Setiap orang memiliki keberanian yang berbeda-beda kita harus menghargai perbedaan itu dengan cara

Siswa belajar dari rumah didampingi orangtua, Selasa (31/3/2020). Pemprov DKI Jakarta memperpanjang masa belajar di rumah selama wabah Covid-19 hingga 19 April 2020 mendatang. Mulanya masa kegiatan belajar di rumah bagi siswa-siswi diberlakukan selama dua pekan, terhitung sejak 16 Maret sampai 29 Maret 2020.

TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini kunci jawaban Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 edisi revisi 2017 untuk kelas IV SD/MI Tema 1 Subtema 1.

Kali ini, Tema pertama mengenai Indahnya Kebersamaan, sedangkan Subtema 1: Keberagaman Budaya Bangsaku.

Dalam artikel ini, terdapat kunci jawaban halaman 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 14, dan 15 untuk Pembelajaran 1.

Untuk pembahasan Buku tematik Tema 1 Kelas 4 ini hanya untuk panduan bagi orang tua dalam membimbing anak belajar.

Baca: KUNCI JAWABAN Buku Tematik SD Kelas 3 Tema 1 Subtema 4 Pembelajaran 4, Halaman 168 169 172

Baca: Kunci Jawaban Buku Tematik Tema 2 Kelas 6 SD Halaman 41 42 43: Subtema 1 Pembelajaran 6

Berikut kunci jawaban Tema 1 Kelas 4 untuk Sub Tema 1 Pembelajaran 1:

Kunci Jawaban Halaman 3

Tulislah nomor urut di sebelah kiri pada setiap paragraf dengan nomor 1 sampai 5. Bersama teman kelompokmu, jawablah pertanyaan berikut untuk paragraf pertama!

Apa yang dibicarakan pada paragraf ke 1?

Jawab:

Paragraf pertama membicarakan mengenai Pawai Budaya yang menarik.

Beberapa waktu yang lalu, Amerika Serikat melaksanakan pemilihan umum presiden yang ke-59 (Raditya, 2020). Pemilihan umum yang dilaksanakan pada hari Selasa, 3 November 2020 tersebut membuat masyarakat Amerika Serikat terbagi menjadi dua kubu, yaitu pendukung Joe Biden dan Donald Trump. Peristiwa terbaginya masyarakat menjadi beberapa kubu tersebut juga sering dialami di negara kita sendiri, menjelang pemilu presiden. Adanya perbedaan pandangan dan pilihan politik ini secara langsung dan tidak langsung mempengaruhi bagaimana masyarakat menjalankan kehidupannya, yang menimbulkan polarisasi semu, perpecahan yang tidak memiliki landasan yang jelas antar masyarakat (BBC, 2019).

Perbedaan pandangan dalam masyarakat ini dapat ditemukan bukan hanya pada pilihan politik, tetapi juga visi dan tujuan hidup, pilihan pendidikan, kepercayaan, SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan), bahkan pendukung tim bola. Namun, bagaimana kita sebagai manusia – makhluk sosial yang berakal budi, seharusnya memaknainya? Apakah kita dapat menghilangkan perbedaan-perbedaan tersebut?

Dalam bermasyarakat, kita perlu untuk hidup berdampingan dengan perbedaan-perbedaan ini. Setiap individu memiliki pola pikir dan pandangan yang tentunya berbeda, bahkan keluarga sekalipun. Sebagai makhluk sosial, manusia saling membutuhkan satu sama lain untuk saling memenuhi kebutuhannya masing-masing (Andayani, 2002). Rasa saling menghargai dan menghormati perbedaan dalam setiap aspek kehidupan merupakan hal yang penting agar proses pemenuhan kebutuhan tersebut berjalan dengan baik (Panjaitan, 2014). Meskipun ada salah satu tetangga kita yang mendukung pilihan politik yang berbeda dengan kita, kita tetap perlu menghargai dan menghormati perbedaan pilihan yang ada. Berdasarkan teori Maslow dalam Cofer & Appley (1964, seperti dikutip dalam Andayani, 2002), salah satu kebutuhan manusia adalah kebutuhan akan harga diri (esteem needs) yaitu, reputasi, rasa hormat dari orang lain, status, pengakuan, dan apresiasi. Menurut Maslow, ketika manusia telah memenuhi kebutuhan ini, rasa percaya diri, berguna, kuat, dan mampu, akan terbentuk dalam dirinya.

Rasa hormat atau menghargai terdiri dari toleransi, penerimaan, dan penghormatan penilaian (Van Quaquebeke, 2007). Toleransi sendiri merupakan reaksi sikap terhadap keberadaan objek di lingkungan subjek. Sedangkan, penerimaan adalah reaksi sikap terhadap keanggotaan suatu objek dalam kelompok subjek. Terakhir, penghormatan penilaian adalah reaksi sikap yang mungkin terhadap pengaruh suatu objek pada subjek. Hal yang menjadi kunci untuk menumbuhkan rasa toleransi dan penghargaan adalah empati (Baer, 2017). Empati melibatkan pemahaman situasi orang lain dari sudut pandang mereka. Karena itu, kita harus bisa menempatkan diri kita pada posisi orang lain dan merasakan apa yang mereka rasakan tanpa menghakimi mereka. Empati menggerakkan kita ke tempat keberanian dan kasih sayang. Melalui itu, kita menyadari bahwa perspektif kita bukanlah perspektif mereka. Dengan menumbuhkan empati dalam diri, aku, kamu, dan kita, dapat hidup berdampingan dengan setiap perbedaan.

Datar Pustaka

Andayani, B. (2002). Pentingnya Budaya Menghargai dalam Keluarga. Buletin Psikologi UGM, 10(1), 1-10. //doi.org/10.22146/bpsi.7447

Baer, M. B. (2017). Is Teaching Tolerance the Solution or the Problem?. Psychology Today. //www.psychologytoday.com/gb/blog/empathy-and-relationships/201706/is-teaching-tolerance-the-solution-or-the-problem

BBC. (2019, 31 Mei). Pilpres 2019: ‘Ketegangan mencemaskan’ akibat perpecahan pendukung Jokowi dan Prabowo yang harus ‘segera diakhiri’. //www.bbc.com/indonesia/trensosial-48474408

Panjaitan, H. (2014). Pentingnya Menghargai Orang Lain. HUMANIORA, 5(1), 88-96.

Raditya, I. N. (2020, 6 November). Data dan Fakta Menarik Pilpres Amerika Serikat Sepanjang Sejarah. tirto.id. //tirto.id/f6GJ

Van Quaquebeke, N., et al. (2007). “It’s not tolerance I’m asking for, it’s respect!” A conceptual framework to differentiate between tolerance, acceptance and (two types of) respect. Gruppe. Interaktion. Organisation. Zeitschrift für Angewandte Organisationspsychologie (GIO), 38(2), 185-200.

//www.freepik.com/free-vector/stop-racism-illustration-concept_8944994.htm

Penulis : Susan Isuwarman

Penyunting : Anak Agung Ayu Metta Nanda Kusuma

indomaritim.id, Jakarta – Menghargai perbedaan saat bermasyarakat, berada di sekolah dan lingkungan kerja menjadi penting. Indonesia adalah negara multikultural, tapi bukan negara multikulturalis. Karena itu multikulturalisme tidak menjadi solusi dalam pengelolaan keragaman di Indonesia.

Beberapa kategori multikulturalisme yang diproblematisasi di Indonesia, terutama misalnya, terkait dengan pertanyaan siapa orang asli, minoritas nasional, dan imigran dalam konteks masyarakat Indonesia.

Keberagaman di Indonesia terbentuk dari lebih banyak varian daripada yang terjadi di belahan dunia Barat. Dalam varian itu terdapat adat istiadat, hubungan dengan keturunan suku bangsa yang sudah tinggal di Indonesia sejak lama.

Baca Juga: Cara Menjalin Keberagaman Indonesia Antar Masyarakat

Kondisi masyarakat yang beragam, sangat signifikan di mana masyarakat mudah terpecah dengan isu-isu menyangkut agama, kebudayaan, ras dan lain sebagainya. Oleh sebab itu konflik rasial dan konflik agama cepat sekali membesar dan membutuhkan penanganan serius dari pemerintah.

Mengapa kita harus memiliki sikap menghargai perbedaan dalam melakukan interaksi sosial? Penejasannya sebagai berikut:

Mengurangi Konflik

Agar keberagaman dalam masyarakat tidak menjadi faktor penyebab terjadinya benturan dan perpecahan yang berujung pada sebuah konflik, maka dibutuhkan sikap toleransi, saling menghargai, dan menghormati.

Bila dicermati, interaksi antar anggota masyarakat berdasarkan berbagai latar belakang pendidikan, pekerjaan dan latar belakang sosial. Kemajemukan ini membuat isu yang menyangkut suku, ras, agama dan antargolongan beberapa kali terjadi. Contohnya, kasus konflik fisik antara suku yang terjadi di Kalimantan.

Agar tidak terjadi konflik fisik, maka penegak hukum menerapkan aturan yang ketat terhadap isu dan kabar bohong yang menyangkut perbedaan antar suku. Tindakan sesuai hukum ini, diharapkan dapat meredam konflik fisik yang terjadi karena keberagaman.

Ikhlas dan Sukarela Merupakan Pengamalan Nilai Pancasila

Menumbuhkan Sikap Toleransi

Toleransi perlu ditengah masyarakat yang berbeda-beda. Perbedaan adalah keniscayaan dalam masyarakat. Sebagaimana mestinya seorang saudara, maka tidak boleh untuk saling menjatuhkan karena dia atau mereka berbeda. Terutama, untuk membuat keberagaman di Indonesia tetap berjalan.

Di negara yang lainnya, tentu tidak memiliki keberagaman yang begitu banyak. Memang, tugas masyarakat Indonesia saat ini cukup berat. Karena, harus menjaga keberagaman ini agar tetap lestari.

Menerima perbedaan antara suku, agama dan kebudayaan dapat dimulai dengan lingkungan sekitar terlebih dahulu. Buat lingkungan masyarakat yang nyaman, tentram dan aman. Kemudian, sampaikan kepada saudara yang lainnya bahwa hal ini penting untuk dilakukan.

Menghargai Perbedaan Menumbuhkan Tenggang Rasa

Tenggang rasa merupakan sikap seseorang yang mampu menghargai dan menghormati orang lain baik secara lisan maupun perbuatan.

Tenggang rasa adalah suatu sikap hidup dalam ucapan, perbuatan, dan tingkah laku yang mencerminkan sikap menghargai dan menghormati orang lain. Artinya tenggang rasa merupakan sikap yang mencerminkan menghargai dan menghormati orang lain melalui ucapan, perbuatan, dan tinggah laku.

Tenggang rasa memberi dampak positif kepada anak yang kurang memiliki prestasi dan bermasalah karena dapat membuat dirinya lebih percaya diri. Sikap tenggang rasa akan muncul jika sikap postif sudah dibangun sejak dini bagi generasi muda.

Baca Juga:  Cara Interaksi Dengan Masyarakat yang Beragam Sosial Budaya

Saling Membantu Untuk Mencapai Tujuan

Bagi siswa, saling membantu diantara warga di sekolah merupakan salah satu wujud kerukunan yang dapat diterapkan di lingkungan pendidikan. Ada kalanya teman-teman di satuan pendidikan tidak memahami atau belum mengerti materi pelajaran yang terdapat dalam modul atau yang disampaikan oleh guru atau tutor.

Membantu memberikan penjelasan kepada teman yang kesulitan memahami materi merupakan salah satu contoh kerukunan yang dapat diterapkan di satuan pendidikan.

Saling membantu juga dapat diwujudkan ketika ada teman yang lupa membawa alat tulis seperti: pensil, penghapus, penggaris, dan lainnya, jika kita memiliki alat tulis lebih, kita dapat meminjamkannya kepada teman yang tidak membawa.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA