Materi yang disampaikan dalam dakwah Rasulullah saw periode Makkah lebih berfokus kepada masalah

Muba syaroh

Islam adalah agama dakwah, artinya Islam merupakan agama yang menyuruh umatnya untuk senantiasa menyerukan kepada kebaikan dan mengajak kepada yang ma’ruf dan mencegah dari kemunkaran. Sebagai agama yang terakhir diturunkan oleh Allah, Islam pertama kali disampaikan oleh Rasulullah kepada umatnya sejak tahun 611  M. Setelah menerima wahyu pertama kali di gua hira. Sejak itulah Muhammad diangkat sebagai nabi dan rasul, sehingga kehadirannya diharapkan akan membawa perubahan pada kehidupan bangsa Arab dari zaman jahiliyah menuju ke arah kehidupan yang penuh dengan cahaya Islam.

Pada sisi lain, kebudayaan bangsa Arab memiliki keunikan dibanding budaya bangsa lain dengan karakteristiknya yang menunjukkan bahwa bangsa Arab bukanlah bangsa yang terbelakang, tetapi menunjukkan bahwa mereka adalah bangsa  yang sebenarnya sudah memiliki peradaban yang maju, dengan beberapa budaya yang penulis kelompokkan menjadi beberapa bidang ; keagamaan, sosial budaya dan ekonomi.

Dakwah rasulullah SAW selama kurang lebih 22 tahun 2 bulan 22 hari atau ada yang membulatkan selama 23 tahun dan terbagi dalam dua periode yaitu periode Makkah dan Madinah. Sebelum diangkat sebagai rasul, Muhammad sering menyendiri (berkhalwat) di Gua Hira’ sampai suatu ketika memperoleh wahyu pertama berupa surat al-’alaq ayat 1-5. Lima ayat tersebut diyakini sebagai pembukaan dari risalah penutup yang abadi.

Dakwah rasulullah di Makkah berlangsung sekitar 13 tahun, dimana wilayah Makkah kurang kondusif  untuk mengembangkan dakwahnya, karena selama 10 tahun pertama dari dakwahnya belum memperoleh kemajuan yang berarti terutama dalam jumlah umat Islam. Pada sisi lain dakwah di Makkah lebih menekankan pada eskatologis atau ketuhanan karena masyarakat Arab pada saat itu belum mengesakan Tuhan (Allah). Hal ini dibuktikan dengan penyembahan terhadap berhala yang berjumlah sekitar 360 berhala yang mengelilingi ka’bah.

Di samping itu dakwah di Makkah selain lebih menekankan pada bidang ketuhanan, juga memiliki karakteristik di antaranya; dalam bidang pengetahuan, pembinaan dan perencanaan.

MUHAMMAD NATSIR - NIM. 97212326 , (2010) DAKWAH RASULULAH SAW PADA PERIODE MAKKAH DAN MADINAH. Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Preview

Text (DAKWAH RASULULAH SAW PADA PERIODE MAKKAH DAN MADINAH )
BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (519kB) | Preview
Text (DAKWAH RASULULAH SAW PADA PERIODE MAKKAH DAN MADINAH )
BAB II, III, IV.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (1MB)

Abstract

Berbicara mengenai dakwah, Nabi Muhammad saw. Dikenal sangat piawai dalam hal ini, karena hanya dalam waktu relative singkat + 23 th beliau berhasil menanamkan nilai-nilai keTuhanan dan moral Islam pada ummatyang sudah sangat jauh dari Tuhannya. Beliau telah berhasil melaksanakan missi-missi dakwah dengan sempurna,dengan perjuangan, ketabahan dan semangat keras beliau melaksanakan amanah yang diberikan Allah SWT. Adapun proses dakwah yang dilakukan Nabi saw. Dapat dibagi menjadi dua periode, yaitu periode Makkah dan Madinah. Pada periode Makkah Rasulullah saw. Lebih focus pada penanaman nilai-nilai aqidah (tauhid, sedang periode Madinah lebih banyak menyampaikan hal-hal berkaitan dengan mu'amalat (urusan dunia dan ibadah). Dari penelitian tersebut akan disimpulkan rumusan masalah nya yaitu bagaimana kegiatan yang dilakukan Rasulullah saw. Mengajak masyarakat Makkah dan Madinah agar beriman kepada Allah SWT dan RasulNya. Dan dimana perbedaan kegiatan dakwah Rasulullah saw. antara periode Makkah dan Madinah, serta pertimbangan apa sehingga harus berbeda. Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library research), yaitu proses umum yang telah dilalui untuk mendapatkan teori yang meliputi pengidentifikasian secara sistematis, penemuan, analisis dokumen-dokumen yang membuat informasi-informasi yang berkaitan dengan masalah penelitian. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah merumuskan masalah yang akan diteliti dan pengumpulan sumber atau heuristic, pengolahan data, dan analisa data, kemudian penyajian hasil analisa dalam bentuk laporan sebagai wujud rekonstruksi peneliti atas hasil yang diperoleh secara deskriptif analitik yaitu uraian menyeluruh tentang suatu keadaan yang diteliti. Dari penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa Rasulullah saw. Dalam berdakwah tidak hanya sebagai pembuat rencana dakwah, namun ikut menjadi pelaksana rencana dakwah tersebut, maka aplikasinya dapat diketahui kelemahan dan kekurangannya, sehingga dakwah cultural, structural dan mobilitas social dapat diterapkan Rasulullah saw. selama periode Makkah dan Madinah, dengan melihat kondisi dan prioritasnya masing-masing. Strategi dakwah Nabi Muhammad saw. pada periode Makkah berbeda dengan periode Madinah, pada periode Makkah lebih dominan strategi cultural dan mobilitas yang dilakukan adalah mobilitas horizontal, sedang periode Madinah lebih dominan strategi cultural dan mobilitas diaplikasikan dalam mobilitas vertical. Nabi membedakan dakwah beliau dengan pertimbangan melihat kondisi (realitas) yang berbeda dari masyarakat masing-masing periode yang dihadapi beliau. div

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item

Mula-mula Rasulullah mendakwahkan Islam secara sembunyi-sembunyi kepada sanak keluarganya. Sedikit demi sedikit jangkauan dakwahnya diperluas hingga ke kerabat dan tetangganya. Kemudian setelah turun perintah Allah maka Rasulullah mendakwahkan Islam kepada masyarakat Makkah secara luas dan terang-terangan.

Banyak penduduk Makkah yang menentang dan memusuhi dakwah Rasulullah pada masa-masa awal. Ada banyak alasan dan motif yang mendasari mengapa mereka tidak mau menerima Islam. Mulai dari masalah teologi, kedudukan sosial, pengaruh hingga masalah ekonomi. Mereka khawatir jika masuk Islam maka apa yang mereka miliki itu akan lenyap. 

Mereka juga menunjukkan permusuhan yang nyata pada masa-masa awal Islam. Berbagai macam cara mereka tempuh untuk menghentikan dakwah Islam yang dibawa Rasulullah. Mulai dari penyiksaan, ancaman pembunuhan, hingga tawaran harta benda. Semua upaya telah dilakukan kafir Makkah, namun tidak berhasil. Rasulullah tetap saja mendakwahkan Islam di Makkah hingga 13 tahun lamanya, meski nyawanya dan nyawa umatnya menjadi taruhannya.

Lantas, apa saja yang didakwahkan Rasulullah selama 13 tahun di Makkah? Merujuk buku Membaca Sirah Nabi Muhammad saw. dalam Sorotan Al-Qur’an dan Hadis-hadis Shahih (M Quraish Shihab, 2018), Rasulullah menekankan pada sisi kepercayaan selama berdakwah di Makkah. Ada dua sisi kepercayaan yang menjadi titik berat Rasulullah.

Pertama, kepercayaan tentang keesaan Allah. Pada saat itu, masyarakat Arab dijangkiti ‘penyakit syirik.’ Mereka tidak lagi menyembah Allah Yang Satu sebagaimana yang diajarkan nabi dan rasul terdahul, akan tetapi mereka menyembah banyak berhala. Jadi mereka menyembah apa yang mereka buat sendiri. Memang ada orang yang menyembah Allah Yang Satu (hanif), namun jumlahnya tidak banyak dan mereka ‘tidak memiliki kekuatan’. Oleh sebab itu, Rasulullah menyerukan kepada masyarakat Makkah untuk kembali ke ajaran tauhid. Menyembah hanya satu Tuhan, Allah.  

Salah satu strategi Rasulullah ketika menyerukan tauhid kepada masyarakat Makkah adalah dengan mengajak mereka untuk memperhatikan alam raya dan keteraturannya. Merujuk pada QS. Al-Anbiya’ ayat 22, Rasulullah menjelaskan kepada mereka bahwa kalau seandainya di dunia dan langit ada tuhan-tuhan selain Allah, maka keduanya tentu hancur berantakan. Sementara untuk mengajak mereka meninggalkan sesembahannya, Rasulullah mengingatkan bahwa berhala yang mereka sembah tidak memiliki kekuatan apapun. 

“Hai manusia, telah dibuatkan perumpamaan, maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalat pun, walaupun mereka bersatu untuk menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah (pulalah) yang disembah.” (QS. Al-Hajj: 73)

Kedua, kepercayaan hari akhirat. Selama di Makkah, materi lain yang ditekankan Rasulullah adalah soal hari kiamat, kebangkitan manusia setelah kematian, dan hisab (pertanggungjawaban amal selama hidup di dunia). Di dalam dakwahnya, Rasulullah menyebutkan beberapa ayat Al-Qur’an yang berkenaan dengan kebangkitan setelah kematian dan hari kiamat. Namun kafir Makkah tetap tidak mau percaya. Mereka malah menuntut Nabi Muhammad saw. agar menghidupkan kembali nenek-moyang mereka yang sudah meninggal. Mereka juga menuntut untuk diberi tahu tentang kedatangan hari kiamat. Mereka mengacuhkan bukti-bukti yang dipaparkan di dalam Al-Qur’an.

Diantara orang yang tidak percaya akan hari kebangkitan adalah Ubay bin Khalaf dan al-Ash bin Wail. Mereka berkeyakinan bahwa kebangkitan setelah kematian adalah sesuatu yang tidak logis dan menganggap hal itu khayalan belaka. Bagi mereka, kehidupan hanya ada di dunia ini saja.

Di samping dua hal di atas, ajakan untuk berbudi pekerti luhur dan membantu yang lemah juga menjadi materi yang ditekankan Rasulullah selama berdakwah di Makkah. Itulah materi ajaran yang menjadi inti dari dakwah Rasulullah di Makkah. Penolakan dan penentangan tidak membuat Rasulullah mundur dan berhenti untuk mendakwahkan Islam bagi masyarakat Makkah. (Muchlishon)

Amalan dan Peristiwa Penting Dzulqa'dah

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA