Negara anggota ASEAN yang tidak melakukan lockdown adalah

CNN Indonesia

Kamis, 22 Jul 2021 14:43 WIB

Ilustrasi pandemi virus corona di Singapura. (REUTERS/EDGAR SU)

Jakarta, CNN Indonesia --

Sejumlah negara di Asia Tenggara kembali memperketat aturan pembatasan lantaran kasus Covid-19 yang tengah melonjak. Kondisi itu diperparah akibat penyebaran varian Delta virus corona yang lebih menular.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan varian Delta bakal mendominasi di seluruh dunia dalam beberapa bulan ke depan.

Varian Delta yang pertama kali dideteksi di India kini tercatat terdeteksi di 125 negara di dunia. Menurut WHO, lebih dari 3/4 spesimen positif Covid-19 di sejumlah negara besar dunia tercatat adalah kasus varian Delta.


Berikut lima negara Asia Tenggara yang memperketat aturan Covid-19

Singapura

Singapura kembali memperketat pembatasan pergerakan sosial mulai hari ini, Kamis (22/7) hingga Agustus mendatang.

Negara itu melakukan pengetatan aktivitas warganya dengan mengembalikan langkah kesehatan warga ke level di bawah fase 2 (peringatan tinggi).

Pemerintah melarang warga melakukan pertemuan lebih dari dua orang dan melarang makan dine in di kafe atau resto.

Padahal sebelumnya, Singapura sudah mengizinkan warganya makan di tempat, dan berencana melalui proses menuju new normal, dengan mengganggap Covid-19 sebagai endemik.

Data Kementerian Kesehatan Singapura memang menunjukkan kasus penyebaran corona di wilayah mereka memang meningkat belakangan ini. Data antara 12 Juli dan 18 Juli, setidaknya ada rata-rata 46 kasus komunitas yang terdeteksi per hari.

Mereka menyatakan kasus tersebut merupakan yang tertinggi sejak April 2020.

Thailand

Pekan lalu pemerintah Thailand menyatakan perluasan pembatasan dan memperketat aturan perjalanan di Provinsi Chonburi, Ayutthaya dan Chachoengsao.

Aturan jam malam juga diterapkan, dari pukul 21.00 hingga 04.00 pagi waktu setempat.

Pembatasan serupa sudah terlebih dahulu diberlakukan di Bangkok dan sembilan provinsi lainnya.

Secara nasional, Thailand menutup pusat perbelanjaan dan melarang pertemuan di ruang publik. Jika ada warga yang melanggar akan dikenai hukuman maksimal dua tahun penjara atau denda hingga 400 ribu baht atau sekitar Rp176 juta.

Vietnam

Pemerintah Vietnam menetapkan lockdown selama dua pekan, di wilayah bagian selatan mulai Minggu (18/7). Keputusan itu diambil usai laporan harian kasus Covid-19 mencapai lebih dari 3 ribu infeksi.

Penguncian wilayah itu diterapkan di Delta Mekong dan kota Ho Chi Minh yang memiliki lebih dari 35 juta penduduk, hampir seperti populasi Vietnam. Kedua wilayah itu juga merupakan pusat bisnis dan ekonomi negara.

RI Rencana Longgarkan PPKM Darurat di Saat Negara-negara ASEAN Perketat Pembatasan


BACA HALAMAN BERIKUTNYA

TOPIK TERKAIT

Selengkapnya

Lihat Foto

Shutterstock

Ilustrasi virus corona

KOMPAS.com - Indonesia resmi mengumumkan adanya kasus virus corona Covid-19 di negaranya.

Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengungkapkan bahwa dua kasus pasien yang terkonfirmasi pernah melakukan kontak dengan warga negara Jepang yang positif Covid-19.

Dengan konfirmasi dari Indonesia, jumlah negara ASEAN yang telah terinfeksi virus corona Covid-19 menjadi 7 negara.

Adapun negara-negara ASEAN yang telah mengonfirmasi infeksi Covid-19 adalah Indonesia, Thailand, Malaysia, Singapura, Vietnam, Kamboja, dan Filipina. 

Sementara, negara-negara di ASEAN yang belum melaporkan adanya kasus virus corona Covid-19 terdiri atas Brunei Darussalam, Myanmar, dan Laos.

Melansir laman ASEAN Briefing, berikut adalah perkembangan di ketiga negara tersebut:

Baca juga: Cegah Virus Corona, Apa yang Harus Dilakukan Ibu Hamil?

1. Brunei Darussalam

Hingga Selasa (3/3/2020) siang, belum ada kasus positif Covid-19 yang dilaporkan di Brunei Darussalam. 

Negara ini telah mengimplementasikan sejumlah upaya untuk mencegah penyebaran virus ke wilayahnya.

Salah satunya adalah dengan melarang pengunjung datang dari provinsi-provinsi di China seperti Zhejiang dan Jiangsu, kecuali untuk warga negara Brunei dan penduduk tetap.

Sejauh ini, 158 orang berada dalam karantina pribadi, dengan nol kasus positif yang dilaporkan. 

Baca tentang

Jakarta -

Virus Corona (COVID-19) masih menghantui dunia. Beberapa negara pun memberlakukan kebijakan lockdown atau karantina wilayah guna membatasi penularan virus ini. Italia hingga Thailand pun tegas menerapkan lockdown.

Merujuk pada definisi kamus Merriam Webster, lockdown artinya ialah mengurung warga atau sebagian warga untuk sementara demi menjaga keamanan. Lockdown juga diartikan sebagai tindakan darurat ketika orang-orang dicegah meninggalkan atau memasuki suatu kawasan untuk sementara, demi menghindari bahaya.


Lockdown menjadi opsi kebijakan yang diambil oleh beberapa negara terdampak virus Corona, yang sudah menilai wabah ini semakin cepat penularannya. Mulai China, Italia, Prancis, Amerika Serikat, dan yang teranyar adalah Thailand.

Namun ada beberapa negara yang hanya me-lockdown sebagian wilayahnya saja. Contohnya Amerika Serikat dan Filipina.

Berikut adalah daftar 19 negara yang melakukan lockdown diurutkan secara kronologis:

1. China: 23 Januari

Negara ini menjadi asal virus Corona jenis baru (2019-nCoV). Mulai Desember 2019, virus itu merebak di Wuhan, Provinsi Hubei.

Dilansir Reuters, ibu kota Provinsi Hubei ini menjadi kota pertama yang di-lockdown, yakni sejak 23 Januari. Penerbangan dari dan ke Wuhan ditutup. Di Wuhan, 58 juta orang hidup dalam karantina besar-besaran.

Pembatasan ketat dilakukan. Warga yang hendak melakukan perjalanan ke luar dan masuk wilayah yang di-lockdown harus menjalani pendataan. Jalur transportasi, termasuk tol, rel kereta api, dan transportasi umum dinonaktifkan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT


Kota lain di Hubei yg di-lockdown: Huanggang, Ezhou, dan lain-lain di Provinsi Hubei. Kemudian, lockdown secara parsial disusul oleh kota-kota lain di luar Provinsi Hubei, termasuk Liaoning berpenduduk 41 juta jiwa, Anhui berpenduduk 62 juta jiwa, Jiangxi dihuni 46 juta jiwa, Beijing berpenduduk 22 juta jiwa, Shanghai berpenduduk 24 juta jiwa, dan Chongqing berpenduduk 30 juta jiwa.

Namun, yang teranyar pemerintah China akan mengakhiri penutupan sebagian besar Provinsi Hubei pada beberapa hari mendatang dalam sebuah pengumuman pada 24 Maret lalu. Pasalnya, wabah COVID-19 sudah mulai mereda di kawasan itu.

Polisi India Pukuli Warga yang Keluar Saat Lockdown:

Pandangan umum ini menunjukkan jalan raya yang hampir kosong di Hanoi pada 24 Juli 2021, hari pertama pemerintah memberlakukan penguncian dua minggu untuk menghentikan penyebaran virus corona Covid-19.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Guru Besar Ilmu Sejarah Universitas Diponegoro (Undip) Prof.Singgih Trisulistyono mengatakan ASEAN bisa saja melakukan lockdown bersama selama sebulan atau dua bulan untuk memutus rantai penyebaran Covid-19.

Hal itu menurutnya dapat dilakukan jika negara-negara anggota ASEAN mau, kompak dan berkoordinasi karena pentingnya dan strategisnya koordinasi ASEAN di Kawasan.

Singgih yang juga Ketua DPP LDII itu mengatakan imbas tak adanya koordinasi tersebut, Indonesia menjadi episentrum wabah Covid-19 dan kerap dicurigai.

“Karena tak ada koordinasi, warga negara Indonesia sering dicurigai, karena tidak ada kepemimpinan yang kuat di ASEAN. Negara-negara kawasan ini lebih mementingkan diri sendiri,” ujar Singgih.

Baca juga: Hari ASEAN, Ketua LDII Sebut Nasionalisme Abad 20 Masih Relevan hingga Saat Ini

Pendek kata, menurutnya kekompakan dan koordinasi sangat penting di kawasan Asia Tenggara, sehingga bisa menjadi benteng tangguh dari penyebaran Covid-19. 

Dalam satu dekade terakhir, ASEAN menghadapi imbas dari krisis ekonomi di AS.

Lalu, Covid-19 dan perang dagang antara AS dan China, mengakibatkan ekonomi di kawasan Asia Tenggara melamban.

Masalah internal akibat krisis kesehatan dan ekonomi memaksa para pemimpin di kawasan Asia Tenggara fokus pada kinerja ekonomi domestic.

“Inilah yang terkesan membuat kerja sama ASEAN memudar,” papar Singgih.

Baca juga: Ketua DPR RI Ajak ASEAN Bersatu Hadapi Covid-19

Dengan alasan perbaikan kinerja, justru menyebabkan sesama anggota ASEAN bersaing dan berebut investasi asing yang keluar dari China akibat imbas perang dagang.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA