Kenapa bayi sering kejang saat tidur?

Bayi kejang saat tidur terjadi karena adanya perubahan aktivitas elektrik otak pada berbagai tahapan tidur dan bangun.

Sebagian besar kejang saat tidur berlangsung pada tahap tidur yang dangkal. Kejang yang terjadi dapat berupa kejang fokal maupun umum.

Penyakit pada bayi ini, salah satunya kejang pada bayi saat tidur, tentu menyebabkan kepanikan bagi beberapa orang tua.

Mengenal bayi kejang saat tidur

Bayi kejang saat tidur ditandai dengan gerakan seperti terguncang

Bayi kejang saat tidur juga kerap disebut benign neonatal myoclonus. Bayi sering kaget seperti kejang saat tidur ini ditandai dengan gerakan kecil yang tak terduga.

Anda bisa melihat bayi terlihat cegukan hingga gerakan seperti terguncang, layaknya kejang epilepsi.

Gerakan tersebut tidak bisa dikontrol ataupun dicegah. Biasanya, hal ini terjadi pada malam hari, saat tubuh bayi sudah rileks pada awal tahapan tidurnya.

Kejang saat tidur seringkali menimpa bayi dan anak-anak. Namun, kondisi ini akan semakin membaik dan menghilang seiring bertambahnya usia.

Bayi seperti kejang saat tidur kerap dikaitkan dengan penyakit epilepsi. Namun, kenyataannya berbeda.

Kejang yang dialami bayi saat tidur tidak selalu menandakan bayi menderita epilepsi. Kondisi mioklonus dan kejang demam juga memiliki gejala yang menyerupai epilepsi pada bayi.

Meski demikian, umumnya, menurut riset yang diterbitkan An Introduction to Epilepsy, gejala umum kejang pada bayi terdiri dari:

  • Tubuh terlihat seperti menyentak.
  • Kontraksi otot.
  • Kehilangan kesadaran.
  • Tubuh lemah.
  • Cemas.
  • Tatapan mata ke atas dan belakang.

1. Mioklonus

Bayi 2 bulan kerap mengalami mioklonus yang sebabkan bayi kejang saat tidur

Kondisi mioklonus menyerupai bayi kejang saat tidur. Kondisi ini sering terjadi pada beberapa minggu awal hingga bayi umur 2 bulan.

Pada bayi umur 6 bulan ke atas, hal ini jarang dialami. Kondisi mioklonus ketika bayi tidur terjadi akibat gerakan otot involunter.

Jika orangtua baru memiliki bayi pertama, mungkin mereka akan mengalami kesulitan membedakan kondisi ini dengan kejang saat tidur.

Pada mioklonus, kejang dapat tampak pada satu atau kedua sisi tubuh. Gerakan yang menyerupai kejang akibat mioklonus umumnya lebih jelas terlihat pada lengan dibandingkan kedua kaki.

Selain itu, pada mioklonus yang terjadi saat tidur, kejang sangat jarang melibatkan otot pada wajah.

Contoh lain dari gerak mioklonus adalah cegukan dan kedutan saat tidur. Umumnya hal ini bukan merupakan hal yang berbahaya.

Pada mioklonus, bayi tidak menunjukkan perubahan aktivitas otak dalam pemeriksaan elektroensefalografi (EEG).

2. Kejang demam

Bayi kejang saat tidur bisa disebabkan demam tinggi

Bayi yang sedang mengalami demam rentan terhadap kejang, termasuk kejang saat tidur.

Kejang dan demam pada bayi merupakan bagian dari kondisi kejang demam, yaitu kejang yang dirangsang oleh kondisi suhu tubuh yang tinggi, umumnya di atas 38o Celcius.

Kejang demam umumnya dialami pada bayi berusia 6 bulan hingga di bawah 5 tahun. Namun, kasus kejang demam paling banyak terjadi pada usia 12-18 bulan.

Adanya riwayat keluarga dengan kondisi ini akan meningkatkan risiko hal yang sama terjadi pada bayi atau anak.

Selain itu, riwayat kejang demam sebelumnya akan meningkatkan risiko kondisi ini berulang.

Baca Juga

  • Mengenal 10 Cara Menghilangkan Kejang pada Anak Tanpa Harus Panik
  • 11 Cara Menghilangkan Kejang pada Anak Tanpa Harus Panik
  • Penyakit Step Tak Seseram Bayangan, Ini Penyebab Sebenarnya

Keadaan kejang pada bayi saat tidur akibat kondisi ini umumnya hanya berlangsung beberapa menit dan menghilang dengan sendirinya. Selama masih terjadi demam, bayi berisiko untuk kembali mengalami kejang.

Kondisi kejang demam berbeda dengan kejang akibat epilepsi. Akan tetapi, bayi yang pernah mengalami kejang demam akan memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami kejang epilepsi di kemudian hari.

Hal yang harus dilakukan ketika bayi kejang saat tidur

CT Scan di otak berguna untuk mengetahui penyebab bayi kejang saat tidur

Ketika bayi kejang, lakukan langkah-langkah perlindungan pada bayi. Jauhkan benda-benda tajam atau barang yang berpotensi membahayakan bayi.

Selain itu, pastikan adanya pagar pelindung pada tempat tidur bayi agar mereka tidak terjatuh.

Apabila Anda mencurigai bayi kejang saat tidur, konsultasikanlah dengan dokter agar mendapat pemeriksaan untuk memastikan kejang yang terjadi dan menentukan penyebabnya.

Pemeriksaan yang dapat dilakukan oleh dokter adalah EEG untuk memeriksa aktivitas otak dan pemeriksaan radiologis berupa CT scan atau MRI untuk mencari kelainan struktural pada otak.

Baca Juga

  • Penanganan Kejang pada Ibu Hamil yang Perlu Anda Ketahui
  • Tips Mengatasi Masalah Tidur Anak
  • Penyebab Kejang pada Anak yang Tak Terlalu Berbahaya

Anda dapat merekam keadaan bayi saat kejang. Rekaman tersebut dapat membantu dokter untuk mendapatkan informasi secara akurat mengenai kejang yang dialami bayi.

Hal ini berperan penting dalam menentukan tipe kejang pada bayi. Selain itu, juga dapat membantu membedakan kondisi kejang dengan kondisi lain yang menyerupai kejang.

Salah satu cara lain yang bisa Anda lakukan adalah memasang monitor pada tempat tidur bayi. Lewat monitor, Anda dapat melihat dan mendengar ketika bayi kejang saat tidur.

Perhatikan juga pertanda adanya kejang pada pagi hari, seperti air liur yang menetes, muntah, atau tempat tidur yang basah.

Catatan dari SehatQ

Bayi kejang saat tidur melibatkan aktivitas elektrik pada otak. Hal ini menimbulkan bayi memperlihatkan gerakan kecil yang terlihat seperti kaget dan kejang.

Umumnya, ada dua penyebab kejang pada bayi saat tidur, yaitu mioklonus dan kejang demam.

Saat bayi terlihat kejang, jauhkan benda-benda yang dapat melukainya.

Jika Anda melihat bayi sering kaget seperti kejang saat tidur, segera konsultasikan dengan dokter anak melalui chat dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ dan bawa ke fasilitas layanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan yang tepat dari dokter anak.

Apabila Anda ingin melengkapi keperluan bayi dan perawatan ibu menyusui, kunjungi Toko SehatQ untuk mendapatkan penawaran menarik.

Download aplikasinya sekarang di Google Play dan Apple Store.

Baca Juga

  • Kenali Dampak Positif dan Negatif Film Horor Bagi Kesehatan
  • 3 Zat Beracun dalam Rokok Ini Bisa Ancam Nyawa
  • Mengenal Kejang pada Bayi dan Gejala yang Ditimbulkan

Kenapa bayi tiba

Penyebab bayi kejang saat tidur dikarenakan dua hal, yaitu pertama kontraksi otot yang tiba-tiba. Ini dikenal sebagai mioklonus positif. Kedua, relaksasi otot, ini adalah mioklonus negatif. Belum sempurnanya sistem saraf bayi baru lahir juga merupakan penyebab terjadinya bayi kejang saat tidur.

Kejang saat tidur gejala penyakit apa?

Kondisi epilepsi kambuh saat tidur juga dikenal dengan istilah epilepsi nokturnal. Penderita jenis epilepsi apa pun bisa mengalami masalah ini. Di samping itu, ada sejumlah jenis epilepsi tertentu yang hanya menyebabkan kejang saat tidur.

Apakah kejang saat tidur berbahaya?

Akan tetapi, sebagian orang justru mengalami kejang epilepsi di malam hari, yaitu ketika tidur. Kejang saat tidur biasanya tidak disadari oleh pengidapnya sendiri sehingga bisa membahayakan.

Kejang pada bayi seperti apa?

Bayi yang mengalami kejang, umumnya dia akan terus mengeluarkan keringat dingin. Ketika bayi berkeringat ini, wajahnya juga bakal tampak lebih pucat, bibirnya menjadi lebih kaku, serta badannya menjadi lemas. Saat bayi kejang, kemampuan otot bayi menjadi melemah, sehingga tubuhnya menjadi lebih lemas.