Apa obat herbal sakit kepala bagian belakang?

Definisi

Apa itu sakit kepala belakang?

Sakit kepala di bagian belakang merupakan salah satu jenis sakit kepala yang bisa dialami setiap orang.

Sakit di bagian belakang tengkorak dapat dipicu oleh sejumlah penyebab berbeda. Banyak dari penyebabnya dapat dikenali dengan gejala tambahan yang menyertai. Gejala-gejala ini termasuk jenis rasa sakit yang dialami, dan lokasi lain di mana rasa sakit dapat hadir.

Anda harus konsultasi lebih lanjut agar dokter bisa membantu mendiagnosis apa penyebab sakit kepala Anda. Kemudian dokter baru bisa menentukan jenis pengobatan yang sesuai untuk mengatasinya.

Seberapa umumkah sakit kepala ini?

Sakit kepala di belakang adalah penyakit yang cukup umum dan bisa dialami oleh orang dari berbagai usia, jenis kelamin, hingga ras.

Namun, jenis sakit kepala migrain di bagian belakang tiga kali lipat lebih sering dialami oleh perempuan dibanding laki-laki. Orang-orang berusia 35-45 tahun lebih rentan terhadap kondisi ini dibandingkan dengan kelompok usia lainnya.

Tanda-tanda & Gejala

Apa saja tanda-tanda dan gejala sakit kepala belakang?

Tanda dan gejala sakit kepala belakang sangat beragam, dan bisa muncul berbeda-beda antar orang tergantung dari penyebabnya.

Jika rasa sakit kepala jenis ini muncul akibat sakit kepala tegang maka dapat timbul gejala berupa:

  • Rasa sakit yang cukup mengganggu.
  • Sensasi seperti kepala ditekan mulai dari bagian depan kepala hingga sisi-sisi dan belakang kepala.
  • Kulit kepala, leher, dan otot bahu terasa lunak.

Jika rasa sakit di bagian belakang muncul akibat migrain, umumnya akan disertai gejala:

  • Rasa berdenyut-denyut yang cukup intens di bagian belakang kepala.
  • Biasanya, kondisi ini akan disertai dengan mual dan muntah.
  • Penglihatan sedikit terganggu.
  • Anda akan semakin sensitif terhadap cahaya, bunyi, dan aroma tertentu.
  • Otot menjadi lunak dan kulit menjadi lebih sensitif.
  • Kondisi ini berlangsung selama beberapa jam hingga beberapa hari.
  • Rasa sakit yang Anda alami mungkin akan semakin buruk jika Anda melakukan aktivitas fisik yang cukup berat.

Jika rasa sakit di bagian belakang muncul akibat sakit kepala cluster, maka gejala yang mungkin timbul seperti:

  • Tubuh tidak bisa diam dan terus bergerak.
  • Mual.
  • Mengeluarkan banyak air mata.
  • Hidung mengeluarkan air.
  • Garis mata seperti layu.
  • Sensitivitas terhadap paparan cahaya dan suara meningkat.

Jika sakit di bagian belakang muncul akibat oksipital neuralgia, gejala dapat timbul sebagai berikut:

  • Kepala terasa berdenyut dan tidak berhenti.
  • Kepala mengalami sensasi seperti terbakar.
  • Rasa sakit yang Anda alami bisa muncul saat terjadi pergerakan leher.
  • Kulit kepala terasa lunak dan Anda semakin sensitif terhadap paparan cahaya.

Biasanya, sakit kepala belakang juga membuat sakit di area tubuh lainnya.

Penyebab

Apa penyebab sakit kepala belakang?

Dikutip dari Healthline, ada beberapa penyebab yang bisa menimbulkan sakit kepala belakang, termasuk:

1. Sakit kepala tegang (tension headache)

Sakit kepala tegang adalah salah satu kondisi yang paling umum yang dapat menyebabkan rasa sakit di tengkorak belakang. Rasa sakit kepala ini bisa bertahan dari 30 menit hingga tujuh hari.

Sebagian besar orang mengalami kondisi ini akibat stres, sementara beberapa orang lainnya mengalami sakit kepala tegang karena otot yang menegang di belakang leher dan kepala.

2. Migrain

Migrain juga kondisi yang cukup umum menyebabkan rasa sakit di tengkorak bagian belakang.

Serangan migrain biasanya dimulai dari sakit kepala sebelah kiri yang kemudian merambat hingga bagian belakang kepala.

Pada orang dewasa, rasa sakit ini bisa muncul beberapa kali dalam seminggu, khususnya pada wanita dalam usia 35-45 tahun. Frekuensinya meningkat seiring dengan pertambahan usia.

3. Sakit kepala cluster

Sakit kepala cluster tergolong lebih jarang terjadi, namun bisa terasa amat menyakitkan.

Jenis sakit kepala ini muncul pada saat tertentu dan bisa terjadi berkali-kali dalam sehari. Satu periode cluster bisa berlangsung berminggu-minggu hingga berbulan-bulan. Namun, saat sedang tidak dalam fase cluster, Anda tidak akan merasakan sakit kepala sama sekali.

Kondisi ini bisa menyebabkan rasa sakit yang amat sangat di bagian belakang kepala atau di salah satu sisi kepala Anda. Kondisi ini mungkin akan terasa semakin parah saat Anda berbaring.

Penyebab sakit kepala cluster tidak diketahui, tetapi diduga berasal dari kelainan pada hipotalamus otak. Serangan sakit kepala cluster kadang-kadang dapat dipicu oleh aroma yang kuat, seperti parfum, cat atau bensin.

Beberapa kasus juga tampak menurun dalam keluarga, yang menunjukkan mungkin ada hubungan genetik.

4. Oksipital neuralgia

Penyebab lain dari munculnya sakit di tengkorak belakang adalah oksipital neuralgia. Oksipital neuralgia adalah kondisi yang terjadi saat saraf yang menjalar dari bagian belakang leher, tulang belakang, hingga paha mengalami kerusakan atau iritasi.

Kondisi ini menyebabkan rasa sakit di leher yang lama-kelamaan menjalar hingga ke bagian belakang tengkorak dan belakang telinga. Rasa sakit yang mungkin muncul ini biasanya terasa sakit seperti tajam menusuk dan berdenyut-denyut.

5. Arthritis

Rasa sakit di bagian belakang kepala juga bisa disebabkan oleh arthritis, yaitu kondisi yang disebabkan karena terjadi peradangan dan pembengkakan di area leher dan sekitarnya. Biasanya, rasa sakit ini menyebabkan rasa sakit di bagian belakang dan leher.

Saat mengalami rasa sakit di bagian belakang kepala akibat arthritis, pergerakan yang Anda lakukan mungkin memperparah sakit di bagian belakang kepala yang Anda rasakan. Rasa sakit ini bisa disebabkan oleh rheumatoid arthritis dan osteoarthritis.

6. Postur yang buruk

Jika Anda memiliki postur tubuh yang buruk, maka Anda mungkin akan mengalami rasa sakit di kepala bagian belakang dan juga leher. Pasalnya, postur tubuh yang kurang baik biasanya meningkatkan tekanan termasuk pada kepala di bagian belakang, pundak, dan leher.

Tekanan itulah yang mungkin menyebabkan sakit di tengkorak bagian belakang. Saat mengalami sakit kepala ini, Anda mungkin merasakan rasa sakit dan berdenyut di tengkorak kepala. Oleh karena itu, cobalah untuk mempraktikkan postur tubuh yang baik.

7. Saraf terjepit

Adanya saraf yang terjepit di tulang belakang dapat menyebabkan rasa sakit dan tertekan di bagian leher. Hal ini bisa menyebabkan sakit kepala yang disebut servikogenik.

Biasanya rasa sakit berawal dari bagian belakang kepala, yang lalu menjalar hingga sakit di bagian belakang mata. Gejala lain yang mungkin Anda alami adalah rasa kurang nyaman di bagian bahu dan lengan bagian atas.

Rasa sakit yang Anda rasakan di bagian belakang tengkorak mungkin meningkat saat Anda berbaring. Anda juga mungkin akan terbangun karena rasa sakit yang Anda rasakan mengganggu tidur Anda.

Bahkan, saat berbaring Anda mungkin juga akan merasakan adanya tekanan seperti beban berat yang menimpa bagian atas kepala Anda.

Faktor-faktor risiko

Apa yang meningkatkan risiko saya mengalami sakit kepala bagian belakang?

Sakit kepala belakang dapat dialami oleh siapa saja. Namun, faktor risiko yang dimiliki orang-orang tertentu mungkin meningkatkan potensi mereka mengalami kondisi ini.

1. Jenis kelamin

Semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk mengalami sakit kepala jenis ini. Namun, wanita berisiko lebih tingga mengalami sakit kepala di belakang akibat migrain. Sementara itu, pria lebih besar kemungkinannya mengalami sakit di tengkorak bagian belakang akibat sakit kepala cluster.

2. Usia

Meski sakit kepala jenis ini mungkin dialami oleh siapa saja dari berbagai usia, tetapi ada beberapa penyebab dari kondisi ini yang cenderung dialami oleh golongan usia tertentu.

Misalnya, migrain yang bisa menyebabkan sakit di bagian belakang lebih rentan terjadi pada wanita di usia 35 hingga 45 tahun. Sementara, orang dengan kelas usia 20 hingga 50 tahun lebih rentan mengalami sakit kepala cluster.

3. Genetik

Faktor genetik juga bisa menjadi salah satu faktor risiko dari beberapa penyebab sakit kepala ini. Misalnya, jika salah satu atau kedua orangtua Anda menderita migrain, Anda memiliki potensi lebih tinggi dibanding orang yang tidak memiliki riwayat keluarga penderita migrain.

4. Kondisi medis tertentu

Faktor risiko lain yang bisa menyebabkan sakit kepala di bagian belakang adalah kondisi kesehatan tertentu.

Orang yang depresi dan sering merasa cemas memiliki potensi yang lebih besar mengalami sakit kepala tegang dan migrain. Kedua jenis sakit kepala tersebut dapat menimbulkan rasa sakit di belakang tengkorak.

Orang yang pernah mengalami cedera di kepala atau menjalani operasi di bagian kepala memiliki kemungkinan untuk mengalami sakit kepala cluster.

Pengidap osteoarthritis juga lebih rentan mengalami sakit di tengkorak bagian belakang.

5. Gaya hidup

Gaya hidup tertentu meningkatkan faktor risiko Anda mengalami sakit kepala di bagian ini. Contoh, Anda yang terbiasa merokok lebih rentan terhadap sakit kepala cluster dan sakit kepala tegang.

Orang yang terlalu memforsir dirinya hingga sering merasa terlalu lelah, lebih besar kemungkinan mengalami sakit kepala tegang dan migrain. Seperti yang Anda telah ketahui, kedua jenis sakit kepala tersebut bisa menyebabkan nyeri di kepala bagian belakang.

Kebiasaan mengonsumsi alkohol juga diduga meningkatkan potensi Anda mengalami migrain. Oleh sebab itu, praktikkan gaya hidup sehat dan kurangi kebiasaan-kebiasaan yang meningkatkan potensi Anda mengalami kondisi ini.

Diagnosis & Pengobatan

Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.

Apa saja tes yang biasa dilakukan untuk mendiagnosis?

Untuk mengetahui penyebab dari rasa sakit kepala di bagian belakang, ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan.

1. Konsultasi dengan dokter

Umumnya, dokter sudah langsung mengetahui kondisi kesehatan Anda dari gejala yang Anda rasakan. Apalagi, kondisi kesehatan yang menjadi penyebab dari rasa sakit di bagian belakang ini memiliki gejala yang berbeda-beda.

Hal ini juga membuat dokter lebih mudah mendiagnosis apa yang menjadi penyebab sakit kepala di bagian belakang yang Anda rasakan.

2. Pemeriksaan saraf (neurological examination)

Jika dokter masih belum yakin dengan kondisi Anda, dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan saraf untuk meyakinkan diagnosis terhadap kondisi sakit kepala di bagian belakang ini. Dengan melakukan pemeriksaan saraf, dokter akan lebih mudah mendeteksi sinyal dari gangguan saraf yang Anda mungkin alami.

Biasanya, pemeriksaan ini meliputi penilaian terhadap fungsi otak, tes terhadap indera, reflek, dan saraf-saraf Anda.

3. CT-scan dan MRI

Cara lain yang mungkin akan dokter lakukan adalah melakukan Computerized tomography (CT) scan atau Magnetic resonance imaging (MRI). Jika CT scan adalah sekumpulan X-ray untuk menghasilkan gambar cross-sectional dari otak Anda, MRI menggunakan kekuatan magnet dan gelombang radio untuk menghasilkan gambar detil dari otak dan pembuluh darah Anda.

Kedua tes tersebut digunakan untuk memastikan apakah Anda mengalami masalah lain pada otak Anda yang menyebabkan rasa sakit, seperti anumerisma atau tumor otak.

Apa saja pilihan pengobatan saya untuk mengatasinya?

Anda bisa mengatasi sakit kepala belakang dengan menggunakan obat-obatan. Biasanya, obat yang digunakan untuk mengatasi sakit kepala bisa disesuaikan dengan penyebab rasa sakit ini muncul.

1. Obat untuk mengatasi sakit kepala tegang (tension headache)

Sakit kepala bagian belakang yang disebabkan tension headache dapat diatasi dengan menggunakan obat-obatan pereda sakit kepala. Misalnya, aspirin dan acetaminophen.

Namun, jika Anda mengalami sakit kepala kronis, dokter akan meresepkan obat lain yang bisa Anda gunakan.

Ada pula obat-obatan lain yang bisa digunakan untuk mencegah munculnya sakit kepala. Beberapa di antaranya meliputi obat antidepresan, obat relaksan otot (untuk membantu otot lebih rileks), hingga obat yang bisa mengurangi munculnya rasa sakit di kemudian hari.

2. Obat anti migrain

Sakit kepala migrain adalah salah satu tipe sakit kepala yang mungkin menjadi penyebab timbulnya sakit kepala di bagian belakang.

Anda bisa menggunakan obat-obatan yang disesuaikan dengan tingkat keparahan serangan untuk mengatasi sakit kepala migrain. Sebagai contoh, menggunakan obat-obatan pereda nyeri seperti aspirin, paracetamol, dan ibuprofen. Bahkan, ada pula obat yang mengandung kafein di dalamnya.

Namun, jika kondisi migrain sudah tergolong cukup serius, Anda bisa menggunakan obat-obatan lain yang diresepkan oleh dokter seperti obat-obatan triptan. Obat ini bisa tersedia dalam bentuk pil dan juga obat semprot hidung.

Obat pereda sakit kepala ini dapat meredakan berbagai gejala migrain yang mungkin mengganggu. Tetapi, penggunaan obat ini hanya boleh jika dokter telah meresepkannya, karena obat ini mungkin berpotensi menyebabkan stroke dan serangan jantung pada orang tertentu.

Ada pula obat migrain yang tersedia dalam obat semprot hidung atau obat injeksi, yaitu dihydroergotamine. Obat ini paling efektif jika digunakan tepat saat migrain baru saja terasa.

Anda juga bisa menggunakan obat ini jika sakit kepala migrain mulai menyerang kepala bagian belakang. Pasalnya, efek dari penggunaan obat ini bisa bertahan hingga lebih dari 24 jam.

Hanya saja, obat ini mungkin dapat memberikan efek samping yang kurang baik seperti kondisi migrain yang justru semakin parah dan disertai dengan gejala lain seperti mual dan muntah. Obat ini tidak disarankan untuk digunakan oleh penderita arteri koroner, tekanan darah tinggi, atau masalah liver dan ginjal.

Tidak hanya itu, ada pula obat tablet lain seperti lasmiditan yang bisa digunakan untuk mengatasi migrain dengan atau tanpa aura. Obat yang dapat digunakan untuk mengatasi sakit kepala belakang ini dapat mengurangi rasa mual dan sakit serta sensitivitas terhadap cahaya dan suara pada penderita migrain.

3. Obat untuk mengatasi cluster headache

Pengobatan untuk mengatasi sakit kepala belakang karena cluster headache biasanya digunakan untuk memperpendek periode sakit kepala muncul, mengurangi tingkat keparahan dan mencegah timbulnya serangan sakit kepala di kemudian hari.

Biasanya, obat yang digunakan untuk mengatasi sakit kepala cluster yang sudah akut adalah obat-obatan triptan yang juga bisa digunakan untuk mengatasi migrain. Selain itu, obat octreotide juga bisa digunakan. Obat ini adalah obat injeksi yang mengandung hormon somatostatin buatan.

Sementara, obat yang digunakan untuk mencegah adalah obat seperti kortikosteroid, calcium channel blockers, melatonin, dan nerve blockers. Jika sudah mencapai pada titik yang tergolong amat parah, penderita cluster headache mungkin membutuhkan operasi.

4. Obat untuk oksipital neuralgia

Pengobatan yang dilakukan untuk mengatasi kondisi yang bisa menimbulkan rasa sakit kepala ini biasanya adalah penggunaan obat-obatan non-steroidal anti-inflammatory drugs atau NSAID.

Selain itu, ada juga terapi fisik, pijat, dan obat relaksasi otot yang bisa Anda pilih untuk membantu meredakan rasa sakit di bagian belakang kepala.

Pada kasus yang sudah cukup parah, dokter mungkin memberikan anestesi lokal di area oksipital untuk memberikan pengobatan langsung.

Obat-obatan pereda nyeri kuat seperti golongan opioid yang mengandung codeine juga bisa digunakan untuk mengatasi sakit kepala belakang. Obat ini bersifat adiktif, maka hanya boleh digunakan jika obat-obatan lain tidak mempan untuk mengatasi masalah yang Anda alami.

Pengobatan di rumah

Apa saja perubahan gaya hidup atau pengobatan di rumah yang dapat dilakukan?

Selain penggunaan obat-obatan, Anda juga bisa melakukan beberapa cara lain di rumah secara mandiri untuk mengatasi rasa sakit di kepala bagian belakang.

1. Pijat

Jika Anda merasa kurang pandai dalam pijat-memijat, Anda bisa meminta anggota keluarga yang lebih ahli melakukannya.

Namun jika tidak ada, Anda juga boleh memanggil tukang pijat yang sudah lebih profesional dan lebih mumpuni dalam memijat bagian tubuh termasuk bagian belakang kepala Anda demi mengatasi rasa sakit.

2. Tidur yang cukup

Tidur yang cukup. Kurang tidur bisa menjadi salah satu penyebab sakit kepala di bagian belakang. Oleh karena itu, istirahat yang cukup mungkin dapat mengurangi rasa sakit yang Anda alami. Tidurlah tepat waktu dan kurangi begadang.

3. Kurangi kebiasaan merokok dan mengonsumsi alkohol

Kurangi kebiasaan merokok dan mengonsumsi alkohol. Kebiasaan merokok bahkan dapat meningkatkan faktor risiko Anda mengalami sakit kepala tegang dan sakit kepala cluster.

4. Hindari pemicu stres

Hindari kegiatan yang berpotensi meningkatkan stres. Anda juga bisa melakukan perencanaan terhadap kegiatan Anda ke depan agar memiliki ruang dan waktu untuk lebih santai dan menikmati hari.

Jika Anda sudah mulai merasa lelah, cobalah untuk beristirahat. Terlalu memforsir diri juga tidak baik untuk kesehatan.

Selain itu, demi mengurangi rasa sakit kepala, Anda juga bisa melakukan beberapa hal di bawah ini.

  • Kompres dengan air panas atau dingin otot-otot yang terasa nyeri untuk mengurangi rasa sakit kepala di bagian belakang.
  • Praktikkan postur tubuh yang baik. Misalnya, jangan duduk terlalu membungkuk, apalagi jika Anda harus duduk dalam waktu yang cukup lama. Berdiri dan duduklah dengan tegap. Rasa sakit di kepala bagian belakang dapat disebabkan postur tubuh yang buruk.
  • Perbanyak konsumsi air mineral. Umumnya, jika Anda bisa menjaga tubuh agar tetap terus terhidrasi, Anda mungkin akan merasa lebih baik.

Pencegahan

Bagaimana cara mencegah sakit kepala bagian belakang?

Agar sakit kepala bagian belakang tidak terus menerus datag kembali, Anda bisa melakukan tindakan pencegahan. Berikut beberapa cara mencegah sakit kepala bagian belakang yang bisa dilakukan:

  • Menjaga waktu tidur yang cukup. Perbaiki pola tidur Anda agar mendapatkan waktu tidur yang cukup yaitu 8 jam.
  • Jaga pula asupan air putih Anda untuk mencegah terjadinya dehidrasi. Hal ini dikarenakan dehidrasi bisa menyebabkan sakit kepala.
  • Hindari hal yang bisa membuat Anda menjadi stres.
  • Rutin berolahraga sehingga tubuh menjadi lebih rileks.
  • Pertahankan postur tubuh yang baik. Pastikan leher Anda tidak kaku dan lakukan peregangan saat terlalu banyak duduk.

Hello Health Group tidak memberikan nasihat medis, diagnosis, maupun pengobatan.

Bagaimana cara menghilangkan sakit kepala di bagian belakang?

Selain penggunaan obat-obatan, Anda juga bisa melakukan beberapa cara lain di rumah secara mandiri untuk mengatasi rasa sakit di kepala bagian belakang..
Pijat. ... .
2. Tidur yang cukup. ... .
Kurangi kebiasaan merokok dan mengonsumsi alkohol. ... .
4. Hindari pemicu stres..

Apa yang menyebabkan sakit kepala bagian belakang?

Menurut Harvard Health Publishing mengungkapkan, perubahan cuaca, mengalami gangguan tidur, adanya tekanan atau tingkat stres yang cukup tinggi, mengonsumsi alkohol terlalu berlebihan dan merokok menjadi pemicu seseorang alami migrain yang sebabkan sakit kepala bagian belakang.

Apa obat sakit kepala di belakang kepala?

Daftar obat sakit kepala di bagian belakang.
Aspirin. Sakit kepala belakang yang disebabkan oleh tension headache atau sakit kepala tegang bisa disembuhkan dengan minum obat aspirin tablet. ... .
Paracetamol. ... .
3. Sumatriptan. ... .
4. Octreotide. ... .
Naproksen..

Daun apa yang bisa menyembuhkan sakit kepala?

Peppermint adalah tanaman obat sakit kepala yang berasal dari daun dan minyak esensialnya. Tanaman hasil persilangan dua jenis mint itu bisa mengatasi sakit kepala berdasarkan sebuah studi pada 2010. Penelitian menemukan bahwa mentol pada daun peppermint efektif untuk menghentikan nyeri migrain dan meredakan mual.