Membuat Puisi sajak doa atau bentuk lain sebagai tanggapan pribadi atas sengsara dan wafat Yesus

You're Reading a Free Preview
Page 3 is not shown in this preview.

SEBUAH DOA SYUKUR KEPADA YESUS KRISTUS

(Bacaan Pertama Misa Kudus, Peringatan S. Carolus Borromeus – Selasa, 4 November 2014 

Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku, “Yesus Kristus adalah Tuhan,” bagi kemuliaan Allah, Bapa! (Flp 2:5-11) 

Mazmur Antar-bacaan: Mzm 22:26-32; Bacaan Injil: Luk 14:15-24

Terima kasih Tuhan Yesus untuk salib-Mu, karena Engkau telah menebus dunia. Terima kasih untuk paku-paku yang menembusi tangan dan kaki-Mu. Koyakkanlah hatiku dengan cintakasih-Mu dan tombak yang menembus lambung-Mu. Kobarkanlah api cintakasih-Mu dan singkirkanlah kegelapan yang masih ada.

Terima kasih Tuhan Yesus untuk mahkota duri-Mu. Aku ingin memahkotai Dikau sebagai Raja segala raja dan Tuhan (Kyrios) alam semesta. Terpaku pada kayu salib, Engkau ditinggikan secara salah. Sekarang aku meninggikan Dikau secara benar disertai dengan seruan puji-pujian sambil bersembah sujud, karena aku percaya sekali akan apa yang ditulis sang pemazmur: “Kamu yang takut akan YHWH, pujilah Dia” (Mzm 22:24).

Terima kasih Tuhan Yesus untuk deraan dan siksaan yang telah Dikau alami. Biarlah aku menanggung segala ketidakadilan yang menimpa diriku dengan penuh kesabaran seturut teladan-Mu. Aku menyadari bahwa dosa-dosaku masih menjadi sebab sakit yang Dikau derita, maka tolonglah aku ‘lari’ dari segala kedosaan, dan lalu hanya mengejar kesucian, hari demi hari sepanjang hidupku.

Terima kasih Tuhan Yesus untuk darah dan air yang mengalir keluar dari lambung-Mu, membersihkan dan melingkupi aku dengan belas kasih-Mu, kerahiman-Mu yang tanpa batas. Tutupilah segala dosaku pada hari ini, Tuhan Yesus. Curahkanlah darah-Mu yang mulia dan kudus ke atas umat-Mu – teristimewa mereka yang tidak mengenal Engkiau, agar mereka pun dapat mengalami kehidupan sejati yang hanya datang daripada-Mu saja.

Terima kasih Tuhan Yesus karena pada kayu salib Engkau telah mematahkan keterikatanku pada dosa. Hari ini aku menolak segala dosa dalam hidupku dan mohon kepada-Mu agar dosa-dosaku disalibkan juga bersama-Mu.

Terima kasih Tuhan Yesus untuk kebangkitan-Mu dari kematian. Engkau telah membangkitkanku bersama-Mu melalui pembaptisan dan telah memenuhi diriku dengan hidup baru oleh Roh Kudus-Mu. Setiap hari aku dapat berpartisipasi, baik dalam kematian-Mu maupun kebangkitan-Mu, dengan mengatakan “tidak” terhadap hal-hal yang dapat menyakiti dan menyedihkan-Mu; sebaliknya akan mengatakan “ya” kepada rahmat dan berkat yang Engkau sediakan bagiku pada hari ini.

DOA PENUTUP: Datanglah Roh Kudus, bukalah mataku agar dapat melihat kemuliaan Salib Kristus. Datanglah dan berdiamlah dalam diriku hari ini dan sepanjang hidupku. Biarlah aku disalibkan bersama Kristus agar mampu berkata seperti Rasul Kristus tercinta, Santo Paulus: “Aku telah disalibkan dengan Kristus; namun aku hidup, tetapi bukan aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku’” (Gal 2:19-20).  Dengan demikian aku pun dapat dibangkitkan bersama-Nya kepada suatu kehidupan yang baru dan kekal selamanya. Amin.

Catatan: Untuk mendalami Bacaan Injil hari ini (Luk 14:15-24), bacalah tulisan yang berjudul “PANGGILAN ALLAH UNTUK HIDUP BERSAMA-NYA” (bacaan tanggal 4-11-14) dalam situs/blog SANG SABDA //sangsabda.wordpress.com; kategori: 14-11 BACAAN HARIAN NOVEMBER 2014. 

(Tulisan ini adalah revisi dari tulisan dalam situs/blog SANG SABDA tanggal 28-3-10) 

Cilandak, 3 November 2014 

Sdr. F.X. Indrapradja, OFS

V I A D O L O R O S ASatu : Mengucur darah dan airmata yang adalah kasihDua : Menguak terurai sebagai luka tubuh demi penyataan Cinta AbadiTiga : Merasuk kalbu segala cercaan makian namun hati tiada berpalingEmpat : Maut menjemput mengajak mengarungi kedalamannyaLima : Sampai akhirnya bangkit sebagai kebenaran hakikiEnam : Sebagai Pawarta AgungTujuh : Bahwa kematianNya adalah demi penebusanDelapan : Segala cela nista dosa umat manusiaSembilan : Melebur dalam pasarah sumarah sepi ing pamrihSepuluh : Sebagai media murni kehidupanSebelas : Untuk Lahir Baru!Dua belas : Menjadikan Sang Putera sebagai Teladan Sejati 23 Mei ‘03T E L A D A NLihat kayu itu dipanggulRasakan Tubuh itu disesahBayangkan Kepala itu dimahkotai duri… Namun piala tetap diminumNyaLihat Tangan dan Kaki itu direjamRasakan Tubuh itu terpaku di salibBayangkan Badan itu dihujam tombak… Namun lakon terus berlanjutLihat deraan lahir menusuk jiwaRasakan cercaan menerpa batinSemua begitu memilukanSemua begitu menyayatSemua begitu mengirisTerurai dalamKetulusanKepasrahanKelembutanKetegaranMelampaui segala bentuk keakuanCitra Teladan menyematDalam wujud Junjungan ManusiaGusti Pangeran ingkang KuasaYesus Kristus 4 September 2001LIHAT ITU SALIBLihat itu Salib Dipikul Dipanggul DibopongLihat itu langkah terseret Dicambuk Dipecut Berdarah Ahhh … !Lihat itu tubuhDipaku Direjam Ditombak Itu dikenang Itu diresapi Itu direnungi Itu bahan kontemplasi Itu materi diskusi Itu dulu … !Sang Anak Manusia MengejawantahSekarang Kini Hari ini …Lihat itu SalibKosong Melompong HampaTerpajang indah penuh estetikaTerpasang penuh nuansaTerbentang penuh romansa Tapi … Adakah dilingkupi makna Adakah diliputi selaksa doa Atau … Hanya simbol Perlambang Aksesoris Hiasan Benarkah ?Salib itu kehilangan spiritTertutup kelekatan Keakuan Absolutisme semu Sekat-sekat pranata Ciptaan ketakutan diri Benarkah ?BelumNot yet … !Lihat itu SalibRindu dendam menantiPenuh kepasrahanDitempatkan pada kesejatian eksistensi 16 Januari 2001SEBUAH REFLEKSIPada sebuah keheninganAku melihat ...Sorot mata penuh penyerahan diri nan sempurna.Ada juga kulihat sekilas berganti dengan sorot mata ketakutan yang sangat akan siksa yang menjemput di depan. Namun, hanya sekilas sorot ketakutan itu nampak. Selebihnya hanya penyerahan meraja.Kemudian aku saksikan ...Jerit kesakitan yang menyengat ketika cambuk mendarat di kult. Dan kembali jeritan-jeritan yang terlontar mengandung penyerahan yang mendalam.Lantas aku lihat ...Tetes demi tetes darah mulai mengalir. Di satu tempat ... dua tempat ... tiga tempat ... dan akhirnya di sekujur tubuh. Tetesan darah yang yang memilukan. Dan lagi-lagi, penyerahan utuh mewarnai merahnya darah.Berikutnya aku dengar ...Erangan bergema dari atas kayu salib sebagai tanda dari derita tak terkira. Penderitaan yang harus dipikul oleh Tubuh yang terpaku demi menanggung apa yang tidak dilakukanNya. Tapi derita dilalui juga dengan penyerahan sejati.Kembali aku mendengar ...Teriakan akhir, “BapaKu ... BapaKu ... mengapa Engkau meninggalkan Aku?” mengiringi kematianNya. Kematian sebagai karya yang penuh kesakitan tak terhingga. Namun teriakan itu diikuti oleh penyerahan tak tercela.Begitulah ... PENYERAHAN TOTAL Sebagai buah kasih sejati Menjadi landasan Akan pengorbanan Sang Putera Demi misi Karya penyelamatanLalu ... Mengapa hati masih mengeras Kepala menengadah arogan Jiwa mencari pembenaran Pikiran memburu pembelaan Mengapa ...? 28032007THE BLOODY HEADHanyut diri pada suasana alamSunyi merajaSepi mencekamMenghantarkan aura kontemplasiSambil bertelut khusukJiwa tertundukTerampu dalam alunan “ Kepala yang berdarah Tertunduk sedih Penuh dengan sengsara Dan luka yang pedih “Duh Gusti Kawula !Duh Yesus !Duh Sang Anak Manusia !Tiada henti Dikau menyentuh membelaiMeminggirkan pamrihMenepikan balas jasa “ Meski mahkota duri Menghina harkatMu Kau patut kukagumi Terima hormatku “Terimalah !Karena itu yang hanya diri mampu Sumber : KJ no. 170 22 Maret 2004JALAN SALIBMenjelang tengah malam,Konspirasi tercipta !Sang Anak Manusia ditukar 30 keping logam perakBegitulah .......Dini hari mencekamMenghantarkan kegalauanBermuara kepasrahanPenuh utuhBahwa piala tak mungkin lalu kecuali harus diminumNyaWaktu terus merambat,Proses rekayasa semakin sempurnaSampai .......Tiba saatNya dicambukTiba saatNya dideraTiba saatNya memanggul salibTiba saatNya dipakuTiba saatNya disalibkan Dan ........ Tiba saatNya meregang nyawaDemikianlahKulminasi kasih setia telah ternyatakanBagi penebusan dosaUmat manusia 08 April 2004SYAIR TIGA BABAKPERTAMA : TAMAN GETSEMANILalu pergilah Yesus bersama-sama murid-muridNya keluar kota menuju Bukit Zaitun, di mana terdapat Taman Getsemani, tempat yang sering dikunjungi Yesus.Sesampainya di Taman Getsemani, Ia berkata pada murid-muridNYa :“Berdoalah supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan.” Kemudian Ia menjauhkan diri dari mereka kira-kira sepelempar batu jaraknya, lalu Ia berlutut dan berdoa.Suasana sepi mencekam mengiringi kegentaran Sang Anak Manusia. Bulir-bulir keringat menetes layaknya tetesan darah menyertai doaNya,“Ya BapaKu, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu daripadaKu, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki.” Tiga kali Ia berdoa yang sama, doa yang menggambarkan ketakutan meraja.KemanusiaanNya semakin nyata, namun dengan kepasrahan mendalam Sang Anak Manusia tetap menghadapi kenyataan yang akan terjadi di depan mata demi karya penyelamatan umat manusia.Tibalah saatNya ...........Babak awal menuju kematian dimulai,Melalui tanda ciuman Yudas Iskariot, sang murid, Yesus ditangkap diikat digiringDemi 30 keping uang perak Yudas menyerahkan Sang Guru untuk dihakimi.KEDUA : PENGADILANYesus digelandang dihadapkan pada Mahkamah Agama, proses rekayasa mencapai babak selanjutnya !Sementara ................Murid-muridNya tercerai-berai meninggalkan diriNya sendirian di tengah-tengah kerumunan nafsu melenyapkan diriNya.Sementara ............Petrus hanya berani mengendap-ngendap menyaksikan Sang Guru,Bahkan ..................Petrus sampai 3x menyangkal keberadaan Yesus sebagai Gurunya, seperti telah digariskan melalui perkataanNya,“Sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali.”Pada akhirnya ...........Proses rekayasa terus berlanjut,Saksi-saksi dusta mencuat keluar demi tujuan tunggalKEMATIAN YESUSSewaktu Yesus digiring menuju Pontius Pilatus, Wali Negeri Romawi,Sang Pengkhianat menyesali perbuatannya. Dilemparnya keping uang alat pertukaran tubuh Sang Anak Manusia tanda penyesalan mendalam,Dan puncaknya ........Nyawa Yudas berakhir di tali gantungan.Begitulah ...............KETIGA : PENGADILAN PILATUS DAN JALAN SALIBSebenarnya .......Sang wali negeri tidak melihat sesuatu pun kesalahan pada diri Yesus. Namun, pada akhirnya ia lebih memilih untuk mengorbankan nyawa Sang Anak Manusia demi kepentingan orang banyak. Dan pembasuhan tangan di dalam air, menyimbolkan sikap sang waLi negeri untuk lepas tangan dalam proses kematian YesusTiba saatNya disiksaTiba saatNya dipecutTiba saatNya tetesan darah bercucuranTiba saatNya mahkota duri disematkanTiba saatNya dihinakanTiba saatNya digelandang menuju Bukit TengkorakTiba saatNya memanggul salib Ooooohhhhhhhhhhh ............ TubuhNya roboh tersungkur terjerembab Menahan perih dan luka menyayat Namun lakon terus berlanjut Untuk Kedua kalinya .......... Raga itu kembali terjatuh Limbung .......... ambruk ke tanah Masih ditambah Cambuk terus mendera Ejekan terus terdengar Namun meski terseok langkah tetap ditapaki Dan ............. Kembali tubuh penuh kepasrahan itu tersungkur Menanggung derita tiada tertahan Menusuk relung kalbuAkhirnya,Langkah tertatih milik Sang Anak ManusiaTiba di puncak bukitDibantu Simon, seorang hamba setia dari KireneLihat ...............Penderitaan belumlah berakhir Tubuh lunglai itu direbahkan Aaaaaaahhhhhhhhh ............ Paku-paku direjamkan Tangan ................. Kaki ................. Merah ......... darah mencuat keluar Menyesakkan hati Yesus disalibkan ! Disandingkan dengan dua orang pesakitan Disematkan Tulisan “Raja Orang Yahudi” Dijadikan bahan olok-olokNamun, kemurahan hati tetap meliputi hatiNyaDemikianlah proses penderaan berlangsungSampai ........................Tiba saatNya meregang nyawa !!!!Tuntas sudah piala diminumNyaI A W A F A T 30 Maret 2005SALIBKAN DIA ! SALIBKAN DIA !(Sebuah Drama Prosesi Penyaliban Yesus)• Ilustrasi musik pujian “Kepala yang Berdarah” (KJ no. 170)PROLOGNarator : Pengorbanan Yang tulus Sebagai pencerminan kasih setiaItulah,Keteladanan sejatiYang dinyatakan olehYesus KristusSang Anak ManusiaJunjungan Abadi umat manusia• Ilustrasi musik berhentiBABAK ISetting : Kediaman Kayafas(Imam-imam berembug untuk melakukan tipu muslihat membunuh Yesus)Imam I : Kita harus membunuh orang itu, karena rakyat sudah semakin percaya pada dirinyaImam II : Tapi harus dengan cara yang tepat, kawan ! Tidak dengan sembarangan.Imam III : Kita hasut saja Yudas, supaya ia menyerahkan gurunya.Imam II : Hm ..... boleh juga idenya ! Ayo segera kita laksanakan !Imam I : Tapi ingat ! jangan pada perayaan, supaya jangan timbul keributan di antara rakyat.Semua : Baik !Yudas dan Kayafas naik panggungKayafas : Hai Yudas saudaraku ! Mari masuk !Yudas : Baik, aku sudah tahu maksud kalian. Tapi tentu saja tidak ada yang gratis.Kayafas : Tentu ... tentu !Yudas : Terus, kalian mau memberi aku apa, kalau aku serahkan Dia pada kalian semua he ?Kayafas : He... he...he...., 30 keping uang perak cukup kan ?Yudas : Baik, aku setuju.Narator : Begitulah, Sebuah muslihat telah disepakati. Muslihat yang menghantarkan pada penyaliban Yesus. Seperti yang telah diberitakan sebelumnya, “Setelah selesai dengan segala pengajaran-Nya itu, berkatalah Ia kepada murid-Nya : “Kamu tahu, bahwa dua hari lagi akan dirayakan Paskah, maka Anak Manusia akan diserahkan untuk disalibkan.” (Matius 26 : 1-2)BABAK IISetting : Taman Getsemani dan Mahkamah AgamaYesus : (sedang berdoa, bersimpuh di sebuah batu) “Ya, Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin biaralah cawan ini alu daripada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki.” (Matius 26 : 39) (selesai berdoa, berjalan menghampiri Petrus)Petrus : Baiklah, Guru !Yesus : (kembali bersimpuh memanjatkan doa) “Ya, Bapa-Ku, jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu !” (Matius 26 : 42b). (kembali Ia menghampiri murid-muridNya) Bangunlah, marilah kita pergi. Dia yang menyerahkan Aku sudah dekat.Saat Yesus sedang berbicara, Yudas datang beserta para tukang pukul)Yudas : tunggu tanda dariku! Begitu kalian lihat aku mencium salah seorang dari mereka, tangkaplah orang itu! Kalian paham?Prajurit-2 : Paham!Yudas : Baik, ayo jalan!(Yudas menghampiri Yesus dan murid-muridNya dan memberi salam lalu menciumNya)Imam I : Itu Dia! Ayo tangkap!Imam II : Pukul saja sampai remuk!Imam I : Habisi Dia! Jangan kasih ampun!Prajurit I : Lihat! Lihat! Lari semua anak buah-Nya! Dasar pengecut!Prajurit II : Ayo ikut! Biar disidang di Mahkamah Agama! (sambil menyeret Yesus yang sudah terikat)(Suasana Sidang Mahkamah Agama)Kayafas : Baik, para hadirin Sidang Mahkamah Agama dimulai! Dengan terdakwa kali ini adalah Yesus dari Nazareth, dengan tuduhan menghujat Allah. Silakan saksi memberikan penjelasan!Saksi : Ya, orang itu! Ia yang pernah berkata, “Aku dapat merubuhkan Bait Allah dan dapat membangunnya kembali dalam tiga hari”.Kayafas : Hey! Mengapa Kau diam saja! Jawablah! Sangkallah kesaksian tadi. Hey! Masih juga diam! Baik, sekarang Kau jawab! Benarkah Kau Mesias, Anak Allah?Yesus : Engkau telah mengatakannya. Akan tetapi Aku berkata padamu, mulai sekarang kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang maha Kuasa dan datang di atas awan-awan di langit. (Matius 26 : 64)Kayafas : Dengar! Ia telah menghujat Allah! Cukup! Tidak perlu pakai saksi lagi, semua sudah jelas, Ia bersalah!Orang-2 : Ia harus dihukum mati! Mati! Mati! Mati!(Para prajurit menganiaya Yesus)Orang I : Hey! Bukankah kamu yang juga selalu bersama Orang Galilea itu? Ayo mengaku!Petrus : Jangan memfitnah! Aku tidak mengerti maksud perkataanmu tadi! (kemudian beranjak pergi)Orang II : Orang itu! Ia bersama-sama dengan Yesus dari Nazareth! Ya, aku yakin pernah melihatnya!Petrus : Sembarangan! Aku tidak pernah kenal Dia!Orang III : Benar! Aku juga pernah melihatnya, dan lagi gaya bahasanya sama dengan Yesus itu.Petrus : Sungguh! Aku tidak mengenal Dia! (lalu pergi menjauh)Narator : Maka teringatlah Petrus akan apa yang dikatakan Yesus kepadanya, “Sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali.” (Matius 26 : 15) Lalu ia pergi keluar ruang sidang dan menangis dengan sedihnya.Kayafas : Baik, keputusan telah diambil! Yesus dari Nazareth dinyatakan BERSALAH! Dan dijatuhi HUKUMAN MATI. Selanjutnya akan diserahkan pada Tuan Pontius Pilatus. Sidang ditutup! (Mengetuk palu 3 kali)(panggung sepi, kemudian masuk Yudas)• Iringan musik instrumentaliaYudas : Oh .......! Apa yang telah kulakukan!Narator : Penyesalan selalu datang belakangan Demikianlah juga yang terjadi pada diri Yudas Iskariot Yang telah menyerahkan Gurunya, Yesus Kristus Ke dalam penderaan dan penderitaan Penyesalan yang berujung pada kematian sang pengkhianat Di tali gantungan DemikianlahBABAK IIISetting : Kediaman Pontius Pilatus – Bukit Golgota• Iringan musik instrumentalia(Para pemain memasuki panggiung)Pilatus : Jadi, Engkaukah Raja Orang yahudi itu?Yesus : Engkau sendiri mengatakannya!Pilatus : Hmm ......., dengarlah! Tuduhan menghujat Allah adalah tuduhan berat! Apa pembelaanMu?(Yesus tidak menjawab pertanyaan Pilatus)Pilatus : Engkau tidak mau menjawabnya? Baiklah, terserah padaMu! Nah rakyatku, sesuai kebiasaan pada hari raya Aku akan membebaskan seorang tahanan. Sekarang pilihlah, Barabas atau Yesus yang disebut Kristus ini?Orang-2 : Bebaskan Barabas 3x!Pilatus : Baik! Barabas akan kubebaskan Lantas, terhadap Yesus ini, mau diapakan?Orang-2 : Salibkan Dia! Salibkan Dia!Pilatus : Tapi ..........aku tidak melihat satu kesalahan padaNya!Orang-2 : Salibkan Dia! Salibkan Dia!Pilatus : Baik! Baik! Itu permintaan kalian, aku tidak menanggung akibat dari permintaan kalian ini! Kalian sendiri yang menaggung akibatnya!(Pilatus membasuh tangannya sebagai tanda ia tidak bertanggung jawab atas penyaliban Yesus)• Iringan musik instrumentalia(Yesus digelandang untuk dicambuk)Narator : Kembali penderaan ditimpakan pada diri Sang Anak Manusia Deraan fisik yang menyakitkan Namun, dengan tabah piala tetap diminumNya Lecutan demi lecutan diterimaNya dengan hanya berserah(Para prajurit mengenakan jubah ungu pada tubuh Yesus, kemudian mereka juga mengenakan mahkota duri di kepala Yesus)Prajurit-2 : Salam, hai Raja Orang Yahudi! (berlutut sambil tertawa mengolok-ngolok Yesus)(Perjalanan Yesus memanggul salib menuju Bukit Golgota)Narator : Bukan semata deraan fisik, Namun lebih dari itu deraan batin juga ditimpakan pada PuteraNya Yang Tunggal Begitu menyayat Begitu mengiris Begitu memilukan(Yesus jatuh yang pertama kali dalam Jalan Salib) Namun lakon terus berlanjut Langkah demi langkah dilalui dengan tabah Beban berat dipikul dengan pasrah Cercaan dan makian diterima dengan sabar(Yesus jatuh yang kedua kalinya) Semua memang harus berlaku Seperti yang telah digariskan, "Kamu tahu, bahwa dua hari lagi akan dirayakan Paskah, maka Anak Manusia akan diserahkan untuk disalibkan.” (Matius 26 : 2)(Yesus jatuh untuk ketiga kalinya)Prajurit I : Hey, kau kemari! Ayo pikul salibNya! Ia sudah tidak berdayaSimon : Baik, Tuan!(Yesus dengan dibantu Simon dari Kirene tiba di Bukit Golgota Lalu jubah dan pakaianNya ditanggalkan Kemudian tubuhNya dipakukan di kayu salib)Prajurit I : Ayo kita undi, siapa yang berhak mendapatkan pakaian Raja Orang yahudi itu (tertawa mengejek)Prajurit II : Baik, siapa takut! (mengeluarkan kepingan uang logam) Kau pilih mana, sisi ini atau yang sebelahnya?Prajurit I : Aku pilih ini!Prajurit II : Baik! Hup! (melempar kepingan uang) Hahaha .....! Aku menang! Aku menang! Kemarikan pakaianNya itu biar aku buat alas duduk!(Sementara itu, ada serombongan orang menghampiri Yesus di kayu salib)Orang I : Hai, Engkau yang mau merubuhkan Bait Suci!Orang II : Selamatkanlah diriMu, jikalau Engkau memang anak Allah Ayo turun dari salib itu! Ayo cepat lakukan!Orang III : Dasar penipu! Pembohong!Orang I : Orang lain Ia selamatkan, tetapi diriNya sendiri tidak dapat Ia selamatkan!Orang II : Inikah raja Orang Israel? Ayo turun dari salib itu! Jika benar Engkau bisa turun, maka kami akan percayaOrang III : Ah ....... mana buktinya? Dasar Pembohong ......... cuiiiihhhh!• Musik instrumentalia mengalunNarator : Sore menjelang, matahari mulai condong ke barat Saatnya maut menjemput Sang Putera Demi karya agung Penebusan dosa umat manusiaYesus : Eloi! Eloi! Lama Sabakhtani!Narator : Sang Anak manusia Wafat! Menghembuskan nafasNya penghabisan Disertai seruan, “AllahKu, AllahKu, mengapa Engkau meninggalkan Aku? Seruan terakhir Sebagai puncak kepasrahan menghadapi hinaan dan deraan

Demi karya penyelamatan umat manusia

Page 2

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA