Jakarta, CNN Indonesia --
Sejumlah kondisi bisa menjadi tanda-tanda hamil. Umumnya, telat haid menjadi tanda hamil yang paling umum dialami oleh wanita.
Sebab, hal ini menjadi pertanda bahwa sel telur berhasil dibuahi, sehingga tidak larut dan luruh bersama lapisan dinding rahim yang biasa menjadi darah haid. Saat sel telur dibuahi, maka wanita akan hamil.
Lihat Juga :
12 Cara Cepat Hamil buat Pasangan Baru Menikah
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Selain itu, sebenarnya ada banyak tanda kehamilan lainnya yang bisa dirasakan sebelum telat haid. Misalnya, gejala yang juga umum adalah mual dan muntah, mudah kelelahan, hingga lebih sensitif terhadap bau-bauan.
Namun, terkadang ada pula tanda-tanda hamil yang tidak disadari. Ini bisa terjadi karena ada tanda kehamilan yang tidak biasa.
Tanda-Tanda Hamil
Melansir Healthline, berikut 30 tanda umum yang dirasakan ketika Anda tengah hamil.
1. Telat haid
Telat haid menjadi tanda umum kehamilan, khususnya yang punya siklus menstruasi teratur. Bahkan, telat haid sering dianggap sebagai pertanda usia kehamilan 1 minggu.
Namun daripada menebak-nebak, lebih baik lakukan tes kehamilan jika sudah telat haid.
2. Bercak darah
Munculnya bercak darah dari vagina bisa menjadi tanda-tanda hamil 1 hari atau tanda-tanda hamil 3 hari. Hal ini bisa terjadi karena pendarahan implantasi dari lapisan rahim.
Biasanya, pendarahan implantasi terjadi kurang dari 3 hari, sehingga kerap dianggap sebagai ciri-ciri awal kehamilan. Bercak darah ini punya warna beragam, mulai dari merah muda, merah terang, hingga kecokelatan. Namun, ini bukanlah masalah serius.
3. Perut kram
Tanda-tanda hamil lainnya adalah perut kram. Biasanya, kram ini lebih ringan daripada nyeri haid. Namun, intensitasnya beragam, mulai dari yang ringan, sedang, hingga berat.
4. Suhu tubuh meningkat
Saat hamil, biasanya suhu tubuh basal menjadi lebih hangat. Untuk itu, sebaiknya Anda memenuhi kebutuhan cairan di dalam tubuh dengan banyak minum air putih.
5. Kelelahan
Banyak perempuan yang merasa mudah kelelahan saat hamil muda. Hal ini terjadi karena tubuh tengah melakukan penyesuaian pada kondisi baru.
Salah satunya, aliran darah yang meningkat sekitar 30-50 persen, sehingga menambah kerja jantung dan menyebabkan kelelahan. Cara mengatasi lelah saat hamil muda adalah dengan memperbanyak istirahat dan mencukupi kebutuhan nutrisi pada tubuh.
6. Gampang ngantuk
Sebagian orang menyebut ciri hamil mengantuk terus. Hal ini wajar sebagai reaksi dari peningkatan kadar hormon progesteron. Sebaiknya, Anda tidur yang cukup pada masa awal kehamilan.
7. Payudara nyeri
Tanda-tanda hamil yang juga umum terjadi adalah payudara nyeri, meski ada juga perempuan yang hamil tapi payudara tidak mengalami perubahan.
Biasanya, ini terjadi antara minggu ke-4 sampai minggu ke-6 masa kehamilan, setelah itu nyeri perlahan menghilang.
Penyebabnya adalah penyesuaian hormon yang tengah berubah di dalam tubuh. Untuk itu, Anda bisa menggunakan bra yang lebih longgar dan tanpa kawat agar tidak semakin terasa nyeri dan sesak.
8. Areola dan puting menghitam
Selain nyeri, areola dan puting pada payudara mulai menghitam dan membesar. Hal ini juga terjadi karena ada penyesuaian hormon di payudara.
Biasanya, kondisi ini mulai terjadi pada minggu ke-11 masa kehamilan sampai masa menyusui berakhir. Kendati begitu, ada juga sebagian perempuan yang warna areolanya normal saat hamil.
“Selain kehamilan, telat haid juga dapat disebabkan oleh beberapa kondisi kesehatan. Misalnya seperti perubahan berat badan, stres, efek samping obat atau pil kontrasepsi, hingga dimulainya masa perimenopause. Maka dari itu, jika telat haid sering kali terjadi, segeralah memeriksakan diri ke dokter spesialis.”
Halodoc, Jakarta – Seorang wanita dapat dikatakan mengalami telat haid bila siklus menstruasinya berlangsung lebih dari 35 hari. Nah, terlambatnya haid atau menstruasi merupakan salah satu gejala awal akan kehamilan. Akan tetapi, banyak kasus di mana wanita mengalami telat haid, tapi sama sekali tidak merasakan gejala hamil.
Fenomena telat haid yang ternyata bukan disebabkan oleh kehamilan tentu dapat membuat bingung banyak wanita. Lantas, kira-kira apa penjelasan medis terkait gangguan menstruasi tersebut? Yuk simak informasinya di sini!
Penjelasan Medis Terkait Telat Haid Selain Kehamilan
Nyatanya, selain kehamilan telat haid dapat disebabkan oleh beberapa kondisi kesehatan. Mulai dari stres, perubahan berat badan, efek samping penggunaan obat atau pil kontrasepsi, indikasi gangguan kesehatan tertentu, hingga dimulainya masa perimenopause. Nah, berikut penjabarannya:
1. Stres
Dilansir dari Healthline, stres dapat menghambat keseimbangan kadar hormon pada tubuhmu, hingga mengubah rutinitas harian. Bahkan, stres juga dapat memengaruhi bagian otak yang berfungsi untuk mengatur siklus haid, yaitu hipotalamus. Di samping itu, stres juga dapat memicu berbagai penyakit, kenaikan atau penurunan berat badan secara tiba-tiba. Kedua kondisi tersebut juga dapat mengganggu siklus menstruasi seorang wanita sehingga menjadi tidak teratur.
2. Kondisi Berat Badan
Mengalami kelebihan berat badan (obesitas), dan kekurangan berat badan juga dapat menjadi penyebab telat haid. Seperti misalnya kondisi obesitas yang dapat memengaruhi regulasi estrogen dan progesteron atau bahkan menyebabkan masalah kesuburan. Sebab, indeks massa tubuh (BMI) yang sangat tinggi telah banyak dikaitkan dengan keterlambatan menstruasi.
Sementara itu, tubuh yang terlalu kurus juga dapat mengganggu siklus menstruasi yang teratur. Pasalnya, ketika tubuh kekurangan lemak dan nutrisi lainnya, fungsi tubuh dalam memproduksi hormon yang berkaitan dengan menstruasi akan terhambat.
3. Efek Samping Obat atau Pil Kontrasepsi
Beberapa jenis obat seperti antipsikotik, antidepresan, obat tiroid, antikonvulsan dan obat kemoterapi tertentu, juga dapat menjadi penyebab telat haid. Di samping itu, penggunaan pil kontrasepsi hormonal seperti Depo-Provera yang mengandung progesteron juga dapat memengaruhi siklus menstruasi.
4. Indikasi Gangguan Kesehatan Tertentu
Terlambatnya haid atau menstruasi bisa jadi disebabkan oleh indikasi akan adanya gangguan kesehatan yang serius. Sebab, beberapa penyakit kronis dapat memengaruhi siklus menstruasi. Contohnya seperti penyakit tiroid, sindrom ovarium polikistik (PCOS), tumor hipofisis (baik yang bersifat kanker maupun non kanker), kista ovarium, disfungsi hati, hingga diabetes.
Beberapa gangguan kesehatan yang diidap seseorang sedari lahir seperti sindrom Turner dan insensitivitas androgen juga dapat menimbulkan masalah menstruasi dan kesuburan. Selain penyakit kronis dan gangguan kesehatan bawaan, penyakit akut seperti serangan jantung, gagal ginjal, hingga pneumonia juga dapat menjadi penyebab telat haid.
Hal ini lantaran penyakit akut tersebut dapat membuat pengidapnya mengalami penurunan berat badan yang cepat dan drastis. Nah, kondisi tersebut berisiko memicu kekurangan nutrisi, hingga disfungsi hormon, di mana keduanya sama-sama dapat memicu telat haid.
5. Memasuki Fase Perimenopause
Fase perimenopause sendiri merupakan masa peralihan antara usia reproduktif ke usia non-reproduktif. Jika seorang wanita sudah memasuki masa perimenopause, persediaan sel telur pada tubuh akan semakin menipis. Akibatnya siklus haid akan terpengaruh sehingga menyebabkan haid terlambat atau tidak teratur. Kondisi tersebut akan berlangsung hingga pada akhirnya seorang wanita tidak lagi mengalami haid, sebagai tanda bahwa tubuhnya telah memasuki fase menopause.
Nah, itulah penjelasan medis mengenai telat haid tanpa merasakan gejala hamil. Kondisi tersebut dapat diakibatkan oleh berbagai faktor. Mulai dari tingkat stres yang tinggi, hingga dimulainya fase perimenopause pada wanita. Oleh karena itu, pemeriksaan kesehatan tentu dibutuhkan jika telat haid sering kali terjadi. Tujuannya agar dokter dapat benar-benar mendiagnosis apa penyebab dari terlambatnya haid.
Melalui aplikasi Halodoc, kamu bisa membuat janji rumah sakit dengan dokter spesialis kebidanan atau kandungan pilihanmu. Tentunya tanpa perlu mengantre atau menunggu berlama-lama. Jadi tunggu apa lagi? Yuk download Halodoc sekarang!