Tuliskan dalil naqli tentang Allah SWT bersifat iradah

Ilustrasi mesjid dengan tulisan Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW.

Liputan6.com, Jakarta Allah Maha Esa artinya Allah SWT itu tunggal, tidak beranak, juga tidak diperanakkan, dan Allah SWT tidak serupa dengan siapa pun. Istilah Allah Maha Esa adalah arti dari kata Al Ahad dalam Amaul Husna.

Allah Maha Esa artinya salah satu gelar Sang Pencipta yang termasuk ke dalam Asmaul Husna. Islam disebut agama tauhid karena menjadikan Allah SWT sebagai satu-satunya sembahan yang benar dengan segala kekhususannya.

Allah SWT menegaskan keesaannya dalam surat Thaha ayat 14 yang artinya,

“Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku. Maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku."

Berikut Liputan6.com ulas mengenai Allah Maha Esa beserta dalilnya dalam Al-Qur'an yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Rabu (6/4/2022).

Untuk masuk ke dalam museum ini, para pengunjung tidak dipungut bayaran sepeser pun.

Asmaul Husna

Yang dimaksud Allah Maha Esa artinya tunggal dalam Dzat, sifat, dan perbuatan-perbuatan-Nya. Keesaan Allah SWT dalam Dzat-Nya, maknanya adalah tidak ada dzat yang menyerupai Dzat Allah ta'ala. Dzat Allah juga tidak tersusun dari bagian-bagian karena tarkib (tersusun) termasuk sifat-sifat makhluk, Allah Mah Suci dari sifat-sifat makhluk.

Sedangkan keesaan Allah SWT dalam sifat-Nya, maksudnya adalah tidak ada makhluk yang memiliki sifat-sifat serupa Allah ta'ala. Artinya tidak ada manusia dan makhluk lainnya yang memiliki sifat qudroh (kuasa), iradah (kehendak), dan sifat-sifat Allah lainnya.

Dalam surat Al-Ikhlas ayat 1-4, Allah berfirman,

“Katakanlah (Muhammad), Dialah Allah, Yang Maha Esa, Allah tempat meminta segala sesuatu. Allah tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.”

Sementara keesaan Allah SWT dalam perbuatannya adalah semua hal yang terjadi di dunia diciptakan oleh Allah SWT, tidak ada yang bisa terwujud tanpa seizin-Nya. Oleh sebab itu manusia diperintahkan untuk berikhtiar, karena Allah akan memberi pahala dan anugerahnya. Pada saat yang sama, Allah juga bisa menghukum manusia dengan keadilan-Nya.

Sebagaimana firman Allah dalam surat Al Baqarah ayat 255 yang artinya:

“Allah tidak ada Tuhan melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi mengurus (makhluk-Nya); tidak ada dan tidak tidur. KepunyaanNya apa yang ada di langit dan di bumi. siapa yang dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa izinnya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang mengamatiNya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa menjaga keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar”.

Ilustrasi Al-Qur'an Credit: pexels.com/Ali

Setelah mengetahui Allah Maha Esa astinya adalah tunggal dalam Dzat, sifat, dan perbuatan-perbuatan-Nya. Anda juga perlu mengetahui bahwa keesaan Allah tertang pula dalam surat-surat yang ada di Al-Qur'an. Berikut dalilnya:

1. Asmaul Husna Al-Ahad artinya dalam Al-Qur'an surat Al-Hajj ayat 34:

“Dan bagi setiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), agar mereka menyebut nama Allah atas rezeki yang dikaruniakan Allah kepada mereka berupa hewan ternak. Maka Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserahdirilah kamu kepada-Nya. Dan sampaikanlah (Muhammad) kabar gembira kepada orang-orang yang patuh (kepada Allah).”

2. Asmaul Husna Al-Ahad artinya dalam Al-Qur'an surat Maryam ayat 88-96:

“Dan mereka berkata, '(Allah) Yang Maha Pengasih memiliki anak.' Sungguh, kamu telah membawa sesuatu yang sangat mungkar, hampir saja langit, dan bumi terbelah, dan gunung-gunung runtuh, karena ucapan itu, karena mereka menganggap (Allah) Yang Maha Pengasih memiliki anak.

Dan tidak mungkin bagi (Allah) Yang Maha Pengasih memiliki anak. Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi, melainkan akan datang kepada (Allah) Yang Maha Pengasih sebagai seorang hamba. Dia (Allah) benar-benar telah menentukan jumlah mereka dan menghitung mereka dengan hitungan yang teliti.

Dan setiap orang dari mereka akan datang kepada Allah sendiri-sendiri pada hari Kiamat. Sungguh, orang-orang yang beriman dan mengerjakan, kelak (Allah) Yang Maha Pengasih akan menanam rasa kasih sayang (dalam hati mereka).”

Ilustrasi Al-Quran (Sumber: steemit.com)

Sebagai seorang muslim, perilaku yang diyakini dengan sepenuh hati, mengucapkan lisan dan mengamalkan dengan Allah Maha Esa artinya sering disebut juga dengan istilah tauhid. Tauhid adalah perilaku mengesakan Allah SWT, meyakini bahwa tiada tuhan selain Allah SWT, hanya Allah SWT pencipta alam semesta, hanya Allah SWT yang harus disembah, dan tiada sekutu bagi-Nya.

Dikutip dari tafsir Kemenag, tauhid merupakan pokok dan kewajiban pertama yang harus diajarkan terlebih dahulu kepada manusia sebelum pelajaran-pelajaran agama lain. Bertauhid dalam ucapan bisa dilakukan dengan memperbanyak syahadat, yakni membuktikan atas ke-esa-an Allah SWT. Selain itu, juga dapat memperbanyak membaca dzikir dan ayat-ayat Al-Qur'an.

Dalam perbuatan dan perbuatan, seorang yang bertauhid akan taat atas apa yang telah Allah SWT perintahkan, dan perbuatan terhadap segala hal yang Allah larang. sikap ini adalah pembuktian dari keyakinan yang kuat atas keesaan Allah SWT.

Tuliskan dalil naqli tentang Allah SWT bersifat iradah

Tuliskan dalil naqli tentang Allah SWT bersifat iradah

Tuliskan dalil naqli tentang Allah SWT bersifat iradah

Tuliskan dalil naqli tentang Allah SWT bersifat iradah

Tuliskan dalil naqli tentang Allah SWT bersifat iradah

Tuliskan dalil naqli tentang Allah SWT bersifat iradah

Tuliskan dalil naqli tentang Allah SWT bersifat iradah

Tuliskan dalil naqli tentang Allah SWT bersifat iradah

Tuliskan dalil naqli tentang Allah SWT bersifat iradah

Tuliskan dalil naqli tentang Allah SWT bersifat iradah

Tuliskan dalil naqli tentang Allah SWT bersifat iradah

Tuliskan dalil naqli tentang Allah SWT bersifat iradah

Tuliskan dalil naqli tentang Allah SWT bersifat iradah

Tuliskan dalil naqli tentang Allah SWT bersifat iradah

Tuliskan dalil naqli tentang Allah SWT bersifat iradah

Tuliskan dalil naqli tentang Allah SWT bersifat iradah

Tuliskan dalil naqli tentang Allah SWT bersifat iradah

Tuliskan dalil naqli tentang Allah SWT bersifat iradah

Tuliskan dalil naqli tentang Allah SWT bersifat iradah

Tuliskan dalil naqli tentang Allah SWT bersifat iradah

Tuliskan dalil naqli tentang Allah SWT bersifat iradah

Tuliskan dalil naqli tentang Allah SWT bersifat iradah

Tuliskan dalil naqli tentang Allah SWT bersifat iradah

Tuliskan dalil naqli tentang Allah SWT bersifat iradah