Menciptakan lingkungan yang tertib dan aman adalah tanggung jawab yang dimiliki

Sektor yang sangat penting untuk diperhatikan oleh setiap negara ialah pendidikan. Mengapa dikatakan demikian? Lebih lanjut, perlu dipahami dulu mengenai pengertian dan tujuan dari adanya pendidikan berikut ini.

Pendidikan dalam Bahasa Inggris diartikan sebagai education. Sedangkan, dalam bahasa latin berarti educatum yang berasal dari kata E dan Duco, E berarti perkembangan dari luar dari dalam ataupun perkembangan dari sedikit menuju banyak, sedangkan Duco berarti sedang berkembang. Dengan begitu, pendidikan bisa juga disebut sebagai upaya dalam mengembangkan kemampuan diri. Kemudian menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pendidikan ialah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang ataupun kelompok dalam upaya mendewasakan manusia melalui sebuah pengajaran maupun pelatihan.

Ki Hajar Dewantara, menyatakan bahwa pendidikan merupakan tuntunan tumbuh dan berkembangnya anak. Artinya, pendidikan merupakan upaya untuk menuntun kekuatan kodrat pada diri setiap anak agar mereka mampu tumbuh dan berkembang sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat yang bisa mencapai keselamatan dan kebahagiaan dalam hidup mereka.

Demikian pengertian pendidikan yang diartikan sebagai kebutuhan anak manusia melalui upaya pengajaran untuk mendewasakan, mendukungnya bertumbuh kembang menjadi lebih baik dan dapat hidup bermasyarakat. Pada akhirnya pendidikan ada untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Tanpa adanya sumber daya manusia yang berkualitas, kestabilan bangsa akan terganggu. Maka dari itu, dibutuhkan sistem pendidikan dalam lingkup nasional untuk mewujudkan cita-cita bangsa.

Sektor pendidikan membutuhkan sistem pendidikan dalam lingkup nasional agar berhasil menciptakan sumber daya manusia yang baik dan sesuai dengan kebutuhan zaman. Keberhasilan dalam mencetak peserta didik menjadi manusia berkualitas tergantung pada sistem pendidikan nasional yang ditetapkan oleh suatu negara. Sistem pendidikan nasional merupakan upaya terencana dalam mewujudukan proses dan suasana pembelajaran supaya pelajar aktif dalam mengembangkan potensi dirinya.

Dengan sistem pendidikan, diharapkan peserta didik memiliki kecerdasan, akhlak, pengendalian diri, maupun keterampilan yang berguna bagi diri sendiri, masyarakat, maupun negara.

Sebagaimana disebutkan dalam UU. No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3, bahwa tujuan pendidikan yakni mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri serta menjadi warga negara yang demokratis juga bertanggung jawab.

Tips Pimpinan Sekolah Mengembangkan Budaya Literasi di Sekolah

‌Literasi merupakan sarana bagi setiap orang untuk bisa mengetahui, memahami serta mempraktikkan suatu ilmu.

Dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan yang sesuai dengan sistem pendidikan nasional, perlu berbagai pihak untuk mengelola pelaksanaannya terutama di lembaga pendidikan. Kegiatan yang dilaksanakan dalam lembaga pendidikan melalui 2 hal yakni pendidikan formal dan non-formal.

  1. Pendidikan formal ialah pendidikan yang bisa didapat dengan mengikuti kegiatan atau program pendidikan yang terstruktur serta terencana oleh badan pemerintahan misalnya melalui sekolah ataupun universitas.
  2. Pendidikan non-formal ialah pendidikan yang bisa didapat melalui aktivitas kehidupan sehari-hari yang tak terikat oleh lembaga bentukan pemerintahan, misalnya belajar melalui pengalaman, belajar sendiri melalui buku bacaan serta belajar melalui pengalaman orang lain.

Lembaga pendidikan ini baik formal atau non-formal kemudian disebut sebagai sekolah. Dalam menjalankan kegiatan pendidikan yang ada di sekolah, dibutuhkan pemimpin yang memiliki tugas seperti bertanggung jawab terhadap guru, staf/ karyawan, siswa, kemudian mengambil keputusan serta memiliki visi dan misi yang jelas untuk memimpin sekolahnya.

Pemimpin di sekolah biasa disebut kepala sekolah. Mereka tidak hanya menjadi pemimpin saja, kepala sekolah juga bertugas sebagai manager yang mengorganisasikan, menyusun dan mengatur berbagai kegiatan. Kepala sekolah juga harus bisa menjadi administrator, supervisor, inovator, edukator hingga motivator.

Tugas dan tanggung jawab sebagai kepala sekolah yang besar perlu didukung dengan adanya kompetensi profesional yang memadai. Dengan begitu proses pendidikan yang dilaksanakan di sekolah dapat berjalan efektif dan efisien. Kompetensi yang perlu dimiliki seorang kepala sekolah yait :

  • Memfasilitasi pengembangan, penyebarluasan, dan pelaksanaan visi pembelajaran yang dikomunikasikan dengan baik dan didukung oleh komunitas sekolah.
  • Membantu, membina, dan mempertahankan lingkungan sekolah dan program pengajaran yang kondusif bagi proses belajar peserta didik dan pertumbuhan profesional para guru dan staf.
  • Menjamin bahwa manajemen organisasi dan pengoperasian sumber daya sekolah digunakan untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman, sehat, efisien, dan efektif.
  • Bekerja sama dengan orang tua murid dan anggota masyarakat, menanggapi kepentingan dan kebutuhan komunitas yang beragam, dan memobilisasi sumber daya masyarakat.
  • Memberi contoh (teladan) tindakan berintegritas.
  • Memahami, menanggapi, dan mempengaruhi lingkungan politik, sosial, ekonomi, dan budaya yang lebih luas.

Salah satu kompetensi penting yang berkaitan erat dengan keberhasilan kepala sekolah dalam menjalankan semua tugasnya ialah memberi teladan tindakan berintegritas atau sikap disiplin. Sikap ini penting diterapkan untuk segenap kelompok di sekolah dari guru hingga siswa.

Secara umum sikap disiplin merupakan kebiasaan yang baik dalam pola hidup di masyarakat. Sikap disiplin juga dapat menjadi salah satu kunci sukses keberhasilan seseorang dalam menuntut ilmu dan dalam hal-hal yang lain. Oleh karena itu, sikap disiplin perlu diciptakan dan diterapkan di lingkungan sekolah agar kegiatan pendidikan bisa berlangsung dengan baik, sekaligus kepala sekolah juga berhasil dalam melaksanakan tanggung jawabnya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, salah satu pengertian disiplin adalah ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan (tata tertib dan sebagainya). Penerapan disiplin mempunyai tujuan yang beragam. Salah satunya adalah mengembangkan pribadi yang dapat mengendalikan diri dengan baik.

Hal yang Mempengaruhi Kemajuan Pendidikan Indonesia

Melalui pendidikan berkualitas, diharapkan lahir generasi bangsa yang cerdas dan berkarakter yang mampu bersaing di era globalisasi.

Saat sesorang terikat dengan peraturan dan berusaha mematuhinya, hal ini dapat menghindarkannya dalam berlaku secara semena-mena dan diluar kendali. Hal ini juga dapat mengurangi resiko gesekan sosial yang mungkin terjadi dalam anggota masyarakat. Maka dari itu, disiplin juga bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang tertib dan damai.

Kedisiplinan dibagi menjadi dua jenis, yaitu disiplin dalam belajar dan disiplin dalam bekerja. Dalam lingkup sekolah, keduanya harus ada dan dipastikan dapat terlaksana melalui peran kepala sekolah. Lalu, bagaimana caranya kepala sekolah dapat berperan dalam menciptakan lingkungan yang disiplin di sekolah? Berikut ini peran kepala sekolah dalam membiasakan kedisiplinan:

  1. Sebagai pemimpin, kepala sekolah dapat berperan menjadi instruktur yang menjadi percontohan atau teladan utama pembiasaan sikap disiplin. Kepala sekolah harus memberi contoh yang baik, jujur, adil, serta sesuai kata dengan perbuatan. Dengan memberikan teladan yang baik, kedisiplinan guru, karyawan dan siswa pun akan ikut baik. Jika kepala sekolah memberikan contoh yang kurang baik (kurang berdisiplin), pihak yang ada dibawahnya pun akan kurang disiplin. Kepala sekolah tidak dapat mengharapkan kedisiplinan kelompok di bawahnya baik jika dirinya sendiri kurang disiplin. Kepala sekolah harus menyadari bahwa perilakunya akan dicontoh dan diteladani oleh seluruh warga sekolah.
  2. Kepala sekolah mengorganisasi, menyusun dan mengatur kegiatan untuk guru melaksanakan yang dapat membangun karakter/kepribadian. Membangun karakter/kepribadian dalam hal ini adalah dengan membangkitkan sikap percaya diri dalam diri seseorang agar lebih paham tentang dirinya sendiri. Selanjutnya, guru diberikan sosialisasi akan pentingnya mengembangkan pemahaman yang berkaitan dengan manfaat disiplin pada siswa. Kepala sekolah dapat mengarahkan guru untuk melakukan latihan pembiasaan disiplin melalui berbagai kegiatan intrakurikuler maupun ekstrakurikuler di sekolah.

WAWASAN WIYATA MANDALA

DEFINISI

Wawasan Wiyata Mandala memiliki arti, Wawasan : Suatu pandangan atau sikap yang mendalam terhadap suatu hakikat. Wiyata : Pendidikan, dan Mandala : Tempat atau lingkungan. Sehingga Wiyata Mandala adalah sikap menghargai dan bertanggung jawab terhadap lingkungan sekolah sebagai tempat menuntut ilmu pengetahuan atau cara memandang sekolah sebagai lingkungan pendidikan dan pembelajaran. Sekolah sebagai pengemban utama misi pendidikan hendaknya hanya digunakan untuk tujuan Pendidikan. Oleh karena itu, setiap pihak yang terlibat dalam dunia pendidikan berkewajiban untuk menciptakan sekolah sebagai wawasan wiyata mandala.

TUJUAN

Tujuan Wiyata Mandala adalah diharapkan seluruh siswa dapat berperan aktif dalam meningkatkan fungsi sekolah sebagai lingkungan pendidikan. Aktivitas dan kreativitas siswa sangat diperlukan untuk menciptakan sekolah sebagai masyarakat belajar, tempat saling asah, saling asih, dan saling asuh yang dibimbing oleh kepala sekolah dan guru yang dapat mendorong semangat dan minat belajar. Hal yang sangat penting bagi siswa adalah dapat mendudukkan dan menempatkan diri sesuai dengan fungsinya sebagai warga wiyata.

Peserta didik akan diberikan pengetahuan mengenai arti dan makna wawasan wiyata mandala itu sendiri, unsur-unsur wiyata mandala juga dibahas lengkap pada materi tersebut. Selain itu, pemateri juga akan memberikan pengetahuan mendalam mengenai sekolah dan fungsinya, supaya peserta didik paham tujuan mereka berangkat ke sekolah setiap hari untuk apa saja. Hal tersebut berguna untuk mengurangi tingkat kemalasan peserta didik dan membuat peserta didik memiliki tujuan yang jelas ketika mereka berangkat ke sekolah.

UNSUR WIYATA MANDALA

Isi dari Wawasan Wiyata Mandala, yaitu:

  1. Sekolah merupakan wiyata mandala (lingkungan pendidikan),
  2. Wewenang dan tanggung jawab penuh ada di kepala sekolah,
  3. Kerja sama antara guru dan orang tua murid,
  4. Guru, di dalam maupun di luar sekolah harus mampu menjunjung tinggi martabat dan citra guru,
  5. Sekolah sebagai tempat untuk wiyata mandala harus bertumpu pada masyarakat sekitarnya.

SEKOLAH DAN FUNGSINYA DALAM PENDIDIKAN WIYATA MANDALA

Makna yang terkandung dalam proses pendidikan Wiyata Mandala adalah :

  1. Sekolah hendaknya betul-betul menjadi tempat terselenggaranya proses belajar mengajar tempat dimana ditanamkan dan dikembangkan berbagai nilai-nilai ilmu pengetahuan, keterampilan dan wawasan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan Nasional yaitu manusia yang cerdas, siap kerja, menguasai ilmu dan teknologi tetap berakar pada nilai-nilai budaya bangsa.
  2. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal tempat berlangsungnya Proses Belajar Mengajar (PBM) untuk membina dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, pandangan hidup/kepribadian, hubungan antara manusia dengan lingkungan atau manusia dengan Tuhannya, kemampuan berkarya.
  3. Sekolah sebagai tempat masyarakat belajar, dimana terjadi proses interaksi antara siswa, guru dan lingkungan sekolah, maka dalam kehidupan sekolah berperan unsur dan macam-macam satuan, seperti; kepala sekolah, guru, orang tua siswa, para siswa, pegawai dan hubungan timbal balik antara sekolah dengan masyarakat dimana sekolah itu berada.
  4. Sekolah sebagai tempat terselenggaranya proses belajar mengajar, tempat terjadinya proses pembudayaan kehidupan hanya dapat berfungsi dengan sebaik-baiknya apabila di lingkungan sekolah tersebut dapat diciptakan suasana aman, nyaman, tertib dari segala ancaman.

CIRI-CIRI SEKOLAH SEBAGAI MASYARAKAT BELAJAR

Ciri-ciri sekolah sebagai masyarakat belajar adalah :

  1. Ada guru dan siswa, timbulnya PBM yang tertib
  2. Tercapainya masyarakat yang sadar, mau belajar dan bekerja keras.
  3. Terbentuknya manusia Indonesia seutuhnya.

PENATAAN WIYATA MANDALA DALAM UPAYA KETAHANAN SEKOLAH

  1. Ketahanan sekolah lebih menitikberatkan pada upaya-upaya yang bersifat preventif.
  2. Untuk menjadikan sekolah sesuai dengan tujuan dan fungsinya, perlu dilakukan penataan Wiyata Mandala di sekolah melalui langkah-langkah :
    1. Meningkatkan koordinasi dan konsolidasai sesama warga sekolah untuk dapat mencegah sedini mungkin adanya kegiatan dan tindakan yang dapat mengganggu proses belajar mengajar.
    2. Melaksanakan tata tertib sekolah secara konsisten dan berkelanjutan.
    3. Melakukan koordinasi dengan Komite sekolah dan pihak keamanan setempat untuk terselenggaranya ketahanan sekolah.
    4. Mengadakan penyuluhan bagi orangtua dan siswa yang bermasalah
    5. Mengadakan penyuluhan dan pembinanan kesadaran hukum bagi siswa.
    6. Pembinaan dan pengembangan keimanan, ketaqwaan, etika bermoral Pancasila, kepribadian sopan santun dan berdisiplin.
    7. Pengembangan logika para siswa, rajin belajar, gairah menulis, gemar membaca/ informasi/penemuan para ahli.
    8. Mengikutsertakan siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler dan pengembangan diri.
    9. Mengadakan karya wisata dalam rangka pengembangan iptek.

PERAN SISWA DALAM WIYATA MANDALA:

  1. Berperan secara aktif dalam setiap kegiatan sekolah yang berhubungan dengan pendidikan.
  2. Wajib melaporkan segala gejala dan gangguan yang terjadi di sekolah kepada guru atau kepala sekolah.
  3. Membantu terciptanya tata tertib di sekolah dengan mematuhinya.
  4. Siswa berusaha untuk memanfaatkan waktu se-efisien mungkin dalam belajar.
  5. Memanfaatkan fasilitas belajar yang ada sebaik mungkin dan menjaganya agar tetap dalam kondisi optimal.
  6. Mengikuti kegiatan-kegiatan inta kurikuler dan ekstra kurikuler yang membantu proses belajar-mengajar.
  7. Siswa mengikuti kegiatan berorganisasi melalui OSIS.
  8. Menghindari tindakan yang akan menganggu ketertiban dan proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).

Marilah kita upayakan Wawasan Wiyata mandala ini agar SMA Negeri 1 Purwanegara dapat berfungsi sesuai dengan statusnya (institusionalisasi) yakni melaksanakan proses belajar-mengajar sehingga tercapai tujuan pendidikan yang diharapkan (profesionalisasi) dan pembinaan kehidupan yang sehat di kalangan siswa untuk menghadapi masa depannya.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA