Mengapa di luar angkasa tidak terdapat bunyi tuliskan alasanmu

Sebagaimana yang kita tahu atmosfer udara menjadi media rambat bunyi. Di ruang angkasa tidak ada atmosfer!

Bahasa Resmi yang Digunakan

Salah satu dari kita mungkin memiliki hobi star gazing yaitu melihat bintang. Stasiun ruang angkasa atau yang dalam bahasa Inggris dikenal dengan sebutan International Space Station (ISS) kadang dapat dilihat dengan mata telanjang stargazer. Stasiun ruang angkasa adalah satelit buatan manusia yang paling besar dan paling mahal yang pernah dibuat. Kalian bisa membayangkan tempat ini adalah tempat berkumpulnya astronot dari berbagai belahan dunia. Maka tentu saja bahasanya juga beragam. Namun, telah disepakati bahwa bahasa resmi yang digunakan adalah Bahasa Inggris dan Bahasa Rusia. Walaupun perang dingin antara Rusia dan Amerika Serikat telah berakhir, Rusia mendapatkan privileged agar bahasanya digunakan karena Rusia adalah satu-satunya negara yang memiliki roket untuk dapat mengantar astronot ke stasiun ruang angkasa. Oleh karena itulah semisal jika ada seorang astronot dari Jepang, maka ia wajib belajar dua bahasa yaitu Inggris dan Rusia, karena beberapa manual dalam pesawat launcher menggunakan bahasa Rusia.

Berjalan di luar Stasiun Ruang Angkasa

Terkadang astronot juga perlu melangkah keluar dari Stasiun ruang angkasa untuk mengerjakan beberapa tugas. Menjaga komunikasi saat melakukan ini teramat penting. Jika kalian pernah menonton film gravity, mungkin tugas semacam ini akan jadi nampak mengerikan. Karena orang bilang “Di ruang angkasa, tidak ada yang bisa mendengar kita berteriak.” Kata-kata ini ada benarnya karena tidak adanya lapisan atmosfer. Dari pelajaran fisika dasar kita tahu bahwa gelombang suara merambat di medium udara. Jika tidak ada udara, maka gelombang suara tidak dapat merambat. Namun, satu hal yang penting untuk dicatat, walau gelombang suara tidak dapat merambat tanpa medium penghantar, gelombang elektromagnetik bisa! Helm yang digunakan oleh astronot dilengkapi sistem transmitter yang bisa mengubah gelombang suara menjadi gelombang radio yang termasuk dalam kategori gelombang elektromagnetik. Sistem ini dinamakan Communications Carrier Assembly (CCA), atau juga disebut dengan "Snoopy Cap". Cap atau penutup kepala ini terbuat dari kain yang dilengkapi dua mikrofon di telinga untuk mendengar, dan di mulut untuk berbicara. Cap ini dikenakan tepat di bawah helm. Berkat adanya sistem ini, astronot masih bisa berkomunikasi dengan sesamanya.

Komunikasi dengan Orang-Orang di Bumi

Belakangan ada kenaikan jumlah debris (pecahan benda-benda angkasa) yang dikhawatirkan bisa bertabrakan dengan stasiun ruang angkasa. Karena resiko ini, maka sebanyak 7 tracking satelit atau satelit pengumpul data dari ISS telah diinstal di sekitar orbit bumi selama 20 tahun terakhir. Dengan adanya satelit-satelit tersebut, orang-orang di stasiun ruang angkasa mampu berkomunikasi dengan bumi sepanjang waktu.

Jika kita di bumi ingin mencoba berkomunikasi dengan astronot di stasiun ruang angkasa, hal ini sangat mungkin dilakukan dengan menggunakan gelombang radio seperti yang telah disebutkan di atas.

Saat ini, banyak sekali amatir radio yang tertarik terhadap perjalanan ruang angkasa. Maka Stasiun ruang angkasa resmi me-launching kesempatan agar anak-anak dan dewasa yang tertarik pada perjalanan ruang angkasa agar bisa berbicara dengan astronot di stasiun ruang angkasa dari bumi. Satu hal yang perlu dicatat adalah, stasiun ruang angkasa bergerak dengan kecepatan 5 mil/detik. Ini berarti komunikasi hanya dapat dilakukan saat stasiun ruang angkasa berada di range gelombang radio yang mungkin hanya 10 menit.

Komunikasi dalam bentuk lain

Selain bentuk komunikasi melalui radio seperti yang telah disebutkan di atas, menariknya astronot selalu menemukan beragam cara untuk bisa berkomunikasi dengan orang di bumi atau dengan sesama astronot di ruang angkasa. Mereka memanfaatkan alat yang belum sempurna hingga peralatan paling mutakhir. Celah ini menyisakan peluang kerjasama antar negara untuk merancang teknologi yang lebih mutakhir untuk menunjang komunikasi astronot. Wevoice.inc saat ini bekerja sama dengan University of Pittsburg untuk mengembangkan sistem komunikasi teleconference berbasis microarray yang biasa digunakan untuk berkomunikasi di ruang operasi rumah sakit.

Sumber : //www.scienceabc.com/nature/universe/how-do-people-communicate-on-the-iss.html

//www.nasa.gov/topics/moonmars/features/hatsman.html

Astronot di Stasiun Ruang Angkasa. Sumber Gambar : Space.com

Jakarta -

Bunyi merupakan gelombang yang menghasilkan dua hal, yakni nada dan desah. Namun bunyi tidak dapat merambat melalui hal ini.

Dikutip dari buku 'Fisika Kelompok Teknologi dan Kesehatan' karya Osa Pauliza, bunyi merupakan gelombang longitudinal. Bunyi tidak dapat dilihat tetapi bisa didengar dari suatu sumber getaran sampai ke telinga.

Lantas, bunyi tidak dapat merambat melalui apa?

Bunyi tidak dapat merambat melalui vakum (hampa udara). Pasalnya, bunyi adalah salah satu jenis gelombag mekanik sehingga perlu medium dalam perambatannya.

Sehingga, bunyi tidak dapat merambat melalui udara hampa, seperti di luar angkasa. Oleh karena itu, para astronot di ruang angkasa hampa udara biasa berkomunikasi menggunakan radio.

Adapun, bunyi merambat paling cepat melalui zat atau benda padat. Tercatat, pada besi cepat rambat bunyi mencapai 5.120 ms⁻1 dan pada aluminium mencapai 5.000 ms⁻1.

Sementara itu, bunyi dapat merambat dalam zat padat, cair, dan gas. Contoh perambatan bunyi melalui benda cair adalah ketika dua batu diadu di dalam air, bunyi yang ditimbulkan dapat kita dengar.

Kemudian, contoh bunyi melalui benda padat adalah pada mainan telepon-teleponan. Pada waktu bermain, telepon-teleponan bunyi akan merambat melalui benang sampai ke telinga kita.

Terakhir, contoh bunyi merambat melalui gas adalah ketika ada orang berbicara dan burung berkicau serta suaranya masuk ke telinga. Hal itu sama halnya dengan bunyi guntur.

Jadi, detikers sudah paham kan bunyi tidak dapat merambat melalui benda apa dan dapat merambat di benda apa saja?

Simak Video "Konsep Multiverse dalam Sudut Pandang Agama"


[Gambas:Video 20detik]
(pay/nwy)

Avisena Ashari Rabu, 27 Februari 2019 | 10:55 WIB

Ilustrasi astronaut di ruang hampa udara (Public domain)

Bobo.id - Kalau ada suara ledakan di ruang hampa udara, akan terdengar tidak, ya?

Apakah para astronaut tidak bisa mendengar suara ledakan, atau bahkan suara orang lain di ruang angkasa?

Ayo, kita cari tahu jawabannya!

Suara di Ruang Angkasa

Yang pertama harus kita ingat, ruang angkasa merupakan ruang hampa udara, teman-teman.

Nah, karena di sana tidak ada udara, kita tidak bisa mendengar suara.

Suara merupakan getaran di udara. Kalau tidak ada udara yang merambatkan getaran, maka suaranya tidak terdengar.

Para astronaut tentu bisa bercakap-cakap dengan leluasa di dalam pesawat antariksa. Karena ada banyak udara di dalamnya.

Baca Juga : Telinga Mana yang Lebih Baik untuk Mendengar?

Page 2

Page 3

Public domain

Ilustrasi astronaut di ruang hampa udara

Bobo.id - Kalau ada suara ledakan di ruang hampa udara, akan terdengar tidak, ya?

Apakah para astronaut tidak bisa mendengar suara ledakan, atau bahkan suara orang lain di ruang angkasa?

Ayo, kita cari tahu jawabannya!

Suara di Ruang Angkasa

Yang pertama harus kita ingat, ruang angkasa merupakan ruang hampa udara, teman-teman.

Nah, karena di sana tidak ada udara, kita tidak bisa mendengar suara.

Suara merupakan getaran di udara. Kalau tidak ada udara yang merambatkan getaran, maka suaranya tidak terdengar.

Para astronaut tentu bisa bercakap-cakap dengan leluasa di dalam pesawat antariksa. Karena ada banyak udara di dalamnya.

Baca Juga : Telinga Mana yang Lebih Baik untuk Mendengar?

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA