Prestasi belajar tergantung dari usaha yang dilakukan oleh

Pengertian Prestasi  Belajar Siswa

Prestasi Belajar  tidak  dapat  dipisahkan  dari  kegiatan  belajar, karena  belajar  merupakan  suatu  proses,  sedangkan  prestasi  belajar adalah  hasil  dari  proses  pembelajaran  tersebut.  Bagi  seorang  anak belajar  merupakan  suatu  kewajiban.  Berhasil  atau  tidaknya  seorang anak  dalam  pendidikan  tergantung  pada  proses  belajar  yang  dialami oleh anak tersebut.

Kata  prestasi  berasal  dari  bahasa  Belanda “Prestasic” yang berarti  hasil  usaha.  Dalam  kamus  besar  Bahasa  Indonesia  Prestasi Belajar   didefinisikan  sebagai  hasil  penilaian  yang  diperoleh  dari kegiatan  persekolahan  yang  bersifat  kognitif  dan  biasanya  ditentukan melalui pengukuran dan penilaian.

Prestasi adalah hasil yang telah dicapai seseorang dalam melakukan kegiatan. Gagne (1985:40) menyatakan bahwa Prestasi Belajar  dibedakan menjadi lima aspek, yaitu : kemampuan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal, sikap dan keterampilan. Menurut Bloom dalam Suharsimi Arikunto (1990:110) bahwa hasil belajar dibedakan menjadi tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.

Prestasi Belajar  adalah  hasil  yang  telah  dicapai  dari  yang  telah dilakukan/dikerjakan  (Kamus  Besar  Bahasa  Indonesia,  2003:  895), sedangkan  menurut  Tu’u  (2004:75)  prestasi  belajar  adalah penguasaan pengetahuan  atau  keterampilan  yang  dikembangkan  oleh  mata pelajaran,  lazimnya  ditunjukkan  dengan  nilai tes  atau  angka  nilai  yang diberikan  oleh  guru.  Menurut  Sukmadinata  (2003:  101),  “Prestasi Belajar   adalah  realisasi  atau  pemekaran  dari  kecakapa-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang”.

Prestasi Belajar  banyak diartikan sebagai seberapa jauh hasil yang telah dicapai Siswa dalam penguasaan tugas-tugas atau materi pelajaran yang diterima dalam jangka waktu tertentu. Prestasi Belajar  pada umumnya dinyatakan dalam angka atau huruf sehingga dapat dibandingkan dengan satu kriteria (Prakosa, 1991).

Menurut Sutratinah Tirtonegoro (1984 : 4), mengemukakan bahwa :

Prestasi Belajar  adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk symbol angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak didik dalam periode tertentu.

Menurut Siti Partini (1980 : 49), “Prestasi Belajar  adalah hasil yang dicapai oleh seseorang dalam kegiatan belajar”. Sejalan dengan pendapat dicapai oleh seseorang dalam kegiatan belajar”. Sejalan dengan pendapat itu Sunarya (1983: 4) menyatakan “Prestasi Belajar  merupakan perubahan tingkah laku yang meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik yang merupakan ukuran keberhasilan Siswa”. Haditomo dkk (1980 : 4), mengatakan “Prestasi Belajar  adalah kemampuan seseoran Dewa Ketut Sukardi (1983 : 51), menyatakan “Untuk mengukur Prestasi Belajar  menggunakan tes prestasi yang dimaksud sebagai alat untuk mengungkap kemampuan aktual sebagai hasil belajar atau learning”. Menurut Sumadi Suryabrata (1987 : 324), “Nilai merupakan perumusan terakhir yang dapat diberikan oleh guru menganai kemajuan atau Prestasi Belajar  Siswa selama masa tertentu”. Dengan nilai rapor, kita dapat mengetahui Prestasi Belajar  Siswa. Siswa yang nilai rapornya baik dikatakan prestasinya tinggi, sedangkan yang nilainya jelek dikatakan Prestasi Belajar nya rendah.

Masalah belajar adalah masalah bagi setiap manusia, dengan belajar manusia memperoleh keterampilan, kemampuan sehingga terbentuklah sikap dan bertambahlah ilmu pengetahuan. Jadi kalau Hasil Belajar didefinsikan sebagai suatu hasil nyata yang dicapai oleh Siswa dalam usaha menguasai kecakapan jasmani dan rohani di sekolah yang diwujudkan dalam bentuk raport pada setiap semester, maka Prestasi Belajar  merupakan ukuran keberhasilan kegiatan belajar Siswa dalam menguasai sejumlah mata pelajaran selama periode Siswa dalam menguasai sejumlah mata pelajaran selama periode tertentu

Untuk mengetahui perkembangan sampai di mana hasil yang telah dicapai oleh seseorang dalam belajar, maka harus dilakukan evaluasi. Untuk menentukan kemajuan yang dicapai maka harus ada kriteria (patokan) yang mengacu pada tujuan yang telah ditentukan sehingga dapat diketahui seberapa besar pengaruh strategi belajar mengajar terhadap prestasi atau keberhasilan belajar SiswaPrestasi Belajar  yang didefinisikan sebagai Hasil belajar Siswa menurut W. Winkel (dalam buku Psikologi Pengajaran 1989:82)  adalah keberhasilan yang dicapai oleh Siswa, yakni Prestasi Belajar  Siswa di sekolah yang mewujudkan dalam bentuk angka.

Menurut Winarno Surakhmad (dalam buku, Interaksi Belajar Mengajar, (Bandung: Jemmars, 1980:25)  hasil belajar Siswa bagi kebanyakan orang berarti ulangan, ujian atau tes. Maksud ulangan tersebut ialah untuk memperoleh suatu indek dalam menentukan keberhasilan Siswa.

Dari definisi di atas, maka dapat diambil kesimpulanbahwa Prestasi Belajar  adalah Prestasi Belajar  yang dicapai Siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar dengan membawa suatu perubahan dan pembentukan tingkah laku seseorang. Untuk menyatakan bahwa suatu proses belajar dapat dikatakan berhasil, setiap guru memiliki pandangan masing-masing sejalan dengan filsafatnya. Namun untuk menyamakan persepsi sebaiknya kita berpedoman pada kurikulum yang berlaku saat ini yang telah disempurnakan, antara lain bahwa suatu proses belajar mengajar tentang suatu bahan pembelajaran dinyatakan berhasil apabila tujuan pembelajaran khususnya dapat dicapai.

Untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan pembelajaran khusus, guru perlu mengadakan tes formatif pada setiap menyajikan suatu bahasan kepada Siswa. Penilaian formatif ini untuk mengetahui sejauh mana Siswa telah menguasai tujuan pembelajaran khusus yang ingin dicapai. Fungsi penelitian ini adalah untuk memberikan umpan balik pada guru dalam rangka memperbaiki proses belajar mengajar dan melaksanakan program remedial bagi Siswa yang belum berhasil. Karena itulah, suatu proses belajar mengajar dinyatakan berhasil apabila hasilnya memenuhi tujuan pembelajaran  khusus dari bahan tersebut. 

 

Contoh oarng-orang yang berjunag memperoleh Prestasi Belajar

2.  Indikator Prestasi Belajar  Siswa

Dalam mengungkapkan dan mengukur prestasi Siswa dapat dilihat dari  tiga  aspek,  meliputi  aspek  kognitif,   afektif dan  psikomotorik. Ketiga aspek tersebut akan dikemukakan sebagai berikut:

a) Aspek  Kognitif,  yaitu  aspek  yang  berkaitan  dengan  Prestasi Belajar intelektual.

b) Aspek Afektif yaitu aspek yang berkenaan dengan sikap dan nilai.

c) Aspek  Psikomotorik  yaitu  aspek  yang  berkenaan  dengan  hasil belajar yang tampak dalam kemampuan bertindak. 

Tingkat  perkembangan  mental  tersebut menurut Benyamin Bloom (dalam Sri Anitah: 2008: 2.19) yaitu

1.  Aspek Kognitif

Yaitu  yang  berkenaan  dengan  pengenalan  baru  atau  mengingat kembali  (menghafal)  suatu  pengetahuan  untuk  mengembangkan kemampuan  intelektual.  Aspek  kognitif  dibedakan  atas  enam  jenjang, yaitu :

a.  Pengetahuan (knowledge),  dalam  jenjang  ini  seseorang  dituntut dapat mengenali atau mengetahui adanya konsep, fakta atau istilah tanpa harus mengerti atau dapat menggunakannya. 

b.  Pemahaman (comprehension),  kemampuan  ini  menuntut  Siswa memahami atau mengerti apa yang diajarkan, mengetahui apa yang sedang  dikomunikasikan  dan  dapat  memanfaatkan  isinya  tanpa harus  menghubungkannya  dengan  hal-hal  lain.  Kemampuan  ini dijabarkan  menjadi  tiga,  yakni;  (a)  menterjemahkan,  (b) menginterpretasikan, dan (c) mengekstrapolasi. 

c.  Penerapan (aplication),  adalah  jenjang  kognitif  yang  menuntut kesanggupan  menggunakan  ide-ide  umum,  tata  cara  ataupun metode-metode, prinsip- prinsip, serta teori-teori dalam situasi baru dan konkret.

d.  Analisis  (analysis)  adalah  tingkat  kemampuan  yang  menuntut seseorang  untuk  dapat  menguraikan  suatu  situasi  atau  keadaan tertentu ke dalam unsur-unsur atau komponen pembentuknya. 

e.  Sintesis (synthesis), jenjang  ini  menuntut  seseorang  untuk  dapat menghasilkan  sesuatu  yang  baru  dengan  cara  menggabungkan berbagai faktor. Hasil yang diperoleh dapat berupa: tulisan, rencana atau mekanisme.

f.  Evaluasi  (evaluation)  adalah  jenjang  yang  menuntut  seseorang untuk dapat menilai suatu situasi, keadaan, pernyataan, atau konsep berdasarkan suatu kriteria tertentu. 


2. Aspek Afektif

Ranah  afektif  diartikan  sebagai  internalisasi  sikap  yang  menunjuk ke  arah  pertumbuhan  batiniah  yang  terjadi  bila  individu  menjadi  sadar tentang  nilai  yang  diterima  dan  kemudian  mengambil  sikap  sehingga kemudian  menjadi  bagian  dari  dirinya  dalam  membentuk  nilai  dan menentukan  tingkah  lakunya.  Jenjang  kemampuan  dalam  ranah  afektif yaitu:

a.  Menerima  (Receiving),  diharapkan  Siswa  peka  terhadap  eksistensi fenomena atau rangsangan tertentu.

b.  Menjawab (Responding),  Siswa  tidak  hanya  peka  pada  suatu fenomena,  tetapi  juga  bereaksi  terhadap  salah  satu  cara. Penekanannya  pada  kemauan  Siswa  untuk  menjawab  secara sukarela, membaca tanpa ditugaskan.

c.  Menilai  (valuing),  diharapkan  Siswa  dapat  menilai  suatu  obyek, fenomena atau tingkah laku tertentu dengan cukup konsisten.

d.  Organisasi  (organization),  tingkat  ini  berhubungan  dengan menyatukan  nilai  yang  berbeda,  menyelesaikan/memecahkan masalah, membentuk suatu sistem nilai.

3.  Aspek Psikomotorik

Yaitu  pengajaran  yang  bersifat  keterampilan  atau  yang menunjukkan  gerak  (skill).  Rincian  dalam  domain  ini  tidak  dibuat  oleh Bloom, tapi oleh ahli lain berdasarkan domain yang dibuat Bloom, yaitu :

a.  Persepsi (Perception)

b.  Penggunaan  alat  indera  untuk  menjadi  pegangan  dalam  membantu gerakan.

c.  Kesiapan (Set)

d.  Kesiapan fisik, mental, dan emosional untuk melakukan gerakan.

e.  Respon Terpimpin (Guided Response)

f.  Tahap  awal  dalam  mempelajari  keterampilan  yang  kompleks, termasuk di dalamnya imitasi dan gerakan coba-coba.

g.  Mekanisme (Mechanism)

h.  Membiasakan  gerakan-gerakan  yang  telah  dipelajari  sehingga tampil dengan meyakinkan dan cakap.

Menurut  Sri  Anitah  (2008:2.19),  mendefinisikan  Prestasi Belajar  adalah perubahan perilaku secara menyeluruh bukan hanya satu aspek saja tetapi terpadu yaitu  aspek  kognitif,  afektif,  dan  psikomotor.  Romizoswki,  1982  (dalam  Sri Anitah,  2008:2.19)  menyebutkan  dalam  skema  kemampuan  yang  dapat menunjukkan  Prestasi Belajar  yaitu:  1)  keterampilan  kognitif  berkaitan  dengankemampuan  membuat  kepurusan  memecahkan  masalah  dan  berpikir  logis,  2) keterampilan  psikomotor  berkaitan  dengan  kemampuan  tindakan  fisik  dan kegiatan  perseptual,  3)  keterampilan  reaktif  berkaitan  dengan  sikap, kebijaksanaan,  perasaan,  dan self  control,  4)  keterampilan  interaktif  berkaitan dengan  kemampuan  sosial  dan  kepemimpinan.  Perolehan  aspek-aspek  perubahan perilaku  tersebut  tergantung  pada  yang  dipelajari  oleh  SiswaPrestasi Belajar  yang dicapai oleh Siswa di sekolah merupakan tujuan dari kegiatan belajarnya. Menurut Hamalik  (2002:  146) Prestasi Belajar  itu  sendiri  dapat  diartikan  sebagai  tingkat keberhasilan  Siswa  dalam  mempelajari  materi  pelajaran  di  sekolah,  yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes dan non tes mengenai sejumlah  materi  pelajaran  tertentu. 

Nana Sudjana  (2004  :  22) “Prestasi Belajar  adalah perubahan tingkah  laku  setelah  menempuh  pengalaman belajar (proses belajar mengajar)”. Pengalaman belajar yang dialami oleh Siswa akan menghasilkan kemampuan yang menurut Horwart  Kingsley dalam Nana Sudjana  (2004  :  22) dibedakan  menjadi tiga kemampuan yaitu :

1). Keterampilan dan kebiasaan

2). Pengetahuan dan pengarahan 

3). Sikap dan cita-cita.

Para Pelajar yang telah merah Prestasi Belajar Tinggi

Ketiga  kemampuan  tersebut  yang  harus  dimiliki  oleh  SiswaPrestasi Belajar  ini  dilihat  dari  dua  sisi  yaitu  dari  sisi  guru  dan  sisi  Siswa  seperti  yang dikemukakan oleh Dimyati (2002: 3) yaitu bahwa dari sisi guru, tindak  mengajar diakhiri  dengan  proses  evaluasi  belajar yang  merupakan  tindak  lanjut  atau  cara yang  dilakukan  untuk  mengukur  tingkat  penguasaan  Siswa  dalam  proses pembelajaran  yang  telah  dilakukan,  sehingga  dengan  evaluasi  guru  juga  dapat mengukur  tentang perubahan  tingkah  laku  Siswa  secara  nyata  setelah  dilakukan proses  belajar  mengajar  yang  sesuai  dengan  tujuan  pengajaran. Dari  sisi  Siswa, Prestasi Belajar   merupakan  tingkat  perkembangan  mental  yang  lebih  baik  bila dibandingkan  pada  saat  sebelum  belajar. 

Khusus dalam kegiatan pembelajaran yang menjadi indikator utama Prestasi  Belajar Siswa adalah sebagai berikut:

a.  Ketercapaian Daya Serap terhadap bahan pembelajaran yang diajarkan, baik secara individual maupun kelompok. Pengukuran ketercapaian daya serap ini biasanya dilakukan dengan penetapan Kriteria Ketuntasan Belajar Minimal (KKM)

b.   Perilaku yang digariskan dalam tujuan pembelajaran telah dicapai oleh Siswa, baik secara individual maupun kelompok.

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (dalam buku  Strategi Belajar Mengajar 2002:120)  menyatakan bahwa indikator yang banyak dipakai sebagai tolak ukur keberhasilan adalah ketercapaian daya serap.

Berikut contoh Kisi-kisi Prestasi Belajar  Siswa

Ranah/Jenis Prestasi

Indikator

A. Ranah Kognitif

1. Pengamatan

1. dapat menunjukkan

2. dapat membandingkan

3. dapat menghubungkan

2. Ingatan

1. dapat menyebutkan

2. dapat menunjukan kembali

3. Pemahaman

6.  dapat menjelaskan

7.  dapat mendefinisikan dengan lisan sendiri

Ranah/Jenis Prestasi

Indikator

3. Pemahaman

4. Penerapan

5. Analisis (pemeriksaan dan     pemilahan secara teliti)

6. Sintesis (membuat panduan      baru dan utuh)

1. dapat menjelaskan

2. dapat mendefinisikan dengan lisan sendiri

1. dapat memberikan contoh

2. dapat menggunakan secara tepat

1. dapat menguraikan

2. dapat mengklasifikasikan

1. dapat menghubungkan

2. dapat menyimpulkan

3. dapat   menggeneralisasi

B. Ranah Rasa/Afektif

1. Penerimaan

1. menunjukan sikap menerima

2. menujukan sikap menolak

2. Sambutan

1. kesediaan berpartisipasi/ terlibat

2. kesediaan    memanfaatkan

3. Apresiasi (sikap menghargai)

4. Internalisasi (pendalaman)

5.Karakteristik (penghayatan)

1. menganggap penting      dan bermanfaat

2. menganggap indah dan harmonis

3. mengagumi

1. mengakui dan  meyakini

2. mengingkari

1. melembagakan atau meniadakan

2. menjelmakan dalam pribadi dan perilaku  sehari-hari

Ranah/Jenis Prestasi

Indikator

C. Ranah Psikomotor

1. Keterampilan bergerak dan bertindak

1. mengkoordinasikan gerak mata, tangan, kaki     dan anggota tubuh lainnya

2. Kecakapan ekspresi verbal dan nonverbal

1. mengucapkan

2. membuat mimik dan    gerakan jasmani

Bukti PRESTASI BELAJAR

3.   Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar  Siswa

Prestasi Belajar  dapat dipengaruhi oleh berbagai hal.  Secara umum Prestasi  Belajar dipengaruhi 3 hal atau faktor Faktor-faktor tersebut akan saya uraikan dibawah ini, yaitu : 

1. Faktor internal (factor dalam diri) 

2. Faktor eksternal (factor diluar diri) 

3. Faktor pendekatan belajar 

Faktor internal

Faktor internal yang mempengaruhi Prestasi  Belajar yang pertama adalah Aspek fisiologis. Untuk memperoleh hasil Prestasi Belajar  yang baik, kebugaran tubuh dan kondisi panca indera perlu dijaga dengan cara : makanan/minuman bergizi, istirahat, olah raga. Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan orang terganggu,  selain  itu  juga  akan  cepat  lelah,  kurang bersemangat,  mudah pusing,  mengantuk,  kurang  darah atau gangguan fungsi alat indera. Tentunya banyak kasus anak yang prestasinya turun karena mereka tidak sehat secara fisik.

Faktor internal yang lain adalah aspek psikologis. Aspek psikologis ini meliputi : inteligensi, sikap, bakat, minat, motivasi dan kepribadian. Factor psikologis ini juga merupakan factor kuat dari Prestasi Belajar , intelegensi memang bisa dikembangkang, tapi sikap, minat, motivasi dan kepribadian sangat dipengaruhi oleh factor psikologi diri kita sendiri. Oleh karena itu, berjuanglah untuk terus mendapat suplai motivasi dari lingkungan sekitar, kuatkan tekad dan mantapkan sikap demi masa depan yang lebih cerah.. 

a)  Intelegensi

Siswa yang mempunyai tingkat intelegensi (kecerdasan) yang tinggi  akan  lebih  berhasil  daripada  yang  mempunyai tingkat intelegensi  yang  rendah.  Siswa  yang  mempunyai  intelegensi tinggi  dapat  berhasil  dengan  baik  dalam  belajarnya dikarenakan belajar dengan menerapkan metode belajar yang efisien. Sedangkan yang mempunyai intelegensi rendah perlu mendapatkan pendidikan khusus.

b)  Perhatian

Perhatian  menurut  Ghazali  yang  dikutip  oleh  Slameto (2003:55)  adalah  keaktifan  jiwa  yang  dipertinggi,  jiwa  itu pun  semata-mata  tertuju  kepada  suatu  obyek  benda/hal  atau sekumpulan obyek. Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik maka Siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya. 

c)  Minat

Minat  adalah  kecenderungan  yang  tetap  untuk memperhatikan  dan  mengenang  beberapa  kegiatan.  Minat besar  pengaruhnya  terhadap  belajar.  Bahan  pelajaran  yang menarik  minat  Siswa,  lebih  mudah  dipelajari  dan  disimpan karena minat menambah kegiatan belajar.

d)  Bakat

Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru akan  terealisasi  menjadi  kecakapan  yang  nyata  sesudah belajar atau berlatih.

e)  Motivasi

Seseorang  akan  berhasil  dalam  belajarnya  bila  mempunyai penggerak atau pendorong untuk mencapai tujuan. Penggerak atau pendorong inilah yang disebut dengan motivasi.

f)  Kematangan

Kematangan  adalah  suatu  tingkat  atau  fase  dalam pertumbuhan  seseorang,  di  mana  alat-alat  tubuhnya  sudah siap  untuk  melaksanakan  kecakapan  baru.  Belajar  akan berhasil bila anak sudah siap (matang).

g)  Kesiapan

Kesiapan  adalah  kesediaan  untuk  memberikan  respon  atau bereaksi.  Kesiapan  ini  perlu  diperhatikan  dalam  prosesbelajar  mengajar  karena  jika  Siswa  sudah  memiliki  kesiapan dalam belajar maka hasil belajarnya akan lebih baik.

h)  Kreativitas

Kreativitas  adalah  proses  mental  yang  melibatkan pemunculan  gagasan  (concept)  baru,  atau  hubungan  baru antara gagasan yang sudah ada.

Faktor eksternal

Selain faktor internal, Prestasi Belajar  juga dipengaruhi oleh faktor eksternal. Faktor eksternal meliputi beberapa hal, yaitu: 

1. Lingkungan sosial, meliputi : teman, guru, keluarga dan masyarakat. 

Lingkungan sosial, adalah lingkungan dimana seseorang bersosialisasi, bertemu dan berinteraksi dengan manusia disekitarnya. Hal pertama yang menjadi penting dari lingkungan sosial adalah pertemanan, dimana teman adalah sumber motivasi sekaligus bisa menjadi sumber menurunnya prestasi. Posisi teman sangat penting, mereka ada begitu dekat dengan kita, dan tingkah laku yang mereka lakukan akan berpengaruh terhadap diri kita. Kalau kalian sudah terlanjur memiliki lingkungan pertemanan yang lemah akan motivasi belajar, sebisa mungkin arahkan teman-teman kalian untuk belajar. Setidaknya dengan cara itu kaluan bisa memposisikan diri sebagai seorang pelajar. 

Guru, adalah seorang yang sangat berhubungan dengan Prestasi  Belajar. Kualitas guru di kelas, bisa mempengaruhi bagaimana kita balajar dan bagaimana minat kita terbangun di dalam kelas. Memang pada kenyataanya banyak Siswa yang merasa guru mereka tidak memberi motivasi belajar, atau mungkin suasana pembelajaran yang monoton. Hal ini berpengaruh terhadap proses pembelajaran.

Keluarga, juga menjadi faktor yang mempengaruhi Prestasi  Belajar seseorang. Biasanya seseorang yang memiliki keadaan keluarga yang berantakan (broken home) memiliki motivasi terhadap prestasi yang rendah, kehidupannya terlalu difokuskan pada pemecahan konflik kekeluargaan yang tak berkesudahan. Maka dari itu, bagi orang tua, jadikanlah rumah keluarga kalian surga, karena jika tidak, anak kalian yang baru lahir beberapa tahun lamanya, belum memiliki konsep pemecahan konflik batin yang kuat, mereka bisa stress melihat tingkah kalian wahai para orang tua yang suka bertengkar, dan stress itu dibawa ke dalam kelas.

Yang terakhir adalah masyarakat, sebagai contoh seorang yang hidup dimasyarakat akademik mereka akan mempertahankan gengsinya dalam hal akademik di hadapan masyarakatnya. Jadi lingkungan masyarakat mempengaruhi pola pikir seorang untuk berprestasi. Masyarakat juga, dengan segala aktifitas kemasyarakatannya mepengaruhi tidakan seseorang, begitupun juga berpengaruh terhadap Siswa dan mahaSiswa

2. Lingkungan non-sosial, meliputi : kondisi rumah, sekolah, peralatan, alam (cuaca). Non-sosial seperti hal nya kondiri rumah (secara fisik), apakah rapi, bersih, aman, terkendali dari gangguan yang menurunkan Prestasi  Belajar. Sekolah juga mempengaruhi Prestasi  Belajar, dari pengalaman saya, ketika anak pintar masuk sekolah biasa-biasa saja, prestasi mereka bisa mengungguli teman-teman yang lainnya. Tapi, bila disandingkan dengan prestasi temannya yang memiliki kualitas yang sama saat lulus, dan dia masuk sekolah favorit dan berkualitas, prestasinya biasa saja. Artinya lingkungan sekolah berpengaruh. cuala alam, berpengaruh terhadap Prestasi  Belajar

Faktor pendekatan belajar (approach to learning) yakni jenis upaya belajar Siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan Siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran  materi-materi pelajaran.

Hasil Prestasi Belajar Para Pelajar Indonesia

4.      Penilaian Prestasi  Belajar

Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (hal 120-121) mengungkapkan, bahwa untuk mengukur dan mengevaluasi Prestasi  Belajar Siswa tersebut dapat dilakukan melalui tes Prestasi Belajar . Berdasarkan tujuan dan ruang lingkunya, tes Prestasi Belajar  dapat digolongkan ke dalam jenis penilaian, sebagai berikut:

a.     Tes Formatif, penilaian ini dapat mengukur satu atau beberapa pokok bahasan tertentu dan tujuan untuk memperoleh gambaran tentang daya serap Siswa terhadap pokok bahasan tersebut. Hasil tes ini dimanfaatkan untuk memperbaiki proses belajar mengajar dalam waktu tertentu.

b.    Tes Subsumatif, tes ini meliputi sejumlah bahan pengajaran tertentu yang telah diajarkan dalam waktu tertentu. Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran daya serap Siswa untuk meningkatkan tingkat Prestasi Belajar  atau Prestasi  Belajar Siswa. Hasil tes subsumatif ini dimanfaatkan untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan diperhitungkan dalam menentukan nilai rapor.


c.       Tes Sumatif, tes ini diadakan untuk mengukur daya serap Siswa terhadap bahan pokok-pokok bahasan yang telah diajarkan selama satu semester, satu atau dua bahan pelajaran. Tujuannya adalah untuk menetapkan tarap atau tingkat keberhasilan belajar Siswa dalam satu periode belajar tertentu. Hasil dari tes sumatif ini dimanfaatkan untuk kenaikan kelas, menyusun peringkat (rangking) atau sebagai ukuran mutu sekolah. 



Untuk menambah referensi tentang Prestasi Belajar Siswa silahkan baca di //ainamulyana.blogspot.com/2016/01/prestasi-belajar-siswa-pengertian-dan.html

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA