Kenapa 1 2 3 disebut angka Arab?

Dalam sejarah awal penyebaran agama Islam, bangsa Arab kemudian terbagi menjadi dua bagian besar, yakni yang kemudian dikenal dengan istilah wilayah Timur Islam dan wilayah Barat Islam. Wilayah Barat juga sering disebut dengan kawasan Maghrib Kabir yang meliputi lima negara saat ini dan ditambah negara Andalus.

Kelima negara yang dimaksud adalah Libia, Tunisia, Aljazair, Mauritania, dan Maghrib Aqsha atau Maroko. Sementara wilayah Timur meliputi Irak, Saudi Arabia, Palestina, Kuwait, Yordania, Libanon, Bahrain, Qatar, Emirat, Yaman, Suriah, Kesultanan Oman, Mesir, Sudan, Iran, Azerbaijan, Turki dan Cyprus.

Fakta geografis dan latar belakang sejarah penyebaran Islam serta asal tradisi yang berbeda, sedikit banyak mempengaruhi corak peradaban bahkan warna Islam yang mereka terima. Sebagai contoh, secara fikih hampir seluruh negara wilayah barat Islam menganut Madzhab Maliki.

Berbeda dengan wilayah Timur Islam yang lebih majemuk. Contoh lain, dalam qiroah Al-Quran, yang tersebar di wilayah Barat Islam adalah qiro'ah riwayat Imam Warosh sedang di wilayah Timur qiro'ah riwayat Imam Hafs. Bahkan dalam penulisan Angka bilangan mereka juga juga berbeda. Dan ini yang akan kita bahas lebih jauh.

Baca juga: Fatwa Darul Ifta: Hukum Menggambar Makhluk Bernyawa

Dari awal kedatangnnya, Islam senantiasa memberi sumbangsih besar terhadap kemajuan peradaban bangsa yang ia datangi terutama ilmu pengetahuan. Islam pertama datang di Hijaz, seketika ia menjadi bangsa yang maju dalam peradaban dan cikal bakal kemajuan ilmu pengetahuan.

Islam datang ke Baghdad, Baghdad menjadi pusat ilmu pengetahuan. Islam hadir di Andalausia seketika ia pun menjadi pusat peradaban dan kiblat ilmu pengetahuan dunia, baik ilmu keagamaan secara khusus ataupun ilmu pengetahuan secara umum; sains, kedokteran, geografi, sejarah, matematika dan lain sebagainya.

Membahas angka, paling tidak ada dua jenis angka Arab modern yang kita kenal. Meski sebagian besar kita mengira bahwa satu dari keduanya bukanlah angka Arab. Hal ini disebabkan oleh penyebaran agama Islam ke Indonesia yang bertolak dari wilayah Timur Islam serta hubungan dagang negeri Nusantara terdahulu dengan wilayah tersebut.

Dan faktanya bahwa wilayah Barat menggunakan angka yang berbeda dengan Timur dan bahkan mereka klaim sebagai angka Arab yang sebenarnya.

Angka berbeda dengan bilangan. Angka adalah bentuk sebagai rumus bilangan dan terbatas jumlahnya, 0, 1, 2, 3 dan seterusnya hingga 9. Sedang bilangan menunjukkan kuantitas tertentu dimulai dan atau urutan jumlah hingga tak terbatas. Demikian jelas sementara ahli.

Angka Arab wilayah Timur yang kita kenal selama ini dan digunakan di sana hingga saat ini yakni: ١، ٢، ٣، ٤، dan seterusnya.

Sementara di Barat Islam, mereka menggunakan bentuk angka 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9. Angka bentuk ini yang mereka klaim sebagai angka Arab. Di satu sisi mereka menolak angka yang digunakan di Timur dengan dalih bahwa itu bukan angka Arab melainkan angka India.

Silakan datang saja ke daerah Maroko, misalnya, pasti tidak akan pembaca temukan penulisan angka baik dalam buku pelajaran, perkantoran, majalah, hp bahkan dalam mushaf sekalipun melainkan menggunakan bentuk angka-angka ini.

Mereka percayai bahwa angka dalam bentuk ini adalah produk asli peradaban mereka sendiri. Angka angka ini dirumuskan berdasar jumlah sudut yang ada pada setiap nomor. Angka 1 memiliki satu sudut, angka 2 dengan dua sudut, angka 3 memiliki tiga sudut dan seterusnya (lihat Sidi Abdullah bin Muhammad bin Siddiq Al Ghumari dalam Khowatir Diniyah).

Sementara itu, sebagian mereka juga memyatakan bahwa bentuk angka-angka tersebut dikenalkan oleh ilmuwan besar Islam Muhammad bin Musa Al-Khawarizmi (w 850). Seorang matematikawan besar era Dinasti Abbasiyah yang buku buku dan ilmunya banyak diterjemah dan dipelajari bangsa barat tak terkecuali perumusan angka-angka ini.

Dari sini kemudian bangsa Eropa hingga kemudian Amerika mengenal dan menggunakan angka bentuk ini dan menyebutnya dengan angka Arab hingga saat ini. Angka ini mereka anggap lebih praktis dibanding angka yang mereka gunakan sebelumnya, semisal angka Romawi.

Baca juga: Princess Fatma dan Tongkat Sihir

Di sisi lain, sementara ahli menjelaskan bahwa pada dasarnya kedua jenis angka tersebut sama sama diadopsi dari angka bangsa India setelah sebelumnya bangsa Arab menggunakan bentuk jumal

Yakni menggunakan huruf hijaiyah untuk menyatakan jumlah tertentu atau yang kita kenal dengan hitungan abajadun ( ابجد). Hal ini terjadi setelah penyebaran Islam hingga ke India dan dilakukan terjemah buku buku ilmu pengetahuan dari negeri sungai Gangga tersebut.

Pada akhirnya, bahwa kedua jenis angka tersebut memang digunakan sebagai angka Arab resmi oleh masing masing wilayah Timur Islam dan Barat Islam dan tentunya dengan iktikad masing-masing.

Bedanya, angka dari wilayah Barat Islam yang kemudian tersebar dan menjadi angka standar dunia dan tidak demikian dengan angka wilayah Timur.

Dan di luar dari pada itu keduanya menunjukan betapa besar kemajuan dan sumbangsih para ilmuwan Islam terhadap kemajuan ilmu dan peradaban dunia.

Kenapa angka 1 2 3 disebut angka Arab?

Sesuai dengan sejarah mereka, angka-angka (0,1,2,3,4,5,6,7,8,9) juga dikenal sebagai Angka Hindu atau Angka Hindu-Arab. Alasan mereka lebih dikenal sebagai "Angka Arab" di Eropa dan Amerika adalah karena mereka diperkenalkan ke Eropa pada abad kesepuluh melalui bangsa Arab di Afrika Utara.

1 2 3 disebut angka apa?

Jawaban. Penjelasan dengan langkah-langkah:1,2,3-seterusnya disebut juga bilangan bulat.

Dari mana asal angka Arab?

Asal Usul Angka Arab Angka Arab barat adalah keturunan dari angka Arab timur, sedangkan angka Arab timur sendiri diadopsi dari angka India dan sistem angka Hindu-Arab yang dikembangkan oleh matematikawan India, yang membaca urutan angka seperti "975" sebagai satu bilangan yang utuh.

Kapan ditemukan angka Arab?

Sistem desimal Angka Hindu-Arab ditemukan di India sekitar 500 Masehi. Sistem ini revolusioner dalam hal dia mempunyai angka nol dan notasi posisional. Hal tersebut diasumsikan sebagai tonggak penting dalam pengembangan matematika.