Mengapa teknologi seolah menjadi candu bagi masyarakat brainly

Dunia saat ini tengah menghadapi maraknya perkembangan kemajuan teknologi informasi. Di mana kemajuan ini mendukung arus globalisasi yang semakin mencuat. Informasi dari berbagai belahan dunia mampu kita terima bahkan seolah tanpa batas. Perkembangan teknologi terus berlangsung hampir di semua lini kehidupan. Dan salah satu area yang kini sedang dijamah secara gigih oleh teknologi adalah cross culture.

Bukan suatu kesalahan jika kemudian kita mengenal kebudayaan negara lain. Bahkan ini seharusnya menjadi wadah kita untuk bercermin, mencoba mengisi kekurangan yang ada pada budaya kita dengan apa yang mereka miliki. Kebudayaan sejatinya sebuah warisan yang wajib dan harus kita lestarikan. Mengenali kebudayaan bangsa dan memperkenalkan pada dunia dirasa lebih bijaksana, dibanding mempelajari kebudayaan negara lain apalagi lebih mencintainya.

Teknologi informasi hadir untuk sarana kita belajar. Belajar melihat dunia dari dua sisi yang berbeda. Tidak bisa jika hanya menuruti nafsu karena alasan keren dan kita suka. Tapi perlu memahami apakah informasi itu berguna dan perlu untuk kita bina. Filterisasi penting dilakukan untuk kemudian bisa menciptakan pemikiran yang cerdas. Tidak semua hal, dalam hal ini ilmu-ilmu budaya yang masuk dapat kita serap seutuhnya. Ada kalanya kita perlu kembali, kembali pada jati diri dan budaya yang kita miliki.

Indonesia dengan segudang budaya dan warisan yang dimiliki mengapa tak lebih gencar kita pamerkan pada dunia? Mengapa kita seolah hanya fokus menjadi penikmat dan pemuja budaya luar yang seolah telah luar biasa. Salah satu virus yang saat ini mungkin sudah merajalela di sekitar kita adalah budaya K-Pop. Sama seperti halnya Korea Selatan yang mampu membawa budaya musik K-Pop dan drama mereka ke dunia internasional, mengapa Indonesia tidak mampu menunjukkan keunikan tari dan seni wayangnya?

Pemuda bahkan banyak dewasa yang saat ini berkeinginan untuk pergi melancong ke luar negeri hanya untuk menikmati culture yang mereka rasa tidak didapatkan di Indonesia. Padahal kehidupan dan jiwa kebudayaan yang kita miliki lah yang membangun kita menjadi Indonesia saat ini. Jika bukan kita yang mempelajari dan melestarikan kebudayaan, haruskah kebudayaan itu kita serahkan pada orang luar yang justru lebih berminat?

Dengan teknologi informasi yang saat ini kita kuasai, ayo, gunakan itu untuk mengembangkan kebudayaan yang kita miliki. Mari kita bangun jiwa cinta tanah air yang kuat. Jangan biarkan teknologi informasi menenggelamkan kita pada riuhnya candu yang hanya akan membelenggu. Kita tidak ingin generasi penerus bangsa menjadi lupa akan siapa jati diri kita sebenarnya. Wayang, batik, tari-tarian, dan masih banyak kebudayaan lainnya yang bisa kita kelola untuk kita bawa ke muka dunia. Dimulai dari kita, manfaatkan teknologi dengan bijaksana.

Penulis: Laila Kusuma Wardani
Mahasiswi Prodi Informatika – Program Sarjana Angkatan 2018

AFID menebang pohon dan memotong sehingga setiap pohon menghasilkan Sebatang kayu yang panjangnya love meter, la ingin membuat kandang dan membutuh ka … n kayu sepanjang 4 meter sebanyak 7 batang. Selain itu se loc la juga butuh kayu sepanjang 3 meter berapa banyak batang pohon minimon dipakai untuk membuat kandang? 3 3 - 3 3 4 sebanyak 7 batang. yang dapat​.tolong butuh banget dikumpulinnya besok

jelaskan tentang mail document dalam proses cetak gabung! ​

tuliskan short key ctrl +a-z jawab hari ini besok mau dikumpul​

Mengapa ukuran file yang dihasilkan desain grafis lebih besar dibandingkan multimedia​

Sebutkan dan jelaskan komponen komunikasi data smart phone​

7. Sistem tertanam membutuhkan pe- rangkat keras yang dibangun dengan .... a. mikroprosesor b. mikrobiologi C. mikroelektron d. mikrofon e. mikroorgan … isme ​

tolong bantu ini dikumpulkan besok​

apa kepanjangan dari icann?​

jelaskan pengertian berpikir komputasional ! berikan contoh nya!​

buatlah kesimpulan antara google chrome dan internet explorel​

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA