Tujuan dari Allah swt memberikan ujian pada umat manusia adalah

Ujian atau musibah yang dirasakan tidak memandang saleh atau jahatnya seseorang

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Tidak sedikit orang yang mengaku sedang depresi, membuatnya sampai mempertanyakan keberadaan Allah SWT. Mereka mempertanyakan alasan Allah menguji dirinya dan bahkan dijadikan alasan meragukan keberadaan-Nya.

Penulis buku dan aktivis Islam, Yasmin Mogahed dalam sebuah diskusi daring menyebut ujian atau musibah yang dirasakan manusia tidak memandang saleh atau jahatnya seseorang.  Manusia tidak terkecuali nabi-nabi juga tidak luput dari ujian.

"Semua orang diuji.  Bahkan Nabi Muhammad SAW yang paling dicintai Allah, yang terbaik dari ciptaan, yang tertinggi dari semuanya, telah melalui lebih banyak ujian daripada Anda dan saya. Dan itu adalah tanda cinta Allah," katanya dilansir dari About Islam, Sabtu (9/1).

Menurutnya, akan ada lagi pertanyaan tentang tanda cinta Allah kepada manusia. Apakah kesulitan hidup atau ujian yang diterima bisa diartikan tanda cinta Allah kepada kita?

"Biarkan aku memberitahu Anda.  Jadi seorang pria terlahir di rumah kaya, dia beruntung, dia kuat, dia memiliki otoritas, dia mendapatkan segalanya dari usia muda di sekolah. Tapi coba tebak, dia tidak pernah merasakan kesulitan," katanya.

Ia mengatakan semua kesulitan hidup bisa menjadi tanda cinta Allah agar manusia mau tetap dekat kepada-Nya. Seperti halnya seseorang yang diselamatkan dari bencana karena mobil yang ditumpangi mogok, sementara mobil mewah yang bisa berjalan terkena musibah.

"Dia Menyelamatkan Anda dari Bahaya yang Lebih Besar. Jadi Allah berfirman kepada penyembahku, Aku terlalu mencintaimu, Aku ingin kamu lebih dekat dengan-Ku sebelum kamu mati, kamu harus lebih dekat dengan-Ku," katanya.

"Jadi apa yang akan Allah lakukan untuk menyelamatkan seseorang dari bencana?. Yakni Dia akan membebankan Anda dengan sesuatu yang sangat besar, jadi Anda pergi ke bengkel mobil karena mobil rusak, tidak bisa diperbaiki dan Anda diselamatkan, anggota keluarga Anda diselamatkan," tambahnya.

Oleh: Mln. Tatep Wahyu Rohimmulloh   Bagi mereka yang sedang dilanda kesusahan, kesedihan dan penderitaan, sering sekali muncul banyak pertanyaan di dalam hati dan pikirannya, “Apa sih sebenarnya tujuan Allah mendatangkan atau menimpakan ujian atau musibah ini kepada saya?”  

Sebenarnya tujuan Allah swt menimpakan ujian kepada manusia itu tidak lain yaitu untuk mengetahui siapa yang lebih baik amalnya, sebagaimana firman Allah SWT di dalam Alquran Surah Al-Mulk ayat 2. “Allah yang menciptakan kematian dan kehidupan, supaya Dia menguji kamu, siapakah di antara kamu yang terbaik amalnya. Dan Dia Maha perkasa, Maha pengampun.”  

Selanjutnya Rasulullah saw pun bersabda di dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, “tidak ada satupun musibah (cobaan) yang menimpa seorang muslim berupa duri atau yang semisalnya melainkan dengannya Allah akan mengangkat derajatnya atau menghapus kesalahannya (HR Muslim).  

Kemudian Hadhrat Masih Mau’ud as bersabda, “banyak orang yang tidak tau tentang hal ini dan mengira bahwa bala bencana atau musibah yang menimpa manusia datang begitu saja tanpa sebab, atau datangnya bala bencana itu tidak ada hubungannya sama sekali dengan amal perbuatan manusia”. Pemikiran demikian sama sekali keliru.  

Ingatlah baik-baik, setiap bala yang timbul di dalam kehidupan ini, atau yang akan menimpa  nanti sesudah mati, yang kita yakini, akarnya yang sebenarnya adalah dosa. Sebab, dalam kondisi berdosa, manusia tidak mengindahkan nur-nur dan berkat-berkat yang datang dari Allah SWT.  

Dan, manusia jadi bergeser jauh dari titik pusat sebenarnya yang merupakan titik pusat ketentraman hakiki. Oleh karena itu, dalam kondisi demikian, timbulnya penderitaan atau musibah adalah sesuatu hal yang mutlak. (Malfuzhat, jld 7, h 150-153)   Selain itu, Allah SWT mendatangkan musibah untuk memberi peringatan kepada manusia. Kesibukan dunia kerap membuat manusia lalai akan hakikat hidup sehingga Allah swt “menegur” manusia dengan berbagai teguran seperti harta, jiwa, kesehatan manusia itu diambilnya kembali. Itu semua tujuannya adalah supaya manusia itu kembali ingat bahwa semua yang ada didunia ini adalah milik Allah semata.  

Sebagaimana Allah swt berfirman dalam alquran, “Dan peringatkan mereka tentang hari penyesalan ketika diputuskan segala urusan, sedangkan mereka dalam keadaan lalai, dan mereka tidak beriman.(Qs Maryam: 39)  

Namun, tidak jarang manusia juga mendapat musibah itu karena akibat perbuatannya sendiri. Contoh kecil saja, terjadinya longsor dan banjir bandang diakibatkan karena manusia menggunduli hutan. Oleh karena itu sangat penting bagi manusia untuk melakukan perenungan di saat mengalami musibah. Apakah musibah ini akibat ulah sendiri, peringatan atau memang ujian keimanan dari Allah swt.   

MUSIBAH ATAU AZAB YA?

Ketika seseorang mendapat musibah banyak sekali yang berpikiran, “ini pasti azab dari Allah swt akibat saya sering berbuat dosa atau bermaksiat”. Sebaiknya, manusia berhati-hati dengan pikiran seperti itu. “Azab merupakan ketentuan Allah pada suatu kaum berupa kejadian besar dan dahsyat yang tidak pernah terpikirkan, bahkan tergambar di dalam akal manusia. Sebelum Allah menurunkan azab, Allah pasti akan menurunkan peringatan dengan mengutus seorang pemberi ingat sebagaimana Allah berfirman didalam alquran, “dan kami tidak akan menimpakan azab sebelum kami menurunkan seorang rasul”. (QS. Al isra : 15).   

Sementara itu jika musibah itu ditimpakan kepada kaum muslimin atau yg beriman maka itu tidak bisa dikatakan sebagai azab. Meskipun demikian, kita tidak boleh merasa sudah beriman dan aman dari azab allah swt sehingga membuat kita lalai dengan tuntunan agama.

PortalMadura.Com – Tak ada hidup yang baik-baik saja. Setiap orang pasti pernah mengalami uijian dalam hidupnya. Perlu Anda ingat bahwa sesungguhnya, di dunia ini hanyalah kehidupan sementara yang berupa ujian-ujian yang harus dilewati untuk menggapai tujuan hakiki yaitu dengan kenikmatan surgawi. Karena itu, kita jangan sampai menyerah dengan ujian yang diberikan oleh Allah dan tetap istiqomah kepada-Nya.

Sejatinya Allah SWT memberikan ujian kepada manusia untuk melihat seberapa besar kemampuan manusia dalam menjalanai dan melewati ujian tersebut. Diibaratkan sebuah ujian di sekolah, dimana guru memberikan lembar soal ujian yang bertujuan agar siswa mampu memecahkan permasalan, kemudian hasilnya akan dinilai oleh guru hingga di akhir semester. Nilai ujian itu akan terpampang dengan peringkat antar siswa saling berbeda satu sama lainnya, tentunya tergantung dari kemampuan siswa mengisi soal ujian.

Hal tersebutpun sama dengan ujian hidup, Allah SWT memberikan ujian kepada manusia untuk mengetahui setiap kemampuan hamba-hamba-Nya dalam memecahkan permasalahan hidup, baik masalah harta, anak, keluarga, tempat kerja, ataupun masalah-masalah lainnya.

Allah SWT berfirman,” Dan sungguh, Kami benar-benar menguji kalian dengan sedikit dari rasa takut, lapar, krisis moneter, krisis jiwa dan krisis buah-buahan.Sampaikanlah kabar gembira bagi orang-orang yang sabar. Yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata, ‘Innalilahi wa ina ilaihi rajiun (Kami milik Allah dan hanya kepada-Nya lah kami akan kembali)’. Mereka lah orang-orang yang mendapatkan keberkahan dan kasih sayang dari Rabb mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapatkan petunjuk,” (QS. Al Baqarah:155-157).

Bahkan Rasulullah SAW bersabda: “Sungguh, besarnya pahala bersamaan dengan besarnya cobaan. Apabila Allah mencintai suatu kaum, Dia akan menguji mereka. Barangsiapa yang rela, maka baginya ridha-Nya, dan barang siapa yang benci, maka ia akan mendapatkan kebencian-Nya,” (HR. At Tirmidzi).

Berdasarkan penjelasan di atas, berikut beberapa hikmah yang dapat kita ambil pelajaran apabila ditimpa musibah atau ujian hidup.

1. Berdasarkan hadits Nabi SAW diatas yang berbunyi, “…Apabila Allah mencintai suatu kaum, Dia akan menguji mereka. ..”.

Maka hal ini menandakan bahwa setiap ujian manusia terima adalah sebagai wujud kasih sayang Allah SWT kepada hamba-Nya.

Logikanya, bila seseorang yang menyanyangi orang lain, maka ia akan sering memperhatikan orang yang disayanginya bukan. Begitu juga dengan Allah kepada hamba-Nya, dengan datangnya ujian berarti Allah sedang memperhatikan diri kita dan bentuk perhatian inilah sebagai salah satu ciri bahwa Allah sayang dan cinta kepada hamba-Nya yang ditimpa musibah.

2. Dengan adanya ujian hidup membuat diri kita semakin bersabar. Sebagaimana dalam firman Allah SWT : “Adakah kalian mau bersabar?”,(QS. Al Furqon : 20).

Artinya bahwa Allah memberikan ujian itu ingin melatih kebiasaan kita agar belajar bersabar. Logikanya, dengan seringnya datang ujian meski awalnya sulit namun karena sudah terbiasa maka seiring berjalannya waktu kesulitan itu akan sirna. Bahkan kita pun akan terbiasa menyelesaikan ujian-ujian yang datang kepada diri kita. Sehingga Allah membuat ujian hidup semata-mata ingin menaikan derajat hamba-Nya agar mencapai derajat sabar.

3. Melatih kita untuk belajar bersyukur. Hal ini seperti dijelaskan dalam firman Allah SWT : “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahim [14]: 7). Wallahualam.

Demikian penjelasan mengenai ujian yang merupakan salah satu ciri seseorang disayang Allah. Semoga informasi di atas dapat membuat kita semakin mendekat kepada-Nya. Amin. (islampos.com/Nanik)

The post Datangnya Ujian Ciri Seseorang Disayang Allah ? appeared first on PortalMadura.com.