Tokoh yang dijuluki sebagai bapak koperasi indonesia adalah

IPS Tokoh pahlawan yang dijuluki sebagai Bapak Koperasi Indonesia adalah?

  1. Ir. Soekarno
  2. Drs. Moh. Hatta
  3. Wr. Supratman
  4. Moh Yamin
  5. Semua jawaban benar

Jawaban: B. Drs. Moh. Hatta.

Dilansir dari Ensiklopedia, ips tokoh pahlawan yang dijuluki sebagai bapak koperasi indonesia adalah drs. moh. hatta.

Sebelumnya perlu diketahui bahwa tokoh yang dijuluki sebagai Bapak Koperasi Indonesia adalah Mohammad Hatta. Hal tersebut dikarenakan beliau memberikan usulan terkait tiga jenis usaha koperasi, yaitu : 

  • Koperasi konsumsi, yaitu koperasi yang khusus melayani dan menyediakan kebutuhan buruh dan pegawai 
  • Koperasi produksi, yaitu koperasi yang menjadi sarana bagi petani, nalayan, ataupun peternak untuk menjual hasilnya 
  • Koperasi kredit, yaitu koperasi yang membantu para pengusaha kecil untuk mendapatkan modal 

Jadi, jawaban yang tepat adalah A.  

tirto.id - Bapak Koperasi Indonesia lekat pada Bung Hatta bukannya tanpa alasan. Mohammad Hatta punya peran penting dalam memajukan koperasi di Indonesia.

Bertepatan dengan Hari Koperasi yang jatuh pada hari ini (12/7/2021), nama Mohammad Hatta atau Bung Hatta lebih sering terdengar.

Hal ini karena sang negarawan turut dikenal sebagai Bapak Koperasi Indonesia. Gelar tersebut diterima oleh Bung Hatta pada 17 Juli 1953 pada Kongres Koperasi Indonesia di Bandung.

Bung Hatta mendapat gelar sebagai Bapak Koperasi berkat perannya dalam memajukan koperasi di Indonesia. Ia banyak memberikan ceramah serta menulis berbagai karangan dan buku-buku ilmiah mengenai ekonomi dan koperasi.

Pada Hari Koperasi 1951, Bung Hatta sempat menyampaikan pidato di radio untuk menyambut hari nasional tersebut. Salah satu buah pikirannya tentang koperasi tertuang dalam buku "Membangun Koperasi dan Koperasi Membangun" yang dirilis 1971.

Meskipun dijuluki sebagai Bapak Koperasi, Bung Hatta bukanlah pelopor berdirinya koperasi di negeri ini. Koperasi pertama di Indonesia didirikan pada 1886 oleh Patih Purwokerto bernama R.Aria Wiraatmadja. Koperasi pertama ini merupakan koperasi simpan pinjam bernama Hulf Sparbank.

Berdasarkan Modul Ekonomi yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Hulf Sparbank didirikan untuk mencegah kaum ningrat meminjam uang dari lintah darat. Berdirinya Hulf Sparbank disambut baik oleh para pejabat di zaman kolonial. Hal ini membuat lebih banyak kegiatan koperasi di lingkungan politik etis.

Kegiatan koperasi mulai menjadi gerakan rakyat 20 tahun setelahnya. Pada 1908, Boedi Oetomo mulai membangun koperasi rumah tangga. Dilanjutkan dengan didirikannya koperasi pedagang dan pengusaha tekstil oleh Syarikat Dagang Islam pada 1913.

Kemudian pada 1927, kelompok Studie Club (Persatuan Bangsa Indonesia) turut aktif dalam gerakan koperasi sebagai wadah pendidikan ekonomi rakyat serta nasionalisme kebangsaan. Gerakan koperasi akhirnya dipersatukan dalam Kongres Gerakan Koperasi 12 Juli 1947.

Kongres koperasi pertama itu dilaksanakan di Tasikmalaya dan dihadiri oleh 500 utusan dari pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Tanggal tersebut yang saat ini dikenal sebagai Hari Koperasi Nasional. Bersamaan dengan ditetapkannya Hari Koperasi, kongres tersebut juga melahirkan Sentral Organisasi Koperasi Rakyat Indonesia (SOKRI).

Namun, pada 1968 SOKRI berganti menjadi Dewan Koperasi Indonesia (DEKOPIN) yang dikenal hingga saat ini. Dikutip dari laman resmi DEKOPIN, lembaga tersebut merupakan satu-satunya lembaga dalam gerakan koperasi Indonesia.

Kegiatan koperasi mulai diatur secara resmi dalam Undang-undang (UU) Nomor 25 Tahun 1992. Berdasarkan UU tersebut koperasi dikenal sebagai badan usaha yang beranggotakan perseorangan atau badan hukum yang kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi dan asas kekeluargaan.

Baca juga:

  • Link Twibbon Hari Koperasi Nasional 2021: Rayakan Harkopnas ke-74
  • Sejarah Hari Koperasi Nasional 12 Juli & Tema Peringatan 2021 ke-74
  • Hari Koperasi Nasional 12 Juli 2021: Tema-Link Logo Harkopnas Ke-74

Baca juga artikel terkait BAPAK KOPERASI INDONESIA atau tulisan menarik lainnya Yonada Nancy
(tirto.id - ynd/wta)


Penulis: Yonada Nancy
Editor: Nur Hidayah Perwitasari
Kontributor: Yonada Nancy

Subscribe for updates Unsubscribe from updates

Mohammad Hatta punya peran penting dalam memajukan koperasi di Indonesia. Sang negarawan tersebut turut dikenal sebagai Bapak Koperasi Indonesia. Gelar tersebut diterima oleh Bung Hatta pada 17 Juli 1953 pada Kongres Koperasi Indonesia di Bandung.

Bung Hatta mendapat gelar sebagai Bapak Koperasi berkat perannya dalam memajukan koperasi di Indonesia. Ia banyak memberikan ceramah serta menulis berbagai karangan dan buku-buku ilmiah mengenai ekonomi dan koperasi.

Meskipun dijuluki sebagai Bapak Koperasi, Bung Hatta bukanlah pelopor berdirinya koperasi di negeri ini. Koperasi pertama di Indonesia didirikan pada 1886 oleh Patih Purwokerto bernama R.Aria Wiraatmadja. Koperasi pertama ini merupakan koperasi simpan pinjam bernama Hulf Sparbank.

Berdasarkan Modul Ekonomi yang diterbitkan oleh Kemendikbud, Hulf Sparbank didirikan untuk mencegah kaum ningrat meminjam uang dari lintah darat. Berdirinya Hulf Sparbank disambut baik oleh para pejabat di zaman kolonial. Hal ini membuat lebih banyak kegiatan koperasi di lingkungan politik etis.

Kegiatan koperasi mulai menjadi gerakan rakyat 20 tahun setelahnya. Kegiatan koperasi mulai diatur secara resmi dalam Undang-undang (UU) Nomor 25 Tahun 1992. Koperasi dikenal sebagai badan usaha yang beranggotakan perseorangan atau badan hukum yang kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi dan asas kekeluargaan.

Itu tadi penjelasan singkat mengenai Bapak Koperasi Indonesia tapi bukan pendiri koperasi di Indonesia.

Sumber : tirto.id

Temukan Info Menarik Lainnya di

Website : ekoperasi.co.id

Telp/WA : 0821-1682-0007

FB | IG : eKoperasi

Youtube : Info eKoperasi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mohammad Hatta atau lebih populer dengan nama Bung Hatta adalah Wakil Presiden pertama Republik Indonesia. Selain itu, ia adalah Bapak Koperasi Indonesia.

Ada sejarah panjang pemberian gelar Bapak Koperasi Indonesia. Bung Hatta sendiri mendapatkan gelar Bapak Koperasi Indonesia adalah saat Kongres Koperasi Indonesia yang diselenggarakan di Bandung, Jawa Barat, pada 17 Juli 1953.

Saat itu, Bung Hatta menyebutkan, koperasi di segala bidang adalah salah satu jalan untuk melepaskan diri dari kemiskinan pasca lepas dari penjajahan Belanda.

Sejarah koperasi

Dikutip dari Kompaspedia yang diterbitkan Harian Kompas, koperasi telah menjadi bagian dari masyarakat Indonesia sejak masa kolonial Hindia Belanda.

Baca juga: PG Colomadu, Simbol Kekayaan Raja Jawa-Pengusaha Pribumi era Kolonial

Dari awal perkembangannya tujuan koperasi tidak berubah, yakni memberikan kesejahteraan terutama rakyat dari golongan ekonomi kecil. Koperasi di Indonesia sudah dikenal sejak akhir abad XIX dan berkembang di awal abad XX.

Pemerintah Hindia Belanda menaruh perhatian cukup besar pada perkoperasian, mengingat usaha tersebut diminati oleh kalangan penduduk bumiputra.

Pada masa kolonial Hindia Belanda usaha merintis koperasi dilakukan oleh berbagai pihak mulai dari swadaya masyarakat, organisasi politik, partai politik, hingga pemerintah.

Cikal bakal koperasi juga sudah ada sejak tahun 1896. Patih Aria Wiriaatmadja di Purwokerto memulai suatu usaha yang disebut Hulp en Spaarbank (Bank Pertolongan dan Simpan) yang cara kerjanya mirip dengan koperasi dan mulai memberikan pinjaman kepada pegawai negeri.

Baca juga: Apa Saja Infrastruktur Peninggalan Penjajahan Jepang di Indonesia?

Tahun 1898, Hulp en Spaarbank diperluas dengan memberikan pinjaman kepada para petani. Namun, pemerintah kolonial tidak banyak mendukung cita-cita perkembangan koperasi saat itu.

Pemerintah hanya mendirikan Bank Desa, Lumbung Desa, Rumah Gadai, dan lain-lain yang tujuan pendiriannya berbeda-beda.

Ide Patih Aria Wiriaatmadja kemudian dikembangkan oleh De Wolf van Westerrode, Asisten Residen Purwokerto, Keresidenan Banyumas yang pernah belajar tentang volksbank (Bank Rakyat) di Jerman.

Era pergerakan nasional

Tahun 1908 menandai era pergerakan nasional. Tahun ini juga merupakan periode lahirnya koperasi-koperasi pertama di Hindia Belanda yang dipelopori oleh Boedi Oetomo.

Baca juga: Mengenal Gobog, Uang yang Berlaku di Era Majapahit

Organisasi tersebut membentuk koperasi-koperasi usaha dan koperasi-koperasi rumah tangga. Pembentukan koperasi ini bertujuan untuk membantu kesejahteraan ekonomi masyarakat saat itu.

Bahkan di tahun 1913, Sarekat Dagang Islam membentuk koperasi-koperasi toko dan koperasi-koperasi batik.

Hal ini tidak dapat dilepaskan dari tujuan awal pendirian Sarekat Dagang Islam untuk melindungi para pedagang-pedagang batik di Surakarta.

Berikutnya pada tahun 1915, Koninklijk Besluit 7 April No. 431 dikeluarkan oleh pemerintah kolonial yang mengatur cara kerja koperasi.

Mereka yang berkeinginan untuk mendirikan koperasi harus membuat anggaran dasar dalam bahasa Belanda, meminta izin kepada Gubernur Jenderal dengan biaya meterai 50 gulden, serta harus membuat akta pendirian dengan perantara notaris.

Baca juga: Menguak Kisah Hidup Pablo Escobar, Bandar Narkoba Terkaya di Dunia

Persyaratan ini dianggap terlalu berat bagi masyarakat sehingga minat pendirian koperasi menjadi turun.

Pemerintah mendirikan Cooperatie Commisie (Panitia Koperasi) yang terdiri dari 7 orang Eropa dan 3 orang bumiputra.

Panitia Koperasi bertugas untuk mempelajari pertumbuhan koperasi di Hindia Belanda dan luar negeri terutama di negara-negara Asia. Nantinya, Panitia Koperasi akan menyusun rekomendasi kepada pemerintah kolonial untuk memperbaiki peraturan koperasi.

Hingga pada tahun 1930, dibentuk Jawatan Koperasi yang dipimpin oleh Dr. JH Boeke yang sebelumnya pernah memimpin Komisi Koperasi tahun 1920. Jawatan Koperasi ini berada di dalam Departemen Binnenlands Bestuur (Departemen Dalam Negeri).

Baca juga: Berapa Utang Warisan Belanda yang Disinggung Sri Mulyani?

Jawatan Koperasi dipindahkan ke dalam Departemen Economische Zaken (Departemen Perekonomian), karena begitu banyaknya kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh koperasi-koperasi saat itu

Pasca-kemerdekaan Indonesia

Kongres Koperasi Indonesia pertama diselenggarakan di Tasikmalaya. Kongres tersebut menghasilkan beberapa keputusan, antara lain: mendirikan Sentral Organisasi Koperasi Rakyat Indonesia (SOKRI); ditetapkannya asas koperasi Indonesia yakni asas kekeluargaan dan gotong royong; mengadakan pendidikan koperasi bagi para anggotanya; dan ditetapkannya tanggal 12 Juli sebagai Hari Koperasi Indonesia.

Dalam Kongres Koperasi Indonesia di Bandung, Mohammad Hatta diangkat sebagai Bapak Koperasi Indonesia (Bapak Koperasi Indonesia adalah).

Hatta tidak dapat dilepaskan dari pemikirannya tentang koperasi. Tulisan dan ceramahnya mengenai koperasi berperan besar untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia.

Baca juga: Mengenal Eigendom, Bukti Kepemilikan Tanah Warisan Belanda

Dalam perkembangannya koperasi Indonesia mengalami pasang surut. Pemerintah telah berulang kali merevisi undang-undang (UU) koperasi untuk menyesuaikan kebutuhan masyarakat dalam memajukan perekonomiannya.

Pada era Orde Baru koperasi mengalami puncak kejayaannya. Melalui kehadiran Badan Usaha Unit Desa/Koperasi Unit Desa yang berkembang sejak 1970-an, koperasi menjelma menjadi unit penggerak perekonomian bagi desa-desa di Indonesia.

Sejak saat itu jumlah koperasi secara nasional mencapai ribuan. Hingga kini koperasi masih diperhitungkan sebagai unit usaha kecil dan menengah.

Sejak dicetuskan Bung Hatta sebagai Bapak Koperasi Indonesia, pemerintah menyadari pentingnya kehadiran koperasi sebagai salah satu penggerak perekonomian Indonesia di tengah krisis yang melanda.

Baca juga: 7 Kota di Indonesia yang Dibangun Penjajah Belanda dari Nol

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link //t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA