Ada di antara adab dalam berdoa yang diajarkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yaitu mengangkat kedua tangan. Seperti yang disebutkan dalam hadits berikut ini. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ يَا رَبِّ يَا رَبِّ
وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِىَ بِالْحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لِذَلِكَ “Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan tentang seroang laki-laki yang telah lama berjalan karena jauhnya jarak yang ditempuhnya. Sehingga rambutnya kusut, masai dan berdebu. Orang itu mengangkat tangannya ke langit seraya berdo’a: “Wahai Tuhanku, wahai Tuhanku.” Padahal, makanannya dari barang yang haram, minumannya dari yang haram, pakaiannya dari yang
haram dan diberi makan dengan makanan yang haram, maka bagaimanakah Allah akan memperkenankan do’anya?” (HR. Muslim, no. 1015) Ada dua cara mengangkat tangan ketika berdoa secara umum yang disebutkan oleh Ibnu Rajab Al-Hambali: Pertama, mengangkat tangan dengan menjadikan bagian punggung telapak tangan diarahkan ke arah kiblat, sambil yang berdoa menghadap kiblat, sedangkan bagian dalam telapak tangannya
diarahkan ke arah wajah. Riwayat cara ini adalah dari contoh doa istisqa yang dipraktikkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kedua, mengangkat kedua tangan dengan menjadikan bagian dalam telapak tangan dihadapakan ke langit, lantas punggung telapak tangan dihadapkan ke bumi. Ada riwayat seperti dari Ibnu ‘Umar, Abu Hurairah, dan Ibnu Sirin. Lihat Jami’ Al-‘Ulum wa Al-Hikam karya Ibnu Rajab Al-Hambali, 1: 271-272, Penerbit Muassasah Ar-Risalah.Bagaimanakah cara mengangkat tangan tersebut?
Semoga bermanfaat.
—
Malam hari @ DS, Panggang, 20 Jumadal Ula 1438 H
Oleh: Muhammad Abduh Tuasikal
Biar membuka Rumaysho.Com mudah, downloadlah aplikasi Rumaysho.Com lewat Play Store di sini.
Follow Us : Facebook Muhammad Abduh Tuasikal | Fans Page Mengenal Ajaran Islam Lebih Dekat | Twitter @RumayshoCom | Instagram @RumayshoCom | Channel Telegram @RumayshoCom | Channel Telegram @TanyaRumayshoCom
Mengangkat tangan atau menengadah kerap kita lakukan dalam berdoa. Hal ini juga sudah menjadi kelaziman bagi sebagian besar umat Islam.
Tetapi, sebagian masyarakat ada yang menyatakan mengangkat tangan ketika berdoa tidak dibolehkan. Mereka menyebut hadis yang menjadi dasar amalan ini dinyatakan dha'if (lemah)
Benarkah demikian? Lantas, bagaimana sebenarnya pandangan ulama mengenai amalan mengangkat tangan saat berdoa ini?
Dikutip dari laman Rumah Fiqih Indonesia, Ustaz Ahmad Sarwat Lc, menjelaskan dalam tulisannya, para ulama berbeda dalam memandang amalan mengangkat tangan atau tidak saat berdoa. Masing-masing pendapat didasarkan pada hadis yang ternyata derajat kesahihannya sama.
Amalan mengangkat tangan dibolehkan karena terdapat hadis mengenai hal ini. Hadis tersebut diriwayatkan Bukhari dari Abu Musa Al Asy'ari.
Nabi SAW berdoa kemudian mengangkat kedua tangannya, hingga aku melihat putih kedua ketiaknya.
Sedangkan terdapat hadis lain yang menyatakan Rasulullah tidak mengangkat tangan ketika berdoa. Hadis tersebut diriwayatkan Bukhari dan Muslim, dari Anas bin Malik RA.
Nabi SAW tidak mengangkat kedua tangannya dalam doanya, kecuali dalam sholat istisqa'. Sesungguhnya beliau mengangkat kedua tangannya hingga terlihat putih ketiaknya.
Hadis lain juga menyebutkan Rasulullah Muhammad SAW tidak mengangkat tangan ketika berdoa, namun sifatnya lebih keras. Hadis ini diriwayatkan Muslim.
Dari Ammarah bin Ruwaibah melihat Bisyr bin Marwan di atas mimbar mengangkat kedua tangannya. Maka beliau berkata, " Semoga Allah memburukkan kedua tangan itu. Sebab aku melihat Rasulullah SAW tidak menambahkan kecuali berdoa dengan jari ini." Beliau menujukkan jari untuk bertasbih.
Tiga hadis ini terkesan saling bertentangan. Sehingga dari dalil-dalil tersebut memunculkan tiga pendapat.
Pendapat pertama menyatakan mengangkat tangan adalah sunah. Pendapat kedua melarang mengangkat tangan ketika berdoa kecuali saat sholat istisqa', dan pendapat ketiga melarang mengangkat tangan dalam setiap doa.
Dari ketiganya, pendapat pertama dinilai paling kuat dan pendapat kedua serta ketiga dianggap lemah. Titik lemahnya bukan pada hadisnya, melainkan pada istimbathnya karena hanya mendasarkan pada pendapat Anas bin Malik RA seorang.
Jika Anas berkata pernah melihat Rasulullah tidak mengangkat tangan ketika berdoa, pernyataan itu benar. Tetapi, ketika Anas menyatakan belum pernah melihat Rasulullah mengangkat tangan ketika berdoa, belum tentu Rasulullah tidak mengangkat tangan sepanjang hidup.
Sumber: Dream.co.id
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.