Sebutkan beberapa contoh tumbuhan yang dapat digunakan untuk teknologi fitoremediasi

Alam telah menyiapkan jenis tanaman yang dapat mendegradasi dan mengakumulasi logam berat (hiperaccumulator) secara alami. Tidak saja sebagai menyerap karbon dioksida jenis tanaman air ini terbukti sangat efektif membantu menetralisir logam berat akibat pencemaran di perairan.

Tumbuhan hiperakumulator adalah tumbuhan yang mempunyai kemampuan untuk menyerap logam berat di dalam biomassanya dalam kadar yang luar biasa tinggi. Kemampuan mengakumulasi logam, misalnya nikel sebesar 10 mg/kg berat kering (setara dengan 0,001 %), tetapi tumbuhan hiperakumulator logam mampu mengakumulasi hingga 11 % berat kering.

Logam berat yang mencemari lingkungan, baik dalam udara, air, dan tanah berasal dari proses alami dan kegiatan industri. Proses alami dapat berasal dari bebatuan gunung berapi yang terlepas, memberikan kontribusi ke lingkungan baik udara, air, dan tanah. Kegiatan manusia (antrhopogenic) seperti kegiatan industri, pertambangan, pembakaran bahan bakar, serta kegiatan domestik lain yang mampu meningkatkan kandungan logam di lingkungan udara, air, dan tanah.

Logam berat dapat menjadi racun bagi manusia apabila dikonsumsi dalam jumlah yang berlebih. Meskipun semua logam berat dapat mengakibatkan keracunan pada makhluk hidup, sebagian dari logam-logam tersebut tetap dibutuhkan oleh makhluk hidup. Kebutuhan tersebut berada dalam jumlah yang sangat sedikit. Karena logam-logam tersebut ada yang dibutuhkan tubuh, maka logam-logam tersebut juga dinamakan sebagai logam-logam atau mineral-mineral esensial tubuh.

Logam berat yang ada di lingkungan perairan menjadi persoalan karena terakumulasinya sampai pada rantai makanan, dan mencemari lingkungan. Makhluk hidup dan organisme mengalami keracunan kronis apabila produk yang dikonsumsinya mengandung logam berat.

Tumbuhan Obor (Typha latifolia)

Tumbuhan Obor (Typha latifolia) Foto: wikimedia.org

Merupakan tanaman dari suku Typhaceae. Tanaman Typha latifolia dapat ditemukan di rawa yang terdapat di hampir setiap benua. Tumbuhan ini banyak kita jumpai pada daerah tropis dan biasanya tumbuh berkelompok pada daerah yang tergenang air.

Tumbuhan Typha latifolia memiliki daya tahan yang tinggi terhadap perubahan cuaca dan kondisi lingkungan lainnya.Tumbuhan ini dapat digolongkan kepada jenis tumbuhan hiperakumulator. Kemampuan tumbuhan dalam menyerap logam yang begitu besar menjadikan tumbuhan ini digunakan sebagai alternatif dalam menyerap limbah logam.

Tanaman Enceng Gondok (Eichhornia crassipes)

Tanaman Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) Foto: wikimedia.org

Eceng gondok (Eichornia crassipes) pertama kali ditemukan oleh Carl Friedrich Philipp Von Martius, seorang biotanis berkebangsaan Jerman pada tahun 1824 ketika sedang melakukan ekspedisi di Sungai Amazon, Brazil. Eceng gondok pertama kali didatangkan ke Indonesia pada tahun 1894 dari Brazil untuk koleksi Kebun Raya Bogor. Namun akibat pertumbuhannya yang sangat cepat mengakibatkan menutupi seluruh kolam. Eceng gondok tersebut dibuang melalui sungai dan Beberapa tahun kemudian tumbuhan ini telah berubah status menjadi gulma utama dan termasuk sebagai gulma air penting nomor satu di Indonesia.

Eceng gondok merupakan tanaman yang tumbuh subur pada daerah perairan. Pertumbuhannya sangat dipengaruhi oleh aktifitas manusia (anthropogenic) seperti aktifitas pertanian dan peternakan maupun aktifitas rumah tangga. Pengayaan kandungan nitrat dan phospat pada perairan merupakan dampak meningkatnya pertumbuhan eceng gondok.

Penelitian yang dilakukan Hartanti et,all (2013), Fitoremediasi menggunakan tanaman eceng gondok pada limbah cair penyamakan kulit dapat menurunkan kandungan logam chromium hingga sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001. Hasil penelitian Puspita et,all (2011) menyebutkan eceng gondok merupakan agen fitoremediator logam berat kromium terbaik. Di antara 3 tumbuhan air yang dicobakan, Eichornia crassipes merupakan tumbuhan yang paling mampu mampu menurunkan kadar Cr air limbah batik, diikuti Pistia stratiotes dan Hydrilla verticillata dengan persentase penurunan secara berturut-turut : 49,56%, 33,61% dan 10,84%.

Kiambang (Salvinia molesta)

Kiambang (Salvinia molesta) Foto: wikimedia.org

Kiambang merupakan salah satu jenis tanaman fitoremediator logam berat Cd dan Cr, serta mampu beradaptasi pada lingkungan dengan kondisi kadar garam atau salinitas rendah (<10%). Salvinia molesta sebagai tumbuhan fitoremediator mampu tumbuh pada nutrisi yang rendah. Selain itu secara morfologis, memiliki diameter daun yang relatif kecil (rata-rata 2-4 Cm), tetapi memiliki perakaran yang lebat dan panjang (Nurma, 2016)

Salvinia Molesta dapat secara efektif menyerap polutan, namun tidak menghalangi penetrasi cahaya kedalam perairan. Aktivitas tanaman ini mampu mengolah air limbah dengan efisien tinggi. Selain itu juga dapat menurunkan partikel tersuspensi secara biokimiawi (berlangsung lambat) dan mampu menyerap logam berat seperti Cr, Pb, Hg, Cd, Cu, Fe, Mn dan Zn. Kemampuan menyerap logam berat per satuan berat kering lebih tinggi pada tanaman umur muda dibanding umur tua (Anonim 2015).

Kayu apu (Pistia stratiotes)

Kayu apu (Pistia stratiotes) Foto: wikimedia.org

Kayu apu adalah tumbuhan fitoremediator yaitu tumbuhan yang memiliki kemampuan untuk mengolah limbah, baik itu berupa logam berat, zat organik maupun anorganik.

Tumbuhan ini merupakan fitoremidiator bagi limbah cair karena kemampuannya dalam menurunkan jumlah BOD, COD, dan warna yang terkandung dalam limbah cair batik. Selain itu kayu apu (Pistia stratiotes) memiliki kemampuan dalam menurunkan kadar pencemar air limbah, yang memiliki kadar organik tinggi.

Secara umum kayu apu adalah tanaman air yang biasa dijumpai mengapung di perairan tenang atau kolam. Kayu apu terkenal sebagai tumbuhan pelindung akuarium. Tumbuhan ini adalah satu satunya anggota marga Pistia. Orang juga mengenalnya sebagai apu–apu atau kapu–kapu (Safitri, 2009).

Tanaman Hydrilla verticillata Foto: wikimedia.org

Tanaman H. verticillata merupakan tanaman yang melayang di air, sehingga dapat menurunkan bahan pencemar perairan lebih efektif karena bagian daun, batang dan akar terendam di dalam air.

Beberapa penelitian menyimpulkanbahwa tanaman H. verticillata dapat menurunkan bahan pencemar. Berdasarkan penelitian Mutmainnah et al. (2015),H. verticillata mampu mengakumulasi timbal berkisar 5058,85 –13194,77 mg.kg-1 selama 5 –20 hari di Danau Ski Air Jakabaring Palembang.

Nurma. J.S, Tutik. N, Kristanti. I.P. 2016. Profil Protein Tanaman Kiambag (Salvinia Molesta) Yang Dikulturkan Pada Media Modifikasi Air Lumpur Sidoarjo. ITS Surabaya.

Anonim. 2015. //id.scribd.com/doc/259330242/Jenis-Tanaman-Hiperakumulator.

Puspita, U.R, Siregar, A.S dan Hidayati, N.V. 2011. Kemampuan tumbuhan air sebagai agen fitoremediator logam berat kromium (cr) yang terdapat pada limbah cair industri batik. Berkala Perikanan Terubuk, hlm 58–64 Vol. 39. No.1 ISSN 0126 – 4265.

Hartanti (2013) Pengaruh Kerapatan Tanaman Eceng Gondok (Eichornia Crassipes) Terhadap Penurunan Logam Chromium Pada Limbah Cair Penyamakan Kulit. Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan. Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya.

Neneng. 2015. Analisa Kadar Logam Berat Kromium (VI) Hubunga Dengan pH,Suhu, DO, Salinitas dan Kecepatan Arus Sebagai Upaya Pengendalian Pencemaran DiPerairan Belawan. Thesis, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Safitri, R. 2009. Phytoremidiasi Greywater Dengan Tanaman Kayu Apu (Pistia stratiotes) dan Tanaman Kiambang (Salvinia molesta) Serta Pemanfaatannya Untuk Tanaman Selada (Lactuca sativa) Secara Hidroponik. Skripsi. Program Studi Tanah. Fakultas Pertanian. ITB Bogor.

Page 2

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA