Profil Menteri Show Tentang Kami Struktur Organisasi AKIP Kinerja Lembar Informasi Perwakilan tolong di bantu kk trmkshjangan asal ya,, tolong di bantu kak trmkshjangan asal ya kk tanggal 9 Agustus 1945 Soekarno Moh Hatta dan Radjiman Wedyodiningrat pergi ke Dalat Saigon untuk bertemu dengan Marsekal Terauchi Panglima Besar tent … Salah satu cara negara anggota ASEAN untuk mengatasi Covid 19 adalah ..... a. melakukan lockdown di setiap negara b. bekerja sama menjaga perbatasan … perubahan sosial sesuda dan manfaat diciptakan komputer perubahan sosial sebelum diciptakan komputer potensi alam yang dapat dijual oleh daerah peternakan ke daerah perkebunan adalah A. karet B. batubara C. telur D. rumput lautjawab yg benar ya jangan … media komunikasi yang digunakan oleh sebagian besar negara Asean pemenuhan kebutuhan pangan di setiap wilayah Indonesia merupakan pengaruh adanya plis dijawab jangan asal asalan ya pantun tema keberagaman budaya di Indonesia
Sobat Zenius pasti tahu kalau sebuah negara baru dapat dikatakan berdaulat kalau negara lain mengakui kedaulatannya. Lalu, bagaimana kalau ada negara yang menolak mengakui kedaulatan negara tersebut? Nah, ini yang terjadi antara Indonesia dan Belanda di awal kemerdekaan Indonesia, guys. Makanya, di awal negara kita terbentuk butuh perjuangan diplomasi dalam mempertahankan kemerdekaan kita dari Belanda. Seperti apa perjuangannya? Kita cari tahu bareng-bareng, yuk! Perundingan Philip Christison (10 Februari-12 Maret 1946)Philip Christison, penggagas perundingan pertama antara Indonesia dan Belanda (Arsip: wikipedia.org) Setelah Indonesia merdeka, Belanda nggak langsung mengakui kedaulatan negara kita guys. Soalnya, Belanda masih menganggap Indonesia sebagai bagian dari jajahannya. Para pejuang kita tentunya nggak mau dong, kemerdekaan yang baru diproklamirkan direbut lagi oleh Belanda. Oleh karena itu, Belanda mengajak Indonesia berunding. Orang yang menggagas perundingan ini adalah panglima perang AFNEI (Allied Forces Netherlands East Indies) bernama Philip Christison. Makanya, perundingan ini dinamai sesuai namanya. Perundingan yang berlangsung pada 10 Februari 1946 hingga 12 Maret 1946 ini dihadiri oleh Hubertus Julius van Mook sebagai wakil Belanda dan Sutan Sjahrir sebagai wakil Indonesia. Perundingan ini dilakukan sebagai bentuk diskusi antara Indonesia dan Belanda untuk mencapai kesepakatan mengenai kedaulatan Indonesia. Salah satu poin diskusinya adalah bentuk negara dan usulan daftar wilayah yang akan menjadi bagian dari negara Indonesia. Tapi, perundingan ini nggak mencapai titik temu dan menghasilkan kesepakatan antara kedua belah pihak. Akhirnya, Indonesia dan Belanda melakukan perundingan baru. Pelajari lebih lanjut Materi Video Gagasan Philip Christison Tonton gratis video materi Philip Christison dan Keterlibatannya bersama Pasukan AFNEI di website Zenius. Kamu hanya perlu login (atau daftar dulu) untuk belajar mandiri. Perundingan Hooge-Veluwe (14-25 April 1946)Indonesia masih tetap melakukan perjuangan diplomasi untuk mempertahankan kemerdekaan, guys. Untuk itu, delegasi Indonesia yang dipimpin Mr. Suwandi berangkat ke kota Hooge-Veluwe, Belanda dari tanggal 14 sampai 25 April 1946 untuk melakukan perundingan. Di sana, rombongan delegasi Indonesia disambut oleh delegasi Belanda yang dipimpin oleh Hubertus Julius van Mook. Yep, orang yang dulu mewakili Belanda pada Perundingan Philip Christison. Pada perundingan kali ini, delegasi Indonesia berharap mendapatkan pengakuan kedaulatan Republik Indonesia secara de facto dari Belanda. Yaitu pengakuan terhadap Pulau Jawa dan Sumatera sebagai bagian dari Indonesia. Tapi, Belanda cuma mau mengakui kedaulatan Indonesia atas Pulau Jawa dan Madura. Indonesia nggak mau, dong. Makanya Indonesia mendesak diadakannya perundingan lagi. Materi Video Perundingan Hooge Veluwe Tonton gratis materi Proses Terjadinya Perjanjian Hooge Veluwe dan kerjakan latihan soalnya di website Zenius. Kamu hanya perlu login (atau daftar dulu) untuk belajar mandiri. Perjanjian Linggarjati (15 November 1946)Pada dua perundingan sebelumnya, Indonesia dan Belanda tidak menghasilkan kesepakatan yang mengikat. Nah, kali ini Indonesia dan Belanda memastikan untuk membuat perjanjian yang mengikat dengan mengirimkan perdana menterinya sebagai pemimpin delegasi pada tanggal 15 November 1946. Delegasi Indonesia dipimpin oleh Perdana Menteri Sutan Sjahrir dan delegasi Belanda dipimpin oleh Perdana Menteri Willem Schermerhorn. Bahkan, mantan duta besar Inggris untuk Mesir, Lord Killearn ikut hadir sebagai penengah untuk memastikan perjanjian berjalan lancar. Perjanjian ini menghasilkan beberapa kesepakatan:
Beberapa bulan setelah perjanjian ini disepakati, Belanda malah melanggar kesepakatan dan melancarkan agresi militer pertama. Akibat pelanggaran ini, PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) sampai turun tangan. Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi yang mendesak Belanda dan Indonesia untuk melakukan gencatan senjata dan menyelesaikan konflik melalui perundingan. Pelajari lebih lanjut Materi Video Perjanjian Linggarjati Tonton gratis materi Tujuan dan Proses Berjalannya Perjanjian Linggarjati di website Zenius. Kamu hanya perlu login (atau daftar dulu) untuk belajar mandiri. Perjanjian Renville (17 Januari 1948)USS Renville (APA-227), tempat berlangsungnya perundingan pertama antara Indonesia dan Belanda yang dimediasi oleh PBB (Arsip: wikipedia.org) Salah satu isi resolusi Dewan Keamanan PBB adalah membentuk sebuah komite yang menjadi penengah konflik antara Indonesia dan Belanda. Komite ini disebut sebagai Committee of Good Offices for Indonesia (Komite Jasa Baik Untuk Indonesia). Komite ini lebih dikenal sebagai Komisi Tiga Negara (KTN) karena beranggotakan tiga negara, Australia yang mewakili Indonesia, Belgia mewakili Belanda, dan Amerika Serikat yang ditunjuk PBB sebagai pihak penengah. Ketiga pihak ini menginisiasi perjanjian antara Indonesia dan Belanda pada sebuah kapal bernama Renville tanggal 17 Januari 1948. Perjanjian ini dihadiri oleh:
Perjanjian ini menghasilkan beberapa kesepakatan:
Masalahnya, Belanda lagi-lagi melanggar perjanjian dan melancarkan agresi militer kedua. Bahkan, ibukota Republik Indonesia saat itu, Yogyakarta diduduki Belanda dan pimpinan negara Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta dijadikan sandera. Lagi-lagi PBB mendesak Indonesia dan Belanda untuk menyelesaikan konflik tanpa kontak senjata. Pelajari lebih lanjut Materi Video Perjanjian Renville Buat kamu yang sudah berlangganan paket belajar Zenius, tonton video materi tentang ‘Mengapa Perjanjian Renville Dilaksanakan?’ dan Dampak dari Perjanjian Renville bagi Indonesia di website Zenius. Jangan lupa login dulu, ya, buat mengaksesnya! Perjanjian Roem-Royen (7 Mei 1949)Perjanjian Roem-Royen dilakukan untuk menangani beberapa masalah yang berhubungan dengan kemerdekaan Indonesia sebelum Konferensi Meja Bundar dilaksanakan di Den Haag. Pada perjanjian yang dilakukan tanggal 7 Mei 1949 ini, delegasi Indonesia dipimpin oleh Mohammad Roem, sementara delegasi Belanda dipimpin oleh Herman van Royen. Perjanjian ini berlangsung alot, guys. Mohammad Hatta yang saat itu lagi diasingkan di Bangka sampai dimohon kehadirannya dalam perjanjian ini. Sri Sultan Hamengkubuwono IX juga diminta hadir. Pada pertemuan itu, Sri Sultan saat itu adalah raja Yogyakarta yang berkuasa menegaskan posisi Yogyakarta sebagai bagian dari Republik Indonesia. “Jogjakarta is de Republiek Indonesie (Yogyakarta adalah Republik Indonesia),” kata Sri Sultan saat itu. Pada perjanjian ini, Belanda sepakat untuk:
Sementara, Indonesia sepakat untuk:
Setelah poin-poin di atas disepakati, baru deh, delegasi Indonesia berangkat ke Den Haag untuk mengikuti Konferensi Meja Bundar. Pelajari lebih lanjut Materi Video Perjanjian Roem-Royen Tau nggak sih, Mengapa Perjanjian Roem-Royen menguntungkan buat Indonesia? Nah, buat yang udah langganan paket belajar Zenius, tonton materi lengkapnya di website Zenius. Jangan lupa login dulu, ya, buat mengaksesnya! Konferensi Meja Bundar (23 Agustus-2 November 1949)Konferensi Meja Bundar, 23 Agustus-2 November 1949, (Arsip: wikipedia.org) Konferensi Meja Bundar (KMB) diadakan pada tanggal 23 Agustus sampai 2 November 1949 sebagai perundingan pengakuan kemerdekaan Indonesia. Selain dihadiri oleh pihak Indonesia dan Belanda, KMB juga dihadiri oleh Bijeenkomst voor Federaal Overleg (BFO/Majelis Permusyawaratan Federal). BFO adalah komite bentukan Belanda untuk mengelola Republik Indonesia Serikat. Antara pihak BFO dan Indonesia sendiri terjadi kooperasi yang menghasilkan kesepakatan pada Konferensi Inter-Indonesia. Sementara, pada KMB ini Belanda akhirnya mengakui kedaulatan Indonesia guys. Hasil pengakuan itu dituangkan dalam Piagam Penyerahan Kedaulatan yang ditandatangani oleh J.H. van Maarseveen, Sultan Hamid II dan Mohammad Hatta. Piagam tersebut berisi:
Akhirnya ya guys, Belanda mengakui Indonesia sebagai negara yang merdeka dan berdaulat. Pelajari lebih lanjut Materi Video Konferensi Meja Bundar Tonton gratis materi Latar Belakang dan Isi Konferensi Meja Bundar lengkap berdurasi sembilan menit di website atau aplikasi Zenius. Kamu hanya perlu login (atau daftar dulu) untuk belajar mandiri.
Download Aplikasi Zenius Tingkatin hasil belajar lewat kumpulan video materi dan ribuan contoh soal di Zenius. Maksimalin persiapanmu sekarang juga!
Contoh Soal1. Perjuangan mempertahankan kemerdekaan yang dilakukan dengan jalur diplomasi pertama kali dilakukan di …. a. Perjanjian Renvilleb. Perundingan Philip Christisonc. Perjanjian Linggarjatid. Konferensi Meja Bundar e. Perundingan Hooge-Veluwe |