Protagonis biasanya baik dan tidak jahat. Dalam beberapa cerita, tidak semua protagonis menjadi jagoan atau baik. Adakalanya protagonis bertingkah seperti antagonis yang kemudian dikenal sebagai anti-hero (anti-heroine untuk wanita) dan ada juga protagonis yang benar benar jahat, yang disebut villain protagonis. Protagonis tidak hanya mencakup tokoh utama, tetapi tokoh pendukung yang baik juga dikategorikan protagonis. Tokoh protagonis biasanya membawakan perwatakan yang bertentangan dengan antagonis yang menyampaikan nilai-nilai negatif. Tokoh protagonis biasanya merupakan tokoh yang membawakan misi kebenaran dan kebaikan untuk menciptakan situasi kehidupan masyarakat yang damai, aman, dan sejahtera.
Ilustrasi penjahat. ©shutterstock.com JATENG | 16 Maret 2022 19:53 Reporter : Jevi Nugraha Merdeka.com - Sebagaimana kita tahu, dalam sebuah pementasan drama, tokoh harus memiliki watak dan perilaku yang menonjol. Sehingga penonton dapat memahami bagaimana alur cerita yang sedang diperankan oleh para tokoh. Karakter ini sudah diciptakan saat penulis menulis sebuah naskah drama. Kemudian penggambaran watak ini akan dikembangkan oleh masing-masing tokoh. Sehingga konsistensi watak para tokoh ini sangat penting diperankan dari awal hingga akhir cerita. Secara umum, karakter tokoh dibagi menjadi tiga, yaitu protagonis (tokoh berwatak baik), tritagonis (penengah), dan antagonis (penantang tokoh protagonis). Dari ketiga karakter tersebut, antagonis kerap dianggap berwatak buruk atau penjahat. Sebab, tokoh antagonis sering menghalangi keinginan dari tokoh protagonis. Lantas, apa sebenarnya yang dimaksud dengan antagonis? Simak ulasannya yang merdeka.com lansir dari Kapanlagi.com: 2 dari 3 halaman Dokumentasi Sanggar Ori Gunungkidul Drama merupakan sebuah cerita yang ditampilkan di depan umum dan terdapat dialog atau percakapan yang diperankan oleh beberapa tokoh. Tak hanya dialog dan percakapan, biasanya dalam pementasan drama juga disertai dengan aksi-aksi tertentu, sehingga hal ini dapat menarik penonton. Secara definisi, drama dapat dipahami sebagai karya seni berupa percakapan yang dipentaskan. Umumnya, drama juga menggambarkan realitas kehidupan, karakter, serta perilaku manusia melalui sebuah pertunjukan. Dalam cerita tersebut, akan selalu ada sebuah peran antagonis atau karakter yang selalu menantang tokoh utama. Antagonis adalah karakter yang melawan tokoh utama sehingga menimbulkan konflik. Biasanya, tokoh antagonis memiliki watak buruk dan negatif. Meski begitu, dalam beberapa cerita, pengarang juga bisa memberi ruang yang banyak untuk tokoh antagonis, baik dalam karya sastra maupun film. Tokoh antagonis sendiri berlawanan dengan protagonis. Tokoh protagonis adalah individu dalam cerita yang selalu mengutamakan kebenaran dan kejujuran. Sementara, antagonis biasanya selalu menantang semua watak dari protagonis. Kandati protagonis baik, bukan berarti dia akan selalu memenangkan perseteruan di akhir cerita. Banyak sekali cerita, baik dalam film maupun karya sastra, yang akhirnya memenangkan karakter antagonis. 3 dari 3 halaman Dokumentasi Sanggar Ori Gunungkidul Ada beberapa ciri-ciri antagonis dalam sebuah drama seperti penuh tipu daya, tidak senang melihat tokoh utama bahagia, licik, dan lainnya. Peran antagonis dalam sebuah drama biasanya sangat mencurigakan. Tidak jarang tokoh antagonis berpura-pura bersikap baik dan memberikan pertolongan kepada pemeran utama. Meski begitu, ada juga yang langsung menunjukkan sifat jahatnya ketika pertama kali cerita dimulai. Berikut sejumlah ciri-ciri tokoh antagonis dalam drama, di antaranya: • Mimik atau ekspresi wajah kerap mencurigakan. • Selalu berlagak baik di depan orang. • Biasa memutar balikkan fakta. • Memiliki ketawa yang khas. Fungsi Tokoh Antagonis dalam Drama Salah satu bagian terpenting dalam sebuah drama ialah naskah drama. Sebelum mementaskan pertunjukan, penulis harus mengerti alur cerita yang akan dipentaskan. Tentunya, dalam pembuatan naskah atau alur cerita tersebut, biasanya penulis menggunakan unsur-unsur drama, yang meliputi tema, amanat, plot, karakter, dialog, dan lain sebagainya. Selain itu, karakter tokoh juga sangat penting untuk membangun sebuah cerita yang menarik. Salah satu tokoh yang berfungsi untuk membuat cerita lebih seru dan menarik adalah peran antagonis. Berikut sejumlah fungsi tokoh antagonis adalah sebagai berikut: Pemicu Konflik Salah satu fungsi tokoh antagonis adalah pemicu konflik cerita. Karakternya yang selalu melawan tokoh utama akan menimbulkan sebuah konflik. Nantinya, konflik ini akan membuat jalan cerita menjadi lebih seru dan menarik. Membawa Alur dan Emosi Penonton Fungsi tokoh antagonis selanjutnya, yaitu membawa alur dan emosi penonton. Semakin menyebalkan tokoh antagonis dalam sebuah cerita, akan membuat penonton semakin tertarik untuk melihat adegan ceritanya. Untuk itu, biasanya tokoh antagonis akan selalu membawa emosi penonton naik turun. Menambah Kesan Dramatis Untuk menambah kesan yang lebih dramatis, tokoh antagonis biasanya juga memiliki raut wajah yang licik dan bersuara sinis. Tokoh antagonis ini tidak disukai. Bahkan, dalam sebuah cerita, tokoh antagonis sangat senang bersikap pura-pura baik dan sering menyusun rencana buruk terhadap tokoh utama protagonis. Beberapa sifat peran antagonis tersebut yang akan membuat alur cerita menjadi lebih dramatis. Untuk itu, peran atau tokoh ini sangat dibutuhkan dalam sebuah karya sastra, baik film maupun drama. (mdk/jen)
|