Apa benjolan di leher bisa hilang sendiri?

Halodoc, Jakarta – Benjolan di leher bisa besar dan terlihat, tetapi benjolan juga bisa berbentuk sangat kecil. Sebagian besar benjolan leher sebenarnya tidak berbahaya. Sebagian besar juga jinak, atau non-kanker. Namun, benjolan leher juga bisa menjadi tanda kondisi serius, seperti infeksi atau pertumbuhan kanker.

Benjolan bisa mengkhawatirkan, terutama jika tidak terlihat. Namun, banyak kondisi berbeda yang dapat menyebabkan benjolan bengkak di bagian belakang leher, termasuk penyebab jinak, seperti jerawat dan iritasi. Satu penyebab terkadang mengarah ke penyebab lainnya. Misalnya, bisul di bagian belakang leher bisa menyebabkan kelenjar getah bening membengkak.

Penyebab Benjolan di Leher

Kelenjar getah bening adalah sistem drainase tubuh yang membantu sistem kekebalan menyingkirkan bakteri, virus, dan sel-sel mati. Kelenjar getah bening terkadang membengkak, terutama jika tubuh sedang melawan infeksi.

Beberapa kelenjar getah bening berada di sepanjang bagian belakang leher di kedua sisi tulang belakang. Ada juga kelenjar getah bening di belakang setiap telinga. Benjolan lunak seukuran kelereng dan bergerak sedikit saat seseorang menyentuhnya mungkin merupakan pembengkakan kelenjar getah bening.

Baca juga: 5 Penyakit yang Diketahui Akibat Benjolan di Leher

Terkadang, kelenjar getah bening membengkak saat ada infeksi di dekatnya. Oleh karena itu, pembengkakan kelenjar getah bening di leher mungkin merupakan tanda infeksi telinga atau kista yang terinfeksi. 

Kelenjar getah bening juga bisa membengkak tanpa alasan yang jelas. Selama pembengkakan hilang, tidak ada alasan untuk khawatir. Meski jarang terjadi, pembengkakan kelenjar getah bening terkadang bisa menandakan masalah yang lebih serius, seperti kanker. 

Orang harus memeriksakan diri ke dokter jika pembengkakan tidak hilang setelah beberapa minggu. Berikut ini adalah penyebab benjolan di leher:

1. Infeksi Mononucleosis

Mononukleosis menular biasanya disebabkan oleh virus Epstein-Barr (EBV). Gejala berupa demam, pembengkakan kelenjar getah bening, sakit tenggorokan, sakit kepala, kelelahan, keringat malam, dan nyeri tubuh. Gejala bisa berlangsung hingga 2 bulan.

2. Nodul Tiroid

Nodul tiroid adalah benjolan padat atau berisi cairan yang berkembang di kelenjar tiroid. Nodul tiroid biasanya tidak berbahaya, tetapi bisa jadi merupakan tanda penyakit seperti kanker atau disfungsi autoimun

Baca juga: Tenggorokan Sakit saat Menelan? Waspada 5 Penyakit Ini

Kelenjar tiroid yang bengkak diiringi batuk, suara serak, nyeri di tenggorokan atau leher, kesulitan menelan atau bernapas adalah gejala yang mungkin terjadi. Gejala tersebut dapat mengindikasikan tiroid yang terlalu aktif (hipertiroid) atau tiroid yang kurang aktif (hipotiroid).

3. Kista Celah Brankial

Kista celah brankial adalah jenis cacat lahir di mana benjolan berkembang di salah satu atau kedua sisi leher anak atau di bawah tulang selangka. Ini terjadi selama perkembangan embrio ketika jaringan di leher dan tulang selangka, atau celah cabang, tidak berkembang secara normal.

Baca juga: Alasan Batuk Bisa Menyebabkan Suara Serak

Dalam kebanyakan kasus, kista ini tidak berbahaya, tetapi dapat menyebabkan iritasi atau infeksi kulit, dan dalam kasus yang jarang terjadi bisa menyebabkan kanker. Tanda-tandanya termasuk lesung pipit, benjolan, atau tanda kulit di leher anak, bahu bagian atas, atau sedikit di bawah tulang selangkanya. Tanda-tanda lain termasuk cairan mengalir dari leher anak, dan pembengkakan atau nyeri tekan yang biasanya terjadi dengan infeksi saluran pernapasan atas.

Ini adalah sebagian dari kondisi yang bisa disebabkan benjolan di leher. Informasi selengkapnya mengenai isu kesehatan apapun bisa ditanyakan langsung ke dokter di Halodoc. Dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik. Caranya mudah, cukup downloadaplikasi Halodoclewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.

Apa benjolan di leher bisa hilang sendiri?

Referensi:Healthline. Diakses pada 2020. What’s Causing This Lump on My Neck?Medical News Today. Diakses pada 2020. Cause of a lump on the back of the neck

BENJOLAN yang muncul di area leher sering disebut gondok atau gondongan. Lazimnya, seseorang yang mengalami benjolan di leher bisa merasakan nyeri, atau tidak merasakan sakit apapun.

Benjolan di leher dalam kondisi tertentu dapat menandakan gangguan kondisi kesehatan yang serius. Apa saja sih penyebab timbulnya benjolan di leher itu?

Dokter Spesialis Bedah RSUD dr. Iskak, dr. Nurudin Syahadat, Sp. B menjelaskan, penyebab benjolan di leher beraneka ragam. Leher sendiri terdiri dari berbagai organ dan kelenjar, seperti kelenjar tiroid, kelenjar getah bening, saluran pernafasan, hingga saluran makan.

Salah satunya penyebab benjolan di leher adalah gangguan pada kelenjar tiroid.

“Kelenjar tiroid menjadi pengatur metabolisme tubuh yang berada di bagian depan leher. Jika kelenjar tiroid membasar, maka bisa membikin saraf leher tertekan. Akibatnya adalah sulit menelan, sulit bernafas,” kata dr. Nurudin Syahadat, Sp.B dalam talkshow kesehatan yang disiarkan secara on air di Radio Liiur FM Tulungagung, Rabu, 7 Juli 2021.

  • Apa benjolan di leher bisa hilang sendiri?

Setiap ada pembesaran pada kelenjar tiroid, maka disebut struma. Terdapat sejumlah jenis struma, yakni struma endemik (5 persen dari suatu populasi terkena, biasanya di pegunungan karena kandungan yodiumnya lebih rendah dari pada di dataran rendah), struma sporadis (gondok yang tak beracun dan jarang terjadi).

Jenis gondok sendiri ada dua, yakni gondok yang ganas dan jinak. Untuk mengetahui gondoknya ganas atau tidak, maka perlu mengambil sampel sel dengan ditusuk ke benjolan.  “Jarumnya lebih sakit saat infus, jadi tidak terlalu sakit,” terang dokter Nurudin.

Selanjutnya akan diperiksa di laboratorium untuk mengetahui kelebihan hormon tiroid atau kekurangan hormon tiroid.

Kelebihan hormon tiroid akan merangsang metabolisme meningkat. Gejalanya sebagai berikut:

  • Penurunan berat badan
  • Tidak tahan panas di suhu ruangan
  • Sering merasakan deg-degan
  • Hiperaktif
  • Sulit tidur

Kekurangan hormon tiroid juga berbahaya, karena metabolisme tubuh menurun. Gejalanya sebagai berikut:

  • Lemas
  • Terjadi pembekakan di sejumlah anggota tubuh (mata, kaki, dan lainnya)
  • Kulit mengering
  • Sering mengantuk
  • Susah buang air besar
  • Fungsi pendengaran dan penglihatan menurun

Pengobatan terhadap benjolan pada leher beraneka ragam, pada prinsinya yakni memeriksa indikasinya terlebih dahulu. Dokter Nurudin mengatakan terdapat ada empat indikasi:

  1. Ganas, entah itu kecil atau besar, maka harus segera ditangani
  2. Menganggu fungsi leher
  3. Menganggu fungsi saluran makan
  4. Masalah kosmetik

Untuk itu, sebelum pengobatan lebih lanjut, maka kondisi tubuh pasien dicek dahulu, dengan cek darah.

Pada mulanya, pengobatan kelenjar tiroid dijalankan terlebih dahulu, apabila bisa berkurang, serta kadarnya sudah normal, namun benjolan tetap ada, maka bisa dengan tindakan operasi. ”Gondok tidak bisa hilang dengan sendirinya, maka perlu konsultasi ke dokter terdekat” tutupnya. (PKRS/MAS)

Berapa lama benjolan di leher bisa hilang?

Misalnya benjolan akibat pembengkakan kelenjar getah bening karena sedang dalam kondisi stres atau peningkatan reaksi imunitas, kemungkinan bisa berkurang dan hilang dalam 1-3 minggu.

Apakah benjolan di leher bisa sembuh sendiri?

Kebanyakan benjolan di leher dapat sembuh dan hilang sendiri. Namun, ada pula yang memerlukan pemeriksaan dan perawatan untuk menyembuhkannya.

Berapa lama benjolan akan hilang?

Jika benjolan kecil biasanya kurang dari satu minggu akan berkurang. Jika benjolan relatif besar terlebih jika ada bekuan darah didalamnya maka penyembuhan akan lebih lama sekitar 1-2 minggu.

Apa ciri ciri benjolan berbahaya?

Karakteristik benjolan Benjolan yang keras, tidak dapat digerakkan, permukaannya tidak rata, dan tumbuh dengan cepat biasanya merupakan benjolan yang berbahaya sehingga perlu segera diperiksakan ke dokter.