Apa solusi jangka pendek untuk mengatasi banjir di Jakarta

JAKARTA - Kepala Seksi Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI, Andi Firdaus mengatakan, secara geografis 40 persen daratan Jakarta berada di bawah permukaan laut. Namun, bukan berarti hal itu menjadi dalih setiap tahun Ibu Kota selalu direndam banjir.

Menurutnya, Jakarta harus meniru Kota Rotterdam di Belanda yang dapat mengatasi banjir, meski daratannya berada di bawah permukaan laut.

“Selama 30 terakhir ini mereka (Kota Rotterdam) tidak kebanjiran. Kenapa? Karena mereka memperbanyak pompanisasi. Pompa itu dipasang di titik rawan genangan banjir dan bekerja secara otomatis,” kata Andi di Jakarta, Selasa (1/12/2015).

Menurut Andi, Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Air DKI Jakarta, sebenarnya telah menyiagakan armada penyedot air untuk menanggulangi genangan, namun sistem kerjanya masih manual dan jumlahnya pun terbatas. Andi menuturkan, di wilayah Jakarta, setidaknya ada 125 titik banjir yang seharusnya dipasangi pompa penyedot air.

“Di Jakarta ini kan ada 125 titik rawan banjir tersebar di lima wilayah kota. Idealnya, perbanyak pompalah di 125 titik itu agar Jakarta bebas banjir,” tambah dia.

Namun saat ini diakui Andi, pemasangan pompa otomatis pada 125 titik rawan banjir tersebut masih dalam tahap kajian. “Menurut saya, lebih bagus kita terapkan pompa secepatnya, tiru teknologi yang sudah berjalan di Rotterdam itu,” lanjut Andi.

Di lain sisi, upaya normalisasi kali dan waduk kini terus berlangsung. Namun, hal tersebut merupakan solusi jangka panjang dengan biaya besar. Karenanya, pemasangan pompa otomatis harus dilirik sebagai solusi jangka pendek.

“Sekarang memang ada program normalisasi kali dan waduk, juga ada rencana pembangunan tanggul laut, tapi itu program jangka panjang dan butuh dana besar. Tapi, jika pemasangan pompa, maka tidak perlu waktu panjang dan anggaran yang besar,” tukas dia.

(fds)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau pembangunan infrastruktur dalam rangka mengatasi penanganan banjir di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat.

Berbicara di sela peresmian, Jokowi mengemukakan dalam rangka mengatasi banjir di kawasan tersebut, pemerintah membangun tanggul yang berisi pasir.

"Kita harapkan dalam jangka pendek bisa mengurangi banjir yang ada," kata Jokowi dalam tayangan Youtube Sekretariat Presiden, Rabu (8/12/2021).

Jokowi menegaskan pembangunan tanggul ini hanya bersifat sementara. Pasalnya, perlu ada perbaikan secara menyeluruh agar banjir tak terulang kembali.

"Dalam jangka panjang, perlu kita atasi kerusakan daerah aliran sungai, kerusakan daerah tangkapan hujan. Ini yang akan kita siapkan," jelasnya.

Jokowi mengatakan pemerintah akan melakukan penanaman pohon, penghutanan, hingga daerah-daerah yang berada di sungai Kapuas maupun Melawi.

"Kita harapkan dengan itu, akan memperbaiki aliran sungai utamanya di daerah hulu. Kita akan perintahkan ke kementerian KLHK dan swasta," tegasnya.


(cha/cha)

09 Feb 2021, 20:17 WIB - Oleh: Wisnu Wage Pamungkas

Istimewa Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat meninjau lokasi banjir di Pamanukan, Kabupaten Subang

Bisnis.com, BANDUNG — Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meninjau lokasi banjir di Pamanukan, Kabupaten Subang dan Karawang pada Selasa (9/2/2021). Peninjauan dilakukan untuk memastikan masyarakat terdampak banjir mendapat penanganan yang baik.

Sebelum meninjau lokasi banjir, Kang Emil --sapaan Ridwan Kamil-- bersama Kapolda Jabar, Pangdam III/Siliwangi, dan Bupati Subang, merangkum informasi terkait perkembangan dan kondisi masyarakat di Koramil Pamanukan.

"Kami bersama Forkopimda memberikan dukungan maksimal kepada bupati untuk menolong warga Subang yang terdampak banjir," kata Kang Emil.

Usai meninjau, Kang Emil pun mengapresiasi langkah-langkah kedaruratan yang telah diambil, seperti proses evakuasi dan distribusi bantuan logistik. Selain itu, pemerintah akan mempercepat proses perbaikan tanggul yang jebol diterjang arus banjir.

"Proses perbaikan tanggul segera akan dilakukan oleh BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai)," ucapnya.

Sementara untuk jangka menengah, pemerintah sedang membangun Bendungan Sadawarna yang terletak di Kecamatan Cibogo untuk mengatasi banjir. Bendungan tersebut pun akan mengatasi persoalan kebutuhan air irigasi di wilayah Subang, Indramayu, dan sekitarnya.

"Jangka menengahnya solusi banjir yaitu Bendungan Sadawarna sudah 50 persen, mohon doanya karena menjadi solusi supaya banjir tahunan di Subang dan sekitarnya bisa dikendalikan lebih baik, 50 persennya lagi akan selesai di akhir tahun depan," ucapnya.

"Ada juga bendungan yang sedang kita siapkan yang skalanya lebih besar yaitu Cipunegara dan Cibeet sehingga suatu saat banjir di waktu dekat bisa berkurang," imbuhnya.

Selain itu, Kang Emil meminta masyarakat di lokasi pengungsian untuk tetap menerapkan protokol kesehatan 5M dengan ketat, terutama memakai masker.

"Saya titip ke Pak Bupati (Subang) pastikan masyarakat harus tetap bermasker. Karena saya lihat masih belum maksimal, kalau bantuan lain saya kira memadai," tuturnya.

Selain meninjau lokasi banjir di Pamanukan, Subang, Kang Emil juga meninjau salah satu titik banjir di Perum Bumi Mutiara Indah (BMI), Kecamatan Cikampek, Kabupaten Karawang, untuk memastikan proses evakuasi hingga penyaluran bantuan logistik.

Di hadapan warga terdampak banjir, Kang Emil mengatakan, solusi banjir terus dikerjakan oleh pemerintah meski belum sepenuhnya rampung. Selain Bendungan Sadawarna di Subang yang juga akan berdampak bagi Karawang, pengerjaan pembesaran saluran di bawah air sungai juga terus dikebut.

"Pembesaran saluran dibawah air sungai, laporan per hari ini sudah kontrak lalu segera dikerjakan dengan maksimal. Kemudian beberapa rencana besar lainnya seperti (pembangunan) Bendungan Cipunegara dan Cibeet," ucap Kang Emil.

"Mudah-mudahan dengan percepatan proyek-proyek infrastruktur air di tahun 2021 hingga 2022 potensi banjir bisa terus berkurang," katanya.

Sambil menunggu proyek tersebut rampung, Kang Emil meminta Bupati Karawang untuk terus memberikan bantuan kemanusiaan dan melakukan perbaikan infrastruktur lewat APBD Kabupaten Karawang.

"Dan saya apresiasi Bupati dan Forkopimda Karawang yang sangat responsif selalu ada di lapangan memberikan bantuan dan semangat kepada warga yang terdampak," ujarnya.

Adapun menurut BMKG, cuaca ekstrem di pulau Jawa termasuk Jabar masih akan berlangsung hingga akhir Februari 2021. Untuk itu, Kang Emil meminta masyarakat dan pimpinan wilayah untuk selalu waspada dengan prediksi cuaca ekstrem tersebut.

"Diharapkan kewaspadaan masyarakat, Kades, Camat, Bupati, dan semuanya terhadap cuaca ekstrem yang sudah diprediksi ini," ucap Kang Emil.

Diketahui dalam dua hari ini, beberapa wilayah di Pantai Utara (Pantura) Jabar mengalami bencana banjir dan longsor akibat cuaca ekstrem, termasuk Karawang dan Subang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak Video Pilihan di Bawah Ini :

Jakarta -

Banjir sempat menggenangi beberapa RW di wilayah Tegal Alur, Jakarta Barat, selama lima hari belakangan. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah mempersiapkan solusi jangka pendek untuk mengatasi banjir di wilayah ini.

"Sekarang solusinya apa? Solusi jangka pendek kami dengan Pak Wali sudah apel untuk mengevakuasi air-air yang terjebak ya. Kedua memperkuat tanggul-tanggul ini dan menyiagakan pompa," ujar Kadis SDA DKI Jakarta Yusmada Faisal di Tegal Alur, Kalideres, Jakarta Barat, Minggu (23/1/2022).

Yusmada menyebut pihaknya telah menyediakan 12 pompa apung serta pimpa mobile yang beroperasi di Kali Benda. Selain itu, dalam kondisi tertentu, pihak SDA telah mempersiapkan Damkar untuk menyedot air tersebut.

"Next apa? Apa selesai? Tidak. Persoalan paling utama ini daerah ini adalah daerah yang terpengaruh pasang-surut, makanya Pemprov sudah menggagas untuk membuat folder kamal," ungkapnya.

"Jadi ketika air naik itu ditutup terus air dari Kali Semonggol ini dipompa itu berkontrak sejak November hingga 14 bulan ke depan. Mudah-mudahan sampai akhir tahun udah selesai kalau bisa dipercepat," sambungnya.

Selain itu, pembangunan folder kamal akan digarap di tahun ini. Tanah seluas 15 hektare telah disiapkan Pemprov untuk pembangunan folder tersebut.

"Folder kamal itu ada satu, membuat tanggul ini, membuat katup pompa dan membuat folder Waduk Kamal ini. Nah waduk kamal sedang dalam proses pembebasan lahan di dekat pompa itu nah di dekat pompa itu di dekat selatan pompa dikit GOR Kamal itu. Nah di utara sekitar hutan mangrove itu ada tanah seluas 15 hektare yang rencananya kita garap untuk folder itu," jelasnya.

Di lokasi yang sama, Wali Kota Jakarta Barat Yani Wahyu Purwoko menyebut jika banjir sulit surut dikarenakan beberapa faktor, di antaranya curah hujan tinggi dan air rob.

"Ini karena curah hujan tinggi kemudian air rob yang juga air pasang tinggi sehingga menyebabkan keterlambatan aliran sungai atau Kali Semongol ini sehingga kali ini meluap di beberapa titik di kawasan Tegal Alur," ujar Yani.

Selain itu, curah hujan yang tinggi pada Selasa (18/1) lalu diketahui di atas rata-rata normal. Curah hujan tersebut setinggi 120-170 mm/hari.

"Yang terdampak ini di kawasan tegal alur itu RW 9, RW 3, RW 2, RW 8, RW 11, RW 15, dan RW 1. Semua itu adalah kawasan yang berimpitan dengan Kali Semongol. Tadi saya katakan bahwa kawasan ini dipengaruhi oleh pasang-surut air laut," jelas Yani.

Dia mengatakan kini hanya tersisa satu titik wilayah banjir di Tegal Alur, yaitu RT 15 RW 3. Di wilayah tersebut masih menyisakan genangan setinggi 5-10 cm.

(ain/eva)

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA