Bacson-Hoabinh adalah manusia dari ras melanesoid.

Asal-usul

Istilah Bacson-Hoabinh digunakan sejak 1920-an oleh Madeleine Colani, yang merupakan ahli praaksara dari Perancis.

Penamaan ini diambil dari tempat asal kebudayaannya, yakni daerah pegunungan di Vietnam yang bernama Bacson dan Hoabinh.

Kebudayaan Bacson-Hoabinh muncul di lembah Sungai Mekong yang berada di Vietnam pada 10.000 hingga 4.000 tahun yang lalu.

Di tempat tersebut, ditemukan kapak jenis pebble dan alat-alat dari batu yang khas, di mana satu atau dua sisi permukaannya dipangkas sesuai keinginan.

Pebble tersebut dibuat dari batu kali yang besarnya kira-kira satu genggam.

Baca juga: Sejarah Kebudayaan Dongson

Persebaran

Seiring berjalannya waktu, manusia yang membawa kebudayaan ini bermigrasi ke selatan hingga sampai ke Kepulauan Indonesia pada sekitar 2000 SM.

You're Reading a Free Preview
Pages 6 to 15 are not shown in this preview.

You're Reading a Free Preview
Page 19 is not shown in this preview.

You're Reading a Free Preview
Pages 7 to 15 are not shown in this preview.

Gambar. Candi Borobudur merupakan salah satu bukti pengaruh budaya India ke Indonesia [Sumber: hpijogja.wordpress.com]

Diperkirakan pada zaman pra sejarah, kebudayaan asli Indonesia telah mempunyai hubungan dengan kebudayaan luar sehingga kebudayaan luar membawa dampak dan pengaruh terhadap budaya Indonesia. Bukti yang menguatkan dugaan ini adalah ditemukannya kesamaan alat-alat yang digunakan oleh masyarakat pada zaman itu. Kebudayaan luar yang memiliki kesamaan dengan budaya Indonesia antara lain budaya Vietnam [Bacson-Hoabinh, Dongson, Sa Huynh-Kalanay] dan budaya India. Adapun budaya Bacson-Hoa binh, Dongson dan Sa Huynh-Kalanay berasal dari daerah Vietnam bagian utara dan selatan.

A. Kebudayaan Bacson-Hoabinh [16000 – 1000 SM]

Sejak tahun 1920-an istilah Bacson-Hoabinh merupakan nama sebuah tempat pembuatan alat-alat yang terbuat dari batu yang dipangkas satu atau dua sisi permukaannya. Hal ini bermula ketika ditemukannya alat-alat batu berbentuk lonjong, segitiga, segiempat, batu bertangkai serta tulang-belulang manusia pada saat penggalian di pegunungan kapur HoaBinh daerah Bacson, Vietnam bagian utara. Di wilayah Indonesia sendiri, alat-alat batu kebudayaan Bacson-Hoabinh ditemukan di daerah Papua, Pulau Sumatra [Lhokseumawe dan Medan], Pulau Jawa [sekitar Bengawan Solo], Pulau Sulawesi dan Pulau Nusa Tenggara. Adapun hasil kebudayaan Bacson-Hoabinh antara lain Kapak Dari Tulang dan Tanduk, Kapak Genggam dan Flakes [alat alat kecil terbuat dari batu yang berfungsi sebagai pisau].

Kebudayaan Bacson-Hoabinh berkembang di Indonesia seiring adanya migrasi yang dilakukan melalui dua jalur yakni jalur barat dan jalur utara. Mereka datang ke bumi nusantara menggunakan perahu bercadik dengan mendiami daerah Sumatra dan Jawa bagian timur. Lambat laun keberadaan mereka terdesak dengan hadirnya Bangsa Melayu yang datang dikemudian hari. Hal ini menyebabkan mereka melakukan pelayaran menuju Indonesia bagian timur dan kita mengenalnya sebagai ras Papua. Pada saat itu ras Papua menganut atau berlangsung kebudayaan Mesolitikum sehingga dinamakan sebagai Papua Melanesoid. Mereka hidup setengah menetap di gua-gua dengan meninggalkan bukti sejarah berupa sampah dapur [kjokkenmoddinger] dan bukit-bukit kerang. Mata pencaharian masyarakatnya pada saat itu didominasi dengan aktivitas perburuan dan bercocok tanam secara sederhana. Masyarakat mesolitikum telah mengenal kesenian. Mereka meninggalkan jejak sejarah berupa lukisan mirip babi dan cap tangan di dinding-dinding gua, kita bisa menjumpainya di Gua Leang-Leang, daerah Sulawesi.

B. Kebudayaan Dongson [2000 – 300 SM]

Kebudayaan Dongson berasal dari daerah Tonkin, Vietnam. Mereka handal dalam pertanian, berternak kerbau dan babi serta memiliki kemampuan berlayar yang sangat hebat di zamannya. Adapun benda-benda peninggalan kebudayaan Dongson memiliki karakter yang khas dengan motif yang mengisyaratkan adanya suatu pengaruh atau aliran-aliran tertentu seperti motif geometri, arsiran, spiral, segitiga dan jalinan. Mereka juga mampu mengolah perunggu sebagai bahan untuk membuat berbagai macam alat dan di Indonesia sendiri kita dapat menemukan alat-alat peninggalan kebudayaan Dongson ini di daerah Kerinci dan Madura.

Kebudayaan Dongson telah mempengaruhi perkembangan budaya logam di Indonesia. Ada beberapa daerah penting di Indonesia yang mengembangkan budaya ini, antara lain:

1. Budaya logam awal di Jawa

Di daerah Gunung Kidul, Yogyakarta, terdapat peninggalan logam berupa peti kubur batu [sarkofagus]. Diperkirakan ini merupakan bekal kubur yang berupa peralatan dari besi.

2. Budaya logam awal di Sumatra

Di temukannya kubur batu yang dihiasi dengan manik-manik kaca serta sejumlah benda logam seperti peniti emas dan tombak besi di daerah Pasemah, Sumatra Barat.

3. Budaya logam awal di Sumba, Nusa Tenggara

Kita bisa menjumpai kebudayaan masyarakat Sumba, Nusa Tenggara Timur dimana mereka memberi bekal berupa benda-benda logam yang diletakkan disebelah peti mati. Selain itu ditemukan pula alat-alat rumah tangga yang terbuat dari logam seperti bejana dan tembikar kecil.

4. Budaya logam awal di Bali

Di Bali kita juga menemukan kebudayaan bekal kubur seperti daerah Sumba. Mereka percaya bahwa ini merupakan cara mereka untuk menghormati roh leluhur yang telah meninggal.

C. Kebudayaan Sa huynh-kalanay [750 SM- 200 SM]

Sa huynh merupakan daerah di dekat pantai sekitar 140 km ke arah selatan dari Kota Tourane, Vietnam sedangkan Kalanay merupakan daerah di Filipina. Kebudayaan ini berkembang di Indonesia pada zaman perundagian dengan memberi dampak dalam pembuatan gerabah. Sangat sulit bagi kita untuk mengukur seberapa besar pengaruh pembuatan gerabah yang berasal dari kebudayaan Sa huynh-kalanay karena di Indonesia sendiri telah mengenal tradisi gerabah sejak zaman neolithikum [masa bercocok tanam]. Ciri khas gerabah dari peninggalan kebudayaan Sa huynh-kalanay terdapat pada pola motif dimana biasanya berpola anyama, keranjang atau gulungan tali.

D. Kebudayaan India [500 SM ke atas]

Sejak jaman pra aksara, masyarakat Indonesia telah memiliki kemampuan dalam berlayar terutama menggunakan perahu bercadik. Di India juga ditemukan perahu bercadik tepatnya pada peninggalan suku Thanar dimana mereka telah melakukan perdagangan kelapa dengan masyarakat Indonesia sehingga diperkirakan adanya perahu bercadik di India disebabkan adanya pengaruh kebudayaan Indonesia. Kegiatan perdagangan seperti ini memberi dampak atau pengaruh kebudayaan dan kepercayaan Bangsa India kepada masyarakat Indonesia juga. Adapun bukti pengaruh budaya India di Indonesia adalah sebagai berikut:

1. Adanya arca Buddha dari perunggu di daerah Sempaga [Sulawesi], Kutai [Kalimantan], Jember [Jawa] dan Sumatera Selatan, 2. Ditemukan prasasti di Kerajaan Kutai dan Tarumanegara yang berbahasa sanskerta dan berhuruf Pallawa, 3. Adanya candi hindu-budha di Indonesia, 4. Adanya prasasti kerajaan Sriwijaya yang berhuruf Pallawa, 5. Adanya budaya India yang menjadi budaya Indonesia,

5. Adanya sistem kerajaan hindu-budha.

Taranasema.2009.Memahami Sejarah.Bandung:CV Armico.
Wardaya.2009.Cakrawala Sejarah.Surakarta:PT. Widya Duta Grafika.

Video yang berhubungan