Mengapa tahun ke-10 kenabian disebut sebagai tahun duka cita brainly

Perbesar

Khadijah adalah istri yang paling dihormati Nabi. Ilustrasi perempuan berdoa di tengah fajar (Liputan6/Istock)

Detik-detik saat Khadijah merasa ajalnya semakin dekat, wanita mulia itu memanggil Fathimah Azzahra dan berbisik, “Fathimah putriku, aku yakin ajalku segera tiba, yang kutakutkan adalah siksa kubur. Tolong mintakan kepada ayahmu, aku malu dan takut memintanya sendiri, agar beliau memberikan serbannya yang biasa untuk menerima wahyu agar dijadikan kain kafanku.”

Mendengar itu Rasulullah SAW berkata, “Wahai Khadijah, Allah menitipkan salam kepadamu, dan telah dipersiapkan tempatmu di surga.”

Ummul Mukminin, Khadijah, pun mengembuskan nafas terakhirnya di pangkuan suami tercinta, Rasulullah SAW. Khadijah pun didekap dengan perasaan pilu dan sedih yang teramat sangat. Melihat air mata Rasulullah turun, ikut menangis pula semua orang yang ada di situ. Saat itu, Malaikat Jibril turun dari langit dengan mengucap salam dan membawa lima kain kafan. Rasulullah menjawab salam Jibril dan kemudian bertanya. “Untuk siapa sajakah kain kafan itu, wahai Jibril?

“Kafan ini untuk Khadijah, untuk engkau ya Rasulullah, untuk Fathimah, Ali dan Hasan,” jawab Jibril. Kemudian Jibril berhenti berkata dan menangis.

Rasulullah bertanya, Kenapa Ya Jibril? “Cucumu yang satu, Husain (putra Sayyidina Ali) tidak memiliki kafan, dia akan dibantai dan tergeletak tanpa kafan dan tak dimandikan,” sahut Jibril.

Rasulullah SAW berkata di dekat jasad Khadijah. "Wahai Khadijah, istriku sayang, demi Allah, aku takkan pernah mendapatkan istri sepertimu. Pengabdianmu kepada Islam dan diriku sungguh luar biasa. Allah Maha Mengetahui semua amalanmu."

"Semua hartamu kau hibahkan untuk Islam. Kaum muslimin pun ikut menikmatinya. Semua pakaian kaum muslimin dan pakaianku ini juga darimu. Namun begitu, mengapa permohonan terakhirmu kepadaku hanyalah selembar serban?”

Rasulullah semakin sedih mengenang istrinya semasa hidup. Pengorbanan Khadijah sungguh tak ada duanya. Itulah yang menyebabkan Rasulullah sulit melupakan istri pertamanya itu.

Bahkan dikisahkan, saking cintanya Rasulullah SAW pada Khadijah, Aisyah pernah merasa sangat cemburu. Dari penuturan Aisyah, Nabi selalu menyebut nama Khadijah setiap hari sebelum keluar rumah.

Aisyah yang cemburu mengatakan," Bukankah ia hanya seorang tua bangka? Sungguh Allah telah memberimu ganti yang baik," kata Aisyah. Nabi sangat marah mendengar perkataan Aisyah itu sampai rambutnya bergetar.

analisis jaringan tanaman adalah​

apa saja pengaruh terbesar dalam kebangkitan Islam di Nusantara didalam kebudayaan dari luar

penguasa wilayah Islam yang lain yakni dinasti saljuk yg di pimpin oleh? ​

apa Penyebab yang ditimbulkan dari dibentuknya ekonomi perang terhadap rrakyat indonesia​

pemerintah dinasti Shang berpusat di kota​

bentuk pentadbiran yang dilaksanakan oleh kerajaan funan ​

Kemukakan menurut Anda, peran partai politik di Indonesia dalam merebut dukungan rakyat dilakukan melalui persaingan yang sehat! Kemukakan jawaban And … a dan kaitkan dengan sistem kepartaian di masa reformasi Indonesia! sudah ada isinya full pembahasan dan sumber, pesan di no yg blakang nya 6211 !​

Pada SA Seksi 110 (PAS No. 01) menjelaskan tanggung jawab dan fungsi Auditor Independen yang menyatakan bahwa “Auditor bertanggung jawab dalam merenca … nakan dan melaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan bebas dari salah saji material, baik yang disebabkan oleh kekeliruan dan kecurangan”. Seksi ini memberikan panduan bagi auditor untuk memenuhi tanggung jawab tersebut, yang berkaitan dengan kecurangan, dalam audit terhadap laporan keuangan yang dilaksanakan berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Berikut ini merupakan informasi terkait dengan sanki yang diberikan Kementerian Keuangan (kemenkeu) kepada salah satu akuntan publik atas audit laporan keuangan : Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memberikan sanksi pada Kantor Akuntan Publik (KAP) Tanubrata, Sutanto, Fahmi, Bambang & Rekan dan Akuntan Publik Kasner Sirumapea, yang merupakan auditor dari laporan keuangan tahun 2018 dari PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA). Sanksi diberlakukan satu bulan sejak surat putusan ditandatangani. Kemenkeu tim Pusat Pembinaan Profesi Keuangan (PPPK) menetapkan sanksi berupa pembekuan izin selama 12 bulan pada Kasner Sirumapea yang berlaku sejak 27 Juli 2019. Sebab surat keputusan telah ditandatangani pada 27 Juni 2019. Atas informasi diatas, Saudara diminta untuk : 1. Menyebutkan jenis pemeriksaan Auditor dan mengidentifikasi jenis pemeriksaan yang dilakukan pihak Auditor PT Garuda Indonesia (Persero). 2. Menguraikan faktor risiko yang berkaitan dengan salah saji yang timbul dari kecurangan dalam pelaporan keuangan (kesalahan penyajian). 3. Menunjukkan hubungan atas Kode Etik Akuntan Publik atas kasus diatas. 4. Memberikan opini atas kasus yang terjadi pada PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA)! 40 2 Prosedur audit harus terpenuhi sebagai langkah kerja audit. Salah satu yang akan dibahas dalam wacana berikut adalah bagian prosedur analitis, perencanaan audit, menilai risiko audit, dan pengaruh pengendalian internal dalam suatu perusahaan. Pada 2006-2012, KAP yang ditunjuk adalah KAP Soejatna, Mulyana, dan Rekan. Sementara sejak 2010-2013, KAP Hertanto, Sidik dan Rekan. Pada 2014-2015, KAP Djoko, Sidik dan Indra. Lalu 2016-2017, PricewaterhouseCoopers (PwC). Kasus gagal bayar polis nasabah yang mengarah pada korupsi PT Asuransi Jiwasraya dinilai melibatkan banyak pihak termasuk akuntan publik. Auditor dianggap tidak mampu atau mengungkap kondisi sebenarnya pada Jiwasraya. Terlebih lagi, laporan keuangan teraudit yang dipublikasikan Jiwasraya ternyata telah dimanipulasi atau window dressing sehingga perusahaan terlihat sehat. Dalam laporan keuangan Jiwasraya 2017, akuntan publik telah memberikan pendapat "opini dengan modifikasi". Opini ini disebabkan karena tidak sesuainya material laporan keuangan dengan standar akuntansi atau karena auditor kekurangan memperoleh bukti karena berbagai sebab sehingga tidak cukup untuk memberikan opini wajar tanpa pengecualian. Atas informasi diatas, Saudara diminta untuk : 1. Pada kasus diatas, apakah Saudara menemukan fraud dalam penyajian laporan audit? Jika iya, apa saja yang menjadi tindakan fraud tersebut? 2. Metode yang dilakukan dalam tindakan fraud pada kasus di atas adalah? 3. Berikan penilaian Saudara atas konsep going concern pada PT Asuransi Jiwasraya (Persero) 4. Jika Saudara ditempatkan sebagai seorang Akuntan Publik, apakah Saudara akan menerima PT Asuransi Jiwasraya (Persero) sebagai klien baru? Jelaskan! 5. Tentukan langkah untuk menilai risiko audit atas kemungkinan terjadinya kesulitan keuangan? butuh jawaban wa : 083800670247

apakah kasus antar etnis Madura dan Dayak termasuk dikategorikan sebagai genosida ? apa alasannya ?​

Mengapa ada daerah istimewa dan mengapa daerah lain tidak di juluki daerah istimewa

Dalam sejarah Islam dan sirah nabawiyah, Tahun Dukacita (bahasa Arab: عام الحزن, translit. ‘Ām al-Ḥuzn/‘Aamul Huzni‎, juga disebut Tahun Kesedihan) adalah sebuah tahun dalam penanggalan kamariyah saat meninggalnya istri Nabi Muhammad, Ummahatul mu'minin Khadijah serta pamannya Abu Thalib yang juga berperan sebagai pengasuh dan pelindungnya. Tahun ini kira-kira bertepatan dengan 619 M atau tahun kesepuluh kenabian Sayyidina Muhammad dalam Islam.

Sepeninggal pamannya yang merupakan kepala kabilah Banu Hasyim, Nabi Muhammad kehilangan jaminan keamanan dalam sistem kesukuan di Arabia waktu itu, dan mulai menjadi sasaran tindakan-tindakan kasar di Mekkah. Ia berangkat ke Tha'if untuk mencari bantuan dan mengajak penduduknya masuk Islam, tetapi penduduk Tha'if menolaknya. Dalam perjalanannya kembali ke Mekkah, Nabi Muhammad meminta jaminan keamanan dari beberapa pemuka kabilah di Mekkah. Muth'im bin Adi, pemimpin kabilah Banu Naufal menerima permohonan ini lalu mengawal Nabi Muhammad masuk ke Mekkah serta mengumumkan bahwa Nabi Muhammad berada di bawah jaminan kabilahnya.

Khadijah binti Khuwailid adalah istri pertama Nabi Muhammad dan istri satu-satunya selama 25 tahun hingga kematiannya. Ia meninggal pada tahun 619 M saat berumur 65 tahun.[1] Saat itu Nabi Muhammad hampir berumur 50 tahun, dan kejadian ini terjadi tak lama setelah Boikot kaum Quraisy terhadap kabilah Nabi Muhammad, Banu Hasyim.[1] Dengan adanya boikot ini para penduduk Mekkah dilarang berdagang dan melakukan urusan-urusan lain dengan keluarga Nabi Muhammad.[2] Hal ini menimbulkan kekurangan makanan yang mungkin merupakan salah satu faktor penyebab meninggalnya Khadijah.[3]

Abu Thalib adalah salah satu paman Nabi Muhammad dari pihak ayahnya, dan merupakan pemimpin kabilah Banu Hasyim. Ia mengasuh Nabi Muhammad dalam keluarganya sendiri setelah meninggalnya kakek Nabi Muhammad Abdul Muthalib (ayah dan ibu Nabi Muhammad telah lebih dahulu meninggal).[4] Sebagai pemimpin kabilah ia menjadi pelindung Nabi Muhammad dalam sistem kesukuan Arabia, dan terus membela keponakannya itu bahkan setelah ia dimusuhi pihak-pihak di suku Quraisy setelah menyerukan agama Islam.[5] Menurut adat di Mekkah pada saat itu, jaminan atau perlindungan kabilah seperti ini tidak dapat dilanggar, sehingga kaum yang memusuhi Nabi Muhammad tidak dapat berbuat banyak.[5]

Abu Thalib jatuh sakit tak lama setelah meninggalnya Ummahatul mu'minin Khadijah.[1] Walaupun ia melindungi Nabi Muhammad, Abu Thalib sendiri tidak memeluk Islam, dan di akhir hayatnya Nabi Muhammad mengajaknya masuk Islam dengan mengucapkan kalimat syahadat.[6] Adik Abu Thalib, Al-Abbas, yang juga hadir saat meninggalnya Abu Thalib merasa bahwa ia mendengar kakaknya itu mengucapkan syahadat, tetapi Nabi Muhammad tidak mendengarnya.[6] Setelah Abu Thalib meninggal, Nabi Muhammad ingin berdoa kepada Allah untuk memohonkan ampun bagi mendiang pamannya tersebut, tetapi menurut riwayat Muslim, pada saat itu Nabi Muhammad menerima wahyu dari Allah yang menyebutkan bahwa seorang yang beriman tidak pantas bagi seorang Nabi dan orang-orang beriman untuk memohonkan ampunan Allah bagi orang-orang musyrik, bahkan kerabatnya sendiri.[7][8]

Meninggalnya Abu Thalib berarti bahwa Nabi Muhammad tidak lagi mendapat jaminan keamanan dari kabilahnya sendiri. Posisi Abu Thalib digantikan oleh adiknya Abu Lahab. Walaupun Abu Lahab juga paman Nabi Muhammad, ia tergolong orang yang keras menentang Islam dan perlindungannya tidak dapat diandalkan.[9] Nabi Muhammad tidak menemukan pemimpin kabilah lain yang mau melindunginya,[3] sehingga menurut adat Mekkah ketika itu statusnya tidak dilindungi sama sekali dan bisa saja dibunuh tanpa pembalasan.[3][7]

Orang-orang yang memusuhi Nabi Muhammad di Mekkah mulai berlaku kasar kepadanya serta menyerangnya secara fisik.[9] Seorang penduduk Mekkah melewati rumahnya dan melempar isi perut hewan yang sudah busuk ke makanannya saat keluarganya sedang memasak. Seorang lain melemparinya usus domba yang bercampur darah dan kotoran saat ia sedang salat di halaman rumahnya.[9] Dalam kejadian lain, kepalanya ditaburi tanah kotor saat ia pulang dari Ka'bah.[9] Saat salah seorang putrinya membersihkan tanah ini di rumah sambil menangis, ia menghibur anaknya dengan berkata "tidak usah menangis, putriku, Allah akan melindungi ayahmu ini", dan menyebut bahwa sejak meninggalnya Abu Thalib perlakuan orang-orang Quraisy kepadanya semakin memburuk.[9][10]

Artikel utama: Perjalanan Nabi Muhammad ke Tha'if

Karena memburuknya situasi di Mekkah, Nabi Muhammad memutuskan keluar dari kota tersebut menuju kota Tha'if yang terletak 100 km di tenggara Mekkah. Di Tha'if, ia menemui tiga orang bersaudara yang merupakan pemimpin kabilah Banu Tsaqif yang tinggal di kota tersebut. Ketiganya bersedia menemui Nabi Muhammad, dan Nabi Muhammad mengajak mereka masuk Islam dan membantunya melawan musuh-musuhnya. Ketiga pemimpin kabilah ini menolak ajakan Nabi Muhammad dan saat Nabi Muhammad pergi mereka mengirim budak dan pelayan mereka untuk menyerang Nabi Muhammad. Nabi Muhammad lari dan berlindung di sebuah kebun milik Utbah bin Rabiah dan saudaranya Syaibah bin Rabiah.[9] Kedua pemilik kebun itu juga berasal dari suku Quraisy di Mekkah, dan bersimpati dengan Nabi Muhammad. Mereka mengirim budak mereka Addas, seorang penganut Kristen dari Niniwe untuk menawarkannya buah anggur. Menurut riwayat Islam, saat Addas memberikan makanan tersebut, ia berbicara dengan Nabi Muhammad dan merasa terkesan dengan pengetahuan Nabi Muhammad tentang Yunus, yang berasal dari Ninewe dan juga dianggap Nabi dalam Islam.[11]

Terusir dari Tha'if, Nabi Muhammad ingin kembali ke Mekkah, tetapi merasa bahwa memasuki kota tanpa jaminan keamanan adalah hal yang berbahaya.[12] Di tengah perjalanan menuju Mekkah ia menghubungi beberapa pemuka Mekkah untuk meminta jaminan tersebut. Dua orang yang pertama ia minta, Akhnas bin Syariq dari kabilah Banu Zuhrah dan Suhail bin Amr dari Banu Amir menolak permintaannya.[12] Keduanya mengemukakan alasan terkait prinsip kabilah dan bukan berhubungan dengan pertentangan terhadap Islam. Akhnas, walaupun sangat disegani di kalangan Banu Zuhrah, sebenarnya bukan anggota kabilah tersebut dan merasa ia tidak dapat memberikan jaminan atas nama kabilah tersebut,[12] sedangkan Suhail menyatakan bahwa ia berasal dari cabang suku Quraisy yang berbeda dari kabilah-kabilah lain di Mekkah sehingga tidak dapat melindungi Nabi Muhammad dari kabilah-kabilah tersebut.[13]

Selanjutnya, Nabi Muhammad mengirim pesan kepada Muth'im bin Adi, pemimpin kabilah Banu Naufal. Ia adalah salah satu dari lima pemuka Mekkah yang mengusulkan dihentikannya boikot yang sebelumnya dilancarkan kaum Quraisy terhadap keluarga Nabi Muhammad. Muth'im menyetujui permintaan Nabi Muhammad dan keesokan harinya ia menemui Nabi Muhammad bersama anak-anak dan keponakan-keponakannya, dan mereka bersama-sama mengawal Nabi Muhammad kembali ke Mekkah dalam keadaan bersenjata lengkap. Mereka lalu berjalan ke Ka'bah dan Muth'im mengumumkan jaminan keamanan dari kabilahnya terhadap Nabi Muhammad. Melihat hal ini, Abu Jahal, salah satu pemimpin utama kelompok anti-Muhammad di Mekkah, berkata kepada Muth'im dan keluarganya, "kami akan melindungi siapapun yang kau lindungi".[14]

  1. ^ a b c Lings 2006, hlm. 98.
  2. ^ Armstrong 2007, hlm. 12–13.
  3. ^ a b c Armstrong 2007, hlm. 13.
  4. ^ Lings 2006, hlm. 28.
  5. ^ a b Lings 2006, hlm. 55.
  6. ^ a b Lings 2006, hlm. 99.
  7. ^ a b Al-Mubarakfuri 2016, hlm. 146–147
  8. ^ Qur'an 9:113
  9. ^ a b c d e f Lings 2006, hlm. 100.
  10. ^ Al-Mubarakfuri 2016, hlm. 148
  11. ^ Lings 2006, hlm. 101.
  12. ^ a b c Lings 2006, hlm. 102.
  13. ^ Lings 2006, hlm. 102–103.
  14. ^ Lings 2006, hlm. 103.

  • Al-Mubarakfuri, Shafiyurrahman (2016). Ar-Rahiq al-Makhtum: Sirah Nabawiyah. Diterjemahkan oleh Faris Khairul Anam. Qisthi Press. ISBN 978-979-1303-68-2. 
  • Armstrong, Karen (2007-12-18). Islam: A Short History. Random House Publishing Group. ISBN 978-0-307-43131-8. 
  • Lings, Martin (2006-10-06). Muhammad: His Life Based on the Earliest Sources. Inner Traditions/Bear. ISBN 978-1-59477-153-8. 

Diperoleh dari "//id.wikipedia.org/w/index.php?title=Tahun_Dukacita&oldid=18607779"

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA