Salah satu konflik yang sering terjadi di masyarakat adalah konflik antarindividu

Konflik merupakan suatu peristiwa atau fenomena yang menyebabkan pertentangan atau pertikaian baik antar individu dengan individu, individu dengan kelompok, kelompok dengan kelompok, maupun kelompok dengan pemerintah dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan, dan juga menundukkan lawannya dengan kekerasan atau ancaman. Konflik sering terjadi karena perbedaan pendapat, adanya sikap egois di antara kedua belah pihak dan masing-masing pihak memiliki kepentingan yang sama. Ada banyak kasus konflik yang terjadi di dunia, contoh kasus konflik politik antara Palestina dan Israel yang tak kunjung usai hingga saat ini. Konflik sudah banyak terjadi disekitar kita, bahkan di Indonesia sendiri, tidak jarang ditemukan konflik hanya karena masalah kecil. Contoh kasus, ketika berlangsung pentas musik di lingkungan masyarakat, tentu perasaan setiap warga berbeda-beda. Ada sebagian warga yang merasa terganggu karena berisik, di sisi lain ada pula yang merasa terhibur dengan pentas musik tersebut. Dengan permasalahan inilah, biasanya terjadi pertikaian atau adu mulut antar warga. Selain itu, konflik juga dapat terjadi karena prasangka-prasangka yang buruk. Prasangka bisa sewaktu-waktu muncul dan berpotensi untuk menebar aroma kecurigaan yang akan mengakibatkan terjadinya konflik. Oleh karena itu, diperlukan komunikasi lintas budaya yang mampu mengelola konflik berdasarkan asas pluralisme dan kesederajatan dengan seadil-adilnya. Ada beberapa konflik yang sering terjadi di antaranya; konflik antar individu, konflik antar sosial dan konflik antar beragama.

Pertama, konflik antar Individu. Konflik antar individu sering terjadi di sekitar kita. Konflik antar individu biasanya terjadi di lingkungan pertemanan, keluarga, dunia kerja dan masih banyak lagi. Konflik individu biasanya terjadi karena perbedaan pendapat antar individu yang satu dengan individu lain sehingga menyebabkan pertikaian. Konflik individu bahkan dapat ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Kita tidak bisa jauh dari konflik jenis ini, karena setiap orang pasti memiliki pandangan dan pendapat yang berbeda. Sudah menjadi kebiasaan masyarakat untuk saling berseteru ketika ada pendapat yang tidak sejalan. Tidak heran jika konflik antar individu sering terjadi karna setiap orang memiliki banyak perbedaan dan keinginan. Contoh kasus konflik antar individu yang sering terjadi yaitu konflik pembagian ahli waris. Pertikaian ini terkadang membuat hubungan keluarga sedarah menjadi kurang harmonis. Biasanya, kasus ini muncul karena anggapan pembagian warisan antara yang satu dengan yang lain kurang adil. Warisan memang hal yang seharusnya diturunkan dari orang tua untuk anak keturunannya agar dapat membantu proses kehidupan. Namun, kadang justru menjadi salah satu sebab terpecah belahnya antar individu di dalam anggota keluarga. Konflik adalah suatu hal yang tidak bisa dihindari keberadaannya. Perasaan iri dan dengki dari perbedaan sikap, kurangnya kemampuan adaptasi dengan orang lain atau pun pencapaian seseorang, juga bisa menyebabkan adanya pertikaian atau konflik antar individu.

Kedua, konflik antar sosial. Konflik antar sosial adalah pertikaian yang terjadi di dalam kehidupan sosial masyarakat. Misalnya masalah pergaulan, masalah ekonomi, masalah komunikasi, dan masalah lainnya yang menyangkut masalah sosial. Ada beberapa konflik sosial yang terjadi di Indonesia akhir-akhir ini. Salah satu penyebabnya adalah lemahnya kepastian hukum. Hal ini sangat dikhawatirkan akan mengancam integritas Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Kepastian hukum yang dimaksud yaitu penegak hukum yang tidak terlalu memperhatikan asal usul dan penyebab terjadinya konflik tersebut. Para penegak hukum tidak mendalami apa yang sebenarnya terjadi di dalam masyarakat, sehingga tidak memberikan keputusan secara pasti kepada masyarakat. Hal inilah yang menjadi salah satu konflik di lingkungan sosial. Di sisi lain, Indonesia kaya akan keragaman sosial dan budaya, sehingga banyak dari masyarakat yang berbeda pendapat, kepercayaan dan lain-lain. Hal ini juga yang menjadi penyebab terjadinya konflik. Salah satu konflik sosial yang paling populer di Indonesia pada tahun 1998 tepatnya di Jakarta adalah tragedi 98. Pada waktu itu, munculnya penolakan masyarakat dengan tindakan kriminal mengusir masyarakat etnis Cina dari Indonesia. Konflik sosial sebenarnya merupakan salah satu bentuk interaksi sosial antara satu pihak dengan pihak lain di dalam masyarakat, tetapi interaksi ini merupakan interaksi yang bersifat negatif karena dapat merugikan salah satu pihak. Lebih lanjut, adanya peristiwa hasut-menghasut antar kelompok yang satu dengan kelompok yang lain, juga dapat menyebabkan pertikaian yang hebat dan dapat merugikan kedua belah pihak. Oleh karena itu, sebagai generasi penerus bangsa kita harus cerdas dalam menyelesaikan suatu permasalahan atau konflik antar sosial yang marak terjadinya di sekitar kita.

Terakhir, konflik antar umat beragama. Setiap agama pasti memiliki ajaran tersendiri. Setiap agama dianjurkan untuk bersikap toleransi dan saling menghargai antar sesama manusia. Ajaran agama memiliki peran yang yang sangat penting dalam membentuk perilaku umatnya. Tetapi dalam kenyataannya, terkadang tingkat pemahaman keagamaan yang berbeda-beda menjadi pemicu konflik agama. Di sisi lain, adanya agama yang merasa tersinggung atau tidak terima dengan keputusan agama yang lain menyebabkan terjadinya konflik antar umat beragama. Walaupun agama bukanlah satu-satunya pemicu konflik di Indonesia, tetapi sangat penting bagi kita untuk mengembalikan makna agama sebagai petunjuk dan jalan keselamatan agar kita bisa saling menghargai perbedaan kepercayaan dan menghindari adanya konflik. Yang harus kita terapkan adalah kerja sama antar pemeluk agama dan menggagas pendidikan berbasis agama dan perdamaian sebagai alternatif solusi konflik agama di Indonesia. Selain itu, sangat penting untuk memaksimalkan peran seluruh komponen bangsa dalam mengantisipasi terjadinya konflik serta menyelesaikan konflik agama yang terjadi di Indonesia. Lebih lanjut, sangat penting bagi kita dalam beragama untuk mendalami pemahaman dengan kitab masing-masing. Semua kitab mengajarkan untuk bersikap toleransi dan tidak menjatuhkan agama lain. Tambahan pelajaran untuk mengkaji hal seperti inilah yang akan membantu masyarakat untuk mengindari pertikaian atau konflik antar beragama.

Sebagai kesimpulan, konflik merupakan tindak kejahatan yang dilakukan oleh sebagian manusia demi mencapai kepentingan dengan cara merugikan orang lain. Konflik tidak bisa dihilangkan dari diri manusia itu sendiri, karena konflik terjadi disebabkan oleh adanya perbedaan pendapat. Sedangkan perbedaan pendapat dapat terjadi karena setiap orang memiliki sikap yang berbeda-beda. Inilah yang menyebabkan terjadinya konflik, baik untuk diri sendiri maupun kelompok atau organisasi. Hal yang perlu dilakukan, yakni bagaimana cara kita untuk menyelesaian konflik dengan cara yang baik, dan sesuai dengan hukum yang sudah ditentukan dalam perundang-undangan. Dengan penegakan hukum yang sesuai, serta cara menjalankannya dengan baik, pasti akan mengurangi terjadinya tindakan konflik di kemudian hari. Erat kaitannya dengan konflik, tentunya hal yang sudah seharusnya menjadi perhatian adalah masyarakat adalah harus pandai-pandai dalam menanggulangi terjadinya konflik. Tidak semua Konflik harus diselesaikan dengan cara kekerasan atau hal apapun yang dapat merugikan orang lain. Dengan cara musyawarah, jauh lebih baik.

Penulis: Andika Pratama, Mahasiswa Ilmu Politik UIN Alauddin Makassar

Keberagaman yang ada di masyarakat Indonesia membuat lingkungan sosial menjadi begitu unik. Namun di samping itu, perbedaan juga dapat menjadi sumber konflik sosial. Tak hanya karena perbedaan, konflik sosial juga dapat terjadi karena berbagai faktor.

Adapun pengertian kata konflik menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai percekcokan, perselisihan, dan pertentangan. Konflik sosial adalah pertentangan antar anggota masyarakat yang bersifat menyeluruh dalam kehidupan.

Konflik sosial adalah salah satu bentuk interaksi sosial antara satu pihak dengan pihak lain di dalam masyarakat, yang ditandai adanya sikap saling mengancam, menekan, hingga saling menghancurkan. Konflik sosial merupakan suatu proses bertemunya dua pihak atau lebih, yang mempunyai kepentingan relatif sama terhadap hal yang sifatnya terbatas.

Dalam bentuknya yang ekstrem, konflik itu dilangsungkan tidak hanya sekedar untuk mempertahankan hidup dan eksistensi, akan tetapi juga bertujuan sampai ketaraf pembinasaan eksistensi orang atau kelompok lain yang dipandang sebagai lawan atau saingannya.

Baca Juga

Beberapa faktor penyebab konflik pertentangan sosial di masyarakat, antara lain:

  1. Perbedaan antara individu-individu. Perbedaan pendirian dan perasaan mungkin akan melahirkan bentrokan antara mereka, terutama perbedaan pendirian dan perasasaan. Sehingga, hal ini lantas menjadi faktor penyebab konflik yang signifikan.
  2. Perbedaan kebudayaan. Perbedaan kepribadian dari orang perorangan tergantung pula dari pola-pola kebudayaan yang menjadi latar belakang pembentukan serta perkembangan kepribadian, yang sedikit banyak akan mempengaruhi kepribadian seseorang dalam kebudayaan tersebut.
  3. Perbedaan kepentingan. Perbedaan kepentingan antara individu maupun kelompok merupakan sumber lain dari pertentangan baik kepentingan ekonomi, politik, dan sebagainya.
  4. Perubahan sosial. Perubahan sosial yang berlangsung dengan cepat untuk sementara waktu akan mengubah nilai-nilai yang ada dalam masyarakat yang dapat menyebabkan munculnya golongan-golongan yang berbeda pendiriannya.

Contoh Konflik Sosial di Indonesia

1. Konflik Sosial Suku Sampit

Konflik sosial suku Sampit merupakan salah satu konflik fenomenal di Tanah Air. Kasus ini terjadi karena Indonesia memiliki karakterisik negara berkembang dan beragam budaya, suku, serta agama.

Advertising

Advertising

Salah satu kasus di Kalimantan Barat ini mengalami konflik yang dilakukan oleh suku Madura dan Dayak.

2. Konflik Sosial Lampung dan Bali

Selanjutnya, konflik sosial terjadi di Provinsi Lampung. Bagian paling selatan pulau Sumatera tersebut, juga pernah mengalami konflik sosial, yang terjadi antara Suku Lampung sendiri dengan Suku Bali.

Hal yang melatar belakangi terjadinya kasus ini adalah adanya kesenjangan sosial terutama dari segi ekonomi, singkatnya kasus ini terjadi antara masyarakat asli dan masyarakat pendatang.

3. Konflik Sosial Aceh

Siapa sangka, Aceh yang dikenal sebagai Kota Serambi Makkah pun juga pernah mengalami konflik sosial. Daerah ini terkenal dengan sumber daya alamnya (SDA), khususnya minyak bumi. Aceh juga diketahui memiliki kandungan minyak lebih besar dibandingkan daerah Timur Tengah. Karena hal ini, Aceh ingin membuat sebuah keputusan merdeka dari Indonesia sehingga dilakukan perundingan.

4. Konflik Sosial Jawa Barat

Berlanjut ke konflik sosial Jawa Barat dengan organisasi yang berbeda. Kasus ini, melibatkan front pembela Islam alias FPI dan gerakan masyarakat bawah Indonesia atay GMBI pada  2017. Meskipun tidak sampai menelan korban jiwa, tetapi banyak kerugian material yang ditimbulkan dari konflik sosial tersebut.

Baca Juga

Konflik sosial berikutnya berasal dari Yogyakarta, ketika muncul kasus diusirnya mahasiswa yang mendukung kemerdekaan Papua Barat. Kondisi tersebut memantik emosi tinggi pada masyarakat Yogyakarta untuk mengusir mahasiswa dari Papua Barat.

6. Konflik Sosial di Jakarta 1998

Konflik sosial juga terjadi di Jakarta, menyangkut posisi kawasan sebagai Ibu Kota Negara. Pada 1998, konflik terjadi dengan munculnya penolakan masyarakat, mengatas namakan pribumi dengan mengusir dan melakukan tindak kriminal kepada etnis Tionghoa.

7. Konflik Sosial Suku Lampung dan Suku Jawa

Beralih ke Lampung bagian Tengah, suku Jawa pernah mengalami perselihan dengan Suku Lampung. Hal itu terjadi, karena Kawasan Kampung Jawa berperilaku kasar dengan masyarakat Lampung, sehingga warga asli mengambil tindakan seperti pembakaran rumah, serta melakukan pembunuhan pada masyarakat sekitar.

8. Konflik Sosial Nusa Tenggara Barat

Beralih ke bagian Timur Indonesia letaknya di Nusa Tenggara Barat juga pernah mengalami konflik sosial dengan jenis lainnya.

Konflik ini terjadi pada masyarakat Kabupaten Sumbawa Besar, yaitu di desa Sekatang dengan latar belakang perbedaan suku dan budaya yang terjadi disana.

9. Konflik Sosial Ambon

Di Ambon juga pernah terjadi konflik sosial di dalam masyarakat karena kesenjangan sosial yang berlebihan antara warga beragama Islam dengan Kristen protestan pada tahun 1998.

10. Konflik Sosial Situbondo

Jawa timur tepatnya di Situbondo juga pernah terjadi konflik sosial yang disebabkan karena persoalan agama yang terjadi pada tahun 1996. Dimana terjadi penghinaan terhadap agama islam dan terjadilah konflik.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA