APAKAH JANIN YANG MATI KEGUGURAN PERLU DIKAFANI DAN DISHALATKAN
Oleh
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin
Pertanyaan.
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin ditanya : Ada seorang perempuan yang keguguran saat janin berumur 6 bulan. Ia bekerja di tempat yang berat dan melelahkan, meskipun demikian ia masih tetap melaksanakan puasa Ramadhan. Ia khawatir jika penyebab keguguran itu adalah pekerjaannya yang berat ini. Dan janin itu dikuburkan tanpa dishalati, bagaimana hukum tidak menshalatinya ? Dan apakah yang harus dikerjakan wanita itu agar keraguan yang menyelimuti hatinya bahwa penyebab keguguran adalah dirinya bisa dihilangkan ?
Jawaban
Apabila keguguran telah mencapai usia 4 bulan maka ia harus dimandikan, dikafani dan dishalati, karena jika telah mencapai 4 bulan berarti ruhnya telah ditiupkan ke janin, sebagaimana yang disebutkan dalam hadits Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu berkata : Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ‘orang yang benar dan dibenarkan’ telah bersabda kepada kami.
إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِي بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِيْنَ يَوْماً نُطْفَةً، ثُمَّ يَكُوْنُ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يَكُوْنُ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يُرْسَلُ إِلَيْهِ الْمَلَكُ فَيَنْفُخُ فِيْهِ الرُّوْحَ
“Sesungguhnya salah seorang di antara kalian dikumpulkan ciptaannya di perut ibunya empat puluh hari dalam bentuk air mani, kemudian menjadi segumpal darah dalam waktu yang sama. Kemudian menjadi segumpal daging dalam waktu yang sama. Kemudian diutuslah malaikat kepadanya untuk meniupkan nyawa kepadanya”..sampai akhhir hadits. [Hadits Riwayat Bukhari (3208) dalam Al-Bad’u, Muslim (2643) Kitaab Al-Qadru]
Maka waktu 120 hari atau 4 bulan bila keguguran harus dimandikan, dikafani, dishalati, dan akan dikumpulkan pada hari kiamat bersama manusia.
Adapun jika belum ada 4 bulan maka ia tidak dimandikan, tidak dikafani, dan tidak dishalati, ia dikuburkan dimana saja, karena ia sekedar seonggok daging bukan manusia.
Janin yang ditanyakan tadi usianya telah mencapai enam bulan maka ia wajib dimaNdikan, dikafani, dan dishalati. Terhadap pertanyaan tadi, karena ia belum dishalati hendaknya mereka menshalati sekarang di atas kuburannya jika memang diketahui tempatnya, jika tidak ketahuan maka dishalatkan secara ghaib, dan shalat sekali saja sudah cukup baginya.
Adapun mengenai perasaan ibunya yang merasa keguguran itu disebabkan olehnya, hal ini bukanlah kesalahannya, dan tidak selayaknya hatinya tersiksa karenanya. Karena banyak janin yang telah mati sejak diperut ibunya, dan hal ini tidak berpengaruh apa-apa bagi ibunya. Maka hendaknya ia hentikan keraguan ini agar hidupnya tidak terkotori dengan bayang bayang dosa ini. Wallahu a’lam.
[DIisalin dari kitab Majmu Fatawa Arkanil Islam, edisi Indonesia Majmu Fatawa Solusi Problematika Umat Islam Seputar Akidah Dan Ibadah Oleh Syaikh Muhamad bin Shalih Al-Utsaimin, Terbitan Pustaka Arafah]
- Home
- /
- Fiqih : Jenazah &...
- /
- Apakah Janin Yang Mati...
Home Konsultasi Agama Konsultasi Syariah
Terkait: Hukum Aborsi dalam Islam
Syaikh Nawawi Al Jawi dalam Nihayatuz Zain, hlm. 156, menyatakan:و) أما السقط وهو الولد النازل قبل تمام الأشهر ففيه تفصيل حاصله أنه إن لم تظهر حياته ولا أماراتها ولا خلقه لا تجوز الصلاة عليه ولا يجب غسله ويسن ستره بخرقة ودفنه وكذا غسله كما قال ابن حجر إذا سن غسله سن ستره بخرقة ودفنه وإذا وجب وجبا وإن لم تظهر حياته ولا أماراتها لكن ظهر خلقه وجب ما عدا الصلاة فحينئذ (ووري) أي ستر بخرقة (سقط) موصوف بما ذكر (ودفن) أي وغسل وجوبا في هذه الثلاثة وحرمت الصلاة عليه. فإن) ظهرت حياته بصياح أو غيره أو ظهرت أمارتها كأن (اختلج) أي اضطرب أو تحرك بعد انفصاله فهو كالكبير ولو دون أربعة أشهر إن فرض كما أفاده الشبراملسي وحينئذ كفن ودفن وغسل وجوبا قطعا و (صلي عليه) وجوبا على الأظهر في مسألة عدم ظهور الحياة كالبكاء مع ظهور أمارتها كالتحرك لاحتمال حياته بهذه القرينة الدالة عليها وللاحتياط. وقد نظم بعضهم هذه الأحوال فقال والسقط كالكبير في الوفاة إن ظهرت أمارة الحياة أو خفيت وخلقه قد ظهرا فامنع صلاة وسواها اعتبرا أو اختفى أيضا ففيه لم يجب شيء وستر ثم دفن قد ندب أما النازل بعد تمام الأشهر وهو ستة أشهر فكالكبير مطلقا وإن نزل ميتا ولم يعلم له سبق حياة. وقال الشبراملسي وإن لم يظهر فيه تخطيط ولا غيره حيث علم أنه آدمي إذ هو خارج من تعريف السقط, وخرج بالسقط العلقة والمضغة لأنهما لا يسميان ولدا فيدفنان ندبا من غير ستر
Artinya: Bayi yang keguguran (Arab: siqt) atau mati saat lahir yaitu anak yang lahir prematur maka hukumnya dirinci. Intinya (a) apabila tidak hidup, tidak tampak tanda kehidupan dan tidak ada bentuk, maka tidak boleh dishalati, tidak wajib dimandikan tapi sunnah ditutup dengan kain dan dikuburkan. Begitu juga sunnah dimandikan sebagaimana dikatakan Ibnu Hajar Asqolani: "Apabila sunnah dimandikan maka sunnah ditutupi dengan kain dan dimakamkan." Apabila wajib dimandikan maka wajib pula dua hal yang lain (dibungkus dan dimakamkan); (b) Apabila tidak tampak hidup, tidak ada tanda kehidupan tetapi sudah berbentuk manusia, maka wajib semuanya kecuali shalat. Oleh karena itu, maka wajib dimandikan, dibungkus kain dan dimandikan dan dimakamkan tapi haram dishalati; (c) Apabila janin itu sempat hidup seperti menangis atau lainnya atau ada tanda kehidupan seperti ada detak jantung atau bergerak setelah lahir maka hukumnya sama dengan mayit dewasa walaupun usianya kurang dari 4 bulan seperti difahami dari Al-Syubramulasi. Oleh karena itu, maka wajib dikafani, dimakamkan, dimandikan dan disholati. Syaikhul Islam Zakariya Al-Anshari dalam Asnal Matolib, 1/313 menyatakan:فرع السقط) بتثليث سينه (إن استهل) أي صاح والمراد إن علمت حياته بصياح أو غيره (فكالكبير) فيغسل ويكفن ويصلى عليه ويدفن لتيقن حياته وموته بعدها (وكذا أن اختلج وتحرك) بعد انفصاله لظهور أمارة الحياة فيه ولخبر «الطفل يصلى عليه» رواه الترمذي وحسنه والجمع بين الاختلاج والتحرك تأكيد (وإلا) بأن لم تظهر أمارة الحياة باختلاج أو نحوه (فإن بلغ أربعة أشهر) أي مائة وعشرين يوما فأكثر حد نفخ الروح فيه (غسل وكفن) ودفن وجوبا (بلا صلاة) فلا تجب بل لا تجوز لعدم ظهور حياته وفارقت ما قبلها بأنه أوسع بابا منها بدليل أن الذمي يغسل ويكفن ويدفن ولا يصلى عليه (ولدونها) أي الأربعة أشهر (وروى بخرقة ودفن) فقط ندبا لكن ما نيط به ما ذكر من الأربعة أشهر وما دونها جرى على الغالب من ظهور خلق الآدمي عندها وإلا فالعبرة إنما هو بظهور خلقه وعدم ظهوره كما يفيده كلام الأصل وعبر عنه بعضهم بزمن إمكان نفخ الروح وعدمه وبعضهم بالتخطيط وعدمه وكلها، وإن كانت متقاربة فالعبرة بما قلنا
Artinya: Bayi keguguran (lahir prematur) apabila saat keluar berteriak (mengeluarkan suara) yakni diketahui masih hidup dengan tanda menangis atau lainnya maka hukumnya seperti jenazah orang dewasa: yakni dimandikan, dikafani dan dishalati karena diyakini hidup dan matinya setelahnya. Begitu juga apabila janin itu berdetak jantunya dan bergerak setelah terpisah dari ibunya karena adanya tanda kehidupan. Berdasarkan hadits "anak (yang mati) dishalati". Hadits Hasan riwayat Tirmidzi. Apabila tidak tampak tanda kehidupan dengan detak jantung atau lainnya maka (a) apabila usianya mencapai 4 bulan atau 120 hari lebih yang menjadi batas ditiupnya ruh, maka dimandikan dan dikafani dan wajib dimakamkan tanpa dishalati. Bahkan tidak boleh dishalati karena tidak adanya kehidupan: .. (b) apabila usianya kurang dari 4 bulan maka cukup dibungkus dengan kain dan dimakamkan. Ini hukumnya sunnah. Al-Ramli dalam Hasyiyah Al-Ramli Al-Kabir, hlm. 1/313 (dari Asnal Matolib), menjelaskan:[حاشية الرملي الكبير] [فرع السقط إن استهل يغسل ويكفن ويصلى عليه ويدفن] قوله السقط) بتثليث سينه الولد النازل قبل تمام مدته وقيل من ولد ميتا (قوله حد نفخ الروح فيه) «لقوله - صلى الله عليه وسلم - إن أحدكم ليمكث في بطن أمه أربعين يوما نطفة وأربعين يوما علقة وأربعين يوما مضغة ثم يؤمر الملك فيكتب رزقه وأجله وأثره وشقي أو سعيد ثم ينفخ فيه الروح» وكان الأصحاب أخذوا تعقب نفخ الروح للأربعين السابقة من سياق الخبر فإن العلقة تتعقب النطفة بعد الأربعين والمضغة تتعقب العلقة بعد الأربعين وإلا فثم لا تقتضي التعقيب (قوله لعدم ظهور حياته) ؛ لأنه لم يثبت له حكم الأحياء في الإرث فكذا في الصلاة عليه؛ ولأن الغسل آكد بدليل أن الكافر يغسل ولا يصلى عليه (قوله كما يفيده كلام الأصل) والمجموع
DALIL HADITS TERKAIT BAYI SECARA UMUM DAN KHUSUS
- Hadits Sahih riwayat Bukhari (3208) dan Muslim (2643)إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِي بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِينَ يَوْمًا، ثُمَّ يَكُونُ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يَكُونُ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يَبْعَثُ اللَّهُ مَلَكًا فَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ، وَيُقَالُ لَهُ: اكْتُبْ عَمَلَهُ، وَرِزْقَهُ، وَأَجَلَهُ، وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيدٌ، ثُمَّ يُنْفَخُ فِيهِ الرُّوحُ
Artinya: Sesungguhnya setiap orang dari kalian dikumpulkan dalam penciptaannya ketika berada di dalam perut ibunya selama empat puluh hari, kemudian menjadi 'alaqah (zigot) selama itu pula kemudian menjadi mudlghah (segumpal daging), selama itu pula kemudian Allah mengirim malaikat yang diperintahkan empat ketetapan dan dikatakan kepadanya, tulislah amalnya, rezekinya, ajalnya dan sengsara dan bahagianya lalu ditiupkan ruh kepadanya. - Hadits riwayat Ibnu Majah dalam Sunan Ibnu Majah no.1507الطِّفْلُ يُصَلَّى عَلَيْهِ
Artinya: Anak kecil (wajib) disholati - Hadits riwayat Tirmidz dalam Sunan Turmudzi, no.1032الطِّفْلُ لَا يُصَلَّى عَلَيْهِ، وَلَا يَرِثُ، وَلَا يُورَثُ حَتَّى يَسْتَهِلَّ
Artinya: Anak kecil tidak disholati, tidak mewarisi harta dan tidak bisa diwarisi hartanya, sampai ia menjerit