Akun-akun berikut yang muncul dalam laporan laba rugi ialah …

Akun akuntansi dapat dibedakan akun untuk penyajian neraca dan akun untuk penyajian Rugi Laba. Akun kelompok neraca terdiri dari Aset, Utang, dan Ekuitas. Akun kelompok Rugi  Laba terdiri dari  Pendapatan, Beban Pokok Penjualan, Beban Usaha, dan Pendapatan dan Beban Diluar Usaha.

Aset

Aset merupakan kekayaan fisik yang dimiliki perusahaan. Aset terbagi menjadi aset lancar dan aset tidak lancar.

Aset Lancar

Aset lancar adalah kekayaan perusahaan yang berupa uang tunai (kas) dan kekayaan lain yang mudah diuangkan atau dalam jangka waktu pendek dapat ditukarkan menjadi uang tunai.

Kas  atau Bank

Aset berupa kas atau uang tunai yang disimpan secara fisik di dalam perusahaan. Akun ini digunakan untuk menampung transaksi yang berkaitan dengan kas atau Bank

Piutang Usaha

Akun ini digunakan untuk menampung penjualan tempo. Piutang usaha ini mempunyai subledger atau buku pembantu piutang yang merupakan rincian dari piutang usaha.

Piutang Lain lain

Akun ini digunakan untuk menampung transaksi yang menimbulkan tagihan yang bukan dari transaksi penjualan kredit. Misalnya pinjaman kepada karyawan. Akun ini tidak mempunyai subledger.

Persediaan

Akun ini digunakan untuk menampung transaksi yang berkaitan dengan pergerakan persediaan, baik itu barang dagangan, Barang dalam proses, Bahan Baku, dan lainnya. Persediaan ini mencerminkan nilai dari phisik barang yang tersedia.

Beban Dibayar Dimuka

Akun ini digunakan untuk menampung pembayaran biaya-biaya dimana masa manfaatnya belum terjadi, misalnya pembayaran sewa untuk 2 tahun, maka pembayaran ini masuk dalam Beban Dibayar Dimuka.

Aset Tidak Lancar

Aset tidak lancar adalah aset yang tidak memenuhi kriteria  kelompok aset lancar.

Investasi Jangka Panjang

Aset berupa instrument investasi yang disimpan hingga jatuh tempo, yang biasanya berjangka waktu panjang, biasa disebut “held-to-maturity”.

Property

Aset  berupa property (tanah, bangunan/gedung) yang diperoleh bukan untuk digunakan dalam operasional perusahaan secara normal, melainkan untuk mendapat keuntungan tertentu, misalnya dengan cara disewakan atau dijual kembali dengan harga yang lebih tinggi.

Tanah

Aset berupa tanah atau lahan yang digunakan untuk operasional perusahaan.

Bangunan

Aset berupa bangunan yang digunakan untuk operasional perusahaan, mulai dari tempat parkir, post satpam, gudang, pabrik, kantor, dan lain sebagainya.

Mesin dan Peralatan

Aset berupa mesin dan peralatan yang digunakan untuk operasional perusahan, mesin   dan peralatan apapun itu.

Sarana dan Peralatan kantor 

Aset  berupa furniture, mebeler, dan peralatan kantor yang digunakan untuk operasional perusahaan.

Kendaraan

Aset berupa kendaraan yang dimiliki dan digunakan untuk menunjang kelancaran operasional perusahaan, termasuk kendaraan-kendaraan dinas,  baik roda dua maupun roda empat.

Aset Tak Berwujud

Aset tak lancar yang tidak memiliki wujud fisik akan tetapi diharapkan akan mendatangkan manfaat baik di masa kini maupun di masa yang akan datang. Misalnya: goodwill, merk, patent, copyright, biaya organisasional, perijinan, software, dan sejenisnya.

Aktiva Lain-lain

Aset yang tidak memenuhi kriteria lancar tetapi tidak bisa digolongkan kedalam akun aset tak lancar yang telah disebutkan di atas.

KEWAJIBAN

Kewajiban Lancar

Adalah kewajiban finansial perusahaan yang harus dilunasi dalam jangka waktu relatif pendek umumnya kurang dari satu tahun, seperti akun:

Utang Usaha

Akun ini digunakan untuk menampung utang yang timbul dari pembelian dengan pembayaran tempo.

Utang Bank (Bagian dari jangka panjang)

Akun ini digunakan untuk menampung utang bank yang jatuh temponya masih dalam periode berjalan. Jumlah ini adalah bagian dari Utang Jangka   Panjang.

Beban yang masih harus dibayar

Akun ini digunakan untuk menampung biaya biaya yang dibebankan pada suatu periode buku namun belum dilakukan pembayaran.

Pendapatan diterima dimuka

Akun ini digunakan untuk menampung transaksi pendapatan diterima lebih dulu dari penyerahan barang/jasa.

Kewajiban Tidak Lancar

Adalah kewajiban finansial perusahaan yang harus dilunasi dalam jangka waktu relatif panjang umumnya lebih dari satu tahun.

BEBAN USAHA

Kelompok biaya ini memiliki beberapa akun untuk  menampung biaya-biaya yang terjadi dalam menjalankan operasional perusahaan. Akun akun yang diperlukan dalam kelompok beban usaha ini tergantung dari kebutuhan perusahaan. Beban usaha ini dapat dibedakan menjadi beberapa kelompok, contohnya:

Beban Pegawai

  • Gaji dan Upah
  • Biaya Lembur
  • Biaya THR dan Bonus
  • Biaya Kesehatan
  • Dan seterusnya

Beban Penjualan

  • Biaya Promosi
  • Biaya Pengiriman Barang
  • Biaya sewa
  • Biaya penjualan lainnya

Beban Administrasi dan Umum

  • Biaya Alat Tulis kantor
  • Biaya Listrik dan telpon
  • Biaya Pemeliharaan
  • Biaya sosial
  • Biaya Umum lainnya

PENDAPATAN DAN BEBAN DILUAR USAHA

Pendapatan diluar usaha adalah pendapatan yang diperoleh bukan dari kegiatan pokok perusahaan, misalnya Pendapatan lain lain.

Beban Diluar usaha adalah biaya-biaya yang terjadi tidak terkait langsung dengan kegiatan pokok perusahaan, misalnya biaya bunga pinjaman, biaya administrasi bank.

Akun akun dalam contoh di atas masih bisa dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dalam pengelolaan keuangan usaha.

MENYESUAIKAN AKUN SESUAI KEBUTUHAN PERUSAHAAN

Setelah sukses membuat database baru, display kembali ke menu utama. Setiap membuat perusahaan baru, akan disertakan sejumlah kode akun default atau dari copy master perusahaan lain. Akun akun dan nama akun belum sesuai dengan kebutuhan perusahaan anda, untuk itu perlu diseseuaikan, ditambah, atau dihapus

Akun-akun berikut yang muncul dalam laporan laba rugi ialah …

Merubah Deskripsi Akun

Untuk nama akun yang tidak sesuai silahkan diedit dengan meng KLIK pada kolom “AKUN” pada baris yang diinginkan. Lakukan edit pada Deskripsi Akun yang ada di bagian atas, klik  “SAVE” anda akan melihat perubahan data secara langsung.

Menambah Akun

Untuk menambah akun, tentukan dulu akun yang akan ditambah masuk dalam Type Akun apa, misal Type Akun adalah “Kas & Bank”, kemudian tentukan nomor akun sesuai kelompok Type Akun Kas & Bank dan nomor akun tersebut belum digunakan. Anda bisa memberi nomor berikut dari nomor akun yang terakhir digunakan. Selanjutnya isi ID Akun, Deskripsi Akun, pilih Type Akun kemudian klik “SAVE”

Menghapus Akun

Untuk akun yang dirasakan tidak diperlukan bisa dihapus dengan cara klik pada baris kolom pertama, kemudian pastikan data yang akan dihapus adalah yang diinginkan, kemudian klik “DELETE”. Akun yang tidak dapat dirubah atau dihapus adalah akun dengan tipe akun  “EKUITAS”

Laporan laba rugi adalah salah satu laporan keuangan yang harus dibuat oleh setiap perusahaan. Karena ini yang menjadi acuan terkait kondisi finansial yang terjadi di saat itu. Tak hanya itu, laporan ini juga harus dibuat sedetail mungkin jika perusahaan tersebut adalah perusahaan besar atau mutinasional. Hal ini bertujuan jika ketika dilakukan evaluasi, keterangan datanya lebih menyeluruh dan bisa dipertanggungjawabkan

Pertanyaannya adalah apakah laporan laba rugi itu? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, berikut ini akan dijelaskan tentang pengertian laporan keuangan ini secara mendalam. Sedangkan di akhir nanti akan dipaparkan fungsi dan format penyusunannya.

Pengertian Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi adalah laporan finansial perusahaan yang dibuat oleh bidang keuangan tertentu. Isi dari laporan ini ialah data-data pendapatan sekaligus beban yang ditanggung oleh perusahaan.

Biasanya laporan ini dibuat untuk menjelaskan kondisi keuangan perusahaan pada periode tertentu. Maka dari itu, sebagian besar laporan dikerjakan pada akhir tahun atau akhir bulan, sesuai ketentuan di perusahaan tersebut.

Dengan adanya laporan keuangan ini, pihak atasan bisa mengetahui kondisi finansial perusahaan yang terkini. Sehingga laporan tersebut bisa dijadikan sebagai dasar evaluasi untuk langkah kebijakan selanjutnya.

Jika disimak dari pengertian di atas laporan ini adalah laporan keuangan yang dibuat secara lengkap oleh petugas keuangan atau pembukuan pada  perusahaan yang nantinya akan dijadikan sarana mengevaluasi kebijakan atasan pada periode tertentu.

Dari kesimpulan ini bisa dinyatakan kalau laporan keungan ini harus dibuat dengan baik. Jika ada kesalahan dalam penulisan angka, tentu arah kebijakan ke depan juga salah. Karena bisa jadi kerugian lebih banyak dibandingkan keuntungan yang diraih perusahaan.

Baca juga : Definisi Pasar Persaingan Sempurna, Ciri, Kelebihan, Dan Kekurangannya

Jenis dan Contoh Laporan Laba Rugi

Laporan Laba Rugi Single Step

Pernyataan single step atau langkah tunggal  hanya menunjukkan satu kategori pendapatan dan satu kategori pengeluaran. Format ini kurang bermanfaat bagi pengguna eksternal karena mereka tidak dapat menghitung rasio efisiensi dan profitabilitas dengan lingkup data yang terbatas.

Laporan ini bersifat sederhana, tidak berisi detail perputaran keuangan yang terjadi pada perusahaan tersebut dan biasanya laporan ini dipakai oleh perusahaan dagang rintisan atau UKM. Contoh laporan single step adalah seperti di bawah ini :

Akun-akun berikut yang muncul dalam laporan laba rugi ialah …

Laporan laba rugi Multiple Step

Pada laporan Multiple step atau multi-langkah, akuntan harus memisahkan akun biaya ke dalam akun lain yang lebih relevan, lebih mendetail dan dapat digunakan berdasarkan fungsinya. Beban pokok penjualan, biaya operasi dan non-operasional dipisahkan dan digunakan untuk menghitung laba kotor, laba operasi, dan laba bersih.

Laporan keuangan jenis ini biasanya sudah berdasarkan standar yang digunakan untuk pelaporan laba rugi perusahaan dagang besar atau perusahaan yang memiliki banyak pemangku kepentingan, seperti kreditor dan investor. Contoh laporan multiple step adalah seperti di bawah ini :

Akun-akun berikut yang muncul dalam laporan laba rugi ialah …

Baca juga : Mengetahui Perbedaan Rasio Rentabilitas Dan Profitabilitas

Apa Fungsi Laporan Laba Rugi?

Laporan ini harus dibuat setiap akhir bulan maupun akhir tahun sekali atau berdasarkan interval yang disetujui berbagai pihak, hal ini dikarenakan ada fungsi-fungsi khusus yang diharapkan muncul darinya jika dilakukan perhitungan secara berkala dan sesuai jadwal. Berikut ini akan dijelaskan fungsi-fungsi apa saja yang dimaksud:

1. Untuk Dijadikan Bahan Evaluasi Keuangan

Ketika perusahaan sudah berjalan selama satu bulan atau satu tahun pasti ada transaksi keuangan di sana. Baik yang menghasilkan kerugian maupun laba. Nah, akumulasi dari total finansial tersebut yang akan menjadi laba rugi perusahaan di bulan atau tahun tertentu.

Jika keuangan tersebut dicatat lengkap dengan transaksinya tentu atasan bisa mengetahui secara jelas asal usul munculnya data finansial tersebut. Sehingga bisa dilakukan penghitungan lebih menyeluruh ketika evaluasi nanti.

2. Untuk Mengetahui Perkembangan Perusahaan

Perusahaan sedang berkembang bisa dilihat dari kondisi keuangan di perusahaan tersebut. Jika lebih besar keuntungan atau laba dibandingkan rugi, tentu prospek perusahaan ke depan akan semakin meningkat. Apalagi jika dibarengi dengan peningkatan alat produksi, sumber daya manusia dan selainnya.

Maka dari itu, untuk mengetahui perkembangan perusahaan, atasan harus tahu data-data laba rugi perusahaan. Maka dari itu, dibuatlah laporan laba rugi yang bisa dijadikan tolak ukur perkembangan atau sebaliknya.

3. Untuk Mengatur Langkah Kebijakan Atasan

Fungsi yang ketiga dari laporan laba rugi adalah untuk mengatur langkah kebijakan atasan terkait dengan pembiayaan. Jika di dalam laporan tersebut, kerugian terbanyak akibat alat produksi yang tidak bekerja, maka di tahun berikutnya, bisa diganti dengan aplikasi yang lebih menguntungkan.

Begitu juga jika yang profit-nya tinggi dari produk A bukan B, maka di tahun berikutnya, kegiatan produksi A lebih ditingkatkan dibandingkan produksi produk yang B.

Akun-akun berikut yang muncul dalam laporan laba rugi ialah …

Siapa yang Menggunakan Laba Rugi?

Ada dua kelompok utama orang yang menggunakan laporan keuangan ini: pengguna internal dan eksternal.

Pengguna internal termasuk manajemen perusahaan dan dewan direksi, yang menggunakan informasi ini untuk menganalisis posisi bisnis dan membuat keputusan untuk menghasilkan keuntungan. Mereka juga dapat bertindak berdasarkan masalah apa pun terkait arus kas.

Pengguna eksternal terdiri dari investor, kreditor, dan pesaing. Investor memeriksa apakah perusahaan diposisikan untuk tumbuh dan menguntungkan di masa depan, sehingga mereka dapat memutuskan apakah akan berinvestasi dalam bisnis tersebut.

Kreditor menggunakan laporan ini untuk memeriksa apakah perusahaan memiliki arus kas yang cukup untuk melunasi pinjamannya atau mengambil pinjaman baru. Pesaing menggunakannya untuk mendapatkan detail tentang parameter keberhasilan bisnis dan mengetahui tentang area di mana bisnis mengeluarkan sedikit uang ekstra, misalnya, belanja R&D.

Komponen dalam Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi mungkin memiliki perbedaan antara perusahaan yang berbeda, karena pengeluaran dan pendapatan akan tergantung pada jenis operasi atau bisnis yang dilakukan. Namun, ada beberapa item baris umum yang biasanya terlihat di laporan laba rugi mana pun.

Item laporan laba rugi yang paling umum meliputi:

1. Pendapatan / Penjualan

Pendapatan Penjualan adalah pendapatan perusahaan dari penjualan atau jasa, ditampilkan di bagian paling atas pernyataan. Nilai ini akan menjadi kotor biaya yang terkait dengan pembuatan barang yang dijual atau dalam menyediakan layanan. Beberapa perusahaan memiliki beberapa aliran pendapatan yang menambah garis pendapatan total.

2. Harga Pokok Penjualan (HPP)

Harga Pokok Penjualan (HPP) adalah item baris yang menggabungkan biaya langsung yang terkait dengan penjualan produk untuk menghasilkan pendapatan. Item baris ini juga dapat disebut Cost of Sales jika perusahaan tersebut adalah bisnis jasa. Biaya langsung dapat mencakup tenaga kerja, suku cadang, bahan, dan alokasi biaya lain seperti depresiasi (lihat penjelasan depresiasi di bawah).

3. Laba kotor

Laba Kotor  dihitung dengan mengurangkan Harga Pokok Penjualan (atau Harga Pokok Penjualan) dari Pendapatan Penjualan.

4. Beban Pemasaran, Periklanan, dan Promosi

Sebagian besar bisnis memiliki beberapa pengeluaran terkait dengan penjualan barang dan / atau jasa. Biaya pemasaran, periklanan, dan promosi sering kali dikelompokkan bersama karena merupakan biaya yang serupa, semuanya terkait dengan penjualan.

5. Beban Umum dan Administrasi (G&A)

Biaya SG&A termasuk bagian penjualan, umum, dan administrasi yang berisi semua biaya tidak langsung lainnya yang terkait dengan menjalankan bisnis. Ini termasuk gaji dan upah, biaya sewa dan kantor, asuransi, biaya perjalanan, dan terkadang depresiasi dan amortisasi, bersama dengan biaya operasional lainnya. Namun, entitas dapat memilih untuk memisahkan depresiasi dan amortisasi di bagiannya sendiri.

6. EBITDA

Meskipun tidak ada di semua laporan, EBITDA adalah akronim dari istilah Bahasa Inggris Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization atau  Penghasilan sebelum Bunga, Pajak, Depresiasi, dan Amortisasi. Ini dihitung dengan mengurangi biaya SG&A (tidak termasuk amortisasi dan depresiasi) dari laba kotor.

7. Depresiasi atau Beban Penyusutan & Amortisasi

Depresiasi dan amortisasi adalah biaya non tunai yang dibuat oleh akuntan untuk menyebarkan biaya aset modal seperti Properti, Pabrik, dan Peralatan (PP&E).

8. Pendapatan Operasional (atau EBIT)

Pendapatan Operasional mewakili apa yang diperoleh dari operasi bisnis reguler. Dengan kata lain, ini adalah laba sebelum pendapatan non-operasional, biaya non-operasional, bunga, atau pajak dikurangkan dari pendapatan. EBIT adalah istilah yang umum digunakan di bidang keuangan dan singkatan dari Earnings Before Interest and Taxes.

9. Bunga

Beban bunga. Perusahaan biasanya membagi beban bunga dan pendapatan bunga sebagai item baris terpisah dalam laporan laba rugi. Ini dilakukan untuk merekonsiliasi perbedaan antara EBIT dan EBT. Beban bunga ditentukan oleh jadwal hutang.

10. Biaya lainnya

Bisnis sering kali memiliki pengeluaran lain yang unik untuk industrinya. Pengeluaran lain mungkin termasuk pemenuhan, teknologi, penelitian dan pengembangan (R&D), kompensasi berbasis saham (SBC), biaya penurunan nilai, keuntungan / kerugian atas penjualan investasi, dampak nilai tukar mata uang asing, dan banyak biaya lainnya yang khusus untuk industri atau perusahaan.

11. EBT (Pendapatan Sebelum Pajak)

EBT adalah singkatan dari Earnings Before Tax, juga dikenal sebagai pendapatan sebelum pajak, dan ditemukan dengan mengurangkan beban bunga dari Pendapatan Operasional. Ini adalah subtotal terakhir sebelum sampai pada laba bersih.

12.  Pajak penghasilan

Pajak Pendapatan mengacu pada pajak relevan yang dibebankan pada pendapatan sebelum pajak. Total beban pajak dapat terdiri dari pajak kini dan pajak masa depan.

13. Pendapatan bersih

Pendapatan bersih dihitung dengan mengurangi pajak pendapatan dari pendapatan sebelum pajak. Ini adalah jumlah yang mengalir ke laba ditahan di neraca, setelah dikurangi untuk setiap dividen.

Bagaimana Cara Membuat Laporan Laba Rugi?

Untuk membuat laporan laba rugi dan melaporkan keuntungan yang dihasilkan bisnis Anda, ikuti langkah-langkah akuntansi berikut:

1. Pilih Periode Pelaporan

Langkah pertama dalam menyiapkan laporan laba rugi adalah memilih periode pelaporan yang akan dicakup oleh laporan Anda. Bisnis biasanya memilih untuk melaporkan laporan laba rugi mereka secara tahunan, triwulanan atau bulanan.

Perusahaan yang diperdagangkan secara publik diharuskan untuk menyiapkan laporan keuangan setiap triwulan dan tahunan, tetapi bisnis kecil tidak diatur secara ketat dalam pelaporan mereka.

Membuat laporan pendapatan bulanan dapat membantu Anda mengidentifikasi tren keuntungan dan pengeluaran Anda dari waktu ke waktu. Informasi tersebut dapat membantu Anda membuat keputusan bisnis untuk membuat perusahaan Anda lebih efisien dan menguntungkan.

2. Buat Neraca Percobaan

Untuk membuat laporan laba rugi untuk bisnis Anda, Anda perlu mencetak laporan neraca percobaan standar. Anda dapat dengan mudah menghasilkan neraca melalui software akuntansi berbasis cloud Anda.

Neraca percobaan adalah dokumen internal yang mencantumkan saldo akhir setiap akun di buku besar untuk periode pelaporan tertentu. Ini akan memberi Anda semua angka saldo akhir yang Anda butuhkan untuk membuat laporan laba rugi.

3. Hitung Pendapatan Anda

Selanjutnya, Anda perlu menghitung total pendapatan penjualan bisnis Anda untuk periode pelaporan. Pendapatan Anda mencakup semua uang yang diperoleh untuk layanan Anda selama periode pelaporan, meskipun Anda belum menerima semua pembayaran.

Tambahkan semua item baris pendapatan dari laporan neraca percobaan Anda dan masukkan jumlah total dalam item baris pendapatan dari laporan laba rugi Anda.

4. Tentukan HPP

Harga pokok penjualan Anda mencakup biaya tenaga kerja langsung, bahan dan biaya overhead yang Anda keluarkan untuk menyediakan barang atau jasa Anda.

Tambahkan semua item baris harga pokok penjualan di laporan saldo percobaan Anda dan buat daftar total harga pokok penjualan di laporan laba rugi, tepat di bawah item baris pendapatan.

5. Hitung Gross Margin

Kurangi total harga pokok penjualan dari total pendapatan pada laporan laba rugi Anda. Perhitungan ini akan memberi Anda margin kotor, atau jumlah kotor yang diperoleh dari penjualan barang dan jasa Anda.

6. Tambahkan Biaya Operasi

Tambahkan semua biaya operasional yang tercantum di laporan neraca saldo Anda. Masukkan jumlah total ke dalam laporan laba rugi sebagai item baris biaya penjualan dan administrasi. Itu terletak tepat di bawah garis margin kotor.

7. Hitung Penghasilan Anda

Kurangi total biaya penjualan dan administrasi dari margin kotor. Ini akan memberi Anda pendapatan sebelum pajak. Masukkan jumlah di bagian bawah laporan laba rugi.

8. Tambahkan Pajak Penghasilan

Untuk menghitung pajak pendapatan, kalikan tarif pajak negara yang berlaku dengan angka pendapatan sebelum pajak Anda. Tambahkan ini ke laporan laba rugi, di bawah angka penghasilan sebelum pajak.

9. Hitung Penghasilan Neto

Untuk menentukan pendapatan bersih bisnis Anda, kurangi pajak pendapatan dari angka pendapatan sebelum pajak. Masukkan angka tersebut ke dalam baris terakhir laporan laba rugi Anda.

10. Akhirkan Laporan Laba Rugi

Untuk menyelesaikan laporan laba rugi Anda, tambahkan tajuk ke laporan yang mengidentifikasinya sebagai laporan laba rugi. Tambahkan detail bisnis Anda dan periode pelaporan yang dicakup oleh laporan laba rugi.

Kesimpulan

Laporan laba rugi adalah jenis laporan keuangan yang sangat penting bagi setiap usaha sekalipun bagi Anda yang baru memlai untuk membangun usaha. Dengan laporan ini, Anda dapat memantau pengeluaran dan pemasukan yang terjadi pada usaha Anda dan melakukan improvisasi pada kegiatan operasional yang dibutuhkan.

Setiap pengeluaran dan pemasukan akan berdampak langsung pada kelangsungan bisnis Anda. Jika Anda tidak memantau hal itu secara benar, bisa dipastikan Anda tidak akan bisa mengembangkan usaha Anda secara optimal dikarenakan Anda tidak mengetahui keuntungan dan kerugian bisnis Anda.

Baca juga : Solusi Pembukuan Usaha Laundry Dengan Accurate Online

Jika Anda membutuhkan bantuan untuk membuat laporan ini secara mudah, otomatis dan minim kesalahan, Anda bisa menggunakan software akuntansi seperti Accurate Online.

Tidak hanya jenis laporan tersebut, dengan menggunakan Accurate Online, Anda bisa dengan mudah membuat 200 jenis laporan keuangan dalam hitunan detik.

Accurate Online sendiri adalah software akuntansi berbasis cloud buatan Indonesia yang sudah dikembangkan lebih dari 20 tahun dan digunakan oleh lebih dari 300 ribu pengguna dari berbagai jenis bisnis. Memiliki fitur terlengkap seperti penyajian otomatis 200 jenis laporan keuangan termasuk laporan laba rugi, neraca, arus kas, perubahan equitas, rasio keungan, dan masih banyak lagi.

Tertarik? Anda bisa mencoba menggunakan Accurate Online secara gratis melalui tautan pada gambar di bawah ini: