JAKARTA – Ada 4 hal yang perlu diperhatikan saat diskusi dengan rekan kerja.
Berdiskusi dengan rekan kerja merupakan hal yang lazim terjadi.
Di mana, melalui sebuah diskusi sangat dimungkinkan banyak ide luar biasa yang bisa didapatkan.
Adapun setiap orang memiliki hak untuk menyampaikan pendapat ketika sedang berdiskusi.
BACA JUGA:Mau Sukses Jualan Online, Yuk Simak Tips Auto Cuan dari Google
Namun, dalam melakukan diskusi, terdapat aturan-aturan yang dapat meminimalkan timbulnya konflik dengan rekan kerja.
Dikutip dari akun Instagram resmi Kementerian Ketenagakerjaan @kemnaker, ada empat hal yang bisa dilakukan saat berdiskusi dengan rekan kerja.
Mulai dari hindari hal-hal bersifat pribadi saat diskusi, hingga menghormati rekan kerja.
“Perhatikan 4 hal berikut saat diskusi dengan rekan kerja! Salah satunya yaitu dengan mengontrol cara bicara Rekanaker saat sedang diskusi ya,” tulis Kementerian Ketenagakerjaan, dikutip Rabu (23/2/2022).
BACA JUGA: Stres di Tengah Pandemi, Coba Diatasi dengan Tips Ini Yuk!
Berikut hal-hal yang bisa dilakukan saat berdiskusi dengan rekan kerja:
1. Hindari hal-hal bersifat pribadi saat diskusi.
2. Kontrol cara bicara.
3. Bersedia menerima negosiasi dari lawan diskusi.
4. Menghormati rekan kerja saat diskusi.
Sebelumnya
1
2
Selanjutnya
- #Kerja
- #konflik dunia kerja
- #Rekan kerja
- #tips dunia kerja
- #Tips
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan diskusi:
1. Pemandu atau moderator bersikap netral dan mampu mengatur jalannya diskusi.
2. Penyampaian pertanyaan dan pendapat menggunakan bahasa yang tepat dan santun.
3. Tidak menyinggung perasaan orang lain.
4. Pelaku diskusi hendaknya menaati aturan yang disepakati.
26
kepercayaan diri siswa dan pada akhirnya akan meningkatkan efikasi diri siswa.
6. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam diskusi kelompok
Menurut Roestiyah 1991: 7-8, bila menggunakan diskusi kelompok, maka ada beberapa hal perlu diperhatikan agar pelaksanaannya bisa lancar,
yaitu: a. Instruktur harus dipahami.
b. Instruktur harus mampu memberikan garis-garis besar pokok persoalan yang penting.
c. Instruktur harus mampu menetapkan jawaban terhadap garis-garis besar dalam persoalan. Instruktur harus mampu mengetahui dan menangkap
jawaban yang telah disetujui bersama. d. Dalam diskusi kadang-kadang menghasilkan keputusan yang perlu segera
dilaksanakan. Dari pendapat tersebut maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa agar
dalam pelaksana diskusi kelompok dapat berjalan dengan lancar dan dapat mencapai tujuannya, maka harus memperhatikan persiapan, proses diskusi dan
tindak lanjut dari diskusi tersebut.
7. Langkah-langkah Diskusi Kelompok
Prosedur penggunaan teknik diskusi merupakan langkah-langkah, tahapan atau cara dalam kegiatan proses belajar mengajar dengan teknik
diskusi. Menurut Moedjiono dan Dimyati 1991: 58, prosedur pemakaian teknik diskusi secara umum terbagi menjadi tiga tahapan yaitu tahapan sebelum
27
pertemuan, selama pertemuan dan setelah pertemuan. Secara lebih jelas dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Tahapan sebelum pertemuan Kegiatan yang harus dilakukan pada tahap ini adalah:
1 Pemilihan topik diskusi, yaitu suatu kegiatan yang dimaksudkan untuk menentukan topik diskusi, untuk melakukannya guru dansiswa
menggunakan tujuan yang ingin dicapai serta minat dan latar belakang siswa sebagai kriteria.
2 Membuat rancangan garis besar diskusi yang akan dilaksanakan jika memungkinkan bagi guru.
3 Menentukan jenis diskusi yang akan dilaksanakan. 4 Mengorganisasikan para siswa dan formasi kelas sesuai dengna jenis
diskusinya. b. Tahapan selama pertemuan
Selama pertemuan diskusi dilaksanakan, sejumlah kegiatan yang harus dilaksanakan oleh guru dan para siswa ialah:
1 Guru memberikan penjelasan tentang tujuan diskusi, topik diskusi, dan kegiatan diskusi yang akan dilakukan.
2 Para siswa dan guru melaksanakan kegiatan diskusi sesuai jenis diskusi yang digunakan.
3 Pelaporan dan penyimpulan hasil diskusi oleh siswa bersama guru. 4 Pencatatan hasil diskusi oleh siswa.
28
c. Tahapan setelah pertemuan 1 Membuat catatan tentang gagasan-gagasan yang belum ditanggapi dan
kesulitan yang timbul selama diskusi. 2 Evaluasi dilakukan dari berbagai dimensi dan mengumpulkan evaluasi
dari para siswa serta lembaran komentar. Trianto 2007: 125, menyatakan langkah-langkah guru dalam
menyelenggarakan diskusi dapat dilihat dalam tabel berikut ini :
Tabel 1. Langkah-Langkah Guru dalam Menyelenggarakan Diskusi Tahapan
Kegiatan guru
Tahap 1
menyampaikan tujuan dan mengatur setting
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran khusus dan menyiapkan siswa untuk berpartisipasi
Tahap 2
mengarahkan diskusi
Guru mengarahkan
fokus diskusi
dengan menguraikan
aturan-aturan dasar,
mengajukan pertanyaan-pertanyaan awal, menyajikan situasi yang
tidak dapat segera dijelaskanmenyampaikan isu diskusi
Tahap 3 menyelenggarakan diskusi
Guru memonitor antar aksi, mengajukan pertanyaan, mendengarkan gagasan siswa, menanggapi gagasan,
melaksanakan aturan dasar, membuat catatan diskusi, menyampaikan gagasan kepada siswa
Tahap 4 mengakhiri diskusi Guru menutup diskusi dengan merangkum atau
29
Tahapan Kegiatan guru
mengungkapkan makna
diskusi yang
telah diselenggarakan kepada siswa
Tahap 5 melakukan tanya jawab
singkat tentang
proses diskusi itu Guru menyuruh para siswa untuk memeriksa proses
diskusi dan berikir siswa
Dalam melakukan diskusi beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh guru menurut Trianto 2007: 124, antara lain adalah:
a. Menetapkan aturan diskusi dan memfokuskan diskusi. b. Melaksanakan diskusi.
c. Mengulas jalannya diskusi yang telah dilakukan. Dalam penelitian ini teknik diskusi yang akan digunakan adalah jenis
Buzz groups. Adapun langkah-langkah pelaksanaan diskusi jenis buzz group menurut Zaini, dkk. 2007: 124, adalah sebagai berikut:
Langkah-langkah dan strategi ini biasanya dimulai dengan memilih orang yang akan melaporkan hasil diskusi atau juru bicara sekaligus memimpin
diskusi. Kemudian meminta kepada setiap anggota kelompok untuk mengemukakan satu ide untuk menjawab pertanyaan atau memecahkan
masalah yang didiskusikan. Akhirnya mereka harus menghasilkan satu ide yang disepakati bersama untuk dilaporkan ke kelas besar. Untuk strategi ini biasanya
30
kelompok diberi batasan waktu seperti lima menit, sepuluh menit atau lebih tergantung kompleksitas masalahnya.
Menurut Suprihadi, dkk. 2000: 184-185, bahawa langkah-langkah diskusi kelompok adalah:
a. Merumuskan masalah secara jelas. b. Dengan bimbingan guru para siswa membentuk kelompok diskusi, memilih
pimpinan ketua, sekretaris, pelapor mengatur tempat duduk, ruangan, sarana dan sebagaimana sesuai dengan tujuan diskusi kelompok.
c. Melaksanakan diskusi kelompok. d. Setiap anggota kelompok hendaknya mengetahui secara persis tentang topik
atau masalah yang akan didiskusikan. e. Melaporkan hasil diskusinya.
f. Hasil-hasil tersebut ditanggapi oleh siswa terutama kelompok lain. Kemudian, guru memberikan alasanterhadap laporan tersebut.
g. Akhirnya mencari hasil diskusi dan guru mengumpulkan diskusi kelompok. Menurut Hasibuan dan Moedjiono 2002: 23-24,langkah-langkah
diskusi kelompok yaitu: a. Guru mengemukakan masalah yang akan didiskusikan dan memberikan
pengarahan seperlunya mengenai cara-cara pemecahan masalah. b. Dengan bimbingan guru, para siswa membentuk kelompok-kelompok
diskusi, memilih pimpinan diskusi ketua, sekretaris, pelapor, mengatur tempat duduk, ruangan, sarana dan sebagainya.
31
c. Para siswa dalam kelompoknya masing-masing, sedangkan guru berkeliling dari satu kelompok ke kelompok yang lain.
d. Tiap kelompok melaporkan hasil diskusi. Dariuraian di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam pelaksanaan diskusi
langkah-langkah yang perlu diperhatikan yaitu perumuskan masalah, pembagian kelompok dan struktur anggotadan adanya sarana pendukung,
pelaksanan diskusi dan pelaporan.
C. Karakteristik Remaja
1. Pengertian Remaja
Kata remaja diterjemahkan dari kata adolescence dalam bahasa inggris atau adolescere dalam bahasa latin yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi
dewasa. Saat ini istilah adolescence mempunyai arti lebih luas, meliputi kematangan mental, emosional, sosial dan fisik Hurlock, 1980: 206.
Menurut WHO World Health Organitation disebutkan bahwa remaja adalah suatu masa ketika individu berkembang dari saat pertama kali ia
menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual; individu mengalami perkembangan psikologis dan pola
identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa; terjadi peralihan dari ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif lebih
mandiri Sarlito Wirawan, 2006: 9.
Video yang berhubungan