3 hal yang harus dilakukan saat orang berbicara kepada kita

Manusia adalah mahluk sosial, dimana antara yang satu dengan lainnya terjalin suatu keterikatan dan saling membutuhkan. Interaksi dengan sesama menjadi hal yang tidak dapat dihindari dan komunikasi menjadi poin utama untuk menyampaikan pesan dari masing-masing pihak. Komunikasi bukan hanya sekedar bagaimana pesan tersampaikan tetapi juga kesan yang didapat oleh komunikan. Bagaimana pesan tersampaikan dengan tepat dan respon komunikan sebagaimana yang diharapkan oleh komunikator, menjadi titik penting dalam berkomunikasi.

Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gestur tubuh, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi nonverbal. Komuniikasi dapat terjadi apabila ada kesamaan antara penyampaian pesan dan orang yang menerima pesan. Oleh sebab itu, komunikasi bergantung pada kemampuan kita untuk dapat memahami satu dengan yang lainnya. Melalui komunikasi, sikap dan perasaan seseorang atau sekelompok orang dapat dipahami oleh pihak lain. Akan tetapi, komunikasi hanya akan efektif apabila pesan yang disampaikan dapat ditafsirkan sama oleh penerima pesan tersebut.

Untuk keberhasilan dalam berkomunikasi terdapat beberapa komponen yang harus dipenuhi. Menurut Laswell komponen-komponen dalam komunikasi adalah :

1. Pengirim atau komunikator (sender) adalah pihak yang mengirimkan pesan kepada pihak lain;

2. Pesan (message) adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu pihak kepada pihak lain;

3. Saluran (channel) adalah media di mana pesan disampaikan kepada komunikan. dalam komunikasi antarpribadi (tatap muka) saluran dapat berupa udara yang mengalirkan getaran nada/suara;

4. Penerima atau komunikan (receiver) adalah pihak yang menerima pesan dari pihak lain;

5. Umpan balik (feedback) adalah tanggapan dari penerima pesan atas isi pesan yang disampaikannya;

6. Aturan yang disepakati para pelaku komunikasi tentang bagaimana komunikasi itu akan dijalankan ("Protokol").


Proses berlangsungnya komunikasi dapat digambarkan secara ringkas, sebagai berikut :

1. Komunikator (sender) yang mempunyai maksud berkomunikasi dengan orang lain mengirimkan suatu pesan kepada orang yang dimaksud. Pesan yang disampaikan itu bisa berupa informasi dalam bentuk bahasa ataupun lewat simbol-simbol yang bisa dimengerti kedua pihak.

2. Pesan (message) itu disampaikan atau dibawa melalui suatu media atau saluran baik secara langsung maupun tidak langsung. Contohnya berbicara langsung melalui telepon, surat, e-mail, atau media lainnya.

3. Komunikan (receiver) menerima pesan yang disampaikan dan menerjemahkan isi pesan yang diterimanya ke dalam bahasa yang dimengerti oleh komunikan itu sendiri.

4. Komunikan (receiver) memberikan umpan balik (feedback) atau tanggapan atas pesan yang dikirimkan kepadanya, apakah dia mengerti atau memahami pesan yang dimaksud oleh si pengirim.

Cara berkomunikasi yang baik merupakan gabungan dari mendengarkan dan menanggapi, tetapi pada kenyataannya masing-masing pihak seringkali kurang melatih kemampuan untuk mendengarkan, bahkan terkadang melamun saat seseorang sedang berbicara. Mendengarkan lawan bicara berarti benar-benar fokus pada apa yang dibicarakan dan tidak memikirkan hal-hal lainnya. Saat lawan bicara sedang mengutarakan pemikirannya, kita harus membiasakan untuk tidak memotongnya tetapi diam dan dengarkan kalimat yang diucapkan. Hal ini bukan hanya membuat kita bisa berkonsentrasi mendengarkan apa yang dikatakan oleh lawan bicara, tetapi juga membuatnya merasa dihargai.

Gestur tubuh dalam berkomunikasi juga menjadi bagian penting dalam komunikasi. Hal ini penting karena sebagian besar komunikasi kita menggunakan bentuk nonverbal. Gestur tubuh dapat menampilkan bagaimana pemikiran atau perasaan komunikan terhadap komunikator. Misalnya, melipat lengan menunjukkan bahwa komunikan merasa defensif atau kurangnya kontak mata menandakan bahwa komunikan tidak tertarik melanjutkan pembicaraannya. Komunikator juga dituntut untuk memperhatikan gestur tubuhnya, karena Komunikan juga dapat menganalisis Komunikator melalui gestur tubuh yang ditampilkan.

Ketika dalam berkomunikasi pesan tidak tersampaikan dengan baik dan respon tidak sebagaimana yang diharapkan, kita tidak dapat saling memaksakan kehendak, karena masing-masing pihak tidak bisa saling mengendalikan dan saling mengatur. Ketika solusi tidak didapatkan dan lawan bicara tetap teguh dengan pemikirannya, maka tidak ada salahnya untuk membahas masalah tersebut di lain waktu atau memutuskan untuk melakukannya dengan cara masing-masing. Menghargai tiap perkataan, pemikiran, perasaan, maupun masukan dari orang lain, menjadi bagian penting dalam keberhasilan berkomunikasi karena semua orang memiliki perspektif masing-masing.

Menilik pada Direktori Training Indonesia tentang Teknik berkomunikasi yang baik, ada beberapa hal yang menjadi prinsip teknik berkomunikai/berbicara yang baik yaitu :

1. Berbicara Efektif

Berbicara efektif artinya tidak bertele-tele, tidak berputar-putar untuk menyampaikan suatu poin pembicaraan. Cepat, tepat, lugas dan dapat dimengerti oleh lawan bicara kita. Berbicara efektif membuat lawan bicara kita akan fokus pada setiap hal yang kita sampaikan dan dapat mempengaruhi langsung ke dalam pikirannya.

2. Berbicara penuh motivasi

Komunikasi yang terjalin dan sampai kepada lawan bicara haruslah yang bersifat mendorong. Terlebih ketika yang berbicara adalah orang yang memiliki jabatan lebih tinggi daripada lawan bicaranya, seperti bos kepada anak buahnya. Motivasi yang dimaksud adalah adanya dorongan/penyemangat dalam kata-kata yang diucapkan agar lawan bicara tergerak untuk melakukan sesuatu dengan baik dan sungguh-sungguh berdasarkan pengarahan yang sudah diberikan.

3. Berbicara untuk mendapat perhatian

Pembicaraan yang membosankan dan bertele-tele tentu akan membuat lawan bicara atau pendengar mengabaikan kata-kata kita. Dalam teknik berkomunikasi/bicara perlu diperhatikan tema/materi yang akan kita sampaikan pada lawan bicara agar membuat mereka tetap fokus dengan kita. Ada baiknya untuk memperhatikan siapa lawan bicara kita agar materi yang kita sampaikan tepat sasaran, selain itu usahakan penyampaiannya dilakukan dengan gaya yang menarik. Temukan materi yang belum pernah pendengar tahu dan selipkan hal-hal unik untuk menarik perhatian lawan bicara.

4. Berbicara melalui keinderaan

Agar tema/materi yang kita sampaikan meninggalkan bekas dalam pikiran lawan bicara maka kita bisa menguatkan komunikasi kita dengan ekspresi indera yang meyakinkan. Gerak tangan, tatapan mata, senyuman, atau kernyitan dahi akan menambah kesan tentang tema yang kita sampaikan. Hal ini juga agar lawan bicara mengerti bahwa tema yang kita bicarakan adalah hal yang penting dan patut untuk didengar.

Berkomunikasi dengan baik akan sangat membantu kita untuk saling memahami satu sama lainnya, menghindari kesalahpahaman dan tentunya akan saling memberikan rasa nyaman. Memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik dapat membangun hubungan yang baik dengan kolega atau rekan kerja, membuka peluang bisnis maupun karier. Hubungan baik yang dimiliki saat bekerja dapat berpengaruh pada kinerja karena selama bekerja tentunya akan selalu bertemu dan berhubungan langsung dengan kolega kerja. Apabila terjadi salah komunikasi dapat berdampak buruk pada kredibilitas dan produktivitas kerja. Untuk itu memiliki kemampuan komunikasi yang baik menjadi penting.

Penulis : Tim HI, KPKNL Metro

Beberapa waktu belakangan ini mungkin kita sudah sering mendengar beberapa kasus perseteruan yang terjadi antara guru dengan muridnya, atau orangtua murid dengan guru anaknya yang berakhir ricuh bahkan sampai harus dibawa ke meja hijau.

Di dalam Islam, guru merupakan orang berilmu yang harus benar-benar dihormati selagi apa yang disampaikannya merupakan kebenaran dan sesuai dengan yang Rasulullah ajarkan. Karena darinya, kita dapat memperoleh ilmu yang tak terbatas. Dulu bahkan, demi memperoleh sepotong hadits atau mencari ilmu lain, orang-orang rela melakukan perjalanan jauh demi dapat duduk di majlis ilmu dan mendengarkan apa yang disampaikan oleh gurunya. Berbeda dengan sekarang yang dapat dengan dalam menuntut ilmu. 

Inilah adab-adab terhadap guru yang perlu kita terapkan ketika menuntut ilmu:

1. Mendoakan kebaikan untuk guru

Balaslah kebaikan dengan kebaikan pula. Salah satu hal yang dapat kita lakukan untuk membalas kebaikan guru adalah dengan mendoakannya. Jika bukan karena ilmu yang disampaikan oleh guru, mungkin kita masih dalam keadaan bodoh dan tidak tahu banyak hal. Rasulullah bersabda: “Apabila ada yang berbuat baik kepadamu maka balaslah dengan balasan yang setimpal. Apabila kamu tidak bisa membalasnya, maka doakanlah dia hingga engkau memandang telah mencukupi untuk membalas dengan balasan yang setimpal.” (HR Bukhari)

2. Tidak menggaduh di hadapan guru

Bagaimana rasanya ketika kita sedang berdiri menyampaikan sesuatu namun orang yang kita ajak berbicara malah mengobrol sendiri? Tidak enak bukan? Pun begitu dengan guru. Ketika mereka sedang menyampaikan sesuatu, maka dengarkanlah dengan seksama. “Saat kami sedang duduk-duduk di masjid, maka keluarlah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian duduk di hadapan kami. Maka seakan-akan di atas kepala kami terdapat burung. Tak satu pun dari kami yang berbicara” (HR. Bukhari).

3. Menghormati hak guru

Guru juga memiliki hak-hak dalam mengajar, maka hargailah hak guru tersebut. “Bukanlah termasuk golongan kami, orang yang tidak menghormati orang yang tua, tidak menyayangi yang muda, dan tidak mengerti hak ulama kami.” (HR. Al-Bazzar 2718, Ahmad 5/323, lafadz milik Al-Bazzar. Dishahihkan oleh al-Albani dalam Shohih Targhib 1/117)

4.Merendahkan diri di hadapan guru

Rendah dirilah di hadapan guru, sebab orang yang sombong biasanya akan sulit menerima apa yang disampaikan oleh orang lain. Ibnu Jama’ah rahimahullah berkata: “Hendaklah seorang murid mengetahui bahwa rendah dirinya kepada seorang guru adalah kemuliaan, dan tunduknya adalah kebanggaan.” (Tadzkirah Sami’ hal. 88)

5. Duduk, bertanya, dan mendengarkan dengan baik

Di dalam majlis ilmu, lakukan segala sesuatunya dengan baik. Misalkan ingin bertanya, maka memohonlah ijin dengan sopan dan tidak menyelanya ketika berbicara. Syaikh Bakr Abu Zaid Rahimahullah di dalam kitabnya Hilyah Tolibil Ilm mengatakan, “Pakailah adab yang terbaik pada saat kau duduk bersama syaikhmu, pakailah cara yang baik dalam bertanya dan mendengarkannya.”

6. Bersabar terhadap kesalahan guru

Guru juga memiliki karakter yang berbeda-beda. Ada yang dengan lemah lembut, juga ada guru yang memiliki cara mengajar yang keras. Ketika sudah berniat untuk menuntut ilmu, maka sudah seharusnya kita bersabar dalam berjuang di dalamnya, termasuk bersabar terhadap guru kita. Jangan malah marah atau malas karena tidak ingin bertemu dengan guru yang tidak sesuai dengan yang kita harapkan. Al Imam As Syafi Rahimahullah mengatakan, “Bersabarlah terhadap kerasnya sikap seorang guru Sesungguhnya gagalnya mempelajari ilmu karena memusuhinya” Kewajiban menuntut ilmu tidak akan berhenti sampai kita mati. Maka pahamilah bagaimana adab yang seharusnya dilakukan terhadap guru. Agar ilmu yang kita peroleh menjadi berkah dan bermanfaat. (SH/RI)

Sumber: //izi.or.id/

Kunci jawaban dalam buku tematik 4 untuk kelas 3 SD/MI subtema 2 pembelajaran 6 halaman 84, 85, 86, 86, 89, dan 90.

TRIBUNNEWS.COM - Inilah kunci jawaban Tema 4 untuk kelas 3 SD/MI pada buku tematik halaman 84, 85, 86, 86, 89, dan 90.

Soal ini ada dalam Subtema 2 Pembelajaran 6 Kelas 3 SD Buku Siswa Tematik Terpadu Kurikulum 2013 edisi revisi 2018.

Ada empat subtema dalam buku tematik kelas 3 SD Tema 4 yang berjudul Kewajiban dan Hakku.

Pada subtema 2, siswa kelas 3 SD akan belajar mengenai Kewajiban dan Hakku di Sekolah.

Ada beberapa pembelajaran yang bisa dikerjakan siswa kelas 3 SD/MI dalam buku tematik 4 subtema 2 pembelajaran 6.

Baca juga: Kunci Jawaban Tema 4 Kelas 3 SD Halaman 76 77 78 79 80 81 82 Subtema 2 Pembelajaran 5 Buku Tematik

Baca juga: Kunci Jawaban Tema 4 Kelas 3 SD Halaman 68, 69, 71, 72, 73, 74 Buku Tematik Subtema 2 Pembelajaran 4

Baca juga: Kunci Jawaban Tema 4 Kelas 3 SD Halaman 62 63 65 67 Subtema 2 Pembelajaran 3 Buku Tematik

Baca juga: Kunci Jawaban Tema 4 Kelas 3 SD Halaman 57, 59, 60, 61 Buku Tematik Subtema 2 Pembelajaran 2

Baca juga: Kunci Jawaban Tema 4 Kelas 3 SD Halaman 49 50 51 52 Subtema 2 Pembelajaran 1 Buku Tematik

Berikut kunci jawaban dalam buku tematik 4 untuk kelas 3 SD/MI subtema 2 pembelajaran 6 halaman 84, 85, 86, 86, 89, dan 90:

Ayo Berdiskusi (Halaman 84)

Berdiskusilah dengan teman di sebelahmu!

Diskusikan apa yang harus dilakukan saat orang berbicara kepadamu!

Tuliskan hasil diskusimu dalam bagan berikut!

Orang Tua Berbagi 2021-08-10 | 10:03:57

PAUDPEDIA – Apa yang dirasakan Ayah dan Bunda, saat buah hatinya pertama kali memanggil “Ayah – Bunda” dengan suara kata yang terbata-bata seperti mengeja? Pastinya Ayah dan Bunda merasa sangat bahagia ketika mendengarnya.

Namun  apakah Ayah, Bunda, dan Sobat PAUD tahu, berdasar apa yang pernah disampaikan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) di beberapa media, ada sekitar 5 – 8 persen anak di Indonesia yang mengalami gangguan keterlambatan bicara ?

Tahapan bicara pada anak biasanya dimulai sejak dini dari usia 6-9 bulan. Di usia ini, Si Kecil akan mulai bisa babbling atau mengulang suku kata yang sama, seperti “ma-ma-ma-ma” atau “pa-pa-pa”. Lalu saat Si Kecil memasuki usia 12 bulan atau satu tahun, ia pun sudah biasa mengucap “mama” atau “papa” dan mulai bisa mengeluarkan satu atau dua kata yang bermakna. Setelah itu, kosa kata Si Kecil pun akan bertambah seiring pertumbuhannya sampai ia benar-benar bisa berbicara.

Tahapan berbicara Si Kecil merupakan salah satu proses yang perlu diperhatikan orang tua. Sebagai informasi untuk ayah bunda dan sobat paud, setiap anak memiliki kemajuan perkembangan yang berbeda termasuk dalam hal bicara dan tak sedikit anak yang mengalami keterlambatan berbicara atau yang biasa disebut dengan speech delay.

Speech delay merupakan salah satu gangguan komunikasi yang wajar terjadi pada Si Kecil di masa pertumbuhannya. Namun jika hal ini dibiarkan, speech delay dapat menjadi gangguan serius yang berpengaruh pada kecerdasan dan juga perilaku Si Kecil di masa depan.

Untuk mengidentifikasi apakah buah hati kita mengalami gangguan keterlambatan berbicara, ayah bunda dan sobat paud dapat memperhatikan beberapa tanda berikut di bawah ini :

  1.   Tidak mengoceh saat memasuki usia 15 bulan.
  2.   Anak tidak dapat mengucapkan kata yang jelas saat usianya 2 tahun.
  3.   Tidak mampu untuk mengucapkan kalimat pendek ketika usianya 3 tahun.
  4.   Kesulitan mengikuti petunjuk.
  5.   Artikulasi atau pengucapan yang tidak jelas.
  6.   Sulit menyatukan kata-kata dalam sebuah kalimat.

Lalu, apa yang harus dilakukan oleh orang tua saat buah hatinya mengalami beberapa tanda-tanda seperti di atas? namun Ayah, Bunda, dan Sobat PAUD tidak perlu khawatir, gejala keterlambatan berbicara pada anak dapat juga diatasi dengan memberi beberapa stimulasi saat di rumah. Berikut beberapa stimulan yang dapat dilakukan oleh ayah dan bunda, kepada si kecil saat dirumah :

  1. Perhatikan gerak gerik pada anak

Ketika memasuki usia 1 tahun, si kecil sebenarnya sudah mengerti banyak kata, tetapi belum mampu mengucapkan kata tersebut. Namun ayah dan bunda dapat lebih memperhatikan  gerak-gerik untuk memahami maksudnya.

Contoh, jika anak memberikan lambaian tangan, ayah dan bunda dapat mengatakan “dadah”. Atau saat buah hati kita menunjuk suatu benda, ayah dan bunda dapat meresponnya dengan kalimat singkat, “adik/kakak mau main apa kita hari ini? main ini ya.” Dengan merespon gerak-gerik anak, hal ini dapat membantu melatih anak untuk menyampaikan apa yang mereka inginkan.

  1. Sering mengajak anak berbicara

Meski buah hati kita belum mampu merespon dengan kata-katanya, namun ayah dan bunda dapat terus mengajak anak untuk berbincang dan bercerita. Salah satunya ayah dan bunda dapat menceritakan apa yang telah dialami sehari-hari atupun membacakan cerita dari buku-buku yang ada.

  1. Beri respons menyenangkan saat mengajak anak berbicara

Saat si kecil memulai sebuah kata-kata apapun, kita dapat memberikan ia respon yang antusias. Namun, ketika ada kata-kata anak yang kurang tepat dalam pengejaan atau pengucapannya, ayah dan bunda tidak perlu langsung mengkoreksi kata-kata tersebut.

Biarkan buah hati kita mengucapkan kata apapun, dan kita dapat memberikan respon yang menyenangkan agar memotivasi anak semangat berbicara.

  1. Batasi penggunaan gawai pada anak

Untuk melatih kemampuan anak dalam berbicara, tentunya perlu dilakukan komunikasi dua arah, sedangkan penggunaan gawai tidak memfasilitasi hal tersebut, karena si kecil hanya dapat merespon dengan mendengar tanp ada interaksi dua arah.

Sebagai informasi, beberapa penelitian untuk anak usia prasekolah hanya direkomendasikan penggunaan gawai 2 (dua) jam dalam sehari.

  1. Gunakan kosa-kata yang benar

Dalam memberikan stimulasi kepada si kecil, ayah dan bunda tidak perlu mengikuti bahasa anak saat berbicara, seperti kata-kata cadel, atau lainnya. Orang tua sebaiknya menggunakan kosa kata yang benar, agar si kecil bisa terbantu untuk mengetahui cara pengucapan kata yang seharusnya. Ayah dan Bunda cukup mengulangi pengucapan kosakata yang kurang tepat tersebut dengan pengucapan yang benar. Misalnya, ketika anak mengucapkan “Aku mau num tutu”, Ayah Bunda mengulangi dengan kalimat; “Ooh..Hira mau minum susu.”

Untuk langkah terakhir, saat ayah dan bunda merasa bahwa anak mengalami keterlambatan bicara, dapat segera membawa ke dokter. Biasanya saat di dokter, si kecil akan dilakukan beberapa tes untuk mengetahui masalah dasar yang dialami si kecil, seperti tes mendengar hingga terapi berbicara.

Penulis : Rio Kencono SE, M.Ak

Editor  : Ifina Trimuliana, M. Pd

Kurator: Dona Paramita, M. Pd

Foto     : Awang

Referensi 

Video yang berhubungan

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA