Operasi caesar atau sering dikenal sebagai sectio caesarea (SC), adalah operasi untuk melahirkan bayi melalui sayatan yang dibuat di perut dan rahim ibu. Sayatan biasanya diposisikan horizontal pada perut bawah, tepatnya di bawah bikini line. Operasi SC adalah operasi mayor dengan berbagai risiko, sehingga hanya dilakukan bila itu adalah opsi yang teraman untuk Ibu dan bayi. Sekitar 1 dari 4 ibu hamil di Inggris menjalani operasi SC, dan 1 dari 3 ibu hamil di Amerika Serikat menjalani operasi SC.1 Mama perlu tahu apa saja perawatan yang perlu dilakukan setelah operasi caesar.
Indikasi Operasi Caesar
Operasi caesar dapat bersifat elektif (direncanakan) atau emergensi, bila dianggap persalinan normal terlalu berisiko. Pada umumnya, operasi caesar elektif dilakukan pada kehamilan 39 minggu. Indikasi medis dari operasi caesar meliputi:1
- Janin ibu pada posisi sungsang dan dokter/bidan tidak dapat melakukan manuver untuk memutar janin tersebut, atau ibu menolak untuk dilakukan manuver tersebut
- Plasenta letak rendah (plasenta previa)
- Pre-eklamsia (hipertensi pada kehamilan dengan komplikasi tertentu)
- Ibu dengan infeksi tertentu (herpes genital pada akhir kehamilan, HIV yang belum diobati)
- Janin ibu tidak mendapat oksigen atau nutrisi yang cukup
- Persalinan tidak ada kemajuan atau ada perdarahan hebat dari kemaluan.
Baca Juga: Tips Hadapi Caesar dengan Hypno-birthing Part 1
Perawatan Pemulihan Pasca Operasi Caesar
Pemulihan dari operasi caesar biasanya lebih lama dibandingkan pemulihan persalinan normal. Durasi opname di RS pasca operasi caesar biasanya sekitar 3-4 hari, sementara persalinan normal hanya selama 1-2 hari. Bila ibu dan bayi dinilai sehat, maka ibu dan bayi bisa diperbolehkan pulang lebih cepat. Pasca operasi caesar, Ibu akan mengalami:2
1. Cairan keluar dari vagina (lochia)
Ibu kemungkinan akan mengalami pendarahan vagina (lochia) selama beberapa minggu setelah melahirkan. Ini adalah mekanisme tubuh ibu untuk membuang jaringan dan darah sisa dari rahim ibu, yang terbentuk selama kehamilan. Beberapa hari pertama, ibu akan melihat darah merah cerah yang berangsur-angsur menjadi lebih terang berubah menjadi merah muda, lalu coklat, menjadi kuning atau bening, dan akhirnya akan berhenti.2
2. Nyeri
Dalam beberapa hari setelah melahirkan, ibu akan mengalami nyeri perut yang mirip kram menstruasi. Hal ini adalah normal dan terjadi karena rahim berkontraksi dan mengecil, serta menjepit pembuluh darah di rahim ibu untuk mengurangi pendarahan. Tanyakan kepada dokter terkait obat pereda nyeri yang sesuai serta aturan minumnya.2
3. Payudara bengkak dan nyeri
Dalam 3-4 hari pasca melahirkan, payudara Ibu akan memproduksi kolostrum, zat kaya nutrisi yang membantu meningkatkan sistem kekebalan bayi. Setelah itu, payudara Ibu akan membengkak karena penuh dengan susu. Ibu dapat membantu meredakan nyeri dengan menyusui atau memompa, dan meletakkan waslap dingin di payudara Ibu di antara waktu menyusui. Jika Ibu tidak menyusui, kenakan bra yang kuat dan mendukung.2
3. Perubahan rambut dan kulit
Rambut ibu mungkin akan menipis dalam 3-4 bulan pertama pasca melahirkan. Hal ini normal dan disebabkan oleh perubahan kadar hormon (saat ibu hamil, kadar hormon yang tinggi membuat rambut ibu tumbuh lebih cepat dan lebih sedikit rontok). Lalu, mungkin timbul stretch mark merah atau ungu di perut dan payudara ibu. Stretch mark ini tidak akan hilang, tetapi mereka akan memudar menjadi perak atau putih.1
4. Merasa sedih/down
Setelah ibu membawa pulang bayi, ibu mungkin mengalami emosi yang naik turun. Ibu mungkin merasa khawatir, cemas, atau sangat lelah selama beberapa minggu pertama menjadi ibu. Hal ini normal dan dikenal dengan istilah “baby blues”, yang berasal dari perubahan hormon. Namun, jika hal ini dirasakan berkelanjutan lebih dari beberapa minggu, ibu perlu menghubungi dokter segera, karena berisiko mengalami kondisi yang lebih serius seperti depresi atau kecemasan pasca persalinan, yang terjadi pada sekitar 15% ibu baru.2
Baca Juga: 5 Langkah Pemulihan Setelah Sesar
Sebelum ibu pulang, dokter akan memberikan instruksi yang harus diperhatikan dan diingat, seperti berapa lama ibu harus membalut luka, seberapa sering mengganti perban.2 Berikut adalah beberapa tips perawatan setelah operasi caesar ibu:2
- Tanyakan kepada dokter, kapan perban bisa dilepas dan kapan jahitan boleh terkena air saat mandi.
- Saat ibu mandi dan membersihkan area sekitar luka SC, gunakan sabun dan air yang lembut dan bersihkan dengan lembut (jangan digosok, terutama bila sayatan ibu ditutup dengan steristrip atau lem). Keringkan area tersebut dengan benar.
- Jangan berendam di bak mandi atau bak mandi air panas atau berenang sampai dokter memperbolehkan.
- Sesuaikan obat pereda nyeri dengan rekomendasi dokter untuk perawatan setelah operasi caesar.
- Bila perut terasa keram dan mengganggu, ibu dapat menggunakan bantal pemanas yang dilapisi oleh kain untuk membantu mengatasi rasa sakit di sekitar perut ibu.
Pemulihan Luka Operasi Caesar
Luka operasi caesar di perut ibu akan terasa sakit selama beberapa hari pertama. Ibu perlu menjaga kebersihan luka untuk mencegah infeksi. Ibu dapat melakukan beberapa hal lain untuk mempercepat pemulihan luka ibu:2
6. Tetap tenang dan santai
Operasi SC adalah operasi besar. Jangan mengangkat apa pun yang lebih berat dari bayi Ibu selama beberapa minggu pertama, dan letakkan semua benda-benda yang mungkin Ibu butuhkan dalam jangkauan Ibu.2
7. Topang dan support perut
Ibu bisa men-support perut dengan cara memegang perut ibu saat bersin, batuk, atau tertawa agar tidak bergerak.2
8. Meringankan rasa sakit ibu
Bantalan pemanas (dilapisi kain/handuk) atau handuk hangat dapat membantu mengatasi rasa sakit di sekitar perut ibu dan mempercepat pemulihan luka operasi caesar. Ibu mungkin juga memerlukan obat pereda nyeri seperti ibuprofen atau paracetamol. Sebagian besar aman dikonsumsi jika ibu sedang menyusui.2
9. Minum cairan
Ibu harus mengganti cairan yang hilang saat melahirkan dan saat menyusui bayi ibu.2
10. Konsumsi makanan yang kaya serat
Hindari konstipasi/sembelit karena proses mengedan tidak baik untuk penyembuhan luka operasi. Konsumsi lah makanan yang kaya serat dalam porsi kecil dan sering. Bila ibu kesulitan buang air besar, ibu dapat mengonsumsi obat-obatan laksatif, dalam pengawasan dokter.2