Tuliskan dalil yang menjelaskan bahwa kalimat lailahaillallah merupakan harga surga

Keutamaan Kalimat Tauhid – Kalimat tauhid menjadi kalimat yang paling mulia dengan kedudukan paling tinggi. Kalimat tersebut merupakan pembeda antara seorang mukmin dengan seorang non muslim yang selanjutnya menentukan akhir dari tempat kembalinya. Jika selama hidup mengamalkan konsekuensi dari kalimat tauhid tersebut, maka akan masuk surga dan begitu juga sebaliknya.

Kalimat tauhid berbunyi “La Ilaha Illallah Muhammadur Rasulullah”, yang artinya “tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah SWT.” Kalimat satu ini berarti menolak hak peribadatan kepada segala sesuatu selain Allah dan menetapkannya semata-mata hanya untuk Allah SWT.

Keutamaan Kalimat Tauhid dan Dalilnya

Ibnu Rajab dalam Kalimatul Ikhlas mengatakan bahwa, “kalimat tauhid memiliki keutamaan yang sangat begitu agung yang tidak mungkin bisa dihitung.” Kemudian beliau menyebutkan beberapa keutamaan kalimat yang mulia ini, di antaranya adalah:

Sebagai Harga untuk Surga

Pada suatu saat Nabi SAW mendengar muadzin mengucapkan Asyhadu anla ilaha illallah, kemudian Beliau SAW mengatakan pada muadzin tadi, “engkau terbebas dari neraka.” [HR. Muslim no. 873]

Dalam hadits lain Nabi SAW juga bersabda, yang artinya: “barang siapa yang akhir perkataannya sebelum meninggal dunia adalah ‘La Ilaha Illallah’, maka dia akan masuk surga.” [HR. Abu Daud no. 1621]

Tampilan kaligrafi tauhid, sumber: google.com

Merupakan Kebaikan yang Paling Utama

Abu Dzar berkata, “ katakanlah padaku wahai Rasulullah, ajarilah aku amalan yang dapat mendekatkan kepada surga dan menjauhkanku dari neraka.” Nabi SAW kemudian bersabda, “ apabila engkau melakukan kejelekan atau dosa, maka lakukan kebaikan karena dengan melakukan kebaikan itu engkau akan mendapatkan sepuluh yang semisa.”

Kemudian Abu Dzar berkata lagi, “wahai Rasulullah, apakah ‘La Ilaha Illallah’ merupakan kebaikan?” Nabi SAW bersabda, “kalimat itu adalah kebaikan yang paling utama. Kalimat itu dapat menghapuskan berbagai dosa dan kesalahan.” [Dinilai hasan oleh Syaikh Al Albani dalam tahqiq Beliau terhadap Kalimatul Ikhlas, 55]

Penyatu yang Hakiki

“Dan ingatlah ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kaumnya, ‘Sesungguhnya aku tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu sembah, tetapi (aku menyembah) Tuhan Yang menjadikanku. Karena sesungguhnya Dia akan memberi hidayah kepadaku. Dan (Ibrahim) menjadikan kalimat tauhid itu kalimat yang kekal pada keturunannya supaya mereka kembali pada kalimat tauhid itu.” (az-Zukhruf: 26-28).

Kalimat tauhid juga mengandung arti tentang ikatan hakiki yang dapat menyatukan para pemeluk agama Islam. Syaikh ‘Allamah Muhammad Al-Amin Asy-Syinqithi dalam kitabnya Adhwa’ Al-Bayan mengatakan, “Walhasil, ikatan hakiki yang menyatukan manusia yang terpecah dan menghimpun ketika berselisih ialah ikatan La Illaha Illallah.”

Sebagai Dzikir yang Utama

Hal ini sebagaimana terdapat pada hadits yang disandarkan kepada Nabi SAW, dengan kedudukan sebagai hadits yang marfu’ bahwa “dzikir yang paling utama adalah bacaan La Ilaha Illallah.” [Dinilai hasan oleh Syaikh Al Albani dalam tahqiq Beliau terhadap Kalimatul Ikhlas, 62]

Dzikir yang utama, sumber: google.com

Hal senada juga terdapat pada dalam shohihain, yakni bukhari dan muslim dari Abu Hurairoh, semoga Allah meridhoinya, dari Nabi SAW, beliau bersabda: “ barang siapa yang mengucapkan ‘La Ilaha Illallah Wahdahu La Syarikalah, Lahul Mulku Wa Lahul Hamdu Wa Huwa ‘Ala Kulli Syaiin Qodir’ dalam sehari sebanyak 100 kali, maka baginya sama dengan sepuluh budak yang dimerdekakan, dicatat baginya 100 kebaikan, dihapus 100 kejelekan dan akan terlindung dari setan pada siang dan sore harinya serta tidak ada yang lebih utama darinya kecuali orang yang membacanya lebih dari itu.” [Muttafaq alaih]

Sebagai Kunci 8 Pintu Surga

Dari ‘ubaidah bin shomit, Nabi SAW bersabda yang artinya: “barang siapa yang mengucapkan saya  bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah dengan benar kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, Muhammad adalah hamba-Nya dan utusan-Nya dan bersaksi bahwa Isa adalah hamba Allah dan anak dari hamba-Nya dan kalimat-Nya yang disampaikan kepada Maryam serta ruh dari-Nya dan bersaksi pula bahwa surga adalah benar adanya dan neraka pun benar adanya, maka Allah pasti akan memasukkannya ke dalam surga dari delapan pintu surga yang mana saja yang dia kehendaki.” [HR. Muslim no. 149]

Apa Manfaat Membaca Kalimat Tauhid?

1. Menolak kekafiran

2. Menghapus dosa besar

3. Mengampuni keluarga dan tetangga

4. Hari kiamat wajahnya bagaikan bulan purnama

5. Dzikir paling utama

6. Aman dari siksa Neraka

7. Menyempurnakan zakat badan

8. Menolak sembilan puluh sembilan pintu bencana

9. Penuntun ke surga

10. Mendapat ampunan dosa yang lalu dan akan datang

11. Masuk surga

12. Menghapus dosa kecil

13. Mengangkat sejuta derajat

Kedudukan Kalimat Tauhid

Kalimat tauhid merupakan kalimat yang Allah perintahkan untuk disampaikan oleh para Nabi dan Rasul dan juga kepada manusia terakhir, yakni Nabi kita Muhammad SAW. Allah mengutus-Nya kepada seluruh umat manusia dimanapun mereka berada, tanpa melihat lagi suku, agama, rasa dan adatnya.

Persatuan umat islam, sumber: google.com

Karena Allah mengutus Beliau SAW untuk seluruh umat manusia, dalam membawa kalimat tauhid, kemudian dilanjutkan oleh para Dai dan mubaligh setelahnya yang juga menyeru manusia ke jalan Allah SWT.

Kalimat La Ilaha Illallah mungkin dikatakan oleh sebagian ulama sebagai sebaik-baiknya kalimat. Dengan kalimat ini, Allah ciptakan langit dan bumi, berikut seluruh makhluk di dalamnya. Allah SWT menciptakan manusia dan semua ciptaan lainnya dalam rangka kalimat tauhid tersebut.

Oleh sebab itu, Allah berfirman yang artinya: “dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah menyembah Aku.” Karena kalimat ini juga Allah menurunkan kitab-kitab-Nya dan dengannya Allah mensyariatkan ajaran agamanya. Allah menetapkan aturan-aturan-Nya dalam rangka  melaksanakan kalimat La Ilaha Illallah.

Itulah ulasan singkat dari Muslim Pergi mengenai keutamaan kalimat tauhid bagi kaum muslimin. Semoga ulasan ini memberikan tambahan wawasan baru pada pembaca sekalian. Jika Anda ingin mendapatkan info dan artikel terbaru kami, Anda bisa mengunjungi web resmi Muslim Pergi.

BincangSyariah.Com – Diantara sekian banyak kalimat dzikir yang suci dalam syariat Islam, satu yang dianggap paling utama ialah kalimat Tauhid Laa Ilaaha Illa Allah (Tiada Tuhan selain Allah). Kalimat ini merupakan penegasan dari seorang makhluk tentang ketiadaan apapun untuk dia sembah kecuali Allah SWT.

Begitu pentingnya kalimat ini dalam syariat Islam, sampai-sampai dalam suatu kesempatan Rasulullah SAW pernah menyatakan:

مَنْ كَانَ آخِرُ كَلَامِهِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ دَخَلَ الجَنَّةَ

”Barangsiapa yang akhir perkataannya sebelum meninggal dunia adalah ‘lailaha illallah’, maka dia akan masuk surga” (HR. Abu Daud)

Dengan mendasarkan pada hadis diatas, sudah menjadi tradisi khususnya di Indonesia, jika ada seseorang yang sedang sakaratul maut, maka anggota keluarganya akan menemani dan menuntun pembacaan kalimat tauhid.

Pertanyaan yang muncul kemudian ialah apakah pengucapan kalimat tauhid di akhir hayat benar-benar akan menghapuskan dosa sehingga seseorang seseorang bisa otomatis bisa masuk surga, sementara di dalam sebuah ayat disebutkan bahwa setiap orang akan dibalas sesuai dengan amal perbuatannya

فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ

“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.” (QS:Az-Zalzalah: 7-8)

Sekilas, sepertinya terjadi pertentangan antara dua dalil diatas, dalil pertama menunjukkan bahwa pengucapan kalimat tauhid di akhir hayat akan membuat seseorang auto masuk surga, sementara dalil kedua menunjukkan bahwa bagaimanapun seseorang akan diganjar sesuai dengan amalannya ketika di dunia.

Dalam ilmu Ushul Fiqh, dikenal konsep bahwa apabila terjadi kesan pertentangan antara dua dalil, maka perlu dilakukan al-jam’u bainahuma (menemukan titik temu antara keduanya).

Syeikh Jamal dalam kitab Hasyiyah al-Jamal (j. 3 h. 92) menukil pendapat Imam Ibnu Subki yang menjelaskan titik temu kedua dalil tersebut dengan penjelasan bahwasanya memang pada dasarnya semua orang akan dibalas sesuai dengan perbuatannya. Namun demikian Allah memiliki hak untuk memberikan ampunan terhadap orang tersebut ataupun tidak. Dengan demikian, keutamaan hadis diatas ialah sebagai pertanda bahwa orang yang akhir hayatnya mengucapkan kalimat tauhid merupakan ciri orang yang mendapatkan ampunan Allah atas dosa-dosanya sehingga dia akan masuk surga secara pasti.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA