Bola.com, Jakarta - Pernahkan kamu bercerita tentang pengalaman yang menyedihkan atau membahagiakan di masa lalu dalam bentuk teks? Nah, konsep menceritakan pengalaman tersebut bisa disebut dengan teks cerita ulang. Teks cerita ulang termasuk materi pelajaran bahasa Indonesia. Lalu, apakah yang dimaksud dengan teks cerita ulang ini? Teks cerita ulang adalah sebuah teks yang menceritakan kepada pembaca mengenai sebuah cerita, aksi, atau aktivitas lampau. Tujuan teks cerita ulang adalah melaporkan peristiwa, kejadian, atau kegiatan yang terjadi pada waktu lampau dalam sebuah urutan secara kronologis untuk menghibur atau memberikan informasi kepada pembaca. Di samping itu, teks cerita ulang dikenal dengan nama recount. Untuk lebih detailnya, kamu bisa menyimak ulasan mengenai teks cerita ulang berikut ini, dikutip dari laman Theinsidemag dan Seputarpengetahuan, Senin (21/3/2022). 1. Struktur Teks Cerita Ulang Terdapat struktur dari teks cerita ulang, yakni:
2. Unsur-Unsur Teks Cerita Ulang Unsur-unsur dari teks cerita ulang adalah:
3. Jenis Teks Cerita Ulang Jenis-jenis dari teks cerita ulang adalah:
4. Ciri-Ciri Teks Cerita Ulang Ciri-ciri dari teks cerita ulang, sebagai berikut:
5. Kaidah Kebahasaan Teks Cerita Ulang Kaidah kebahasaan teks cerita ulang. sebagai berikut:
6. Contoh Teks Cerita Ulang Beserta Strukturnya - Judul Hiking ke Gunung Prau - Orientasi (Pengenalan) Pada Mei 2015, saya bersama teman-teman Organisasi OSIS pergi ke Kawasan Pegunungan Tinggi Dieng untuk melakukan hiking ke Gunung Prau sekaligus untuk melakukan refreshing karena kegiatan sekolah yang begitu padat. - Peristiwa (Events) Perjalanan dimulai dari Purwokerto, pertama kami pergi ke terminal bus Purwokerto dan memilih naik bus dengan tujuan ke Wonosobo. Setelah tiga jam kami sampai di Wonosobo, selanjutnya kami beristirahat sekitar satu jam sembari makan minum serta melaksanakan ibadah. Setelah waktu istirahat selesai, kami melanjutkan perjalanan menuju ke Dieng dengan menggunakan bus lagi. Akhirnya kami sampai ke Dieng menjelang magrib. Kami melakukan perjalanan ke puncak saat malam hari. Di mana tidak ada satupun dari kami yang membawa senter (karena lupa). Untung saja ada kakak-kakak dari Semarang yang bertemu dengan kami sehingga kami menuju ke puncak gunung secara bersamaan. Akhirnya setelah sampai di puncak, kami membangun tenda dan bermalam di sana. Reorientasi (Pengulangan Pengenalan) Tidak sia-sia perjalanan yang kami lakukan mulai dari Purwokerto, Wonosobo, kemudian ke Dieng karena kami jadi lebih mengerti arti tolong menolong serta bersyukur terhadap nikmat yang telah Tuhan berikan, bahwa segala sesuatu yang diciptakan-Nya begitu indah. Sumber: Theinsidemag, Seputarpengetahuan Yuk, baca artikel pengertian lainnya dengan mengeklik tautan ini. |